Pesan Rahbar

Home » , , , » Muhammad Al-Mahdi (Imam Mahdi) Dalam Pandangan Ahlus Sunnah Dan Syiah

Muhammad Al-Mahdi (Imam Mahdi) Dalam Pandangan Ahlus Sunnah Dan Syiah

Written By Unknown on Sunday, 3 August 2014 | 19:25:00


Imam Mahdi as
 
"Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar, untuk dimenangkannya atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik tidak menyukai."   (QS. 9:33).
 
Ath-Thabarsi dalam Tafsir Majma'ul Bayan fi Tafsir Al-Qur'an jilid VII hal 66 menafsirkan sbb:
"Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya; yang di maksud Rasul disini adalah Muhammad SA W. (Dengan membawa) petunjuk; yakni hujjah-hujjah, penjelasan-penjelasan, dalil-dalil dan bukti-bukti. Dan agama yang benar; yakni agama Islam dan syariat -syariat yang memiliki konsekwensi pembalasan berupa pahala, dan semua agama selainnya adalah bathil, yang memiliki konsekwensi siksaan.
       
Untuk dimenangkan-Nya atas segala agama; yang dimaksud: Dia akan mengunggulkan agama Islam diatas semua agama lainnya dengan hujjah, sehingga dimuka bumi ini tak ada satu agamapun yang tinggal kecuali dikalahkan, dan tak seorangpun yang bisa mengalahkan pemeluk Islam dengan hujjah, bahkan sebaliknya pemeluk Islam mengalahkan mereka dengan hujjah.
       
"Imam Abu Jakfar Muhammad Al-Bagir A S. mengatakan:" Sesungguhnya hal itu terjadi pada saat munculnya Al-Mahdi dari kelurga Muhammad, pada saat itu tak akan ada lagi seorang manusiapun kecuali dia mengakui Muhammad. "Pendapat ini didukung oleh Al-Sudiy dan Al-Kalbi.
       
Al-Migdad bin Al-Aswad mengatakan: 'Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Tidak akan tinggal satu rumahpun, baik rumah permanen dipedesaan maupun perkemahan yang berpindah-pindah, kecuali Allah memasukkan kedalamnya, seruan Islam, entah dengan kemuliaan atau dengan kehina-dinaan . Adapun yang dimaksud "dengan kemuliaan" adalah, bahwa Allah membuat penghuni rumah itu sebagai pemeluk Islam sampai mereka menjadi mulia dengannya, Sedangkan "dengan kehinaan" maksudnya adalah, Allah membuat penghuninya tunduk kepada Islam.
       
Dalam buku Al-Bahrul Muhith, Abu Hayyan Al-Andalusi mengutip pendapat A-Sudiy tentang firman Allah: "Untuk dimenangkan atas segala Agama" mengatakan: "Hal itu akan terjadi pada saat munculnya Al-Mahdi. Pada saat itu tak seorangpun manusia yang tinggal kecuali dia masuk kedalam Islam atau membayar pajak (Jizyah) ".
      
Imam Malik (pemimpin mazhab Maliki) berkomentar tentang firman Allah (QS. 28. 5): "Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi, dan akan menjadikan mereka pemimpin, dan membuat mereka mewarisi (bumi)." Sbb : "Pembuktian atas ayat ini belum terjadi, dan bahwa ummat Islam masih menunggu munculnya manusia yang akan menjadi sarana bagi terwujudnya ayat tersebut" (Ath-Thabarsi dalam Majma'ul Bayan fi Tafsir Al-Qur'an jilid V hal   24). Ketika kaum Alawiyin (keturunan Fatimah AS) tertimpah penindasan yang teramat sangat oleh penguasah Abbasiyah, Muhammad ibn Jakfar Al-Alawy mengadukan pada Imam Malik dan dijawab oleh Imam Malik bersabarlah sampai datang tafsirnya ayat tsb diatas (QS. 28. 5), demikian riwayat Abul Faraj Al-Isfahany dalam buku Maqatil Aththalibiyin hal 539.
       
Assayyid Abdullah Syabr dalam bukunya Haqqul Yakin jilid I hal 222 menuturkan bahwa hadits tentang Imam Mahdi jumlahnya lebih dari lima ratus   yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, penyusun kitab Jami'ul Ushul dan orang-orang selain mereka. Selanjutnya beliau berkata dalam kitab-kitab yang mu'tabar dan kitab Ushul yang telah diakui, ada lebih dari seribu hadits.
       
