"Dialah
yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur'an) dan
agama yang benar, untuk dimenangkannya atas segala agama, meskipun
orang-orang musyrik tidak menyukai." (QS. 9:33).
Ath-Thabarsi dalam Tafsir Majma'ul Bayan fi Tafsir Al-Qur'an jilid VII hal 66 menafsirkan sbb:
"Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya; yang di maksud Rasul disini adalah Muhammad SA W. (Dengan membawa) petunjuk; yakni hujjah-hujjah, penjelasan-penjelasan, dalil-dalil dan bukti-bukti. Dan agama yang benar;
yakni agama Islam dan syariat -syariat yang memiliki konsekwensi
pembalasan berupa pahala, dan semua agama selainnya adalah bathil, yang
memiliki konsekwensi siksaan.
Untuk dimenangkan-Nya atas segala agama;
yang dimaksud: Dia akan mengunggulkan agama Islam diatas semua agama
lainnya dengan hujjah, sehingga dimuka bumi ini tak ada satu agamapun
yang tinggal kecuali dikalahkan, dan tak seorangpun yang bisa
mengalahkan pemeluk Islam dengan hujjah, bahkan sebaliknya pemeluk Islam
mengalahkan mereka dengan hujjah.
"Imam
Abu Jakfar Muhammad Al-Bagir A S. mengatakan:" Sesungguhnya hal itu
terjadi pada saat munculnya Al-Mahdi dari kelurga Muhammad, pada saat
itu tak akan ada lagi seorang manusiapun kecuali dia mengakui Muhammad.
"Pendapat ini didukung oleh Al-Sudiy dan Al-Kalbi.
Al-Migdad bin Al-Aswad mengatakan: 'Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Tidak
akan tinggal satu rumahpun, baik rumah permanen dipedesaan maupun
perkemahan yang berpindah-pindah, kecuali Allah memasukkan kedalamnya,
seruan Islam, entah dengan kemuliaan atau dengan kehina-dinaan . Adapun
yang dimaksud "dengan kemuliaan" adalah, bahwa Allah membuat penghuni
rumah itu sebagai pemeluk Islam sampai mereka menjadi mulia dengannya,
Sedangkan "dengan kehinaan" maksudnya adalah, Allah membuat penghuninya
tunduk kepada Islam.
Dalam buku Al-Bahrul Muhith, Abu Hayyan Al-Andalusi mengutip pendapat A-Sudiy tentang firman Allah: "Untuk dimenangkan atas segala Agama"
mengatakan: "Hal itu akan terjadi pada saat munculnya Al-Mahdi. Pada
saat itu tak seorangpun manusia yang tinggal kecuali dia masuk kedalam
Islam atau membayar pajak (Jizyah) ".
Imam Malik (pemimpin mazhab Maliki) berkomentar tentang firman Allah (QS. 28. 5): "Dan
Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi,
dan akan menjadikan mereka pemimpin, dan membuat mereka mewarisi
(bumi)." Sbb : "Pembuktian atas ayat ini belum terjadi, dan bahwa
ummat Islam masih menunggu munculnya manusia yang akan menjadi sarana
bagi terwujudnya ayat tersebut" (Ath-Thabarsi dalam Majma'ul Bayan fi
Tafsir Al-Qur'an jilid V hal 24). Ketika
kaum Alawiyin (keturunan Fatimah AS) tertimpah penindasan yang teramat
sangat oleh penguasah Abbasiyah, Muhammad ibn Jakfar Al-Alawy mengadukan
pada Imam Malik dan dijawab oleh Imam Malik bersabarlah sampai datang
tafsirnya ayat tsb diatas (QS. 28. 5), demikian riwayat Abul Faraj
Al-Isfahany dalam buku Maqatil Aththalibiyin hal 539.
Assayyid
Abdullah Syabr dalam bukunya Haqqul Yakin jilid I hal 222 menuturkan
bahwa hadits tentang Imam Mahdi jumlahnya lebih dari lima ratus
yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, penyusun kitab Jami'ul Ushul dan orang-orang selain mereka. Selanjutnya beliau berkata dalam kitab-kitab yang mu'tabar dan kitab Ushul yang telah diakui, ada lebih dari seribu hadits.
