Protes mencekam di negara Teluk Bahrain setelah pembunuhan orang shiah di jalanan.
*****
Musibah menimpa islam !! ULAMA WAHABI MALAYSIA nyatakan LIWAT (SODOMI) HALAL !! ULAMA SALAFY BAHRAIN fatwakan MELACUR & KHAMR TAK MENGAPA JIKA UNTUK MENUTUPI EKONOMI
ULAMA WAHABI MALAYSIA: LIWAT (SODOMI) HALAL
BUKTI WAHHABI HALALKAN LIWAT (Kaitan DrMaza Dengan Kes Liwat).SEMUA WAHHABI MENGHARUSKAN AMALAN LIWAT YANG JELAS DILARANG OLEH ISLAM. HUKUM PENGHARAMAN LIWAT ADALAH MA’LUM BINADDIN BIDDORUROH DIKETAHUI OLEH MASYARAKAT ISLAM. MALANGNYA WAHHABI SERING DIKAITKAN DENGAN RATUSAN KES-KES LIWAT DAN SECARA TERANG-TERANGAN WAHHABI MENGHALALKAN LIWAT.Di atas merupakan bukti pengakuan sendiri anak didik ajaran Wahhabi yang menuntut ilmu dari Mohd Asri Zainul Abidin (Mufti yang dikatakan pernah dibuang mungkin disebabkan kes ini). Bukti di atas sekarang telahpun dipadam dari laman web mereka oleh Wahhabi yang menyamakan Allah dengan makhluk yang menghalalkan amalan meliwat ke dubur manusia. Mereka memadamnya kerana tembelang mereka yang dilihat seronok menghalalkan amalam liwat telah terbongkar. Hakikatnya Wahhabi banyak menghalalkan amalan melancap dibulan puasa tidak batal puasa, liwat, bunuh dan pelbagai lagi mereka halalkan untuk diri mereka sendiri waktu yang sama Wahhabi mengkafirkan ulama Ahli Sunnah Wal Jama’ah.
Ketahuilah bahawa liwat hukumnya adalah haram disis ijma’ ulama tiada khilaf melainkan orang-orang yang suka meliwat sahaja yang menghalakannya seperti Musyabbihah Wahhabiyyah.Nantikan VIDEO terbaru pembongkaran isu liwat yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Wahhabi Musyabbihah di laman ini ( www.abu-syafiq.blogspot.com)
Apa si penghalalnya buat di UK negara yang menghalalkan LIWAT tu???pikir-pikirlah…
Oleh: anak_perlis97956865@yahoo.com
VIDEO WAHHABI MELAKUKAN LIWAT DI MASJID
PAPARAN INI ADALAH RENTETAN DARI FATWA WAHHABI MALAYSIA YANG MENGHALALKAN LIWAT SECARA MUTLAK DAN MENYANDARKAN SECARA DUSTA KEPADA PARA FUQOHO’ ISLAM KONONNYA MEREKA MENGHALALKAN LIWAT.
http://abu-syafiq.blogspot.com/2009/05/bukti-wahhabi-halalkan-liwat-kaitan.html
WAHHABI ABDUR RAHMAN AD-DIMASYQIYYAH MENCERITAKAN PENGALAMAN LIWAT DAN BAGAIMANA MERASAINYA.
Dalam rakaman Wahhabi Abdul Rahman Ad-Dimasyqiyyah di atas dia menceritakan pengalaman melakukan amalan LIWAT dengan begitu rapi dan bahagian mana rasanya berlainan. Dia Wahhabi tersevut turut dibuang dari Al-Azhar kerana dikaitkan dengan beberapa kes liwat di Al-Azhar.
Saya amat amat sedih kerana ramai tokoh Wahhabi bukan sahaja menghalalkan amalan LIWAT yang diharamkan oleh Allah itu bahkan tokoh Wahhabi menceritakan pula pada orang ramai pengalaman melakukan amalan terkutuk itu (liwat) dengan cukup rapi di hadapan khalayak ramai.
Video Tokoh Besar Wahhaby Halalkan Liwat dan pengakuannya :
http://abu-syafiq.blogspot.com/2009/05/video-wahhabi-melakukan-liwat-di-masjid.html
PEJUANG WAHHABI MUSYABBIH MENGAKU KERAP MELIWAT KANAK-KANAK DI MASJID.
Rakaman di atas merupakan video pengakuan ketua pejuang Wahhabi melakukan amalan LIWAT. Lihat bagaimana dia (Ketua Pejuang Wahhabi) mengaku melakukan liwat bukan sahaja ke atas orang dewasa bahkan kanak-kanak ramai yang ‘kena’. Yang paling cicik Wahhabi melakukan amalan liwat itu di MASJID.
WAHHABI MELIWAT 500 RATUS KANAK-KANAK.
PERBUATAN TERKUTUK GOLONGAN WAHHABI DILAPORKAN DALAM BANYAK KERATAN AKHBAR YANG TIDAK MEMPUNYA KEPENTINGAN APA-APA MELAINKAN LAPORAM BERITA YANG BENAR.
INI ADALAH LAPORAN PERBUATAN WAHHABI MELIWAT 500 ORANG KANAK-KANAK:
Surat khabar Kuwait melaporkan Wahhabi di Pakistan sahaja telah mempunya kes liwat dalam file sebanyak 500 file kes. Wahhabi yang bertopengkan nama al-Quran dan pengajian al-Quran dan al-Islam telah memalukan nama al-Quran dan Islam dengan melakukan liwat ke atas 500 orang kanak-kanak dari bawah umur 14 tahun. Kerajaan Pakistan amat kesal dengan perkara ini kerana memalukan nama Islam itu sendiri.
ULAMA SALAFY BAHRAIN: MELACUR & KHAMR TAK MENGAPA JIKA UNTUK MENUTUPI EKONOMI.
Syekh Jasim As Saidi di Bahrain. Dalam twiternya sang Syekh berfatwa :
اؤكد على ما ذكرته مسبقا…القليل من الدعارة والخمر في البحرين لتغطية العجز الاقتصادي مجاز شرعا. وولي الامر يرى ما لا يراه الآخرون
“Aku tegaskan perkataanku sebelumnya bahwa MELACURKAN DIRI dan KHOMR
asal tidak terlalu sering untuk menutupi KELEMAHAN EKONOMI itu boleh
secara syari’at. Waliyyul amr (yg membahas ini) mempunyai pertimbangan
yang lebih baik daripada orang kebanyakan”.*****
Ribuan warga Bahrain baik Syiah maupun Sunni menggelar demonstrasi
Bahrain:
Ribuan Warga Bahrain Tuntut Rezim Khalifah Mundur
|
Ribuan warga Bahrain baik Syiah maupun Sunni menggelar
demonstrasi serentak dibeberapa kota di Negara tersebut yang menuntut
rezim Khalifah di negeri tersebut mundur pada Jum’at (28/9/2012) seusai
menggelar shalat Jum’at. Aksi unjuk rasa damai serentak tersebut
ditradisikan setiap Jum’at oleh warga Bahrain sejak tahun lalu untuk
mengenang para syuhada yang gugur akibat aksi brutal pihak keamanan yang
berusaha menghentikan aksi damai rakyat Bahrain dengan senjata api
.
Meskipun sudah tidak sedikit korban jiwa yang jatuh
sejak digulirkannya aksi unjuk rasa sejak Februari tahun lalu oleh
militer Bahrain yang dibantu militer Arab Saudi, aksi unjuk rasa rakyat
Bahrain tidak juga berhenti, bahkan semakin membesar. Dalam aksi yang
dihadiri ribuan warga tersebut, selain membawa bendera nasional Bahrain,
mereka juga membawa foto-foto para korban kebiadaban militer rezim.
*****
Bahrain Punya Hubungan Khusus dengan Israel dan AS.
Direktur CIA David Petraeus (kanan) mendengarkan penuturan
Direktur Intelijen AS, James Clapper di Capitol Hill, Washington DC
(31/1/2012).
CIA: Iran Lebih Siap Lancarkan Serangan ke Amerika Serikat.
Rabu, 01 Pebruari 2012 14:45 WIB
Intelejen Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa Iran sangat
mungkin menyerang daratan Amerika. Menurut Direktur Badan Intelejen AS
(CIA), James Clapper
Terungkap, AS-Israel-Bahrain Lakukan Latihan Militer Rahasia.
Jumat, 03 Pebruari 2012 06:17 WIB
Militer Bahrain, Amerika Serikat, dan Israel, menggelar latihan militer rahasia di Amerika.Fars News melaporkan, rangkaian manuver militer tersebut dilakukan tiga tahun lalu di sebuah pangkalan militer rahasia Amerika Serikat di utara negara bagian California.
Latihan tersebut difokuskan pada mekanisme pemberantasan protes dan pencidukan tokoh-tokoh oposisi.
Selain itu, latihan tersebut juga dalam rangka meningkatkan koordinasi antara militer ketiga negara dalam segala pergerakan di kawasan yang mengancam posisi rezim-rezim regional.
Rezim Bahrain dan Israel tengah berupaya mengubah pasukan keamanan sipilnya menjadi pasukan militer antihuru hara sehingga mereka dapat menggeser peran militer dalam menghadapi protes.
Bahrain Punya Hubungan Khusus dengan Israel.
Jumat, 03 Pebruari 2012 05:37 WIB
Sekjen Gerakan Kebebasan Bahrain, Said al-Shahabi mengungkapkan
bahwa rezim al-Khalifa penguasa sekaligus raja Bahrain memiliki hubungan
khusus dengan zionis Israel. Hal itu didasari sejumlah bukti dan
dokumen rezim raja al-Khalifa.
Said al-Shahabi dalam wawancaranya dengan al-Alam, mengisyaratkan berita soal kerja sama rezim Hamad bin Isa al-Khalifa dengan Israel, terutama dalam menumpas aksi revolusi rakyat yang akan mengandaskan posisinya, dalam kasus ini banyak foto yang tersebar.
Al-Shahabi menambahkan, berbagai foto Presiden Israel Simon Peres bersama pemimpin Bahrain al-Kalifa. Dan banyak foto lainnya dengan putera mahkota Bahrain dan menlu negara ini telah ditemukan di internet.
Disebutkan pula bahwa tentara Bahrain pada tahun lalu melakukan kegiatan latihan militer bersama dengan AS dan Israel guna menumpas aksi demonstrasi rakyat Bahrain.
Said al-Shahabi dalam wawancaranya dengan al-Alam, mengisyaratkan berita soal kerja sama rezim Hamad bin Isa al-Khalifa dengan Israel, terutama dalam menumpas aksi revolusi rakyat yang akan mengandaskan posisinya, dalam kasus ini banyak foto yang tersebar.
Al-Shahabi menambahkan, berbagai foto Presiden Israel Simon Peres bersama pemimpin Bahrain al-Kalifa. Dan banyak foto lainnya dengan putera mahkota Bahrain dan menlu negara ini telah ditemukan di internet.
Disebutkan pula bahwa tentara Bahrain pada tahun lalu melakukan kegiatan latihan militer bersama dengan AS dan Israel guna menumpas aksi demonstrasi rakyat Bahrain.
Kebangkitan Islam Akan Jatuhkan Israel.
Kamis, 02 Pebruari 2012 08:32 WIB
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan gelombang Kebangkitan
kelompok Islam yang menyapu dunia Arab telah memberikan momentum untuk
jatuhnya hegemoni rezim Israel.
“Kesadaran negara arab semakin cepat dan terus intensif dengan disintegrasi dominasi Zionis,” kata Ahmadinejad dalam pertemuan dengan sekretaris jenderal Gerakan Jihad Islam di Palestina, Ramadhan Abdullah Shallah Mohammad, pada hari Rabu (1/2/2012).
Presiden Iran lebih lanjut memuji “teladan” rakyat Palestina yang konsisten dalam perlawanan terhadap Israel. Ia juga menyoroti Palestina sebagai pembawa inpirasi dalam revolusi islam populer dan kebangkitan negara-negara Muslim di Afrika Utara dan Timur Tengah.
Pemimpin Jihad Islam bersumpah bahwa bangsa Palestina akan tetap teguh dalam perlawanan anti-Israel-nya. Shallah juga menyatakan bahwa tekanan yang terus terjadi terhadap rakyat Palestina dan faksi-faksi Islam akan tetap memperkuat posisi Palestina dari gangguan kekuatan hegemonik dunia.
Sementara itu kaum wanita juga turut mengadakan demonstrasi di hadapan kedutaan Britain yang secara terang-terang mempertahankan kekejaman regim Al Khalifah.
Menurut laporan, demonstrasi di wilayah Abushabi’ telah disuraikan oleh polis dengan kerjasama pasukan keselamatan Saudi dengan kekerasan sehingga menyebabkan seorang warga tempatan bernama Ali Ahmad Radhi Al-Qashab meninggal dunia. Kematian orang awam di Bahrain dikhuatiri akan terus meningkat apabila pihak polis meningkatkan operasi mengejar penunjuk perasaan.
Kematian Ali Radhi ini menyebabkan angka korban revolusi Bahrain meningkat seramai 54 orang.