Al-Juwaini Al-Khurasany mengeluarkan dari Sa'id bin Jubair dan Abdullah bin Abbas, yang disebut juga oleh Al-Majlisi dalam kitab Biharul Anwar jilid LI hal. 71 dari Akmaluddin sbb: Telah bersabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya para khalifahku dan Washi (pemegang wasiat) ku serta hujjah-hujjah Allah terhadap makhluk sesudahku adalah 12 Orang, yang pertama adalah saudaraku, dan yang terakhir adalah anakku" Ditanya kepada beliau: 'Wahai Rasulullah, siapa saudara Tuan itu? ' 'Beliau menjawab: Ali bin Abi Thalib.' Ditanyakan lagi: 'Dan siapa putra Tuan itu?' 'Dia menjawab:' Al-Mahdi, yang akan memenuhi dunia dengan keadilan, sebagaimana ia (dunia) telah dipenuhi dengan kejahatan dan kedzaliman.
       
"Dan demi Dia (Allah), yang telah mengutusku sebagai Nabi, seandainya umur dunia ini hanya tinggal sehari saja, niscaya Allah akan memperpanjang hari itu sampai Dia membangkitkan didalamnya, anakku Al-Mahdi. Maka turunlah Ruhullah Isa putra Maryam AS, Dia kan shalat dibelakangnya, dan bumi akan bersinar dengan Nur Tuhannya, dan kekuasaannya akan mencapai timur dan barat. "

Imam Ahmad bin Hambal (pemimpin mazhab Hambali) telah meriwayatkan dari 2 sufyan (yaitu Sufyan ibn Uyainah dan Sufyan Ats-Tsauri) bahwa Rasulullah bersabda: "Dunia tidak akan lenyab dan tidak akan musnah, sampai muncul seorang laki-laki dari Ahlil-Baitku yang menginjaknya, yang namanya sama dengan namaku. "(Kanzul Umal jilid XIV hal.263 oleh Al-Muttaqi al-Hindy). Hadits yang serupa juga diriwayatkan oleh Imam Turmudzi.

Dalam buku Al-Jami'ush Shaghir, jilid II hal. 580 oleh As-Suyuthi yang mengutib dari Abu Dawud diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: "Al-Mahdi itu dari (keturunan) -ku, keningnya lebar, hidungnya mancung, dia akan memenuhi dunia dengan keadilan, sebagaimana ia telah dipenuhi dengan kejahatan dan kedzaliman, dia akan menjadi pemimpin selama 7 tahun. Selanjutnya Assuyuthi dalam kitabnya yang lain Al-Hawi lil Fatawa   jilid II hal. 57 menjelaskan dalam bab hadits tentang Al-Mahdi sbb: "Ini adalah serangkaian hadits dan atsar yang disepakati, yang berbicara tentang Al-Mahdi. Aku telah menyaring sebanyak 40 hadits yang dikumpulkan oleh Al-Hafid Abu Nu'aim, dan menambahkannya apa yang dia tidak memilikinya. Aku memberi catatan dengan huruf "Kaf"

Kami akhiri sampai disini hadits-hadits tentang Al-Mahdi, kami tidak dapat menyebutkan satu persatu karena jumlahnya sangat banyak sekali, yang dirawikan oleh ulama-ulama besar kepercayaan ummat Muhammad SAW, cukuplah bagi Anda disini kami sebutkan fatwa Sekjen Rabithah alamil Islami dan Rektor Universitas Islam Madinah yang dimuat dalam Majalah Al-Jami'ah Al-Islamiyah, No. 3 hal 161 - 162 sbb: "Sesungguhnya masalah Al-Mahdi merupakan masalah yang menjadi pengetahuan umum, dan hadits-hadits tentang banyak sekali, bahkan mencapai tingkat mutawatir. Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa munculnya tokoh yang dijanjikan ini merupakan suatu hal yang telah tetap kebenarannya (yakni suatu kebenaran yang tak bisa diragukan lagi), dan munculnya adalah benar.

