Pesan Rahbar

Home » » Strategi Baru AS dan Israel, Perkenalkan Hizbullah Sebagai Mafia!

Strategi Baru AS dan Israel, Perkenalkan Hizbullah Sebagai Mafia!

Written By Unknown on Sunday 10 August 2014 | 18:30:00


Saat Rezim Zionis Israel tengah disibukkan dengan persiapan menghadapi aksi balas dendam Hizbullah setelah salah satu komandan seniornya diteror di Suriah, tampaknya Amerika lebih gusar lagi mencermati masalah ini. Koran Israel, Ma’ariv dalam salah satu ulasannya berusaha mengajak pembacanya betapa Hizbullah tidak saja berbahaya bagi mereka, tapi juga bagi Amerika bahkan dunia.

Disebutkan bahwa menurut perkiraan Amerika betapa Hizbullah punya kekuatan penggalanan dana di seluruh dunia dan berhasil membentuk sebuah infrastruktur di sektor ekonomi. Masalah ini dikemukakan oleh sebuah Komite Hubungan Luar Negeri Kongres Amerika dalam sebuah bincang-bincang dengan tema “Kesuksesan Global Hizbullah”. Dalam acara itu hadir anggota-anggota Kongres, Senat, para pejabat Kementerian Luar Negeri dan para pejabat Polisi Federal Amerika (FBI) di departemen anti teror.

Menarik mencermati bagaimana propaganda yang dilakukan Amerika untuk menyudutkan Hizbullah. Mereka memulai dengan membahas penggalan ucapan Sayyid Hasan Nasrullah yang mengatakan, “Slogan mampus Amerika tidak sekedar slogan kosong, tapi bagi kami slogan itu berarti politik, strategi dan misi”. Setelah itu mereka membahas kekuatan global Hizbullah, pemanfaatan kekuatan mereka di berbagai masyarakat dunia dan juga pusat-pusat penetrasi mereka di dunia.

Salah satu pejabat Kemlu Amerika di bidang terorisme mengatakan, “Hizbullah berhasil membangun segi tiga kekuatannya di Brazil, Argentina dan Paraguai. Di tiga negara ini, para pendukung Hizbullah punya aktivitas melakukan penyelundupuan senjata, narkotika dan pencucian uang.” Dia menambahkan, “Bantuan para dermawan kepada Hizbullah kebanyakan berasal dari Amerika Selatan. Dan Amerika tengah berusaha menggagalkan aktivitias ini dan kini sedang melakukan pembicaraan dengan negara Brazil, Argentina dan Paraguai. Kami bahkan telah menangkap beberapa aktivis Hizbullah di negara-negara ini.”

Setelah menjelaskan panjang lebar mengenai aktivitas Hizbullah di Amerika Selatan, dia kemudian membeberkan aktivitas lain Hizbullah di Afrika. Menurutnya, “Kelompok-kelompok Syiah pendukung Hizbullah ada di Afrika. Mereka menguasai sektor-sektor penting, bahkan beberapa produksi penting dikuasai oleh mereka. Sebagai contoh, sebagian pendukung Hizbullah di Sierra Leone punya peran penting dalam perdagangan berlian.”

Pejabat tersebut menegaskan betapa Hizbullah punya kekayaan di berbagai belahan dunia yang dapat dimanfaatkannya sewaktu-waktu. Dia bahkan menekankan betapa di ketiga perbatasan negara Brazil, Argentina dan Paraguai tidak ada petugas keamanan yang dapat mencegah aktivitas penyelundupan senjata.

Menurut mereka, aktivitas Hizbullah tidak dapat dibatasi dengan tiga hal itu. Karena Hizbullah juga hadir di Afrika Barat. Di daerah-daerah ini, berbagai kelompok dari orang-orang Hizbullah sejak abad 19 berimigrasi ke sana dan punya peran sangat penting dalam proyek-proyek ekonomi seperti perdagangan beras, ayam dan berlian. Mereka memberikan bantuan finansial besar-besaran kepada Hizbullah. Selain itu, Hizbullah juga mempersiapkan beberapa tempat peristirahatan di Afrika Barat bagi para anggota Hizbullah.