Demonstrasi di wilayah Abusabhi’ disuraikan oleh polis dan pihak keselamatan Saudi berakhir dengan kematian warga tempatan yang bernama Ali Ahmad Radi Al-Qashab.
kembali aksi teror merebak di Karachi Paskistan dan menimbulkan korban jiwa. Kali ini seorang pemuda berusia 30 tahun harus kehilangan nyawa setelah mendepatkan tembakan dari kelompok teroris yang menyebut diri “Kelompok Sahabat”.
Menurut berita dari media setempat, nama korban teroris tersebut Nir Abbas anak dari Asraf Abbas, dia adalah korban kedua dari keluarga tersebut yang sepekan sebelumnya ‘Amran Abbas putra bungsu dari keluarga tersebut harus lebih dulu menjadi korban keganasan kelompok teroris yang sama. Diberitakan bahwa kedua pemuda bersaudara tersebut adalah anggota pasukan “Sajjadiyah”. Dengan syahidnya kedua orang bersaudara tersebut menambah daftar warga Syiah korban terorisme di Pakistan yang dalam satu bulan terakhir mencapai angka 16 orang.
aksi teror, kekerasan dan pembunuhan masih juga berlangsung di Pakistan. Kali ini Ali Husain, salah seorang warga kota Queeta yang harus kehilangan nyawanya akibat tembakan sniper dari kelompok teroris yang menamakan diri mereka Laskar Jangjui. Ali Husain yang merupakan pengikut Syiah adalah seorang karyawan di sebuah rumah sakit di kota Queeta.
Diberitakan, bulan sebelumnya sekitar 11 warga Syiah menjadi korban aksi terorisme dengan modus operandi yang sama.
“Kesadaran negara arab semakin cepat dan terus intensif dengan disintegrasi dominasi Zionis,” kata Ahmadinejad dalam pertemuan dengan sekretaris jenderal Gerakan Jihad Islam di Palestina, Ramadhan Abdullah Shallah Mohammad, pada hari Rabu (1/2/2012).
Presiden Iran lebih lanjut memuji “teladan” rakyat Palestina yang konsisten dalam perlawanan terhadap Israel. Ia juga menyoroti Palestina sebagai pembawa inpirasi dalam revolusi islam populer dan kebangkitan negara-negara Muslim di Afrika Utara dan Timur Tengah.
Pemimpin Jihad Islam bersumpah bahwa bangsa Palestina akan tetap teguh dalam perlawanan anti-Israel-nya. Shallah juga menyatakan bahwa tekanan yang terus terjadi terhadap rakyat Palestina dan faksi-faksi Islam akan tetap memperkuat posisi Palestina dari gangguan kekuatan hegemonik dunia.
Syia’h Bahrain dan Syi’ah Pakistan Terus Dibantai !! Bersabarlah saudaraku ...
Remaja Syiah digilis polis Bahrain.
|
Ali Yousif, 16 tahun telah digilis kereta polis Bahrain dua malam lalu, di Juffair. Mangsa mati serta merta di tempat kejadian.
Peristiwa ini terdedah setelah beberapa video menunjukkan kereta polis anti-rusuhan merempuh penunjuk perasaan.
Turut dirempuh ialah dua orang lagi yang mendapat kecederaan parah.
-
laporan France 24
-
Global voices report: Bahrain: Are Police Cars Running Over Protesters on Purpose?
Jasad Ali Yousif (16) setelah digilis jip polis di Juffair
Potongan-potongan tubuh mangsa di tempat kejadian
Potongan-potongan tubuh mangsa di tempat kejadian
Lagi gambar kekejaman polis Bahrai: album
Turut dirempuh ialah dua orang lagi yang mendapat kecederaan parah.
bismihitaalaasalam
buat semua…hadiah selawat 14 maksum dan alfatihah buat saudara kita
semua. semua Allah menyatukannya bersama Ahlul Bait as di alam barzakh
dan akhirat dan menghancurkan musuh2 Allah Ta’ala secepat
mungkin.Allahumma salli ‘ala Muhammad s.a.w. wa’ali Muhammad s.a.w.
Bahrain;
Pengikut Syiah berusia 44 tahun dilanggar Polis Saudi
|
Pasukan
Polis Saudi dilaporkan melanggar Abdalnabi Kazem Al-Aqil di kawasan
luar Manama, Bahrain sehingga menyebabkan kematian allayarham.Menurut
saksi, pihak polis dari negara Arab Saudi itu mula merusuh dengan
mengejar remaja-remaja Syiah dan berjaya menangkap serta memukul salah
seorang daripada mereka. Selain itu kereta polis Saudi dikatakan sengaja
merempuh kereta yang dipandu Abdalnabi Kazem al-Aqil. Mangsa meninggal
dunia pagi kelmarin akibat menderita kecederaan yang parah.Korban kali
ini Abdalnabi Kazem al-Aqil, 44 tahun berasal dari perkampungan
‘Aali.Ribuan warga Bahrain keluar memprotes diskriminasi kerajaan
Bahrain sejak Febuari lalu dan menuntut pembaharuan dalam agihan ekonomi
dan politik. Situasi aman bertukar menjadi tegang apabila pihak
kerajaan Bahrain yang dibantu Arab Saudi melancarkan gerakan menyuraikan
penunjuk perasaan dengan kekerasan.
Korban ke-54 revolusi Bahrain.
|
Kota-kota dan perkampungan di seluruh Bahrain menyaksikan penduduknya keluar memenuhi jalan-jalan untuk berdemonstrasi.
Penunjuk perasaan melaung-laungkan slogan kesejahteraan sosial serta
menuntut pemberhentian kekuasaan regim kuku besi Al Khalifah.Sementara itu kaum wanita juga turut mengadakan demonstrasi di hadapan kedutaan Britain yang secara terang-terang mempertahankan kekejaman regim Al Khalifah.
Menurut laporan, demonstrasi di wilayah Abushabi’ telah disuraikan oleh polis dengan kerjasama pasukan keselamatan Saudi dengan kekerasan sehingga menyebabkan seorang warga tempatan bernama Ali Ahmad Radhi Al-Qashab meninggal dunia. Kematian orang awam di Bahrain dikhuatiri akan terus meningkat apabila pihak polis meningkatkan operasi mengejar penunjuk perasaan.
Kematian Ali Radhi ini menyebabkan angka korban revolusi Bahrain meningkat seramai 54 orang.
Demonstrasi di wilayah Abusabhi’ disuraikan oleh polis dan pihak keselamatan Saudi berakhir dengan kematian warga tempatan yang bernama Ali Ahmad Radi Al-Qashab.
allohumma sholli ala
muhammad wa aali muhammad allohummal an rejim alkhalifa, ya allah
balaslah pengorbanannya dengan balasan yang sesuai dengan pengorbannya
ya abaa abdillah yaa mazlum.
Pakistan;
Operasi ganas anti-Syiah gagal lagi.
|
Sebuah kereta meletup bersama tiga orang di dalamnya
setelah diarahkan berhenti oleh polis di wilayah Sahili CVU, Rabu
lalu.Turut menjadi korban dan cedera ialah tiga anggota polis di tempat
kejadian.Daerah Sahili CVU mempunyai penduduk majoriti Syiah dan
terdapat sebuah makam sanak saudara Imam yang bernama Hasani Abdullah
Syah Ghazi.
Sementara itu penduduk Syiah daerah tersebut sedang
mengadakan persiapan untuk menyambut hari kelahiran Hasani Abdullah itu
pada hari berikutnya.Pengganas tersebut dikatakan ingin meletakkan
kereta yang sarat dengan bom tersebut di tempat tumpuan masyarakat
Syiah, namun atas kebijaksanaan polis perancangan tersebut gagal.Tahun
lalu daerah tersebut menyaksikan kematian dan kecederaan sepuluh orang
awam akibat ledakan bom pengganas.
Karachi;
Nayyar Abbas korban terbaru pengganas Wahabi
|
Nayyar
Abbas bin Ashraf Abbas, 22, ditembak mati oleh pengganas Wahabi yang
melancarkan gerakan pembunuhan di kawasan Orangi Town.Korban merupakan
anggota Skuad Sajjadia dan banyak berjasa menguruskan acara-acara di
Imambaragh Sajjadia, Selatan Nazimabad.Pada 19 Oktober 2011, abangnya
Imran Abbas, 26, turut dibunuh di Nazimad.Pembunuhan terancang terhadap
pengikut mazhab Syiah di Pakistan baru-baru ini bertujuan untuk
menghalang orang awam mengikuti perarakan berkabung atas kesyahidan Imam
Husain (a.s).Kerajaan Pakistan sama sekali gagal menangani pertubuhan
haram pengganas Sepah-e-sahabah dan Lashkar-e-Jhangvi yang melancarkan
pembunuhan terhadap Syiah.
Pakistan:
Lagi Satu Warga Syiah Tewas di Karachi
|
kembali aksi teror merebak di Karachi Paskistan dan menimbulkan korban jiwa. Kali ini seorang pemuda berusia 30 tahun harus kehilangan nyawa setelah mendepatkan tembakan dari kelompok teroris yang menyebut diri “Kelompok Sahabat”.
Menurut berita dari media setempat, nama korban teroris tersebut Nir Abbas anak dari Asraf Abbas, dia adalah korban kedua dari keluarga tersebut yang sepekan sebelumnya ‘Amran Abbas putra bungsu dari keluarga tersebut harus lebih dulu menjadi korban keganasan kelompok teroris yang sama. Diberitakan bahwa kedua pemuda bersaudara tersebut adalah anggota pasukan “Sajjadiyah”. Dengan syahidnya kedua orang bersaudara tersebut menambah daftar warga Syiah korban terorisme di Pakistan yang dalam satu bulan terakhir mencapai angka 16 orang.
Pakistan:
Lagi, Satu Warga Syiah Queeta Tewas Diterjang Peluru.
|
aksi teror, kekerasan dan pembunuhan masih juga berlangsung di Pakistan. Kali ini Ali Husain, salah seorang warga kota Queeta yang harus kehilangan nyawanya akibat tembakan sniper dari kelompok teroris yang menamakan diri mereka Laskar Jangjui. Ali Husain yang merupakan pengikut Syiah adalah seorang karyawan di sebuah rumah sakit di kota Queeta.
Diberitakan, bulan sebelumnya sekitar 11 warga Syiah menjadi korban aksi terorisme dengan modus operandi yang sama.
Ghulam Husain korban terbaru pengganas Wahabi di Pakistan.
|
Seorang
lagi pengikut mazhab Syiah yang bernama Ghulam Husain menjadi korban
pengganas Wahabi Sipah-e-Sahaba dan Lashkar-e-Jhangvi dengan tujuan
merosakkan acara kesedihan di bulan Muharam ini.Menurut sumber, korban
pembunuhan kali ditembak di Utara Nazimabad ketika dalam perjalanan ke
Masjid untuk menunaikan solat.Pemimpin komuniti Syiah telah berkali-kali
mendesak kerajaan Pakistan agar mengekang jenayah kumpulan Wahabi,
namun pihak pemerintah masih bersikap mendiamkan diri.
mengkritik sikap Liga Arab yang mendiamkan diri terhadap isu Bahrain. Beliau menambah, warga Bahrain tidak akan berundur dari tuntutan mereka.
Shaikh Isa Qassim selar tindakan negara Arab mendiamkan diri dalam isu Bahrain
|
Sheikh
Isa Qasim berkata dalam solat Jumaat, di Masjid Imam Sadiq, di daerah
Al-Diraz berkata, “Kejadian, tekanan, cabaran, kesabaran, ketabahan,
ketekunan dan ketegasan telah membuktikan rakyat Bahrain sedang berada
di peringkat kesedaran dan keimanan yang tidak dapat ditewaskan. Mereka
akan segera mencapai kemenangan Insyallah”.
“Kembali kepada Islam tidak akan menghadapi kekalahan, tidak akan
mengenal lelah, keangkuhan, pembelotan dan…. Inilah kekuatan, perpaduan,
kematangan dan kebenaran dan pemulihan”.
Menurut Sheikh Isa Qasim, berteguh di jalan Islam akan membawa kemenangan. Beliau menyatakan bahawa “Rakyat memilih dua perkara, keamanan dan mereka akan bekorban. Rakyat membuat pilihan dengan penuh kesedaran dan impian. Semua rancangan ini tidak akan dikembangkan melalui muslihat dan penipuan”. Sheikh Qassim menambah, “Pekara ini menjadi mustahil dan sikap regim telah menyebabkan rakyat terus berteguh dalam tuntutan mereka yang mustahil mereka akan kembali kepada kezaliman, penyalahgunaan dan berat sebelah”.
Mengenai sikap Liga Arab tentang peristiwa di Bahrain, Sheikh Isa Qasim berkata, “Liga Arab melihat keadilan dalam kekejaman regim”.
Tambah beliau lagi, “Liga Arab menolak untuk bertemu dengan wakil parti pembangkang agar mendengar pandangan mereka tentang penderitaan rakyat di dalam negara mereka dalam teknik penyeksaan dan penghinaan”.