 Seorang lusin dalam Universitas tersebut bernama Ustad Syeh Abdul Muhsin Al-Ibad dalam bukunya: Muhadharah haula al-imam Al-Mahdi wa At-Ta'liq 'alaiha, hal. 26, yang juga disampaikan dalam kuliahnya yang berjudul "Akidah Ahlus Sunnah dan Atsar tentang Al-Mahdi Al-Muntadhar sbb: Jumlah yang saya pelajari dari nama-nama sahabat yang meriwayatkan hadits-hadits Al-Mahdi dari Rasulullah SAW, adalah 26 orang mereka adalah :
1 Ustman ibn Affan, 2 Ali ibn Abi Thalib, 3 Thalhah bin Ubaidillah, 4 Abdurrahman ibn Auf, 5 Al-Husain bin Ali, 6 Ummu Salamah, 7 Ummu Habibah, 8 Abdullah ibn Abbas, 9 . Abdullah ibn Mas'ud, 10 Abdullah ibn Umar, 11 Abdullah ibn Amr, 12 Abu Sa'id Al-Hudri, 13 Jabir ibn Abdullah, 14 Abu Hurairah, 15. Anas ibn Malik, 16 Ammar ibn Yasir, 17 Auf bin Malik, 18 Tsauban maula Rasulullah, 19 Qurrah ibn Ayas, 20. Ali Al-Hilali, 21 Hudzaifah bin Al-Yaman, 22. Abdullah ibn Al-Harits bin Hamzah, 23. Auf bin Malik, 24. Imran ibn Husain, 25. Abu Ath-Thufail, 26. Jabir Ash Shadafi. Selanjutnya beliau berkata: "Dan hadits -Hadits Al-Mahdi itu telah dinukil oleh sejumlah besar imam dalam kitab-kitab shahih dan sunan, Mu'jam dan Musnad, serta lain-liannya. Jumlahnya kitab-kitab mereka yang saya ketahui atau yang saya ketahui bahwa mereka menukilnya 38.
 
Sangat panjang sekali bila saya sebut satu persatu disini, sebagai contoh cukup dibawah ini:
Abu Dawud dalam Sunannya, Turmudzi dalam Jami'nya, Ahmad dalam Musnadnya dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya, Al-Hakim dalam Al-Mustadarak, Abu Bakar bin Abi Syaibah dalam Mushnif, Al-Hafizh (si penghafal lebih dari 100.000 hadits) Abu Nu ' aim dalam kitab Al-Mahdi, Ath-Thabary dalam ketiga kitabnya Alkabir, Al-awsath dan Ashshaghir, Darul Qutny dalam Al-Afrad, Ibnu Asakir dalam tanggalnya, Assuyuthi dalam Al-Urf Al-Wardy dan Al-Hawy fil Fatawa, Ibnu Jarir dalam Tahzib al Atsar, Al-Baihagy dalam Dala'ilun Nubuwah, Ibnu Sa'ad dalam Thabaqod.
 
Demikianlah jawaban saya ini, saya akhiri semoga Anda menjadi puas dengan keterangan yang singkat ini, adapun buku-buku yang Anda tunjuk itu adalah buku-buku yang dikarang oleh ulama-ulama yang kurang penerangan, mungkin juga kurang bahan referensi atau mereka yang dihinggapi penyakit kebencian terhadap keluarga Nabi SAW, yang nota bonekanya adalah kebencian terhadap Nabi sendiri, mereka mengira ini adalah masalah yang ringan yang tidak perhitungannya disisi Al-Khaliq, ilmu mereka tidak sampai pada kerongkongan mereka, mereka merasa puas dengan apa yang telah dicapai dengan cara demikian itu, semoga Allah SWT menjadikan kita semua menjadi hamba-hambanya yang mengimani apa-apa yang wajib diimani dan memberi petunjuk selalu untuk mengikuti apa-apa yang disampaikan oleh Rasul-Nya SAW, Semoga Allah mempercepat kehadiran Imam Mahdi yang ditunggu itu dan menjadikan kita sebagai bala tentaranya yang selalu setia mengikuti perintahnya Amin.

 Pertanyaan
Imam Mahdi siapa namanya?
Ada yang mengatakan Mahdi bin Hasan, Ada pula yang mengatakan Mahdi bin Hanafiah dan ada lagi yang mengatakan Mahdi bin Abdullah.
Mohon dijelaskan dan bagaimana silsilahnya?.
 