Al-Juwaini
Al-Khurasany mengeluarkan dari Sa'id bin Jubair dan Abdullah bin Abbas,
yang disebut juga oleh Al-Majlisi dalam kitab Biharul Anwar jilid LI
hal. 71 dari Akmaluddin sbb: Telah bersabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya
para khalifahku dan Washi (pemegang wasiat) ku serta hujjah-hujjah
Allah terhadap makhluk sesudahku adalah 12 Orang, yang pertama adalah
saudaraku, dan yang terakhir adalah anakku" Ditanya kepada beliau: 'Wahai Rasulullah, siapa saudara Tuan itu? ' 'Beliau menjawab: Ali bin Abi Thalib.' Ditanyakan lagi: 'Dan siapa putra Tuan itu?' 'Dia menjawab:'
Al-Mahdi, yang akan memenuhi dunia dengan keadilan, sebagaimana ia
(dunia) telah dipenuhi dengan kejahatan dan kedzaliman.
"Dan
demi Dia (Allah), yang telah mengutusku sebagai Nabi, seandainya umur
dunia ini hanya tinggal sehari saja, niscaya Allah akan memperpanjang
hari itu sampai Dia membangkitkan didalamnya, anakku Al-Mahdi. Maka
turunlah Ruhullah Isa putra Maryam AS, Dia kan shalat dibelakangnya,
dan bumi akan bersinar dengan Nur Tuhannya, dan kekuasaannya akan
mencapai timur dan barat. "
Imam
Ahmad bin Hambal (pemimpin mazhab Hambali) telah meriwayatkan dari 2
sufyan (yaitu Sufyan ibn Uyainah dan Sufyan Ats-Tsauri) bahwa Rasulullah
bersabda: "Dunia tidak akan lenyab dan
tidak akan musnah, sampai muncul seorang laki-laki dari Ahlil-Baitku
yang menginjaknya, yang namanya sama dengan namaku. "(Kanzul Umal jilid XIV hal.263 oleh Al-Muttaqi al-Hindy). Hadits yang serupa juga diriwayatkan oleh Imam Turmudzi.
Dalam buku Al-Jami'ush Shaghir, jilid II hal. 580 oleh As-Suyuthi yang mengutib dari Abu Dawud diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: "Al-Mahdi
itu dari (keturunan) -ku, keningnya lebar, hidungnya mancung, dia akan
memenuhi dunia dengan keadilan, sebagaimana ia telah dipenuhi dengan
kejahatan dan kedzaliman, dia akan menjadi pemimpin selama 7 tahun. Selanjutnya Assuyuthi dalam kitabnya yang lain Al-Hawi lil Fatawa jilid II hal. 57
menjelaskan dalam bab hadits tentang Al-Mahdi sbb: "Ini adalah
serangkaian hadits dan atsar yang disepakati, yang berbicara tentang
Al-Mahdi. Aku telah menyaring sebanyak 40 hadits yang dikumpulkan oleh
Al-Hafid Abu Nu'aim, dan menambahkannya apa yang dia tidak memilikinya.
Aku memberi catatan dengan huruf "Kaf"
Kami
akhiri sampai disini hadits-hadits tentang Al-Mahdi, kami tidak dapat
menyebutkan satu persatu karena jumlahnya sangat banyak sekali, yang
dirawikan oleh ulama-ulama besar kepercayaan ummat Muhammad SAW,
cukuplah bagi Anda disini kami sebutkan fatwa Sekjen Rabithah alamil
Islami dan Rektor Universitas Islam Madinah yang dimuat dalam Majalah
Al-Jami'ah Al-Islamiyah, No. 3
hal 161 - 162 sbb: "Sesungguhnya masalah Al-Mahdi merupakan masalah
yang menjadi pengetahuan umum, dan hadits-hadits tentang banyak sekali,
bahkan mencapai tingkat mutawatir. Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa
munculnya tokoh yang dijanjikan ini merupakan suatu hal yang telah tetap
kebenarannya (yakni suatu kebenaran yang tak bisa diragukan lagi), dan
munculnya adalah benar.
Seorang
lusin dalam Universitas tersebut bernama Ustad Syeh Abdul Muhsin
Al-Ibad dalam bukunya: Muhadharah haula al-imam Al-Mahdi wa At-Ta'liq
'alaiha, hal. 26,
yang juga disampaikan dalam kuliahnya yang berjudul "Akidah Ahlus
Sunnah dan Atsar tentang Al-Mahdi Al-Muntadhar sbb: Jumlah yang saya
pelajari dari nama-nama sahabat yang meriwayatkan hadits-hadits Al-Mahdi
dari Rasulullah SAW, adalah 26 orang mereka adalah :
1
Ustman ibn Affan, 2 Ali ibn Abi Thalib, 3 Thalhah bin Ubaidillah, 4
Abdurrahman ibn Auf, 5 Al-Husain bin Ali, 6 Ummu Salamah, 7 Ummu
Habibah, 8 Abdullah ibn Abbas, 9 . Abdullah ibn Mas'ud, 10 Abdullah ibn
Umar, 11 Abdullah ibn Amr, 12 Abu Sa'id Al-Hudri, 13 Jabir ibn Abdullah,
14 Abu Hurairah, 15. Anas ibn Malik, 16 Ammar ibn Yasir, 17 Auf bin
Malik, 18 Tsauban maula Rasulullah, 19 Qurrah ibn Ayas, 20. Ali
Al-Hilali, 21 Hudzaifah bin Al-Yaman, 22. Abdullah ibn Al-Harits bin
Hamzah, 23. Auf bin Malik, 24. Imran ibn Husain, 25. Abu Ath-Thufail,
26. Jabir Ash Shadafi. Selanjutnya
beliau berkata: "Dan hadits -Hadits Al-Mahdi itu telah dinukil oleh
sejumlah besar imam dalam kitab-kitab shahih dan sunan, Mu'jam dan
Musnad, serta lain-liannya. Jumlahnya kitab-kitab mereka yang saya
ketahui atau yang saya ketahui bahwa mereka menukilnya 38.