Diperkirakan Hizbullah juga melakukan aktivitas di Irak dan Afghanistan melawan pasukan Amerika.

Dia menambahkan, “Sampai saat ini upaya menggagalkan aktivitas finansial Hizbullah terus diusahakan. Kami sedang berupaya menggagalkan pengiriman bantuan finansial dari Iran dan dari berbagai penjuru dunia kepada Hizbullah. Namun di kawasan perdagangan berlian usaha mengontrol masalah keuangan sangat sulit sekali. Afrika Barat merupakan jaringan finasial paling penting Hizbullah yang menjadi ancaman besar bagi Amerika.”

Sementara itu, salah satu pejabat senior FBI yang pada tahun 2006 Ketua Departemen Anti Teroris menuturkan bahwa infiltrasi Hizbullah di Amerika melalui Meksiko dan ini sangat mengkhawatirkan. Dia menegaskan bahwa FBI berhasil menangkap salah satu aktivis Hizbullah yang juga saudara salah satu pemimpin Hizbullah di perbatasan Meksiko dan Amerika.

Dia menambahkan, “Pada tahun 2006, FBI berhasil menangkap 58 aktivis Hizbullah dan menyita harta kekayaan mereka yang berjumlah lebih dari 5 juta dolar.” Menurutnya, “Hizbullah juga hadir di Venezuela dan punya hubungan dengan para pemimpin negara ini.”

Bila laporan koran Ma’ariv Israel ini benar dan Hizbullah telah memasuki periode barunya di dunia global dan perang terbuka yang disampaikan oleh Sayyid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah, maka bukti itu disampaikan oleh Amerika sendiri. Sementara kasus-kasus yang disampaikan hanya sebagai lampiran untuk mengotakkan Hizbullah dalam lingkaran mafia penjualan senjata, narkotika dan bisnis pencucian uang.

Tampaknya penyelundupan senjata dari dan ke Amerika lewat perbatasan Meksiko mulai keluar dari pengawasan FBI, sehingga untuk mengembalikan monopoli itu, mereka perlu mengambinghitamkan Hizbullah di sana. Bisnis berlian di Afrika Barat juga ternyata tidak ingin dibiarkan begitu saja berada di tangan para pedagang dari negara-negara Arab. Cukup dengan menyebut mereka punya hubungan dengan Hizbullah membuat Amerika mampu memonopoli pasar berlian di sana. Penjelasan mengenai perdagangan berlian di Afrika Barat tidak saja untuk menekan Hizbullah tapi juga telah melebar mencakup orang-orang Syiah Lebanon di seluruh dunia.

Sementara kasus narkotika yang tidak banyak dibeberkan dalam pertemuan itu, ternyata dilakukan oleh Rezim Zionis Israel. Baru-baru ini, Israel mencanangkan untuk melawan kecanduan narkotika yang telah menyebar di kalangan pemuda Zionis. Dalam sebuah papan iklan yang memuat gambar Sayyid Hasan Nasrulla, Sekjen Hizbullah tertulis, “Hizbullah punya tujuan jelas; Israel akan ditenggelamkan dalam lautan narkotika. Narkotika bagi Israel merupakan ancaman strategis. Siapa yang memakai narkotika berarti ikut dalam aksi pengeboman.”

Di sebagian papan reklame yang lain dimuat tulisan “Dia menginginkan agar kita hancur dari dalam” yang ditulis di bawah gambar Sayyid Hasan Nasrullah”.

Dalam membenarkan sikap aneh mereka ini, Rezim Zionis Israel bersandarkan pada temuan yang baru-baru ini terungkap di Palestina pendudukan. Disebutkan bahwa beberapa waktu lalu sumber-sumber Zionis mengklaim bahwa Hizbullah berhasil melakukan infiltrasi di militer Israel. Hizbullah punya agen-agen yang bekerja untuknya di tingkat perwira dan insinyur Israel. Nah, di sini pihak Israel menyatakan bahwa sebagai imbalan informasi yang diterima Hizbullah, Gerakan Perjuangan Islami Lebanon ini memberikan mereka narkotika!

Lebih Detail Soal Janji Sayyid Hasan Nasrullah dan Kejadian Teror Imad Mughniyah.