Jawaban
Segala Puja dan Puji untuk Allah, shalawat dan salam untuk Nabi yang dicintai dan dikasihi oleh ruh, jiwa dan jasad kita demikian juga untuk kelurganya athoyyibin athohirin.
Masalah Imam Mahdi adalah salah satu masalah yang cukup rumit dalam Islam namun keasliannya tidak dapat dmungkiri menurut Imam Suyuti dari jalur ulama jumhur lebih dari 500 hadits yang berkualitas shahih dan hasan, sedang menurut jalur ulama yang menghubungkan diri pada Imam Ja'far Ashshadiq ada sekitar 6.000 hadits. Dibawah ini adalah Hadits-hadits lain dari yang lalu:
a. Al-Mahdi adalah berasal dari keturunanku, yaitu anak cucu Fathimah. (riwayat: Muslim, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah, Al-Baihaqi dll).
b. Kami anak-anak Abdul Muththalib, adalah pemimpin para penghuni surga. Aku, Hamzah, Ali, Jakfar, Alhasan, Alhusain dan alMahdi. (Sunan Ibnu Majah jilid II halaman 1368).
c. Dunia tidak akan lenyap dan tidak akan musnah, sampai muncul seorang laki-laki dari Ahli Baitku yang menginjaknya, namanya sama dengan namaku. (Kanzul Umal jilid XIV halaman 263 oleh Al-Muttaqi Al-Hindi). dilain riwayat: "nama ayahnya sama dengan nama ayahku".
d. alMahdi berasal dari keturunan Hasan (Sunan Abu Dawud)
e. alMahdi berasal dari keturunan Husain (Ashshawa'iqul Mughriqah oleh Ibnu Hajar dan Al-Fushulul Muhimah oleh Ibnu Khallikan).
 
Dari uraian diatas yang paling jelas adalah bahwa Imam Mahdi itu dari keturunan Rasulullah Muhammad bin Abdilllah dari keturunan putrinya yaitu Sayyidatinah Athahirah Fathimah Azzahrah as dan nama Imam Mahdi adalah Muhammad. Jadi Imam Mahdi itu bukan Ibnu Hanafiah, sebab Ibnu Hanafiah terhubung ke Muhammad Ibnu Hanafiah yaitu anak Sayyidinah Ali bin Abi Thalib yang ibunya dari suku Hanafiah (bukan Siti Fatimah). Yang menjadi masalah sekarang adalah: Namanya Muhammad bin Abdullah atau Muhammad bin Hasan, dan apakah dari keturunan Hasan atau Husain yang keduanya adalah anak pasangan suami - istri Sayyidinah Ali bin Abi Thalib dengan Siti Fathimah binti Rasulillah SA W.
 
Mari Kita amati keterangan dibawah ini yang dinukil dari kitab: "Is'af Al-Raghibin fi Sirah Al-Mushthafa wa Fadha'il Ahli baithi Al-Thahirin" karya Al-Imam Al-Allamah Al-Arif Billah Al-Syaih Muhammad bin Ali Al-Shabban Rahimahullah sebagai berikut:
Sayyidi Abdul Wahab Al-Sya'rani mengatakan di dalam kitabnya Al-Yawaqit wal Jawahir bahwa Al-Mahdi itu berasal dari putra Imam Hasan Al-Askari. Lahir pada malam pertengahan bulan sya'ban tahun dua ratus lima puluh lima Hijriyah. Ia tetap hidup sampai sekarang dan akan bergabung dengan Nabi Isa as Demikianlah yang diberitahukan oleh Syaih Hasan Al-Iraqi kepadaku, dari Imam Al-Mahdi, ketika Syaih Hasan bertemu dengannya, yang kebetulan dihadiri juga oleh Sayyidi Ali Al-Khawwash rahimahumallaahu Ta'ala.
 
Syeih Muhyiddin di dalam kitab Al-Futuhat mangatakan: "Ketahuilah Bahwa Al-Mahdi as itu harus keluar, namun tidak akan keluar kecuali ketika dunia sudah penuh dengan kezaliman dan dialah yang akan melenyapkan kezaliman itu dan menggantikan dengan keadilan. Dia berasal dari keturunan Rasulullah SAW dari putra Fathimah ra kakeknya adalah Husain bin Ali bin Abi Thalib, dan ayahnya adalah Imam Hasan Al-Askari bin Imam Ali Al-Naqi bin Imam Muhammad Al-Taqi bin Imam Ali Al-Ridha bin Imam Musa Al Kazhim bin Imam Jakfar Ashshadiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Husain bin Imam Ali bin Abi Thalib ra
 