Menurut Sheikh Qassim, “Sikap Liga Arab terhadap kezaliman regim-regim Arab dan tragedi yang menimpa rakyat mereka adalah seperti mengarahkan mata untuk melihat apa yang diingini, dan tidak mahu melihat apa yang tidak diinginkan. Begitu juga telinga digunankan mendengar untuk apa yang mahu didengari sahaja. Ia hanya memilih untuk melihat apa yang ingin dilihat sahaja”.
Sheikh Qasim menyimpulkan, “Kami tahu bahawa kemenangan adalah daripada Allah, bukan kepunyaan yang lain, bukan juga di tangan orang lain, dan tidak orang yang dapat menghalang dan menundanya selain Allah. Kami tidak minta untuk hidup untuk menang, namun kami memohon daripada Pencipta kami, yang hanya pada-Nya kami berharap”.
Pada Selasa (22/11), pasukan keamanan Bahrain bentrok dengan demonstran anti-rezim di wilayah selatan Manama.
Demonstrasi menentang rezim Bahrain berlangsung di sejumlah daerah, termasuk desa barat laut Diraz.
Bentrokan juga pecah sehari sebelumnya antara pasukan rezim dan pengunjuk rasa di beberapa kota, termasuk Dair dan Markuban.
Aksi protes anti-rezim terus berlanjut di Bahrain meskipun menghadapi tindakan keras pemerintah.
Pada hari Sabtu, ratusan pelayat berkumpul di Manama untuk mengiringi pemakaman jenazah seorang anak berusia 16 tahun yang meninggal akibat brutalitas rezim Khalifa. Ali Youssef Bagdar tewas ditabrak kendaraan militer di daerah Juffair.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mengerahkan perangkat militer keras dan tentara ke Bahrain sejak pertengahan Maret lalu atas permintaan rezim Manama untuk membantu meredam protes nasional di negara itu.
Bahrain menjadi tuan rumah Armada Kelima AS, dan menjadi salah satu negara di kawasan Teluk Persia seperti Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang menerima peralatan militer dari Amerika Serikat.
The Washington Post melaporkan, Bahrain dan Oman bersama-sama menerima perangkat militer keras dari AS senilai $188 juta.
Sejak awal perlawanan rakyat di Bahrain meletus pada bulan Februari lalu, puluhan orang tewas dan sejumlah lainnya terluka. Dilaporkan ratusan pengunjuk rasa juga ditahan rezim Manama.
Para pejabat Bahrain dengan dukungan Amerika Serikat, mengklaim bahwa anasir-anasir teroris yang memiliki hubungan kerjasama dengan Pasukan Garda Revolusi Iran (Pasdaran), mengaku merencanakan operasi teror terhadap para pejabat tinggi Bahrain, sebelum ditangkap. Kementerian Luar Negeri Iran memanggil Kuasa Usaha Kedutaan Besar Bahrain untuk memberikan keterangan atas tuduhan terhadap Tehran yang dilontarkan oleh para pejabat tinggi Bahrain. Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Kamalian, dalam pertemuan dengan Kuasa Usaha Bahrain Ahad (20/11), menyampaikan penolakan, kekecewaan, dan keberatan Tehran atas tuduhan tidak mendasar itu. Kamalian menyatakan bahwa klaim-klaim seperti itu tidak akan membantu menyelesaikan masalah Bahrain, malah hanya akan memperumit kondisi di kawasan.
Bila dicermati dengan seksama klaim anti Iran petinggi Bahrain tak lebih pengulangan klaim serupa oleh Amerika Serikat beberapa pekan lalu. Sebelumnya Washington menuding Republik Islam Iran terlibat dalam perencanaan aksi teror terhadap Duta Besar Arab Saudi untuk AS, Adel al-Jubeir. Di sisi lain, pemerintah Bahrain yang tengah menghadapi aksi demo besar dari rakyat dan giat menumpas aksi demo damai tersebut, atas bimbingan Amerika Serikat mulai menebar agitasi dan krisis yang dihadapinya serta skenario busuk lainnya termasuk menuding pihak luar campur tangan di urusan internalnya dengan harapan lolos dari krisis yang mereka hadapi.
Dari sinilah, skenario kolektif yang digarap AS, Arab Saudi dan Bahrain adalah berusaha memalingkan opini publik dari masalah sebenarnya. Upaya busuk ini selaras dengan laporan palsu Dirjen IAEA, Yukia Amano soal program nuklir sipil Iran yang menjadi topik hangat baru-baru ini dan tudingan pelanggaran HAM. Adapun misi kedua dari skenario ini adalah merusak hubungan baik antara Iran dan negara-negara Arab di kawasan serta menciptakan friksi regional. Apalagi di skenario tersebut secara transparan diagendakan Iranphobia dan menciptakan ketegangan hubungan antara Tehran dan negara Arab. Ini merupakan bagian dari strategi Amerika untuk menjustifikasi kehadiran militernya di kawasan.
Menurut para pengamat, tujuan Amerika menciptakan musuh bayangan bagi negara kawasan serta sejumlah skenario lainnya termasuk menggagalkan aksi teroris bikinan mereka sendiri adalah untuk menipu bangsa regional. Pemilihan negara kawasan seperti Arab Saudi dan Bahrain bagi misi ini adalah hal yang telah direncanakan dengan matang, karena kedua negara ini termasuk pangkalan AS terpenting di kawasan. Di sisi lain, kehadiran pasukan AS di Afghanistan dan Irak yang membuat kawasan semakin keruh mendapat penentangan serius dari rakyat di wilayah Timur Tengah.
Dalam kondisi seperti ini, AS memanfaatkan pemerintah Riyadh dan Manama serta negara lain dengan dalih krisis palsu berusaha menemukan alasan baru. Mengingat realita yang ada, dalam pertemuannya dengan kuasa usaha Bahrain, wakil menteri luar negeri Iran menegaskan bahwa tindakan seperti ini tidak akan membantu Manama menyelesaikan krisis yang dihadapinya, malah akan membuat kondisi kawasan semakin runyam.
Bahrain, Pangkalan Perang AS Amerika
Serikat memanfaatkan Bahrain sebagai pangkalan untuk melancarkan
serangan ke Irak dan Afghanistan, kata aktivis dan pengamat politik
Amerika, Ralph Schoenman kepada Press TV.
“Ya, saya pikir Anda harus ingat bahwa tidak hanya Armada Kelima yang berbasis di Bahrain, tetapi juga titik peluncuran untuk pendudukan dan perang di Irak dan Afghanistan,” jelas Schoenman pada Rabu (19/10) dalam sebuah wawancara telepon dari Berkeley, AS.
Seraya menyatakan bahwa negara di Teluk Persia itu telah menjadi pusat kekuatan agresor di kawasan, Schoenman menambahkan, rezim Obama berniat untuk memperkuat itu dan sekarang menyuarakan ancaman terhadap pemerintah Iran.
“AS telah melancarkan serangan propaganda baru dengan menuding Iran terlibat dalam dugaan persekongkolan untuk membunuh Duta Besar Arab Saudi untuk Washington,” tambah penulis buku The Hidden History of Zionism ini.
Pada 11 Oktober, Departemen Kehakiman AS menuduh Iran merencanakan untuk membunuh Duta Besar Arab Saudi Adel al-Jubeir, dengan bantuan seorang pria yang diduga menjadi anggota kartel narkoba Meksiko.
Tehran menilai propaganda media yang dibuat Washington adalah upaya untuk mengalihkan perhatian internasional dari krisis sosial dan ekonomi akibat invasi Afghanistan dan Irak, perkembangan di Timur Tengah dan ketakutan akan kehilangan sekutu regional, yang diperparah oleh masalah domestik.
Baca link ini :
Media rezim Zionis Israel terus mengamati transformasi Bahrain dan demonstrasi rakyat negara ini yang menentang rezim Al Khalifa.Seorang pakar masalah politik chanel 10 televisi rezim Zionis, mengkhawatirkan transformasi di Bahrain. Pakar itu mengatakan, “Jumlah warga Syiah di Bahrain lebih dari 70 persen dari jumlah penduduk negara itu. Mereka bangkit menentang pemerintah Al Khalifa.”
Koran-koran Zionis Israel selalu mereaksi transformasi Bahrain. Dalam reaksi media-media tersebut, nampak ada kekhawatiran atas kebangkitan rakyat Bahrain yang menentang pemerintah rezim Al Khalifa.
Haitham Abu al-Ghazlan, salah satu pejabat gerakan Jihad Islam hari ini (Kamis, 20/10) dalam wawancaranya dengan televisi al-Alam mengatakan, “Zionis terus berupaya mengalihkan perhatiaan rakyat Bahrain dari jalan revolusi sebenarnya.”
Al-Ghazlan menambahkan, “Amerika dan Barat memberikan lampu hijau kepada rezim Al Khalifa dan Saudi untuk menumpas para demonstran Bahrain. Hal itu dilakukan Amerika dan Barat guna menjaga kepentingan-kepentingan mereka di Manama.”.
Dr. Syaikh Ahmad Al-Tayyib dalam satu pernyataan yang tersebar
melalui Syura Tertinggi Al-Azhar meminta kerajaan-kerajaan di sempadan
teluk Parsi mendengar tuntutan-tuntutan rakyat dan mengadakan dialog
bersama mereka.
Beliau menegaskan, “Peristiwa-peristiwa yang terjadi di Bahrain adalah mengguris hati umat Islam dan menyebabkan kami menjadi bimbang”.
Syaikh Al-Azhar menganggap tindakan-tindakan ini telah mencetuskan fitnah mazhab dan diskriminasi puak. Beliau menerangkan bahawa, “Nabi (s.a.w) telah memberikan amaran keras terhadap akibat-akibat fitnah ini”.
Mengenai usaha regim Zionis dan barat untuk masuk campur dalam urusan dalaman negara-negara serantau, beliau mengatakan, “Dengan mewujudkan pertelagahan antara mazhab dan krisis masyarakat, kuasa angkuh cuba mencari jalan untuk memasukkan pengaruhnya.
Syaikh Al-Azhar mengeluarkan pernyataan ini setelah beberapa kali mengiktiraf campurtangan askar Arab Saudi ke Bahrain. Beliau pernah menyatakan campur tangan askar tersebut tidak ada kaitan dengan fanatik puak sambil berkata, “Tindakan ini bertujuan menetapkan keamanan antara negara-negara teluk Parsi dan perlu dihormati”.
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu (16/3/2011) dalam wawancaranya
dengan CNN. menyatakan, “Saya tidak terkejut dengan pengiriman pasukan
Arab Saudi ke Bahrain, karena saya sudah menantinya.”
Netanyahu mengatakan, “Jika Iran aman dari gelombang perubahan di Timur Tengah dan jika gerakan di kawasan mengacu pada republik Islam, maka akan sangat berbahaya.”
“Mereka (Arab Saudi) khawatir jika Iran mengendalikan kontrol atas Bahrain dan jika hal ini terjadi maka kehadiran Iran akan berpindah ke jazirah Arab,” tutur Netanyahu.
“Yang jelas Arab Saudi berusaha menjaga kepentingannya. Selain itu, terdapat kepentingan global yang lebih luas yang sangat tergantung pada sumur-sumur minyak, bahwa jangan sampai sektor produksi minyak itu jatuh ke tangan pihak-pihak pembela Iran.”.
Di bagian lain pernyatannya, Netanyahu sangat geram atas fakta bahwa boikot dan embargo atas Iran tidak efektif memaksa Tehran menghentikan aktivitas nuklirnya. Dikatakannya, “Iran harus tahu bahwa akan ada tindakan militer, yaitu serangan terhadap seluruh instalasi nuklir Tehran.”
Aksi kebrutalan pasukan keamanan Arab Saudi terhadap demonstran
Bahrain, para pengamat politik membandingkan kejahatan yang dilakukan
oleh rezim Arab Saudi dengan brutalitas rezim Israel, menyusul invasi
pasukan keamanan Riyadh ke Bahrain dalam rangka membantu memadamkan
protes anti-pemerintah.
Pada tanggal 14 Maret, Arab Saudi mengirim seribu pasukannya ke Bahrain untuk menindak para pengunjuk rasa Bahrain yang menuntut pengakhiran dinasti al-Khalifa.
Hal ini mendorong pengamat politik untuk meninjau kembali kejahatan rezim Saudi sepanjang sejarah dan mengemukakan pertanyaan, apakah bedanya rezim Saudi dan Israel?”
Rezim Zionis menginvasi Palestina dan mengganti namanya menjadi Israel, dan dinasti Saudi menyerang Hijaz dan menjadikan nama keluarga sebagai nama negara Arab Saudi.
Israel menyerang Lebanon dan Gaza dengan dalih mewujudkan keamanan sementara Saudi melancarkan serangan terhadap warga sipil Bahrain guna mencegah gelombang protes anti-pemerintah itu menyebar menyebar ke Arab Saudi.
Israel melanggar berbagai ketentuan internasional dan penggunaan senjata non-konvensional terhadap warga Gaza dan Lebanon. Adapun Arab Saudi menggunakan peluru tajam dan gas saraf dalam menyerang warga Bahrain yang sedang menggelar protes damai.
Israel menyerang area permukiman, rumah sakit dan sekolah-sekolah, sementara Arab Saudi menyerang ambulans dan rumah sakit di Bahrain.