Salah satu anggota Dewan Pusat Hizbullah Lebanon menyatakan, berbeda dengan perang-perang terdahulu, bila militer Rezim Zionis Israel membuka front perang baru, maka kali ini para pejuang perlawanan Islami Hizbullah akan berperang di Palestina pendudukan dan bukan di Lebanon.

Menurut Raja News mengutip laporan Kantor Berita Fars, dalam sebuah wawancara salah satu anggota Dewan Pusat Hizbullah dengan majalah Al-Haqiqah yang dilakukan di sela-sela salah satu acara Hizbullah di Dhahiyah Beirut, dia mengancam Israel bila bermaksud kembali menyerang Lebanon, maka para pejuang Hizbullah akan melakukan strategi perang baru dengan melakukan perang di Palestina pendudukan yang dijajah sejak tahun 1948.

Pejabat Hizbullah ini meminta agar namanya tidak disebutkan. Saat ditanya mengenai kesiapan Hizbullah setelah perang 33 hari hingga kini untuk melakukan apa yang disebutkannya itu, dia menjelaskan, “Bila saya katakan bahwa saya tidak punya informasinya, maka yakinilah itu. Karena sebagian masalah yang berhubungan dengan keamanan dan militer tidak diinformasikan kepada setiap anggota bahkan anggota Dewan Pusat Partai, apa lagi orang-orang yang tidak punya hubungan dengan masalah ini.”

Mengenai pernyataan-pernyataan sumber-sumber Israel mengenai rencana militer Hizbullah dia mengatakan, “Orang-orang Zionis hari-hari ini berbicara mengenai perang di tanah Palestina pendudukan. Tentu saja ucapan-ucapan itu juga mengandung propaganda dan tipuan. Mereka harus menjelaskan masalah ini, karena sekalipun bersandarkan pada serangan udara, namun mereka tetap kalah dalam perang 33 hari.”

Pejabat Hizbullah ini menambahkan, “Benar, perang 33 hari itu prioritasnya adalah perang udara dengan pengertian bahwa pesawat-pesawat tempur Israel membombardir Lebanon dan kami menyerang mereka dengan rudal-rudal yang kami miliki. Namun apakah benar seluruh personil 4 divisi militer Rezim Zionis Israel diterjunkan dalam perang “wisata” dan untuk berwisata mereka menuju Bint Jubail, Maroun Alraas dan ‘Itroun?”

Dia melanjutkan, “Kebetulan perang darat terbatas pada hari-hari pertama, menjadi pengalaman bagi mereka untuk tidak melanjutkan serangan darat besar-besaran dan memilih serangan udara di hari-hari selanjutnya.”

Anggota Dewan Pusat Hizbullah ini menjelaskan, “Apa yang dihadapi militer Zionis di Lebanon Selatan adalah mimpi buruk seperti yang mereka saksikan dalam film-film perang. Hal itu membuat mereka goncang, karena setelah 30 hari membombardir dengan berbagai bom non konvensional yang dilarang hukum internasional dengan tujuan mengubah keseimbangan kekuatan militer sekaligus melenyapkan perlawanan, namun kenyataannya perlawanan semakin kuat dan kokoh.”

Dia menambahkan, “Dengan melihat kenyataan yang ada, maka bagi para pejuang Hizbullah perang akan datang tidak akan berbeda baik Rezim Zionis Israel mempergunakan pasukan angkatan darat atau selainnya, bahkan musuhlah yang akan mengalami kerugian lebih dahsyat. Ingat, kali ini para pejuang Hizbullah tidak akan berperang di Lebanon tapi di jantung Palestina pendudukan dan di kota-kota Zionis.”.

Dalam penegasannya dia mengatakan, “Apa yang kami perlihatkan selama ini adalah reaksi dan upaya melindungi diri, namun bila di masa akan datang terjadi perang, maka perang kami akan bersifat ofensif.”

Dia juga mengingatkan, “Tentunya dari ucapan saya itu jangan dipahami bahwa Hizbullah yang akan memulai perang, tapi maksudnya adalah bila di masa depan militer Rezim Zionis Israel menyerang kami, maka kami akan menjawabnya dengan tegas dan mereka akan mendapatkan para pejuang kami di dalam perbatasan mereka dan tidak hanya di belakang garis perbatasan. Artinya, dengan strategi ini untuk pertama kalinya sejak tahun 1948 hingga kini dunia akan menyaksikan perang darat di dalam Palestina pendudukan.”

Ketika tema wawancara dialihkan mengenai dampak teror Imad Mughniyah, salah satu komandan Hizbullah terhadap semangat para pejuang Hizbullah dia menjawab, “Benar, syahadah Imad Mughniyah merupakan kerugian besar bagi Hizbullah setelah syahadah Abbas Musawi dan syahid Raghib, keduanya mantan Sekjen Hizbullah dan para pejuang Hizbullah dan pendukungnya sedih, bahkan kebanyakan mereka yang tidak mengenal baik aktivitas dan strategi Hizbullah merasa putus asa, namun harus diketahui bahwa partai dan perlawanan tidak bersandarkan pada satu atau dua pribadi, akan tetapi dengan sebuah pengertian detil Hizbullah adalah sebuah organisasi yang sistematik. Karena tidak ada keahlian khusus bagi seorang pejuang maupun komandan yang tidak dialihkan kepada anggota maupun komandan lainnya yang berada dalam satu level.”.

Pejabat Hizbullah ini membeberkan, “Sebagai contoh, syahid Mughniyah sebelum menjemput cawan syahadahnya telah mengajarkan seluruh pelajaran yang diambil dari kesuksesan perang 33 hari kepada para pejuang lainnya baik secara teoritis maupun praktis. Semuanya secara sempurna telah dilakukan sekalipun sebagian anggota Dewan Pusat Hizbullah tidak mengetahui bahwa Haji Ridhwan yang selalu berada bersama para pejuang Hizbullah dan salah satu kader senior Hizbullah adalah Imad Mughniyah yang terkenal itu.”

Sekaitan dengan syahadah Imad Mughniyah dia menjelaskan, “Personil keamanan Suriah tidak pernah melihat jasad Imad Mughniyah. Karena ketika mereka tiba di tempat kejadian, jasad syahid Imad Mughniyah telah dikeluarkan dari Suriah menuju Lebanon.”.

Dilanjutkannya, “Haji Imad adalah orang pertama adalah orang pertama yang dikeluarkan dari pertemuan di daerah Kufr Susah, Damaskus. Sesaat setelah terjadi ledakan, sejumlah saudara-saudara Hizbullah yang ikut hadir dalam pertemuan itu langsung keluar dari gedung dan mengetahui kalau Imad Mughniyah telah syahid. Segera setelah itu mereka menghubungi Sayyid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah dan menyampaikan apa yang terjadi dan pada saat itu juga dengan pasti meminta agar mereka segera mengeluarkan jasad Imad Mughniyah dari Suriah ke Lebanon sebelum petugas-petugas keamanan Suriah sampai ke tempat kejadian. Anggota Hizbullah segera membawa jasad Imad Mughniyah ke Lebanon dengan kendaraan milik anggota Hizbullah lainnya yang ada di sana. Tidak ada seorang warga Suriah yang menyaksikan wajah Imad Mughniyah, selain seorang polisi Suriah yang bertugas di sana.”.

Ditambahkannya, “Setelah jasad Imad Mughniyah dikeluarkan dari Suriah dan yakin bahwa kendaraan yang mengangkutnya telah memasuki Lebanon, Sayyid Hasan Nasrullah menghubungi Bashar Assad, Presiden Suriah dan menyatakan bahwa orang yang menjadi target teror tersebut adalah Imad Mughniyah. Pada saat itu, Bashar Assad meminta kepada Sayyid Hasan Nasrullah agar tidak mengumumkan berita ini. Namun Sayyid Hasan Nasrullah menegaskan bahwa kami tidak punya kebiasaan menyensor berita syahadah para syuhada kami, sekalipun itu adalah salah satu komandan besar kami. Karena itu adalah kebanggaan kami!”

Seraya menjelaskan bahwa para pejabat Hizbullah telah menyiapkan seluruh syarat yang diperlukan untuk mengkaji secara khusus hasil Komite Investigasi Suriah, pejabat Hizbullah yang tidak ingin namanya disebutkan ini mengatakan, “Kami telah menyiapkan danmenyerahkan informasi medis yang dibutuhkan oleh tim investigasi Suriah. Informasi yang kami dapatkan, penyidikan telah selesai dan sekalipun terlambat, tapi hasilnya bakal diumumkan.”


Pasca Pidato Sayyid Hasan Nasrullah, Israel Dilanda Ketakutan.


Pernyataan Sayyid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah membalas darah syahid Imad Mughniyah dan perang terbuka terhadap Israel membuat para pejabat Israel dan lembaga-lembaga keamanan negarai ini diliputi ketegangan.

Menurut laporan hari Jumat televisi Al-Alam dari Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan setelah sehari sebelumnya pidato Sayyid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah dalam prosesi pemakaman syahid Imad Mughniyah, salah seorang komandan Hizbullah menyatakan perang terhadap Israel tidak lagi di Lebanon tapi telah menjadi perang terbuka membuat Israel tenggelam dalam ketegangan dan ketakutan. Badan-badan keamanan Israel langsung menyiagakan pasukannya di perbatasan Utara Palestina dengan Lebanon di Tepi Barat Sungai Jordan, di Jalur Gaza dan di daerah-daerah lainnya.

Televisi Al-Alam melaporkan reaksi para pejabat Israel atas pidato Sayyid Hasan Nasrullah dan menyebutkan, Panglima Pasukan Israel di Utara Palestina pendudukan mereaksi ucapan Sayyid Hasan Nasrullah dengan ucapannya, “Pengalaman telah membuktikan bahwa Israel harus menyikapi serius ucapan Sayyid Hasan Nasrullah.”

Masih menurut laporan ini, sebelum pidato Sayyid Hasan Nasrullah, para pejabat Israel saling mengucapkan selamat atas teror Imad Mughniyah, namun setelah pidato Sekjen Hizbullah, situasi benar-benar berubah dan dipenuhi ketegangan.

Setelah pidato Sayyid Hasan Nasrullah, wajah para pakar militer, politik, dan bahkan tokoh-tokoh politik Israel berubah dalam wawancara yang dilakukan terhadap mereka. Mayoritas dari mereka menyatakan bahwa Israel harus lebih waspada dibanding sebelumnya.

Ketakutan Israel atas balasan Hizbullah memerintahkan kepada Kedutaan-keduataan Besarnya di luar negeri diminta untuk bersiaga penuh sekaligus menambah jumlah pasukannya di perbatasan dengan Lebanon. Reaksi yang ditunjukkan Israel menunjukkan mereka serius menyikapi pernyataan Sayyid Hasan Nasrullah.

Televisi Al-Alam menyebutkan, sebagian memrediksi bahwa Hizbullah akan menyerang Israel sebagai bentuk balas dendamnya, sementara sebagian lainnya menilai Hizbullah akan menyandera seorang komandan atau tentara Israel.

Pada tahun 2006 di Israel dilakukan polling yang hasilnya menunjukkan, mayoritas warga Israel lebih percaya ucapan Sayyid Hasan Nasrullah ketimbang para pejabat Israel sendiri. Hasil polling ini dirilis setelah dimulainya perang 33 hari pada tahun 2006.


Surat ketidakpuasan kepada Sayyid Hasan Nasrullah.

Mantan komandan angkatan udara rezim zionis dalam surat terbukanya yang berisi penyesalan dan harapan kepada Sayyid Hasan Nasrullah, sekjen Hizbullah Lebanon mengaku: “Nasrullah! Ketahuilah bahwa Israel akan menang”.

Koran Israel Yedioth Ahronoth memuat surat terbuka Itan bin Al-Yahu kepada Sayyid Hasan Nasrullah yang berbunyi: “Terakhir ketika komandan gabungan angkatan bersenjata Israel terpaksa mengundurkan diri karena tekanan komite Winograd, kamu mengatakan itu sebagai bukti kekalahan Israel, dan ketika sebagian kejadian matinya menteri pertahanan dan kepala BIN Israel ditayangkan, suara tawamu terdengar dari bawah tanah, ini adalah pertanda kemenanganmu dalam perang”.

Ia melanjutkan: “Sayyid Hasan Nasrullah yang lebih jagoan dalam perang 33 hari! Aku tidak mau memasuki pembahasan yang tidak menyenangkan. Namun aku hanya ingin mengatakan kepadamu: “Ambil pelajaran! Perubahan dan pergantian pejabat-pejabat tinggi Israel bukan bukti kemenanganmu dalam perang. Tapi sebaliknya, pergantian ini adalah karena kekuatan dan kemaksuman (baca: terjaga dari dosa dan kesalahan) Israel.”

Dalam surat itu Itan bin Al-Yahu menghargai sikap PM Lebanon Siniora, yang menolak para oposisi dengan ucapannya: “Jiwa luhur Siniora dan keceriaan wajahnya menunjukkan kepercayaan dirinya”.

Surat terbuka Itan bin Al-Yahud kepada Sayyid Hasan Nasrullah penuh dengan penyesalan dan harapan untuk memperoleh kesempatan lain untuk membayar kekalahan berat yang ditanggung rezim zionis.

Tiga Poin Penting Pidato Sayyid Hasan Nasrullah.


Dalam prosesi pemakaman Imad Mughniyah yang diteror di Damaskus, Sayyid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah dalam pidatonya menyampaikan empat poin penting. Namun poin keempat secara khusus membicarakan situasi politik dalam negeri Lebanon. Ketiga poin tersebut adalah:

1. Pengertian syahadah dalam kamus perjuangan Hizbullah dan dalam Islam. Sayyid Hasan Nasrullah mengatakan: “Sejak 25 tahun lalu sampai saat ini kita telah tergantung pada syahadah. Dengan kesyahidan Imad kita tetap berada di jalur alami kita, sebagaimana setelah kesyahidan sayyid Abbas Musawi dan Syaikh asyuhada Raghib Harb kita tetap berada di jalur kita.”

Apa yang disampaikan oleh Sayyid Hasan Nasrullah memiliki dua makna; Pertama, syahadah adalah sebuah pengertian yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah perjuangan, bahkan sebuah kebanggaan. Dalam Islam, syahadah identik dengan kemenangan dan kebahagiaan. Itulah mengapa setiap pejuang Islam di mana saja berada mendambakan syahadah sebagai buah perjuangannya. Dan ini diwarisi para pejuang Syiah dari peristiwa Asyura.

Kedua, ketika syahadah menjadi sebuah pengertian yang tak terpisahkan dari sebuah perjuangan, maka dalam struktur Hizbullah selalu ada pribadi yang telah dipersiapkan untuk menggantikan pos yang ditinggal dan begitulah sebelumnya. Itulah mengapa dalam pidatonya Sayyid Hasan Nasrullah mengatakan:

“Kedua: Semua sahabat dan mereka yang merasa cemas harus tahu, bahwa musuh sebenarnya telah melakukan sebuah kecerobohan yang sangat besar. Saya dan semua teman mengetahui hakikat yang ada di hadapan Haji Imad. Kepada sahabat dan musuh saya katakan, bahwa dalam tubuh muqawwamah tidak akan ada keraguan, kekosongan atau kelemahan. Saudara-saudara Imad Mugniyah akan meneruskan perjalanannya. Darahnya seperti darah lain sebelumnya dan akan menciptakan kecintaan dan kedekatan personel-personel Hizbullah. Israel tidak mengetahui hal ini dan tidak akan memahaminya, karena mereka memiliki budaya lain. Darah Haji Ridhwan (nama lain Imad Mugniyah, pent.) akan menambah kekuatan, persatuan, kehormatan dan kekuasaan kami dan kami akan meneruskan perjalanan kami dalam horizon lebih terbuka.”