Sangat panjang sekali bila saya sebut satu persatu disini, sebagai contoh cukup dibawah ini:
Abu
Dawud dalam Sunannya, Turmudzi dalam Jami'nya, Ahmad dalam Musnadnya
dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya, Al-Hakim dalam Al-Mustadarak, Abu Bakar
bin Abi Syaibah dalam Mushnif, Al-Hafizh (si penghafal lebih dari
100.000 hadits) Abu Nu ' aim dalam kitab Al-Mahdi, Ath-Thabary dalam
ketiga kitabnya Alkabir, Al-awsath dan Ashshaghir, Darul Qutny dalam
Al-Afrad, Ibnu Asakir dalam tanggalnya, Assuyuthi dalam Al-Urf Al-Wardy
dan Al-Hawy fil Fatawa, Ibnu Jarir dalam Tahzib al Atsar, Al-Baihagy
dalam Dala'ilun Nubuwah, Ibnu Sa'ad dalam Thabaqod.
Demikianlah
jawaban saya ini, saya akhiri semoga Anda menjadi puas dengan
keterangan yang singkat ini, adapun buku-buku yang Anda tunjuk itu
adalah buku-buku yang dikarang oleh ulama-ulama yang kurang penerangan,
mungkin juga kurang bahan referensi atau mereka yang dihinggapi penyakit
kebencian terhadap keluarga Nabi SAW, yang nota bonekanya adalah
kebencian terhadap Nabi sendiri, mereka mengira ini adalah masalah yang
ringan yang tidak perhitungannya disisi Al-Khaliq, ilmu mereka tidak
sampai pada kerongkongan mereka, mereka merasa puas dengan apa yang
telah dicapai dengan cara demikian itu, semoga Allah SWT menjadikan kita
semua menjadi hamba-hambanya yang mengimani apa-apa yang wajib diimani
dan memberi petunjuk selalu untuk mengikuti apa-apa yang disampaikan
oleh Rasul-Nya SAW, Semoga Allah mempercepat kehadiran Imam Mahdi yang
ditunggu itu dan menjadikan kita sebagai bala tentaranya yang selalu
setia mengikuti perintahnya Amin.
Pertanyaan
Imam Mahdi siapa namanya?
Ada yang mengatakan Mahdi bin Hasan, Ada pula yang mengatakan Mahdi bin Hanafiah dan ada lagi yang mengatakan Mahdi bin Abdullah.
Mohon dijelaskan dan bagaimana silsilahnya?.
Jawaban
Segala
Puja dan Puji untuk Allah, shalawat dan salam untuk Nabi yang dicintai
dan dikasihi oleh ruh, jiwa dan jasad kita demikian juga untuk
kelurganya athoyyibin athohirin.
Masalah
Imam Mahdi adalah salah satu masalah yang cukup rumit dalam Islam namun
keasliannya tidak dapat dmungkiri menurut Imam Suyuti dari jalur ulama
jumhur lebih dari 500 hadits yang berkualitas shahih dan hasan, sedang
menurut jalur ulama yang menghubungkan diri pada Imam Ja'far Ashshadiq
ada sekitar 6.000 hadits. Dibawah ini adalah Hadits-hadits lain dari yang lalu:
a. Al-Mahdi adalah berasal dari keturunanku, yaitu anak cucu Fathimah. (riwayat: Muslim, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah, Al-Baihaqi dll).
b. Kami anak-anak Abdul Muththalib, adalah pemimpin para penghuni surga. Aku, Hamzah, Ali, Jakfar, Alhasan, Alhusain dan alMahdi. (Sunan Ibnu Majah jilid II halaman 1368).
c. Dunia
tidak akan lenyap dan tidak akan musnah, sampai muncul seorang
laki-laki dari Ahli Baitku yang menginjaknya, namanya sama dengan
namaku. (Kanzul Umal jilid XIV halaman 263 oleh Al-Muttaqi Al-Hindi). dilain riwayat: "nama ayahnya sama dengan nama ayahku".
d. alMahdi berasal dari keturunan Hasan (Sunan Abu Dawud)
e. alMahdi berasal dari keturunan Husain (Ashshawa'iqul Mughriqah oleh Ibnu Hajar dan Al-Fushulul Muhimah oleh Ibnu Khallikan).