Israel mengandalkan penculikan, pemboman dan berbagai operasi teror ke negara lain demi mempertahankan hegemoninya. Adapun Saudi telah menyiapkan AlQaeda guna melanggengkan dominasinya dan mengirim kelompok teroris ke Irak guna melancarkan teror di pendudukan tersebut.
Dengan perbandingan tersebut, masih belum jelas pula siapa yang yang lebih kriminal dan kejam antara Israel dan Arab Saudi. Namun satu fakta yang pasti bahwa keduanya mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat.
Sementara itu, Dinas Rahasia Amerika Serikat (CIA) pekan lalu dilaporkan berhasil menekan Arab Saudi untuk campur tangan dalam menangani krisis di Bahrain. CIA mengancam Riyadh dengan sejumlah dukumen yang menunjukkan keterlibatan Arab Saudi dengan al-Qaeda. Sumber-sumber diplomat Timur Tengah menyatakan, agresi militer Arab Saudi ke Bahrain adalah langkah berbahaya karena dapat merusak stabilitas di kawasan dan mengobarkan api di dalam negeri Saudi sendiri.
Sumber ini menambahkan, para petinggi Arab Saudi telah salah langkah dan keliru dalam menentukan strategi. Sikap mereka ini bahkan mendorong bangsa di negara kaya minyak bangkit dan menyerukan kebebasan serta demokrasi. Bagi Amerika sendiri hal ini banyak menguntungkan pihaknya karena Washington berhasil mengubah slogan “Mampus Amerika” menjadi “Mampus Keluarga Kerajaan Arab Saudi”. Hal ini juga dinilai sebagai kekalahan telak kerajaan Arab Saudi.
Al-Qaeda sebuah organisasi teroris bikinan Arab Saudi. Oleh karena itu, tak heran jika kelompok teroris ini mendapat dukungan finansial dan strategi dari Riyadh. Amerika Serikat bukannya tidak mengetahui hal ini. Washington memiliki bukti dan dokumen kuat atas langkah Riyadh serta menggunakannya dalam waktu yang tepat untuk menekan Arab Saudi agar senantiasa tunduk terhadap Gedung Putih.
Seorang diplomat Arab kepada Kantor Berita IRNA menandaskan, petinggi Arab Saudi telah menyadari kekeliruan strategi mereka. Oleh karena itu, mereka langsung memberikan reaksi bahwa pengiriman pasukan negara ini atas permintaan Bahrain dan mengemban misi menjaga infrastruktur serta berusaha menciptakan peluang solusi di krisis Manama.
Thomas Lippman, pengamat masalah Arab Saudi di Dewan Hubungan Luar Negeri AS menulis,”Saya tidak percaya bila pengiriman militer Arab Saudi ke Bahrain dilakukan setelah tercapai kesepakatan para menteri luar negara Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC).” Menurutnya lawatan terbaru Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton dan Menteri Pertahanan Robert Gates ke Timur Tengah pekan lalu telah mendorong Arab Saudi terlibat dalam krisis Bahrain.
Sementara itu, Simon Henderson, pengamat di The Washington Institute menilai keterlibatan Riyadh dalam krisis Manama hanya didorong ketakutannya soal merembetnya aksi demo rakyat Bahrain ke wilayah Syiah di timur Saudi. Namun kini ternyata masalah Bahrain telah menjadi isu internasional dan kondisinya telah berubah
Bundaran Mutiara atau Pearl adalah monumen di tengah bundaran Mutiara yang dalam bahasa Arab disebut Dawar al-Lu’lu’. Bundaran Mutiara itu adalah sebuah jalan lingkar yang terletak di kawasan finansial Manama, Bahrain. Monumen ini terdiri dari enam layar perahu yang mengarah ke langit, yang masing-masing memegang mutiara di atasnya. Enam layar melambangkan enam negara Arab di Teluk Persia, sedangkan mutiara melambangkan warisan bersama. Dasar monumen ini merupakan kolam berbentuk segi dua belas yang terdapat air mancur. Namun semua itu sekarang tinggal kenangan setelah pasukan Arab Saudi dan Bahrain menghancurkannya.
Sebelumnya, pasukan Arab Saudi menyerang rumah sakit Salmaniya dan tidak mengijinkan para dokter, perawat dan keluarga korban meninggalkan atau memasuki gedung rumah sakit.
Seorang pejabat Saudi Senin (13/3/2011) mengatakan bahwa lebih dari 1.000 tentara dari negara-negara angoota P-GCC telah dikirim ke Bahrain. Arab Saudi mengklaim pengiriman ribuan pasukannya ke Bahrain adalah dalam rangka mengantisipasi “ancaman keamanan” dari negara jirannya itu dan juga dalam upaya meredam eskalasi aksi protes anti-pemerintah.
Masih mengenai Bahrain, ribuan warga Bahrain setelah shalat Jumat (18/3/2011) di kota Draz, kembali turun jalan menggelar aksi unjuk rasa. Meski pemerintah sudah melarang, tapi masyarakat tak peduli dan tetap melanjutkan demonstrasi yang sudah dimulai sejak beberapa pekan lalu. Hingga kini, aksi unjuk rasa di Bahrain sudah menelan banyak nyawa. Bahkan dilaporkan pula, banyak korban yang gugur syahid dalam kondisi mengenaskan seperti kepala yang pecah karena tembakan pasukan pro-rezim. Sejumlah situs juga menampilkan korban sadisme pasukan pro-rezim Al-Khalifa
Surat intruksi ditandatangani Menteri Dalam Negeri Arab Saudi yang diungkap oleh Televisi Al-Alam. Dalam surat itu tertera bahwa para pemimpin polisi kota Riyadh, Makkah Al-Mukaramah, Madinah Al Munawarah, Al Bahah, Hail, Al-Qasim, wilayah-wilayah utara, Jouf, Asir, Tabuk, Najran, Jazan dan Ash Sharqiyah ditekankan supaya menindak para pendemo tanpa ampun dan menembak mereka.
Meski Departemen Dalam Negeri sudah mengeluarkan surat ancaman kepada para pendemo, masyarakat di kota Ahsa, As-Sharqiyah, tetap menggelar aksi unjuk rasa damai sebagai bentuk solidaritas atas masyarakat Bahrain.
Pada saat yang sama, keluarga kerajaan Saud berselisih pandapat terkait pengiriman pasukan ke Bahrain. Dilaporkan, pengutusan pasukan ke Bahrain itu adalah perintah individual yang dikeluarkan oleh Nayef bin Abdul Aziz yang merangkap sebagai Menteri Dalam Negeri dan Deputi Kedua Perdana Menteri.
Terkait hal ini, para aktivis dan politisi pro-demokrasi terus menggalakkan aksi protes dan menyampaikan ke seluruh warga Arab Saudi supaya melawan arogansi kerajaan Arab Saudi. Menurut laporan yang ada, gerakan anti-rezim sudah melebar ke berbagai pelosok seperti di kota Riyadh, Najran, Tabuk dan Makkah Al-Mukaramah. Dengan demikian, gerakan anti-keluarga Saud bukan hanya diprakarsai komunitas Syiah, tapi juga didukung para pemuda Ahlus-Sunnah.
“Kami ingin tahu siapa yang berwenang di Iran untuk berbicara atas nama Bahrain. Kami juga bertanya-tanya apakah Iran telah melakukan perwaliannya atas rakyat Bahrain untuk memungkinkan menteri luar negerinya mengirim pesan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Konferensi Islam (OKI),” kata Amer Al kepada Bahrain News Agency.
Menteri luar negeri Iran telah mengirimkan surat kepada PBB, OKI dan Liga Arab menyatakan keprihatinan tentang situasi Bahrain, terutama kedatangan pasukan GCC untuk tindakan keras terhadap pemrotes anti-pemerintah.
“Bahrain berkomitmen penuh pada prinsip-prinsip hubungan bertetangga baik dan tidak ikut campur dalam urusan negara lain. Karena itu, ia menyerukan PBB, OKI dan Liga Arab untuk menolak seruan Iran karena mereka melanggar hukum internasional dan konvensi,” kata Al Amer.
Bahrain memanggil duta besarnya untuk Teheran pada Selasa. Hari berikutnya, menurut TV Negara Iran, duta besarnya di Manama, Mahdi Aghajafari, diminta untuk kembali ke tanah air untuk konsultasi.
Sementara itu, Parlemen Irak pada Kamis mengumumkan dukungan terhadap demonstrasi di Bahrain dan mengutuk intervensi militer asing, sementara ratusan warga Syi`ah Irak berdemo mendukung protes Bahrain.
Parlemen Irak memutuskan untuk membatalkan membahas materi-materi yang dijadwalkan pada sesi ke-44 hari Kamis, karena banyak anggota parlemen menyampaikan pidato marah mengutuk otoritas Bahrain dalam menangani protes di negara mereka, dan mencela intervensi Arab Saudi serta Uni Emirat Arab militer.
Pemimpin
Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali
Khamenei seperti biasanya selalu berpidato depan masyarakat Iran di
Komplek Suci Imam Ali Al Ridho as, Mashad pada setiap awal tahun hijriah
syamsiah yang juga diistilahkan Hari Raya Nouruz. Pada awal tahun baru
1390 HS, Rahbar hari Senin (21/3) berbicara di hadapan ribuan peziarah
Imam Ali Al-Ridha as yang juga Imam Kedelapan dari Ahlul Bait as. Dalam
pidatonya, Rahbar menyatakan tahun 1390 HS sebagai Tahun Jihad Ekonomi
dan menegaskan berlanjutnya kekalahan-kekalahan AS di kawasan.
Rahbar memulai pidatonya dengan mengucapkan selamat tahun baru Nouruz bagi bangsa Iran dan bangsa-bangsa yang merayakannya. Setelah itu, Rahbar menyinggung keberhasilan-keberhasilan bangsa Iran pada tahun 1389 HS di bawah slogan “Tekad Ekstra dan Upaya Ekstra.” Rahbar dalam pidatonya menyinggung langkah-langkah yang sudah ditempuh pada tahun 1389 HS seperti sains dan teknologi, subsidi terarah, sikap tegas dan cerdas dalam mereaksi sanksi Barat.
Dalam bagian pidatonya, Rahbar juga menekankan persatuan para pejabat Republik Islam Iran. Dikatakannya, “Ini adalah skenario besar musuh untuk menciptakan perpecahan internal. Mereka tengah menempuh berbagai cara dengan alasan suku, madzhab, kecenderungan politik dan lain-lain.” Kemudian Rahbar menambahkan, “Beruntung sekali bahwa bangsa Iran sadar, dan bahkan semua pihak menunjukkan kecintaan mereka atas sistem demokrasi agama yang menjadi kebanggaan bangsa Iran, saat ini. Untuk itu, semua elemen bangsa harus bersatu dan solid.”.
Rahbar juga menasehati para pejabat supaya tidak menyampaikan keluhannya kepada masyarakat umum, meskipun keluhan itu benar. Menurut Rahbar, menyampaikan keluhan di hadapan masyarakat dapat menghantam persatuan bangsa.
“Saya memperingatkan masalah ini dengan serius, kepada para pejabat negara, ” tegas Rahbar.
Lebih lanjut Rahbar juga menyinggung perkembangan terbaru di kawasan. Dikatakannya, perkembangan terbaru di kawasan seperti Mesir, Tunisia, Libya, Bahrain merupakan masalah penting di dunia Arab dan Islam yang menunjukkan kebangkitan Islam. Rahbar mengatakan, ada dua unsur mendasar dalam perkembangan terbaru di kawasan. Kedua unsur itu adalah partisipasi fisik masyarakat dan gerakan ke arah agama. Rahbar menambahkan, “Partisipasi fisik masyarakat di kancah adalah peristiwa yang pernah terjadi pada Revolusi Islam Iran. Sementara itu, partai-partai dan para analis tidak dapat melakukan apapun.”
“Kemuliaan dan kehormatanlah yang menyebabkan masyarakat Mesir, Tunisia dan negara-negara lain turun ke jalan -jalan. Sebab, harga diri mereka dilukai tangan-tangan rezim lalim, ” jelas Rahbar.
Rahbar menyinggung langkah-langkah diktator Hosni Mubarak yang bersedia menyertai Rezim Zionis Israel dalam memblokade Jalur Gaza. Dikatakannya, “Masyarakat Mesir terluka ketika menyaksikan presiden mereka mewaliki Zionis Israel melakukan kriminalitas yang terburuk.”
Rahbar mengatakan, kebangkitan Islam di kawasan akan membuahkan hasil karena itu adalah janji ilahi. Kemudian Rahbar juga menyebut AS sebagai pihak hipokrit yang sebenarnya.
Menyingggung agresi Barat ke Libya, Rahbar mengatakan, “AS dan Barat mengklaim sebagai pendukung warga dan memasuki Libya dengan menggelar operasi militer. Pada kenyataannya, klaim semacam ini sama sekali tak dapat diterima. Jika benar-benar merasa kasihan, mereka tidak membiarkan masyarakat Libya yang dibombardir dalam sebulan terakhir ini. Sekarang, mereka ingin melibatkan diri. AS dan Barat bukan membela masyarakat Libya, tapi mencari minyak di negara ini.”
Rahbar juga menyinggung gejolak di Bahrain dan menyebutnya sebagai peristiwa yang sama seperti gejolak di negara-negara kawasan. Dikatakannya, “Masalah Bahrain tidak berbeda dengan masalah Mesir, Tunisia dan Libya. Sebab, masyarakat di Bahrain juga mengalami perlakuan pemerintah yang tak menghiraukan hak-hak mereka.”
“Tuntutan mereka hanyalah menggelar pemilu yang setiap satu suara sama dengan satu orang. Apakah ini tuntutan yang berlebihan?!! ” jelas Rahbar.
Rahbar juga menjelaskan, Barat menggunakan kesempatan di Bahrain sebagai isu Sunni dan Syiah. Dikatakannya, “Karena Syiah, masyarakat Bahrain tak patut dibela dan didukung. Televisi-televisi yang menyiarkan detail peristiwa di kawasan, namun tak memberitakan pembantaian massal di Bahrain.”
“Sejumlah politisi dan kolomnis di negara-negara Teluk Persia mengeluarkan pernyataan-pernyataan kosong dan menganggap masalah Bahrain sebagai masalah Sunni-Syiah. Padahal masalahnya bukanlah demikian. Masalahnya adalah aksi protes sebuah bangsa atas kezaliman yang ada. Masalah Bahraian tidak berbeda dengan masalah Tunisia, Mesir, Libya dan Yaman, ” jelas Rahbar.
Rahbar menambahkan, “Mengapa bangsa Iran membela bangsa Bahrain? Bangsa Iran membela semua bangsa yang tertindas. Kami selama 32 tahun mendukung bangsa Palestina. Adakah negara yang membela bangsa Palestina seperti Iran?!! Apakah bangsa Palestina bermadzhab Syiah?!! Terkait Gaza, masyarakat Iran benar-benar berusaha keras membantu bangsa tertindas Gaza. Bahkan para pemuda Iran mendatangi bandara supaya diberangkatkan ke Gaza dan berperang terhadap Israel. Masyarakat Iran menunjukkan solidaritas yang luar biasa kepada Gaza, Palestina, Tunisia dan Mesir. Padahal mereka bukan Syiah. Ini bukan masalah Sunni dan Syiah. Akan tetapi AS dan Barat berupaya mengangkat masalah Bahrain sebagai isu Sunni-Syiah.”.
Di penghujung pidatonya, Rahbar menyatakan bahwa intervensi militer Arab Saudi terhadap Bahrain adalah langkah keliru. Dikatakannya, “Langkah ini menyebabkan Arab Saudi dibenci masyarakat dunia.”
Lebih lanjut Rahbar menjelaskan,”Jika AS dibenci masyarakat di kawasan, maka itu tidaklah terlalu penting karena jarak AS yang sangat jauh dengan kawasan. Akan tetapi jika Arab Saudi dibenci di masyarakat kawasan, maka itu adalah kerugian yang besar. Untuk itu, Arab Saudi telah melakukan kesalahan dan negara manapun yang melakukan langkah ini juga akan dihadapkan pada kekeliruan yang sama.”.
Perdana
Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak menyatakan, Malaysia mendukung
tindakan Arab Saudi dan negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk
Persia (GCC), sebagai upaya untuk menciptakan perdamaian, rekonsiliasi
dan stabilitas jangka panjang di Bahrain.
Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak menyatakan, Malaysia mendukung tindakan Arab Saudi dan para negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC), untuk menciptakan perdamaian, rekonsiliasi dan stabilitas jangka panjang di Bahrain.
Kantor Berita Bernama melaporkan, PM Tun Razak mengungkapkan pernyataan setelah melakukan pertemuan dengan Sekjen Dewan Keamanan Nasional Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz Al-Saud, sebagai utusan khusus untuk menyampaikan sejumlah pesan dari Raja Abdullah.
“Kami mendukung penuh segala keputusan yang diambil sekutu kami di GCC untuk menjaga kestabilan dan keamanan di wilayah teluk sehingga tercipta harmoni dan kedamaian bagi seluruh warga,” ungkap PM Tun Razak.
Ditambahkan, “Malaysia menolak segala tindakan yang dilakukan kelompok teroris yang mengacaukan stabilitas dan keamanan negara (Bahrain).”
Sementara itu, Turki mengecam intervensi Arab Saudi dan rezim-rezim Arab lainnya. PM Turki, Recep Tayyip Erdogan belum lama ini mengatakan, “”Pihak kami sangatlah jelas bahwa kami bukan berpihak pada sumur-sumur minyak. Kami berpihak pada rakyat, demokrasi, perdamaian dan persaudaraan.” Ia menambahkan, ” Kami tidak akan terjebak dalam kubangan para pedagang senjata. Kami meneriakkan; Wahai saudara janganlah bunuh saudara lain!!!”
“Apa yang terjadi di Bahrain adalah tragedi Karbala, ” tegas Erdogan yang menegcam keras intervensi Arab Saudi dan rezim-rezim Arab lainya atas Bahrain.
Kemarin (22/3), Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzam Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa intervensi militer Arab Saudi terhadap Bahrain adalah langkah keliru. Dikatakannya, “Langkah ini menyebabkan Arab Saudi dibenci masyarakat dunia.”.
“Jika AS dibenci masyarakat di kawasan, maka itu tidaklah terlalu penting karena jarak AS yang sangat jauh dengan kawasan. Akan tetapi jika Arab Saudi dibenci di masyarakat kawasan, maka itu adalah kerugian yang besar. Untuk itu, Arab Saudi telah melakukan kesalahan dan negara manapun yang melakukan langkah ini juga akan dihadapkan pada kekeliruan yang sama, ” tegas Rahbar.
Sebelumnya, oposisi Bahrain mengatakan mereka memiliki bukti keterlibatan pasukan Saudi dalam penghancuran masjid dan operasi brutal mereka terhadap para demonstran anti-monarki. Oposisi Bahrain mendesak pasukan Saudi meninggalkan negaranya.
Ketua Komite Anti Penyiksaan di Bahrain, Rodney Shakespeare kepada Press TV menuturkan, bahwa agresi dilakukan Amerika dengan koordinasi Arab Saudi demi menyelamatkan Israel.
“Ini adalah agresi totaliter, ini benar-benar fasis, dan hari ini mereka (agresor) melakukan kejahatan keji,” kata Shakespeare.
“Ketika agresor menghancurkan sebuah masjid, yang merupakan rumah Allah, mereka tidak menghormati dirinya sendiri, sekaligus tidak menghormati Islam,”tegas aktivis HAM ini.
Pengamat Timur Tengah itu menggambarkan serangan polisi dan pasukan Arab Saudi terhadap demonstran sebagai “pembantaian secara sengaja dan terorganisir.”
Amnesti International menyerukan pada pemerintah Barat untuk menghentikan pengiriman senjata ke Bahrain. Sebab senjata itu digunakan rezim Manama untuk menumpas para demonstran damai.
Kantor berita resmi IRNA mengatakan pengunjuk rasa mencoba mengibarkan bendera dari kelompok Hizbullah Libanon di gerbang kedutaan Saudi Senin kemarin (11/4), namun berhasil dicegah oleh polisi.
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menentang para pemimpin Saudi dan Bahrain, yang keduanya merupakan pengikut Islam Sunni.
Iran, sebagian besar penduduknya adalah kaum Syiah, mereka mencela pengerahan pasukan yang dipimpin Saudi untuk membantu menopang monarki Bahrain.
Sebuah tindakan keras pemerintah terhadap aksi protes Bahrain yang dipimpin kaum Syiah telah menewaskan sedikitnya 27 orang. Pihak berwenang mengatakan mereka melihat adanya pengaruh Iran di kalangan oposisi, meskipun belum ada link yang terlihat secara jelas
Di sisi lain, menurut majalah Foreign Policy apapun saja transformasi Timur Tengah dan Afrika Utara, namun pememangnya sudah diketahui dan itu adalah Republik Islam Iran. Karena apa yang terjadi di dua kawasan ini, rezim-rezim penentang Iran satu persatu mulai tumbang dan para diktator yang berkuasa perlahan-lahan mulai meletakkan kekuasaannya. Pertama, Hosni Mubarak di Mesir dan kini giliran Muammar Gaddafi di Libya.
Sebelum ini, diktator Gaddafi selama berkuasa berkali-kali mencela sikap Iran yang tetap mempertahankan sikapnya terkait masalah nuklir di hadapan tekanan Barat. Muammar Gaddafi juga menegaskan bahwa tidak ada satu negarapun yang dapat bertahan melawan Amerika. Rezim Gaddafi sendiri pada 2003 akhirnya takluk di hadapan tekanan Amerika dan menyerahkan seluruh perlengkapan nuklir Libya kepada Paman Sam. Namun apa yang terjadi sekarang? Pesawat-pesawat tempur Amerika kini tengah membombardir posisi militer Libya dan berputar-putar di atas gedung kepresidenan Sang Kolonel.
Namun apa yang terjadi di Timur Tengah tidak berhenti pada Muammar Gaddafi. Rezim Arab Saudi yang punya hubungan dekat dengan Bahrain melihat nasibnya juga bergantung pada negara kecil ini. Tumbangnya rezim Al Khalifa di Bahrain bakal mendorong rakyat di Timur Tengah untuk menggulingkan rezim-rezim yang sama. Itulah mengapa sekalipun sebelumnya terdapat perselisihan di antara negara-negara Arab Teluk Persia, tapi terkait Bahrain mereka kemudian bersatu.
Pengiriman pasukan Saudi ke Manama, selain untuk menumpas aksi demonstrasi damai rakyat Bahrain, rezim Riyadh berusaha mempertahankan keluarga Al Khalifa untuk tetap berkuasa di negara ini. Pengiriman pasukan Arab Saudi ke Bahrain sejatinya aksi campur tangan urusan dalam negeri negara lain. Bahkan lebih dari itu, pengiriman pasukan ini berarti praktis Arab Saudi telah menduduki Bahrain. Tampaknya rezim Saudi tidak mengambil pelajaran dari pendudukan Amerika di Irak, atau Amerika yang sengaja membiarkan sekutu terdekatnya bersikap demikian.
Rezim Saudi perlu mencamkan bahwa mereka yang turun ke jalan-jalan di Manama melakukan aksi demonstrasi adalah rakyat Bahrain yang menuntut hak-haknya sebagai warga negara. Mereka adalah warga negara Bahrain yang sudah letih menyaksikan kehadiran armada angkatan laut kelima Amerika di negaranya. Intervensi militer Saudi di Bahrain juga mendapat lampu hijau dari Amerika. Itu berarti apa yang dilakukan Arab Saudi hanya pengulangan dipecundanginya tentara pendudukan.
Arab Saudi dan seluruh penguasa Arab Teluk Persia sebenarnya tidak mengkhawatirkan situasi Bahrain. Mereka lebih mencemaskan teriakan Allahu Akbar di sekeliling istananya. Untuk itu, kebangkitan rakyat Bahrain harus segera ditumpas agar tidak menjalar ke rezim-rezim Arab lainnya. Bagi mereka, Bahrain saat ini merupakan benteng terdepan yang membela kepentingan para diktator Arab. Namun pertanyaannya, apakah ada yang dapat bertahan di hadapan tekad kuat rakyat muslim Bahrain?
Menurut Sheikh Isa Qasim, berteguh di jalan Islam akan membawa kemenangan. Beliau menyatakan bahawa “Rakyat memilih dua perkara, keamanan dan mereka akan bekorban. Rakyat membuat pilihan dengan penuh kesedaran dan impian. Semua rancangan ini tidak akan dikembangkan melalui muslihat dan penipuan”. Sheikh Qassim menambah, “Pekara ini menjadi mustahil dan sikap regim telah menyebabkan rakyat terus berteguh dalam tuntutan mereka yang mustahil mereka akan kembali kepada kezaliman, penyalahgunaan dan berat sebelah”.
Mengenai sikap Liga Arab tentang peristiwa di Bahrain, Sheikh Isa Qasim berkata, “Liga Arab melihat keadilan dalam kekejaman regim”.
Tambah beliau lagi, “Liga Arab menolak untuk bertemu dengan wakil parti pembangkang agar mendengar pandangan mereka tentang penderitaan rakyat di dalam negara mereka dalam teknik penyeksaan dan penghinaan”.
Menurut Sheikh Qassim, “Sikap Liga Arab terhadap kezaliman regim-regim Arab dan tragedi yang menimpa rakyat mereka adalah seperti mengarahkan mata untuk melihat apa yang diingini, dan tidak mahu melihat apa yang tidak diinginkan. Begitu juga telinga digunankan mendengar untuk apa yang mahu didengari sahaja. Ia hanya memilih untuk melihat apa yang ingin dilihat sahaja”.
Sheikh Qasim menyimpulkan, “Kami tahu bahawa kemenangan adalah daripada Allah, bukan kepunyaan yang lain, bukan juga di tangan orang lain, dan tidak orang yang dapat menghalang dan menundanya selain Allah. Kami tidak minta untuk hidup untuk menang, namun kami memohon daripada Pencipta kami, yang hanya pada-Nya kami berharap”.
Rezim Bahrain berlindung pada Dajjal.