 Dalam Kitab Ash-Shawa'iqal Muhriqah karya Ibnu Hajar dalam bab tentang ihwal Al-'Askari ada uraian sebagai berikut: "Dia (Imam Hasan Al-'Askari) tidak meninggalkan keturunan seorang pun selain putranya yaitu Abal Qasim Muhammad AlHujjah as, yang umurnya ketika ayahnya wafat adalah 5 tahun. Tapi dalam usia tersebut Allah telah menganugrahkan kepadanya hikmah, dan dia bernama Al-Qa'im Al-Muntadzar. Dikatakan bahwa, yang demikian itu karena dia telah "dirahasiakan", kemudian menghilang dan tidak diketahui kemana perginya. Penulis lain dari kalangan jumhur ulama juga menuturkan hal serupa, misalnya Ibnu Khallikan, penulis Al-Fushulul Muhimah, Mathalibus Su'ul, Syawahidun Nubuwah sebagai mana dijelaskan oleh syaih Abdullah Syabar dalam karyanya yang berjudul haqqul yaqin. Wallahu a'lam
 

Imam Muhammad Al-Mahdi as.
Narna: Muhammad.
Gelar: Al-Mahdi, Al-Qoim, Al-Hujjah , AL -Muntadzar,
Shohib Al-Zaman, Hujjatullah.
Julukan: Abul Qosim.
Ayah: Hasan AL-Askari.
Ibu: narjis Khotun.
Tempal / Tgl Lahir: Samara ', Malam Jum'at 15 Sya'ban 255 H.
Ghaib Sughra: Selama 74 Tahun, di mulai sejak kelahirannya sampai tahun 329.
Ghaib Kubra: Sejak Tahun 329 sampai saat ini.
 
Riwayat Hidup:

"Dan sungguh telah Kami tulis dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfud, bahwu bumi ini akan diwarisi oleh hamha-hamba-Ku yang saleh (QS: 21: 105).
 
Kaum muslimin, dengan segala perbedaan mazhab yang ada, sepakat mengen akan datangnya sang pembaharu bagi dunia yang telah dilanda kezaliman dan kerusakan, untuk kemudian memenuhinya dengan keadilan. Rasulullah saw mengabarkan bahwa sang pemhaharu ini memiliki nama yang sama dengan namanya.
 
Manusia pilihan itu tidak lain adalah Muhammad bin al-Hasan al-Mahdi bin Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawad bin Ali al-Ridha bin Musa al-Kazim bin Ja'far As-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, yang juga putra Fatimah az-Zahra binti Rasulullah saw.
 
Dia dilahirkan di Samara 'pada tahun 255 H. Ibunya adalah narjis yang dulunya seorang jariah. Sampai berumur 5 tahun, ia diasuh, dibimbing dan dididik oleh ayahnya sendiri. Hasan al-Askari. Hingga saat ini beliau masih hidup dan akan muncul dengan seizin Allah untuk memenuhi bumi dengan keadilan.
 
Kehidupan politik di zaman heliau sarat dengan kekacauan, fitnah dan pergolakan yang terjadi di mana-mana. Kondisi ini dilukiskan oleh Thahari: "Pada masa pemerintahan al-Mukhtadi seluruh dunia Islam dilanda oleh fitnah". (Tanggal Thabari, Jilid VII hal 359)
Dalam situasi seperti inilah, Imam akhirnya ghaib dan hanya beberapa orang saja yang bisa menermuinya. Pengangkatan Imam Mahdi terdiri dari dua periode; Ghaib Sughra dan Ghoib Kubra. Ghaib Sughra berlangsung sejak kelahirannya tahun 225 H, saat hidup ayahnya. Saat Ghaib Sughra ini beliau hanya bisa ditermui oleh empat orang wakilnya yaitu:
1 Utsman bin Said al-Umari al-Asadi.
2 Muhammad bin Utsman bin Said al-Umari al-Asadi, wafat tahun 305 H.
3 al-Husein bin Ruh al-Naubakti, wafat tahun 320 H.
4 Ali bin Muhammad al-Samir, wafat 328/329 H.
 
Pengangkatan Sughra ini berlangsung selama 70 tahun. Sedang Ghaib Kubra terjadi sejak wafatnya wakil Imam yang keempat, Ali bin Muhammad Al-Samir, sampai Allah mengijinkan kemunculannya. Dalam waktu Ghaib Kubra ini terputuslah hubungan beliau dengan para pengikutnya. Semoga Allah mempercepat kemunculannya. Amin Ya Rabbal 'Alamin.
HANYA MASA AKAN MENENTUKAN KEZAHIRAN
BELIAU, SEMOGA ALLAH mempercepat KEZAHIRANYA YA! ILAHI !!



Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: