Mengenal Sejarah PKS.
Soeripto adalah kader Milsuk (Militer
Sukarelawan) dan intelijen binaan Pangkowilhan (Wijoyo Suyono, Soerono
atau Wahono), tetapi secara kronologi mengaku ditarik Kharis Suhud
(Kodam Siliwangi) pada tahun 1967 – 1970 dan secara struktur komando
berada dibawah Yoga Sugamayang saat itu dikomandani Sutopo Yuwono.
Sebagai kader intel Soeripto berada satu level dengan Agum Gumelar
(Satu-satunyajenderal TNI yang pernah menyatakan diri akan bergabung dgn
Partai Keadilan, namun sehari kemudian pernyataan tsb diralatnya
sendiri bahwa yg dimaksudnya partai Keadilan adalah Pertai Keadilan dan
Persatuan / PKP dibawah pimpinan Edy Sudrajat).
Soeripto.
Soeripto dalam berbagai media
menceritakan riwayat hidupnya dalam dunia intelejen dengan gamblang,
sekalipun sudah mengaku menjadi mantan sejak tahun 1970 akan tetapi
beberapa sumber menerangkan bahwa Soeripto tetap mangkal di kantor BAKIN
yang lama karena mengikut dan tetap bersama Roedjito. Menurut beberapa
teman dekatnya Soeripto juga tak segan-segan nekad mengklaim mewakili
KADIN ketika berkunjung ke China agar dapat sambutan dan fasilitas
istimewa dari pemerintah China.
Dalam perkembangan pergerakan Islam di
Indonesia, pada tahun 1984 muncul kubu Helmi Aminuddin bin Danu Muhammad
Hasan. Helmi Aminuddin-sekarang jadi ketua majlis syura PKS- pernah
menjadi Menlu NII komando Adah Djaelani. Pernah ditangkap oleh Kopkamtib
pada tahun 1980 dan sempat ditahan pihak militer selama kurang lebih 3
tahun namun kemudian dilepaskan dari Rumah Tahanan Militer Cimanggis
tanpa melalui persidangan pada tahun 1984.
Sepulangnya dari Timur Tengah Helmi Aminuddin mulai mengibarkan bendera gerakan IM-Ikhwanul Muslimin di Indonesia seraya melakukan klaim sebagai representasi gerakan Islam kaffah, universal dan menafikan seluruh gerakan Islam lain yg bersifat lokal diIndonesia. Pada tahun 1991 Helmi Aminuddin diangkat sebagai Mursyidatau elite komando organisasi gerakan Ikhwanul Muslimin untuk kawasan Asia Tenggara. Eksistensi gerakan ini cepat berkembang secara signifikan khususnya di kawasan Ibu kota DKI Jakarta. Tetapi awal awal tahun 1998 nama Helmi Aminuddin tiba-tiba raib dari blantika gerakan Tarbiyah Ikhwanul Muslimin yang bermarkas diYayasan Al-Hikmah di kawasan Jl.Bangka Jakarta Selatan, juga diYayasan Iqra’ di kawasan Pondok Gede Jakarta Timur sebagai basissentral pemukiman elite mereka, serta Yayasan Nurul Fikri di kawasan Depok. Bahkan Helmi sempat diisukan dipecat atau dima’zulkan kehabitat lamanya (NII), ada juga isu yang menyebut Helmi telah bergabung ke kelompok Syi’ah.
Akan tetapi pada kenyataanya Helmi Aminuddin bin Danu Muhammad Hasan sebenarnya tetap menjadi orang nomor satu dan terpenting dalam kelompok gerakan Tarbiyah Ikhwanul Muslimin ini, hanya mungkin dimasa kini keberadaan namanya dirasa perlu untuk sementara waktu secara resmi ditarik dari peredaran gerakan Ikwan, bahkan nama HelmiAminuddin (tadinya) tidak diakui keberadaanya oleh para elite dan komunitas PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang ada sekarang. Mungkin inilah cara mereka menyembunyikan struktur (Siriyyatu Tandzhim) pergerakan Ikhwanul Muslimin di Indonesia.
Helmi Aminuddin.
Kini Helmi Aminuddin mengkonsentrasikan diri secara khusus mengelola pesantren dan Islamic village di kawasan Cinangka Banten atas kucuran dana diantaranya sebagaian dari Bimantara, dari Timur Tengah serta dari Soeripto sebagai akses dana Orde Baru Cendana. HelmiAminuddin memanage / mengendalikan gerakan Ikhwanul Muslimin Indonesia dari balik layar. Pada tahun 1998 berkat dibidani tangandingin Soeripto mantan Bakin tsb gerakan Tarbiyyah Ikhwanul MusliminIndonesia berhasil ikut partisipasi merayakan pesta demokrasi dengan menjadi salah satu kontestan. Saat itu gerakan Tarbiyah IkhwanulMuslimin Indonesia merubah namanya dan berubah bentuk menjadiPartai Keadilan (PK) dan kemudian bermetamorfosis lagi menjadi PKS(Partai Keadlian Sejahtera). Meskipun terbentuknya PKS ini menuai pro dan kontra di tubuh gerakan Ikhwan, tetapi melalui MusyawarahSyuro mereka perubahan menjadi partai PK saat itu mendapat mayoritassuara, sehingga secara resmi gerakan Ikwan telah berubah menjadipartai (Partai Keadilan).
Di tahun 1987 – 1988 aparat intelejen memang sedang getol menggarap dengan serius dengan memberi peluang bagi lahirnya dua kubu kekuatan dakwah yang mengatasnamakan Islam namun secara subtansi saling bertentangan, yang pertama adalah kekuatan dakwah Islam Ikhwanul Muslimin Mesir di bawah sponsor dan control tokoh Bakin Soeripto. Sedang yang kedua adalah kekuatan dakwah beraliran NII KW IX AbuToto yang sesat dan bermisi merusak Islam umumnya dan khususnya melemahkan NII yang sebenarnya, yaitu yg menjadi musuh nomor wahid NKRI.
PKS sebagai metamorfosis dari gerakan Ikhwanul Muslimin Indonesia secara resmi berdasarkan konstitusi Pancasila dan UUD ’45 walaupun asas partainya Islam.
Dalam hal ini Soeripto tetap tidak bersedia menjawab soal hubungan dan kedekatannya dengan Danu Muhammad Hasan di awal Orde Baru maupun dengan sang putra Danu, yaitu Helmi Aminuddin yang disebutnya sebagai ustadz muda (mursyid Ikhwanul Muslimin Asia Tenggara) yang dimulai tahun 1984 selama beberapa tahun di rumah Mas Ton ( Hartono Mardjono) hingga akhirnya berubah menjadi Partai Keadilan di tahun1999 dan pada tahun 2003 menjadi Partai Keadilan Sejahtera. Soeripto sebagai kader BAKIN oleh komunitas Ikhwanul Muslimin Indonesia sangat diyakini telah bersih / tobat dan berhasil dibina dan dimanfaatkan oleh elite Ikhwan. Padahal siapa yang dimanfaatkan dan siapa yang memanfaatkan menjadi tidak jelas. Harap diingat bahwa dunia intelejen tidak mengenal apa yang diistilahkan dengan pensiun, demikian halnya Soeripto, masih belum terbukti pemihakannya terhadap Islam sebagai sebuah kontra RI.
Berita diatas pernah diklarifikasi oleh para tokoh dan pengurus PKSsecara apologi diplomatis yg dialamatkan ke Majalah Dewan Rakyatmelalui Majalah SAKSI. Padahal akurasi data dan informasi tentang berita diatas sebenarnya bias dikonfirmasikan kepada sekitar 15tokoh yg salah satu diantaranya sudah almarhum, yaitu Bung HartonoMardjono (mantan tokoh DDII, tokoh PBB versi awal).
Tulisan diatas bukan sebagai fitnah, tetapi sebagai bahan renungan dan penyelidikan bagi setiap muslim dan muslimah yg dengan ikhlas berjuang dalam Islam akan tetapi masih buta hebatnya serta rumitnya dunia intelejen musuh. Saya yakin para ikhwan di PKS banyak yg ikhlash berjuang, tapi keikhlasan tsb sangat disayangkan kalau dimanfaatkan atau dibiaskan musuh. Beberapa ikhwan di PKS pernah bilang kalau sampai tingkat DPC keberadaan ikhwan diragukan, dalam arti sudah banyak intel disana. Namun yang harus diwaspadai bahwa intel itu justeru menyusup lewat atas, langsung menempel kalangan elite atau atasan sehingga bisa mempengaruhi kebijakan-kebijakan /langkah-langkah perjuangan. Sebagai contoh dikalangan ikhwan PKS sudah sangat kental dikenal dan difahami kalau dalam dunia politik sekarang adalah kondisi yg pada jaman Rosulullah tidak dialami, sehingga dengan bermetamorfosisnya Tarbiyah IM menjadi Parpol adalah suatu ijtihad yg tidak melanggar syar’I dan meminimalisir pertumpahan darah. Tapi bisa jadi itulah salah satu pengaruh kebijakan intel untuk menumpulkan ghiroh dan membelokkan cita-cita perjuangan Islam secara perlahan. Tapi jangan salah menilai bahwa perjuangan Islam itu harus radikal dan membabi buta, itu salah !!! akan tetapi belajarlah dan pelajarilah sejarah .
Wallohi a’lam bi shawab
Yang benarnya dari Allah dan kesalahan semata-mata datang dari kelemahan saya.
Wassalaamu’alaikum wr.wb.
http://blogsebelah.wordpress.com/2010/02/19/mengenal-sejarah-pks/
PKS dan Pembibitan Kelapa Sawit
Knapa ?
Judul nya aneh ya ?
Mugkin ….
Tadi iseng-iseng saya membaca Koran Tempo ,
bukan edisi hari ini, tapi keluaran beberapa hari yang lalu , dan ketika
membaca Koran itu, ada salah satu kolom tulisan yang membuat saya tersenyum aneh
, di koran itu ,di salah satu kolomnya tertulis kata PKS yang merupakan
akronim dari Pembibitan Kelapa Sawit, setelah saya pikir - pikir kaitan
antara kata akronim ini dengan PKS aslinya, saya berfikir bahwa kedua
kata ini mempunyai kesamaan .
Setahu saya ( PKS ) itu suatu organisasi parpol ynag terstruktur dan
teroganisir dengan baik , jaringan masanya tersebar luas , mulai dari
level sekolahan , mahasiswa, sampai ibu ibu pengajian .
Karena kader mereka kebanyakan kaum terpelajar, maka kualitas kemampuan
intelektual mereka pun lumayan tinggi .
dan sebab itulah kata saya tadi kalau PKS mirip dengan Pembibitan Kelapa Sawit,
masih bingung ya ? sama .. hehehe
karena dalam proses pembibitan kelapa sawit proses dalam permulaannya adalah : pertama, penyemaian, lalu pemilihan benih, lalu seleksi
benih, setelah itu benih nya ditanam dalam wadah yang agak besar ,
disiram , diberi pupuk , setelah agak besar , lalu ditanam secara
permanent , setelah tumbuh , beberapa waktu kemudian ia bisa
menghasilkan buah , yang tentu saja sangat menguntungkan si pemiliknya.
Begitu juga dengan PKS , pada mulanya, mereka
melakukan kaderisasi , lalu kader-kader itu dpilih , dilatih diberikan
ilmu dan pemahaman , setelah mereka menjadi mahasiswa ,mereka
menjadi kader-kader setia partai, mereka menjadi “ pion – pion ” partai
dalam dunia kampus masyatrakat , dan dalam dunia kampus ,mereka
diusung untuk merebut struktur kepemimpinan dalam dunia kampus ,
setelah itu mereka menjadi pengambil kebijakan dalam dunia kampus
,sehingga mempermudah partai meraih suara di lingkup mahasiswa . setelah “benih-benih” itu lulus , benih itu di internalkan ke
dalam struktur lalu menjadi bagian resmi dari partai, ada yang menjadi
ketua cabang , dan mencalonkan diri menjadi anggota legislative ,
sehingga menjadi pejabat-pejabat kaya ,yang juga bisa menghasilkan “
buah” , seperti kelapa sawit , yang menghidupi tuannya.
Ilustrasi diatas merupakan fakta yang saya teliti secara personal dari
kader-kader PKS, contohnya saja , beberapa mingu yang lalu , saya pernah
melihat hasil dari pembibitan ini, saya melihat abang leting saya di kampus ,
yang tahun lalu mencalon kan diri menjadi Presiden Mahasiswa di kampus
saya ,dan juga beberapa bulan lalu masih kuliah, sekarang ia telah resmi
menjadi ketua cabang PKS di salah satu kecamatan di BNA.
Sama dengan metode pembibitan kelapa sawit kan ?
dan kalau kita lihat para anggota dewan yang berasal dari PKS , hampir
sebagian dari mereka merupakan hasil dari “ pembibitan “ ala kelapa
sawit itu , baik dari DPRD maupun DPRA , kebanyakan dari mareka mantan
aktifis hasil pembibitan PKS di mahasiswa.
Sebenarnya saya sangat salut dengan organissi ini , ukhuwah mereka terjalin kuat antara sesama anggota . dan niat mereka sangat baik memang ,tapi ada beberapa hal yang membuat saya menjadi kecewa kepada PKS.
Biasanya setiap mau pemilu , dalam kampanye nya , PKS selalu mengungkit
- ngungkit setiap kebaikan yang pernah mereka lakukan , baik melalui
spanduk, baliho jalanan , Orasi lapangan , maupun stiker di kendaraan ,
mereka selalu mempromosikan diri , bahwa mereka adalah
orang-orang yang telah membantu orang Aceh waktu tsunami , mereka
menyumbang dana untuk Palestina , dan berbagai orasi –orasi “ NARCISME ” lainnya.
sangat aneh rasanya sewaktu saya melihat, membaca dan mendengar isi kampanye mereka ini.
Setahu saya yang awam ini , setiap perbuatan baik itu tak perlu
diungkapkan atau diplubikasikan , karena iklas itu bukan untuk
ditampakkan , bukan hanya karena ada maunya ( seperti udang dibalik
peyek ,kata teman saya ). dan ikhlas itu tak mengharap imbalan, apalagi
imbalan DICOBLOS.
Salah satu dosen saya pernah megatakan , katanya begini :
kalau ikhlas itu seperti orang yang mau be’ol, setelah ia melepaskan hajatnya itu ,ia tak akan pernah lagi mngingatnya .
begitu pesan dosen ku itu
Tampaknya orang - orang PKS harus mengambil 3 SKS untuk belajar matakuliah IKHLAS pada dosen saya itu.
Belajar tentang filosofi be’ol, memberikan keiklasan tanpa mengharapkan imbalan.
Maaf jika ada yang tersinggung,
jika ada , saya sangat bahagia,
karena menandakan anda seorang manusia.
Ini pendapat saya .
Ini tulisan saya , dan,
Ini pengalaman saya .
Post a Comment
mohon gunakan email