Rezim Khalifa Semakin Brutal Serang Demonstran Bahrain
Pasukan Bahrain yang didukung tentara Saudi menyerang ribuan demonstran di kota Sitra.Pada Selasa (22/11), pasukan keamanan Bahrain bentrok dengan demonstran anti-rezim di wilayah selatan Manama.
Demonstrasi menentang rezim Bahrain berlangsung di sejumlah daerah, termasuk desa barat laut Diraz.
Bentrokan juga pecah sehari sebelumnya antara pasukan rezim dan pengunjuk rasa di beberapa kota, termasuk Dair dan Markuban.
Aksi protes anti-rezim terus berlanjut di Bahrain meskipun menghadapi tindakan keras pemerintah.
Pada hari Sabtu, ratusan pelayat berkumpul di Manama untuk mengiringi pemakaman jenazah seorang anak berusia 16 tahun yang meninggal akibat brutalitas rezim Khalifa. Ali Youssef Bagdar tewas ditabrak kendaraan militer di daerah Juffair.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mengerahkan perangkat militer keras dan tentara ke Bahrain sejak pertengahan Maret lalu atas permintaan rezim Manama untuk membantu meredam protes nasional di negara itu.
Bahrain menjadi tuan rumah Armada Kelima AS, dan menjadi salah satu negara di kawasan Teluk Persia seperti Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang menerima peralatan militer dari Amerika Serikat.
The Washington Post melaporkan, Bahrain dan Oman bersama-sama menerima perangkat militer keras dari AS senilai $188 juta.
Sejak awal perlawanan rakyat di Bahrain meletus pada bulan Februari lalu, puluhan orang tewas dan sejumlah lainnya terluka. Dilaporkan ratusan pengunjuk rasa juga ditahan rezim Manama.
Para pejabat Bahrain dengan dukungan Amerika Serikat, mengklaim bahwa anasir-anasir teroris yang memiliki hubungan kerjasama dengan Pasukan Garda Revolusi Iran (Pasdaran), mengaku merencanakan operasi teror terhadap para pejabat tinggi Bahrain, sebelum ditangkap. Kementerian Luar Negeri Iran memanggil Kuasa Usaha Kedutaan Besar Bahrain untuk memberikan keterangan atas tuduhan terhadap Tehran yang dilontarkan oleh para pejabat tinggi Bahrain. Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Kamalian, dalam pertemuan dengan Kuasa Usaha Bahrain Ahad (20/11), menyampaikan penolakan, kekecewaan, dan keberatan Tehran atas tuduhan tidak mendasar itu. Kamalian menyatakan bahwa klaim-klaim seperti itu tidak akan membantu menyelesaikan masalah Bahrain, malah hanya akan memperumit kondisi di kawasan.
Bila dicermati dengan seksama klaim anti Iran petinggi Bahrain tak lebih pengulangan klaim serupa oleh Amerika Serikat beberapa pekan lalu. Sebelumnya Washington menuding Republik Islam Iran terlibat dalam perencanaan aksi teror terhadap Duta Besar Arab Saudi untuk AS, Adel al-Jubeir. Di sisi lain, pemerintah Bahrain yang tengah menghadapi aksi demo besar dari rakyat dan giat menumpas aksi demo damai tersebut, atas bimbingan Amerika Serikat mulai menebar agitasi dan krisis yang dihadapinya serta skenario busuk lainnya termasuk menuding pihak luar campur tangan di urusan internalnya dengan harapan lolos dari krisis yang mereka hadapi.
Dari sinilah, skenario kolektif yang digarap AS, Arab Saudi dan Bahrain adalah berusaha memalingkan opini publik dari masalah sebenarnya. Upaya busuk ini selaras dengan laporan palsu Dirjen IAEA, Yukia Amano soal program nuklir sipil Iran yang menjadi topik hangat baru-baru ini dan tudingan pelanggaran HAM. Adapun misi kedua dari skenario ini adalah merusak hubungan baik antara Iran dan negara-negara Arab di kawasan serta menciptakan friksi regional. Apalagi di skenario tersebut secara transparan diagendakan Iranphobia dan menciptakan ketegangan hubungan antara Tehran dan negara Arab. Ini merupakan bagian dari strategi Amerika untuk menjustifikasi kehadiran militernya di kawasan.
Menurut para pengamat, tujuan Amerika menciptakan musuh bayangan bagi negara kawasan serta sejumlah skenario lainnya termasuk menggagalkan aksi teroris bikinan mereka sendiri adalah untuk menipu bangsa regional. Pemilihan negara kawasan seperti Arab Saudi dan Bahrain bagi misi ini adalah hal yang telah direncanakan dengan matang, karena kedua negara ini termasuk pangkalan AS terpenting di kawasan. Di sisi lain, kehadiran pasukan AS di Afghanistan dan Irak yang membuat kawasan semakin keruh mendapat penentangan serius dari rakyat di wilayah Timur Tengah.
Dalam kondisi seperti ini, AS memanfaatkan pemerintah Riyadh dan Manama serta negara lain dengan dalih krisis palsu berusaha menemukan alasan baru. Mengingat realita yang ada, dalam pertemuannya dengan kuasa usaha Bahrain, wakil menteri luar negeri Iran menegaskan bahwa tindakan seperti ini tidak akan membantu Manama menyelesaikan krisis yang dihadapinya, malah akan membuat kondisi kawasan semakin runyam.
Bahrain, Pangkalan Perang AS yang didukung Saudi !!
“Ya, saya pikir Anda harus ingat bahwa tidak hanya Armada Kelima yang berbasis di Bahrain, tetapi juga titik peluncuran untuk pendudukan dan perang di Irak dan Afghanistan,” jelas Schoenman pada Rabu (19/10) dalam sebuah wawancara telepon dari Berkeley, AS.
Seraya menyatakan bahwa negara di Teluk Persia itu telah menjadi pusat kekuatan agresor di kawasan, Schoenman menambahkan, rezim Obama berniat untuk memperkuat itu dan sekarang menyuarakan ancaman terhadap pemerintah Iran.
“AS telah melancarkan serangan propaganda baru dengan menuding Iran terlibat dalam dugaan persekongkolan untuk membunuh Duta Besar Arab Saudi untuk Washington,” tambah penulis buku The Hidden History of Zionism ini.
Pada 11 Oktober, Departemen Kehakiman AS menuduh Iran merencanakan untuk membunuh Duta Besar Arab Saudi Adel al-Jubeir, dengan bantuan seorang pria yang diduga menjadi anggota kartel narkoba Meksiko.
Tehran menilai propaganda media yang dibuat Washington adalah upaya untuk mengalihkan perhatian internasional dari krisis sosial dan ekonomi akibat invasi Afghanistan dan Irak, perkembangan di Timur Tengah dan ketakutan akan kehilangan sekutu regional, yang diperparah oleh masalah domestik.
Baca link ini :
Dajjal Buta Sebelah Sudah Muncul Didepan Anda !! Waspadalah .
|
||||
Bahrain Jadi Target Zionis |
Media rezim Zionis Israel terus mengamati transformasi Bahrain dan demonstrasi rakyat negara ini yang menentang rezim Al Khalifa.Seorang pakar masalah politik chanel 10 televisi rezim Zionis, mengkhawatirkan transformasi di Bahrain. Pakar itu mengatakan, “Jumlah warga Syiah di Bahrain lebih dari 70 persen dari jumlah penduduk negara itu. Mereka bangkit menentang pemerintah Al Khalifa.”
Koran-koran Zionis Israel selalu mereaksi transformasi Bahrain. Dalam reaksi media-media tersebut, nampak ada kekhawatiran atas kebangkitan rakyat Bahrain yang menentang pemerintah rezim Al Khalifa.
Haitham Abu al-Ghazlan, salah satu pejabat gerakan Jihad Islam hari ini (Kamis, 20/10) dalam wawancaranya dengan televisi al-Alam mengatakan, “Zionis terus berupaya mengalihkan perhatiaan rakyat Bahrain dari jalan revolusi sebenarnya.”
Al-Ghazlan menambahkan, “Amerika dan Barat memberikan lampu hijau kepada rezim Al Khalifa dan Saudi untuk menumpas para demonstran Bahrain. Hal itu dilakukan Amerika dan Barat guna menjaga kepentingan-kepentingan mereka di Manama.”.
Peristiwa Di Bahrain: Hati Umat Islam Terguris
Beliau menegaskan, “Peristiwa-peristiwa yang terjadi di Bahrain adalah mengguris hati umat Islam dan menyebabkan kami menjadi bimbang”.
Syaikh Al-Azhar menganggap tindakan-tindakan ini telah mencetuskan fitnah mazhab dan diskriminasi puak. Beliau menerangkan bahawa, “Nabi (s.a.w) telah memberikan amaran keras terhadap akibat-akibat fitnah ini”.
Mengenai usaha regim Zionis dan barat untuk masuk campur dalam urusan dalaman negara-negara serantau, beliau mengatakan, “Dengan mewujudkan pertelagahan antara mazhab dan krisis masyarakat, kuasa angkuh cuba mencari jalan untuk memasukkan pengaruhnya.
Syaikh Al-Azhar mengeluarkan pernyataan ini setelah beberapa kali mengiktiraf campurtangan askar Arab Saudi ke Bahrain. Beliau pernah menyatakan campur tangan askar tersebut tidak ada kaitan dengan fanatik puak sambil berkata, “Tindakan ini bertujuan menetapkan keamanan antara negara-negara teluk Parsi dan perlu dihormati”.
Arab Saudi Serang Syi’ah Bahrain demi Israel.
PM Israel: Saya Sudah Menanti Invasi Militer Saudi ke Bahrain.
Netanyahu mengatakan, “Jika Iran aman dari gelombang perubahan di Timur Tengah dan jika gerakan di kawasan mengacu pada republik Islam, maka akan sangat berbahaya.”
“Mereka (Arab Saudi) khawatir jika Iran mengendalikan kontrol atas Bahrain dan jika hal ini terjadi maka kehadiran Iran akan berpindah ke jazirah Arab,” tutur Netanyahu.
“Yang jelas Arab Saudi berusaha menjaga kepentingannya. Selain itu, terdapat kepentingan global yang lebih luas yang sangat tergantung pada sumur-sumur minyak, bahwa jangan sampai sektor produksi minyak itu jatuh ke tangan pihak-pihak pembela Iran.”.
Di bagian lain pernyatannya, Netanyahu sangat geram atas fakta bahwa boikot dan embargo atas Iran tidak efektif memaksa Tehran menghentikan aktivitas nuklirnya. Dikatakannya, “Iran harus tahu bahwa akan ada tindakan militer, yaitu serangan terhadap seluruh instalasi nuklir Tehran.”
Rezim Saudi atau Zionis Israel yang Lebih Kriminal?
Pada tanggal 14 Maret, Arab Saudi mengirim seribu pasukannya ke Bahrain untuk menindak para pengunjuk rasa Bahrain yang menuntut pengakhiran dinasti al-Khalifa.
Hal ini mendorong pengamat politik untuk meninjau kembali kejahatan rezim Saudi sepanjang sejarah dan mengemukakan pertanyaan, apakah bedanya rezim Saudi dan Israel?”
Rezim Zionis menginvasi Palestina dan mengganti namanya menjadi Israel, dan dinasti Saudi menyerang Hijaz dan menjadikan nama keluarga sebagai nama negara Arab Saudi.
Israel menyerang Lebanon dan Gaza dengan dalih mewujudkan keamanan sementara Saudi melancarkan serangan terhadap warga sipil Bahrain guna mencegah gelombang protes anti-pemerintah itu menyebar menyebar ke Arab Saudi.
Israel melanggar berbagai ketentuan internasional dan penggunaan senjata non-konvensional terhadap warga Gaza dan Lebanon. Adapun Arab Saudi menggunakan peluru tajam dan gas saraf dalam menyerang warga Bahrain yang sedang menggelar protes damai.
Israel menyerang area permukiman, rumah sakit dan sekolah-sekolah, sementara Arab Saudi menyerang ambulans dan rumah sakit di Bahrain.
Israel mengandalkan penculikan, pemboman dan berbagai operasi teror ke negara lain demi mempertahankan hegemoninya. Adapun Saudi telah menyiapkan AlQaeda guna melanggengkan dominasinya dan mengirim kelompok teroris ke Irak guna melancarkan teror di pendudukan tersebut.
Dengan perbandingan tersebut, masih belum jelas pula siapa yang yang lebih kriminal dan kejam antara Israel dan Arab Saudi. Namun satu fakta yang pasti bahwa keduanya mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat.
Kesalahan Rezim Arab Saudi.
Menurut berbagi sumber diplomatik dan terpercaya di negara Teluk Persia kini muncul kekuatan segitiga baru. Kekuatan tersebut adalah pendukung al-Qaeda, terorisme pemerintahan dan kapitalisme. Kekuatan segitiga baru ini memporak-porandakan kebangkitan rakyat Bahrain. Di sisi lain, pemerintahan kerajaan Arab Saudi telah melakukan kesalahan terbesarnya sepanjang sejarah.Sementara itu, Dinas Rahasia Amerika Serikat (CIA) pekan lalu dilaporkan berhasil menekan Arab Saudi untuk campur tangan dalam menangani krisis di Bahrain. CIA mengancam Riyadh dengan sejumlah dukumen yang menunjukkan keterlibatan Arab Saudi dengan al-Qaeda. Sumber-sumber diplomat Timur Tengah menyatakan, agresi militer Arab Saudi ke Bahrain adalah langkah berbahaya karena dapat merusak stabilitas di kawasan dan mengobarkan api di dalam negeri Saudi sendiri.