Dari
uraian diatas yang paling jelas adalah bahwa Imam Mahdi itu dari
keturunan Rasulullah Muhammad bin Abdilllah dari keturunan putrinya
yaitu Sayyidatinah Athahirah Fathimah Azzahrah as dan nama Imam Mahdi
adalah Muhammad. Jadi
Imam Mahdi itu bukan Ibnu Hanafiah, sebab Ibnu Hanafiah terhubung ke
Muhammad Ibnu Hanafiah yaitu anak Sayyidinah Ali bin Abi Thalib yang
ibunya dari suku Hanafiah (bukan Siti Fatimah). Yang
menjadi masalah sekarang adalah: Namanya Muhammad bin Abdullah atau
Muhammad bin Hasan, dan apakah dari keturunan Hasan atau Husain yang
keduanya adalah anak pasangan suami - istri Sayyidinah Ali bin Abi
Thalib dengan Siti Fathimah binti Rasulillah SA W.
Mari Kita amati keterangan dibawah ini yang dinukil dari kitab: "Is'af Al-Raghibin fi Sirah Al-Mushthafa wa Fadha'il Ahli baithi Al-Thahirin" karya Al-Imam Al-Allamah Al-Arif Billah Al-Syaih Muhammad bin Ali Al-Shabban Rahimahullah sebagai berikut:
Sayyidi
Abdul Wahab Al-Sya'rani mengatakan di dalam kitabnya Al-Yawaqit wal
Jawahir bahwa Al-Mahdi itu berasal dari putra Imam Hasan Al-Askari. Lahir pada malam pertengahan bulan sya'ban tahun dua ratus lima puluh lima Hijriyah. Ia
tetap hidup sampai sekarang dan akan bergabung dengan Nabi Isa as
Demikianlah yang diberitahukan oleh Syaih Hasan Al-Iraqi kepadaku, dari
Imam Al-Mahdi, ketika Syaih Hasan bertemu dengannya, yang kebetulan
dihadiri juga oleh Sayyidi Ali Al-Khawwash rahimahumallaahu Ta'ala.
Syeih
Muhyiddin di dalam kitab Al-Futuhat mangatakan: "Ketahuilah Bahwa
Al-Mahdi as itu harus keluar, namun tidak akan keluar kecuali ketika
dunia sudah penuh dengan kezaliman dan dialah yang akan melenyapkan
kezaliman itu dan menggantikan dengan keadilan. Dia
berasal dari keturunan Rasulullah SAW dari putra Fathimah ra kakeknya
adalah Husain bin Ali bin Abi Thalib, dan ayahnya adalah Imam Hasan
Al-Askari bin Imam Ali Al-Naqi bin Imam Muhammad Al-Taqi bin Imam Ali
Al-Ridha bin Imam Musa Al Kazhim bin Imam Jakfar Ashshadiq bin Imam
Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Husain bin Imam
Ali bin Abi Thalib ra
Dalam
Kitab Ash-Shawa'iqal Muhriqah karya Ibnu Hajar dalam bab tentang ihwal
Al-'Askari ada uraian sebagai berikut: "Dia (Imam Hasan Al-'Askari)
tidak meninggalkan keturunan seorang pun selain putranya yaitu Abal
Qasim Muhammad AlHujjah as, yang umurnya ketika ayahnya wafat adalah 5
tahun. Tapi dalam usia tersebut Allah telah menganugrahkan kepadanya hikmah, dan dia bernama Al-Qa'im Al-Muntadzar. Dikatakan bahwa, yang demikian itu karena dia telah "dirahasiakan", kemudian menghilang dan tidak diketahui kemana perginya. Penulis
lain dari kalangan jumhur ulama juga menuturkan hal serupa, misalnya
Ibnu Khallikan, penulis Al-Fushulul Muhimah, Mathalibus Su'ul,
Syawahidun Nubuwah sebagai mana dijelaskan oleh syaih Abdullah Syabar
dalam karyanya yang berjudul haqqul yaqin. Wallahu a'lam
|
Post a Comment
mohon gunakan email