Sumber ini menambahkan, para petinggi Arab Saudi telah salah langkah dan keliru dalam menentukan strategi. Sikap mereka ini bahkan mendorong bangsa di negara kaya minyak bangkit dan menyerukan kebebasan serta demokrasi. Bagi Amerika sendiri hal ini banyak menguntungkan pihaknya karena Washington berhasil mengubah slogan “Mampus Amerika” menjadi “Mampus Keluarga Kerajaan Arab Saudi”. Hal ini juga dinilai sebagai kekalahan telak kerajaan Arab Saudi.
Al-Qaeda sebuah organisasi teroris bikinan Arab Saudi. Oleh karena itu, tak heran jika kelompok teroris ini mendapat dukungan finansial dan strategi dari Riyadh. Amerika Serikat bukannya tidak mengetahui hal ini. Washington memiliki bukti dan dokumen kuat atas langkah Riyadh serta menggunakannya dalam waktu yang tepat untuk menekan Arab Saudi agar senantiasa tunduk terhadap Gedung Putih.
Seorang diplomat Arab kepada Kantor Berita IRNA menandaskan, petinggi Arab Saudi telah menyadari kekeliruan strategi mereka. Oleh karena itu, mereka langsung memberikan reaksi bahwa pengiriman pasukan negara ini atas permintaan Bahrain dan mengemban misi menjaga infrastruktur serta berusaha menciptakan peluang solusi di krisis Manama.
Thomas Lippman, pengamat masalah Arab Saudi di Dewan Hubungan Luar Negeri AS menulis,”Saya tidak percaya bila pengiriman militer Arab Saudi ke Bahrain dilakukan setelah tercapai kesepakatan para menteri luar negara Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC).” Menurutnya lawatan terbaru Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton dan Menteri Pertahanan Robert Gates ke Timur Tengah pekan lalu telah mendorong Arab Saudi terlibat dalam krisis Bahrain.
Sementara itu, Simon Henderson, pengamat di The Washington Institute menilai keterlibatan Riyadh dalam krisis Manama hanya didorong ketakutannya soal merembetnya aksi demo rakyat Bahrain ke wilayah Syiah di timur Saudi. Namun kini ternyata masalah Bahrain telah menjadi isu internasional dan kondisinya telah berubah
Rezim Al-Khalifa Hancurkan Bundaran Mutiara.
Pasukan keamanan Rezim Al-Khalifa dan Arab Saudi dengan Tank dan Helikopter menghancurkan bundaran Mutiara di Manama, padahal Bundaran Mutiara merupakan ikon nasional Bahrain. Pemimpin rezim Bahrain tak peduli menghancurkan ikon yang kerap dijadikan sebagai ajang aksi protes rakyat dan aktivis pro-demokrasi Bahrain.Bundaran Mutiara atau Pearl adalah monumen di tengah bundaran Mutiara yang dalam bahasa Arab disebut Dawar al-Lu’lu’. Bundaran Mutiara itu adalah sebuah jalan lingkar yang terletak di kawasan finansial Manama, Bahrain. Monumen ini terdiri dari enam layar perahu yang mengarah ke langit, yang masing-masing memegang mutiara di atasnya. Enam layar melambangkan enam negara Arab di Teluk Persia, sedangkan mutiara melambangkan warisan bersama. Dasar monumen ini merupakan kolam berbentuk segi dua belas yang terdapat air mancur. Namun semua itu sekarang tinggal kenangan setelah pasukan Arab Saudi dan Bahrain menghancurkannya.
Sebelumnya, pasukan Arab Saudi menyerang rumah sakit Salmaniya dan tidak mengijinkan para dokter, perawat dan keluarga korban meninggalkan atau memasuki gedung rumah sakit.
Seorang pejabat Saudi Senin (13/3/2011) mengatakan bahwa lebih dari 1.000 tentara dari negara-negara angoota P-GCC telah dikirim ke Bahrain. Arab Saudi mengklaim pengiriman ribuan pasukannya ke Bahrain adalah dalam rangka mengantisipasi “ancaman keamanan” dari negara jirannya itu dan juga dalam upaya meredam eskalasi aksi protes anti-pemerintah.
Masih mengenai Bahrain, ribuan warga Bahrain setelah shalat Jumat (18/3/2011) di kota Draz, kembali turun jalan menggelar aksi unjuk rasa. Meski pemerintah sudah melarang, tapi masyarakat tak peduli dan tetap melanjutkan demonstrasi yang sudah dimulai sejak beberapa pekan lalu. Hingga kini, aksi unjuk rasa di Bahrain sudah menelan banyak nyawa. Bahkan dilaporkan pula, banyak korban yang gugur syahid dalam kondisi mengenaskan seperti kepala yang pecah karena tembakan pasukan pro-rezim. Sejumlah situs juga menampilkan korban sadisme pasukan pro-rezim Al-Khalifa
Inilah Surat Rahasia Mendagri Saudi Berisi Tembak Ditempat.
Menteri Dalam Negeri Arab Saudi Nayef bin Abdulaziz mengeluarkan instruksi rahasia kepada para pejabat keamanan negara monarki tersebut. Menteri meminta menindak tegas para pendemo dengan kekerasan dan tanpa ampun. Bahkan para pasukan keamanan juga dibenarkan menembakkan peluru ke arah para aktivis pro-demokrasi.Surat intruksi ditandatangani Menteri Dalam Negeri Arab Saudi yang diungkap oleh Televisi Al-Alam. Dalam surat itu tertera bahwa para pemimpin polisi kota Riyadh, Makkah Al-Mukaramah, Madinah Al Munawarah, Al Bahah, Hail, Al-Qasim, wilayah-wilayah utara, Jouf, Asir, Tabuk, Najran, Jazan dan Ash Sharqiyah ditekankan supaya menindak para pendemo tanpa ampun dan menembak mereka.
Meski Departemen Dalam Negeri sudah mengeluarkan surat ancaman kepada para pendemo, masyarakat di kota Ahsa, As-Sharqiyah, tetap menggelar aksi unjuk rasa damai sebagai bentuk solidaritas atas masyarakat Bahrain.
Pada saat yang sama, keluarga kerajaan Saud berselisih pandapat terkait pengiriman pasukan ke Bahrain. Dilaporkan, pengutusan pasukan ke Bahrain itu adalah perintah individual yang dikeluarkan oleh Nayef bin Abdul Aziz yang merangkap sebagai Menteri Dalam Negeri dan Deputi Kedua Perdana Menteri.
Terkait hal ini, para aktivis dan politisi pro-demokrasi terus menggalakkan aksi protes dan menyampaikan ke seluruh warga Arab Saudi supaya melawan arogansi kerajaan Arab Saudi. Menurut laporan yang ada, gerakan anti-rezim sudah melebar ke berbagai pelosok seperti di kota Riyadh, Najran, Tabuk dan Makkah Al-Mukaramah. Dengan demikian, gerakan anti-keluarga Saud bukan hanya diprakarsai komunitas Syiah, tapi juga didukung para pemuda Ahlus-Sunnah.
Bahrain Protes Campur Tangan Iran.
Bahrain pada Kamis mengecam campur tangan Iran terhadap urusan dalam negerinya.Pejabat Departemen Luar Negeri Bahrain yang bertanggung jawab atas Kawasan dan bidang Kerja sama Dewan Teluk (GCC), Hamad Al Amer menggambarkan langkah Iran sebagai “tindakan yang sangat aneh dan perambahan” terhadap kedaulatan Bahrain.“Kami ingin tahu siapa yang berwenang di Iran untuk berbicara atas nama Bahrain. Kami juga bertanya-tanya apakah Iran telah melakukan perwaliannya atas rakyat Bahrain untuk memungkinkan menteri luar negerinya mengirim pesan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Konferensi Islam (OKI),” kata Amer Al kepada Bahrain News Agency.
Menteri luar negeri Iran telah mengirimkan surat kepada PBB, OKI dan Liga Arab menyatakan keprihatinan tentang situasi Bahrain, terutama kedatangan pasukan GCC untuk tindakan keras terhadap pemrotes anti-pemerintah.
“Bahrain berkomitmen penuh pada prinsip-prinsip hubungan bertetangga baik dan tidak ikut campur dalam urusan negara lain. Karena itu, ia menyerukan PBB, OKI dan Liga Arab untuk menolak seruan Iran karena mereka melanggar hukum internasional dan konvensi,” kata Al Amer.
Bahrain memanggil duta besarnya untuk Teheran pada Selasa. Hari berikutnya, menurut TV Negara Iran, duta besarnya di Manama, Mahdi Aghajafari, diminta untuk kembali ke tanah air untuk konsultasi.
Sementara itu, Parlemen Irak pada Kamis mengumumkan dukungan terhadap demonstrasi di Bahrain dan mengutuk intervensi militer asing, sementara ratusan warga Syi`ah Irak berdemo mendukung protes Bahrain.
Parlemen Irak memutuskan untuk membatalkan membahas materi-materi yang dijadwalkan pada sesi ke-44 hari Kamis, karena banyak anggota parlemen menyampaikan pidato marah mengutuk otoritas Bahrain dalam menangani protes di negara mereka, dan mencela intervensi Arab Saudi serta Uni Emirat Arab militer.
Rahbar: “Mengapa Bangsa Iran Bela Bahrain ?”
Published On: Tue, Mar 22nd, 2011
Rahbar memulai pidatonya dengan mengucapkan selamat tahun baru Nouruz bagi bangsa Iran dan bangsa-bangsa yang merayakannya. Setelah itu, Rahbar menyinggung keberhasilan-keberhasilan bangsa Iran pada tahun 1389 HS di bawah slogan “Tekad Ekstra dan Upaya Ekstra.” Rahbar dalam pidatonya menyinggung langkah-langkah yang sudah ditempuh pada tahun 1389 HS seperti sains dan teknologi, subsidi terarah, sikap tegas dan cerdas dalam mereaksi sanksi Barat.
Dalam bagian pidatonya, Rahbar juga menekankan persatuan para pejabat Republik Islam Iran. Dikatakannya, “Ini adalah skenario besar musuh untuk menciptakan perpecahan internal. Mereka tengah menempuh berbagai cara dengan alasan suku, madzhab, kecenderungan politik dan lain-lain.” Kemudian Rahbar menambahkan, “Beruntung sekali bahwa bangsa Iran sadar, dan bahkan semua pihak menunjukkan kecintaan mereka atas sistem demokrasi agama yang menjadi kebanggaan bangsa Iran, saat ini. Untuk itu, semua elemen bangsa harus bersatu dan solid.”.
Rahbar juga menasehati para pejabat supaya tidak menyampaikan keluhannya kepada masyarakat umum, meskipun keluhan itu benar. Menurut Rahbar, menyampaikan keluhan di hadapan masyarakat dapat menghantam persatuan bangsa.
“Saya memperingatkan masalah ini dengan serius, kepada para pejabat negara, ” tegas Rahbar.
Lebih lanjut Rahbar juga menyinggung perkembangan terbaru di kawasan. Dikatakannya, perkembangan terbaru di kawasan seperti Mesir, Tunisia, Libya, Bahrain merupakan masalah penting di dunia Arab dan Islam yang menunjukkan kebangkitan Islam. Rahbar mengatakan, ada dua unsur mendasar dalam perkembangan terbaru di kawasan. Kedua unsur itu adalah partisipasi fisik masyarakat dan gerakan ke arah agama. Rahbar menambahkan, “Partisipasi fisik masyarakat di kancah adalah peristiwa yang pernah terjadi pada Revolusi Islam Iran. Sementara itu, partai-partai dan para analis tidak dapat melakukan apapun.”
“Kemuliaan dan kehormatanlah yang menyebabkan masyarakat Mesir, Tunisia dan negara-negara lain turun ke jalan -jalan. Sebab, harga diri mereka dilukai tangan-tangan rezim lalim, ” jelas Rahbar.
Rahbar menyinggung langkah-langkah diktator Hosni Mubarak yang bersedia menyertai Rezim Zionis Israel dalam memblokade Jalur Gaza. Dikatakannya, “Masyarakat Mesir terluka ketika menyaksikan presiden mereka mewaliki Zionis Israel melakukan kriminalitas yang terburuk.”
Rahbar mengatakan, kebangkitan Islam di kawasan akan membuahkan hasil karena itu adalah janji ilahi. Kemudian Rahbar juga menyebut AS sebagai pihak hipokrit yang sebenarnya.
Menyingggung agresi Barat ke Libya, Rahbar mengatakan, “AS dan Barat mengklaim sebagai pendukung warga dan memasuki Libya dengan menggelar operasi militer. Pada kenyataannya, klaim semacam ini sama sekali tak dapat diterima. Jika benar-benar merasa kasihan, mereka tidak membiarkan masyarakat Libya yang dibombardir dalam sebulan terakhir ini. Sekarang, mereka ingin melibatkan diri. AS dan Barat bukan membela masyarakat Libya, tapi mencari minyak di negara ini.”
Rahbar juga menyinggung gejolak di Bahrain dan menyebutnya sebagai peristiwa yang sama seperti gejolak di negara-negara kawasan. Dikatakannya, “Masalah Bahrain tidak berbeda dengan masalah Mesir, Tunisia dan Libya. Sebab, masyarakat di Bahrain juga mengalami perlakuan pemerintah yang tak menghiraukan hak-hak mereka.”
“Tuntutan mereka hanyalah menggelar pemilu yang setiap satu suara sama dengan satu orang. Apakah ini tuntutan yang berlebihan?!! ” jelas Rahbar.
Rahbar juga menjelaskan, Barat menggunakan kesempatan di Bahrain sebagai isu Sunni dan Syiah. Dikatakannya, “Karena Syiah, masyarakat Bahrain tak patut dibela dan didukung. Televisi-televisi yang menyiarkan detail peristiwa di kawasan, namun tak memberitakan pembantaian massal di Bahrain.”
“Sejumlah politisi dan kolomnis di negara-negara Teluk Persia mengeluarkan pernyataan-pernyataan kosong dan menganggap masalah Bahrain sebagai masalah Sunni-Syiah. Padahal masalahnya bukanlah demikian. Masalahnya adalah aksi protes sebuah bangsa atas kezaliman yang ada. Masalah Bahraian tidak berbeda dengan masalah Tunisia, Mesir, Libya dan Yaman, ” jelas Rahbar.
Rahbar menambahkan, “Mengapa bangsa Iran membela bangsa Bahrain? Bangsa Iran membela semua bangsa yang tertindas. Kami selama 32 tahun mendukung bangsa Palestina. Adakah negara yang membela bangsa Palestina seperti Iran?!! Apakah bangsa Palestina bermadzhab Syiah?!! Terkait Gaza, masyarakat Iran benar-benar berusaha keras membantu bangsa tertindas Gaza. Bahkan para pemuda Iran mendatangi bandara supaya diberangkatkan ke Gaza dan berperang terhadap Israel. Masyarakat Iran menunjukkan solidaritas yang luar biasa kepada Gaza, Palestina, Tunisia dan Mesir. Padahal mereka bukan Syiah. Ini bukan masalah Sunni dan Syiah. Akan tetapi AS dan Barat berupaya mengangkat masalah Bahrain sebagai isu Sunni-Syiah.”.
Di penghujung pidatonya, Rahbar menyatakan bahwa intervensi militer Arab Saudi terhadap Bahrain adalah langkah keliru. Dikatakannya, “Langkah ini menyebabkan Arab Saudi dibenci masyarakat dunia.”
Lebih lanjut Rahbar menjelaskan,”Jika AS dibenci masyarakat di kawasan, maka itu tidaklah terlalu penting karena jarak AS yang sangat jauh dengan kawasan. Akan tetapi jika Arab Saudi dibenci di masyarakat kawasan, maka itu adalah kerugian yang besar. Untuk itu, Arab Saudi telah melakukan kesalahan dan negara manapun yang melakukan langkah ini juga akan dihadapkan pada kekeliruan yang sama.”.
Sebut Pendemo Bahrain Teroris, PM Malaysia Dukung Intervensi Saudi
Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak menyatakan, Malaysia mendukung tindakan Arab Saudi dan para negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC), untuk menciptakan perdamaian, rekonsiliasi dan stabilitas jangka panjang di Bahrain.
Kantor Berita Bernama melaporkan, PM Tun Razak mengungkapkan pernyataan setelah melakukan pertemuan dengan Sekjen Dewan Keamanan Nasional Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz Al-Saud, sebagai utusan khusus untuk menyampaikan sejumlah pesan dari Raja Abdullah.
“Kami mendukung penuh segala keputusan yang diambil sekutu kami di GCC untuk menjaga kestabilan dan keamanan di wilayah teluk sehingga tercipta harmoni dan kedamaian bagi seluruh warga,” ungkap PM Tun Razak.
Ditambahkan, “Malaysia menolak segala tindakan yang dilakukan kelompok teroris yang mengacaukan stabilitas dan keamanan negara (Bahrain).”
Sementara itu, Turki mengecam intervensi Arab Saudi dan rezim-rezim Arab lainnya. PM Turki, Recep Tayyip Erdogan belum lama ini mengatakan, “”Pihak kami sangatlah jelas bahwa kami bukan berpihak pada sumur-sumur minyak. Kami berpihak pada rakyat, demokrasi, perdamaian dan persaudaraan.” Ia menambahkan, ” Kami tidak akan terjebak dalam kubangan para pedagang senjata. Kami meneriakkan; Wahai saudara janganlah bunuh saudara lain!!!”
“Apa yang terjadi di Bahrain adalah tragedi Karbala, ” tegas Erdogan yang menegcam keras intervensi Arab Saudi dan rezim-rezim Arab lainya atas Bahrain.
Kemarin (22/3), Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzam Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa intervensi militer Arab Saudi terhadap Bahrain adalah langkah keliru. Dikatakannya, “Langkah ini menyebabkan Arab Saudi dibenci masyarakat dunia.”.
“Jika AS dibenci masyarakat di kawasan, maka itu tidaklah terlalu penting karena jarak AS yang sangat jauh dengan kawasan. Akan tetapi jika Arab Saudi dibenci di masyarakat kawasan, maka itu adalah kerugian yang besar. Untuk itu, Arab Saudi telah melakukan kesalahan dan negara manapun yang melakukan langkah ini juga akan dihadapkan pada kekeliruan yang sama, ” tegas Rahbar.
Arab Saudi Salafi Serang Syi’ah Bahrain karena dengki pada ahlulbait Nabi.
Sentimen Anti Saudi Kian Meningkat di Bahrain.
Pasca militer Saudi menyerang wilayah utara Kawarah dan menghancurkan masjid di Bahrain .Sentimen anti-Saudi meningkat di Bahrain. Sebuah rekaman video baru-baru ini menunjukkan penghancuran masjid bersama lembaran Al-Qur’an yang terbakar dan terkubur di bawah reruntuhan.Sebelumnya, oposisi Bahrain mengatakan mereka memiliki bukti keterlibatan pasukan Saudi dalam penghancuran masjid dan operasi brutal mereka terhadap para demonstran anti-monarki. Oposisi Bahrain mendesak pasukan Saudi meninggalkan negaranya.
Ketua Komite Anti Penyiksaan di Bahrain, Rodney Shakespeare kepada Press TV menuturkan, bahwa agresi dilakukan Amerika dengan koordinasi Arab Saudi demi menyelamatkan Israel.
“Ini adalah agresi totaliter, ini benar-benar fasis, dan hari ini mereka (agresor) melakukan kejahatan keji,” kata Shakespeare.
“Ketika agresor menghancurkan sebuah masjid, yang merupakan rumah Allah, mereka tidak menghormati dirinya sendiri, sekaligus tidak menghormati Islam,”tegas aktivis HAM ini.
Pengamat Timur Tengah itu menggambarkan serangan polisi dan pasukan Arab Saudi terhadap demonstran sebagai “pembantaian secara sengaja dan terorganisir.”
Amnesti International menyerukan pada pemerintah Barat untuk menghentikan pengiriman senjata ke Bahrain. Sebab senjata itu digunakan rezim Manama untuk menumpas para demonstran damai.
Lebih dari 1.000 tentara Arab Saudi dan 500 polisi dari Uni Emirat Arab, yang didukung tank dan helikopter, membantu rezim Manama menumpas aksi protes rakyatnya sendiri yang menuntut keadilan.
Mahasiswa Iran Lempari Bom Molotov Kedubes Saudi di Teheran.
Kedutaan Besar Arab Saudi diserang oleh puluhan mahasiswa dengan bom molotov sebagai bagian dari aksi protes atas kebijakan pemerintahan Saudi Arabia yang mendukung pemerintahan Bahrain yang menumpas unjuk rasa Anti rezim Al Khilafah.Kantor berita resmi IRNA mengatakan pengunjuk rasa mencoba mengibarkan bendera dari kelompok Hizbullah Libanon di gerbang kedutaan Saudi Senin kemarin (11/4), namun berhasil dicegah oleh polisi.
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menentang para pemimpin Saudi dan Bahrain, yang keduanya merupakan pengikut Islam Sunni.
Iran, sebagian besar penduduknya adalah kaum Syiah, mereka mencela pengerahan pasukan yang dipimpin Saudi untuk membantu menopang monarki Bahrain.
Sebuah tindakan keras pemerintah terhadap aksi protes Bahrain yang dipimpin kaum Syiah telah menewaskan sedikitnya 27 orang. Pihak berwenang mengatakan mereka melihat adanya pengaruh Iran di kalangan oposisi, meskipun belum ada link yang terlihat secara jelas
Rezim Al Khalifa, Benteng Terdepan Kepentingan Para Diktator Arab?
Aksi demonstrasi rakyat anti pemerintahan Bahrain yang meluas ke seluruh pelosok negara, benar-benar telah menggoyang rezim Al Khalifa. Tapi dampak dari protes luas di Bahrain lebih dirasakan oleh rezim-rezim di kawasan ini. Para penguasa Arab di Timur Tengah, khususnya Teluk Persia terpaksa berpikir keras untuk mencegah aksi semacam itu menyebar ke negaranya. Bahkan sebagian dari rezim-rezim ini sepert Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah mengirim pasukan mereka ke Manama guna menumpas aksi demonstrasi damai rakyat Bahrain.Di sisi lain, menurut majalah Foreign Policy apapun saja transformasi Timur Tengah dan Afrika Utara, namun pememangnya sudah diketahui dan itu adalah Republik Islam Iran. Karena apa yang terjadi di dua kawasan ini, rezim-rezim penentang Iran satu persatu mulai tumbang dan para diktator yang berkuasa perlahan-lahan mulai meletakkan kekuasaannya. Pertama, Hosni Mubarak di Mesir dan kini giliran Muammar Gaddafi di Libya.
Sebelum ini, diktator Gaddafi selama berkuasa berkali-kali mencela sikap Iran yang tetap mempertahankan sikapnya terkait masalah nuklir di hadapan tekanan Barat. Muammar Gaddafi juga menegaskan bahwa tidak ada satu negarapun yang dapat bertahan melawan Amerika. Rezim Gaddafi sendiri pada 2003 akhirnya takluk di hadapan tekanan Amerika dan menyerahkan seluruh perlengkapan nuklir Libya kepada Paman Sam. Namun apa yang terjadi sekarang? Pesawat-pesawat tempur Amerika kini tengah membombardir posisi militer Libya dan berputar-putar di atas gedung kepresidenan Sang Kolonel.
Namun apa yang terjadi di Timur Tengah tidak berhenti pada Muammar Gaddafi. Rezim Arab Saudi yang punya hubungan dekat dengan Bahrain melihat nasibnya juga bergantung pada negara kecil ini. Tumbangnya rezim Al Khalifa di Bahrain bakal mendorong rakyat di Timur Tengah untuk menggulingkan rezim-rezim yang sama. Itulah mengapa sekalipun sebelumnya terdapat perselisihan di antara negara-negara Arab Teluk Persia, tapi terkait Bahrain mereka kemudian bersatu.
Pengiriman pasukan Saudi ke Manama, selain untuk menumpas aksi demonstrasi damai rakyat Bahrain, rezim Riyadh berusaha mempertahankan keluarga Al Khalifa untuk tetap berkuasa di negara ini. Pengiriman pasukan Arab Saudi ke Bahrain sejatinya aksi campur tangan urusan dalam negeri negara lain. Bahkan lebih dari itu, pengiriman pasukan ini berarti praktis Arab Saudi telah menduduki Bahrain. Tampaknya rezim Saudi tidak mengambil pelajaran dari pendudukan Amerika di Irak, atau Amerika yang sengaja membiarkan sekutu terdekatnya bersikap demikian.
Rezim Saudi perlu mencamkan bahwa mereka yang turun ke jalan-jalan di Manama melakukan aksi demonstrasi adalah rakyat Bahrain yang menuntut hak-haknya sebagai warga negara. Mereka adalah warga negara Bahrain yang sudah letih menyaksikan kehadiran armada angkatan laut kelima Amerika di negaranya. Intervensi militer Saudi di Bahrain juga mendapat lampu hijau dari Amerika. Itu berarti apa yang dilakukan Arab Saudi hanya pengulangan dipecundanginya tentara pendudukan.
Arab Saudi dan seluruh penguasa Arab Teluk Persia sebenarnya tidak mengkhawatirkan situasi Bahrain. Mereka lebih mencemaskan teriakan Allahu Akbar di sekeliling istananya. Untuk itu, kebangkitan rakyat Bahrain harus segera ditumpas agar tidak menjalar ke rezim-rezim Arab lainnya. Bagi mereka, Bahrain saat ini merupakan benteng terdepan yang membela kepentingan para diktator Arab. Namun pertanyaannya, apakah ada yang dapat bertahan di hadapan tekad kuat rakyat muslim Bahrain?
Post a Comment
mohon gunakan email