2. Strategi militer Israel tidak belajar dari pengalam sebelumnya. Opsi teror para pemimpin pejuang Islam Lebanon (Hizbullah) dan Palestina (Hamas) tidak pernah melemahkan perjuangan melawan Israel. Bahkan sejarah mencatat, perlawanan itu semakin meningkatkan dan semakin terorganisir. Di Palestina, setelah syahidnya Syeikh Yasin, muncul Rantisi yang kemudian diteror juga. Kini, Hamas dipimpin oleh Ismail Haniyeh yang tidak hanya membuat perjuangan Hamas lebih terorganisir, namun kemampuan intelijen Hamas lebih kuat dari sebelumnya. Hal ini dapat disaksikan kegagalan berkali-kali Israel melakukan teror terhadapnya. Kini, dengan sayap militernya, brigade Izzuddin Wassam, Hamas menjadi momok bagi Israel. Dan di masa Ismail Haniyeh, Israel keluar dari Gaza dan sampai saat ini tidak mampu menjajah kembali Gaza. Rudal-rudal brigade Izzuddin Qassam dalam beberapa hari ini membuat kota Sedirot seperti menjadi kota mati. Begitu juga yang dialami Hizbullah.

Sayyid Hasan Nasrullah menyatakan, “Jika darah Syaikh Raghib Harb telah mengeluarkan mereka dari tanah Libanon dan jika darah Sayyid Abbas Musawi telah mengeluarkan mereka dari perbatasan, maka darah Imad Mugniyah akan membersihkan mereka dari area wujud, insya Allah.”

Sayyid Hasan Nasrullah menyebut apa yang disampaikan ini bukan muncul dari emosi, namun “dinyatakan dalam sebuah detik yang sangat jelas dan dengan penuh pertimbangan.”

Dengan penuh keberanian dan transparan Sayyid Hasan Nasrullah menekankan kekalahan Israel dengan bersandarkan pada ucapan David Ben Gurion, pendiri Israel yang mengatakan, “Israel akan hancur setelah kekekalahan perdananya dalam sebuah perang militer”.

Sayyid Hasan Nasrullah mengulas ucapan Ben Gurion dengan mengatakan:
“Israel telah menjalankan perangnya pada musim panas 2006. Zionis menyebut perang ini sebagai perang keenam tetapi para pakar strategi Israel menyatakan perang ini sebagai perang perdana. Israel, baik sayap kanan atau sayap kiri, radikal dan moderat sama-sama mengakui bahwa Israel telah kalah dalam perang. Laporan Winogard yang berusaha menjaga apa yang tersisa dari Israel tidak mampu menutupi hakikat yang telah berulangkali disebutkan. Hakikat ini tak lain adalah ketidakmampuan, kekalahan dan keraguan dalam kepemimpinan politik, keamanan serta kelemahan angkatan bersenjata Israel.

Itu semua tidak dilaporkan oleh Winegard. Winogard telah menyatakan sebagian hakikat dan mengingatkan Israel akan nasibnya.

Kenapa mereka kalah padahal mereka memiliki angkatan bersenjata terkuat di Timur Tengah dan mempunyai tekhnologi tercanggih di dunia?. Mudahnya….karena di Libanon, dalam tempo 33 hari mereka berhadapan dengan pahlawan sejati, berani dan serius. Sekelompok orang-orang ini telah menanti Zionis di tempat persembunyiannya dan memerangi Israel dengan berani dan cerdas. Israel menderita kekalahan sesuai dengan hukum dan sunah sejarah dan insya Allah mereka akan segera hancur.”

3. Medan perang antara pejuang Islam Lebanon, Hizbullah dan Israel sudah tidak lagi terbatas di perbatasan Lebanon dan Palestina pendudukan tapi telah menjadi perang terbuka. Sayyid Hasan Nasrullah menyebutkan bahwa Israel yang telah membunuh Imad Mughniyah di Suriah. Dan menurut Sekjen Hizbullah, pembunuhan itu dilakukan di luar medan perang sebagaimana yang telah berlaku selama ini. Karena sebelum ini perang dilakukan atas agresi militer Israel di tanah Lebanon dan Hizbullah berperang dengan pasukan Israel di tanah Lebanon. Apa yang dilakukan oleh Israel adalah melebarkan medan pertempuran.

Sayyid Hasan Nasrullah mengatakan:
“Sekarang, kalian telah menginjak-injak batas. Saya katakan satu hal tentang perang musim panas lalu, jika waktu itu untuk pertama kalinya saya jadikan kalian sebagai lawan bicara. Saat itu saya berkata: wahai Zionis, jika kalian menginginkan perang ini menjadi perang terbuka dan luas, kami siap. Saat itu saya memberikan janji kemenangan pada kaum mukmin karena saya mempercayai mereka, perjuangan mereka dan rakyat Libanon.

Hari ini, saya hanya akan menyebutkan sebuah kalimat, berkaitan dengan teror ini, dengan memperhatikan waktu, tempat dan metodenya, jika kalian wahai Zionis menginginkan perang terbuka, maka seluruh dunia harus tahu bahwa kami siap untuk perang ini.

Perang terbuka yang disampaikan oleh Sayyid Hasan Nasrullah tidak diartikan sama seperti tindakan yang dilakukan oleh Israel. Pernyataan Sayyid Hasan Nasrullah kembali pada hak membela diri. Karena hak membela diri disepakati seluruh umat manusia sebagai hak asasi manusia. Sayyid Hasan Nasrullah mengatakan, “Kami memiliki hak mulia membela diri sebagaimana semua manusia lainnya, dan kami akan menggunakan segala sesuatu yang akan berakhir pada hak ini dalam membela diri, rakyat dan para pemimpin kami.”

Teror Imad Mughniyah bagi Israel untuk sementara dapat berperan sebagai obat penenang. Karena itu berarti Ehud Olmert, Perdana Menteri Israel untuk sementara dapat menyelamatkan dirinya dari tekanan dalam negeri setelah dirilisnya laporan Winograd. Militer Israel pun punya kesempatan untuk mengembalikan semangatnya setelah kalah dalam perang 33 hari di Lebanon menghadapi Hizbullah. Sekaligus ingin menilai seberapa jauh kekuatan Hizbullah dalam perang di luar wilayah Lebanon.

Namun pernyataan Sayyid Hasan Nasrullah dalam prosesi pemakaman jenazah Imad Mughniyah membalikkan semua perkiraan yang ada. Karena warga Israel lebih percaya ucapan Sayyid Hasan Nasrullah karena mereka menilai Sekjen Hizbullah itu tidak pernah berbohong dan pasti melaksanakan apa yang diucapkannya, ketimbang Olmert dan para pejabat Israel lainnya. Apa yang disampaikan oleh Sayyid Hasan Nasrullah menciptakan gelombang ketakutan warga Israel. Tekanan terhadap Ehud Olmert bukannya malah terhenti setelah teror ini, malah meningkat dari waktu-waktu sebelumnya. Militer dan intelijen Israel juga tidak dapat tidur dengan tenang mendengar pernyataan Sekjen Hizbullah. Dan yang paling penting adalah, apa yang disampaikan Sayyid Hasan Nasrullah menunjukkan bahwa Hizbullah bukan hanya jago kandang.


Sayyid Hasan Nasrullah: Darah Imad Mugniyah akan Berakhir dengan Kehancuran Israel.

Setelah mengucapkan salam dan shalawat atas nabi dan keluarganya yang suci.

Saya mohon maaf pada semua saudara saudari yang berada di bawah guyuran hujan. Saya berharap semoga Allah menerima kesabaran dan keteguhan mereka.

Allah swt bersabda:

من المونین رجال صدقوا ما عاهدوا الله و منهم من ینتظر و ما بدلوا تبدیلا

Syahid Imad Mugniyah telah mengikat janji setia pada Allah dan telah lama menantikan syahadah dan kini telah syahid dalam hari-hari kesyahidan Imam Husain as. Dia telah membawa darahnya di kedua tangan dan kafannya. Haji Imad Mugniyah telah menciptakan kemenangan sejak usia mudanya dan mencari kesyahidan dan akhirnya dia meraih tujuannya. Saya mengucapkan selamat atas perolehan medali kehormatan ilahi ini. Dia berasal dari keluarga yang benar-benar mujahid dan dan saat ini, rumah tersebut masih ada tetapi telah berubah menjadi rumah syahadah.

Kepada kedua orangtuanya yang mulia, saya ucapkan selamat dan dukacita. Selamat atas syahadah ilahiah ini dan kesabaran yang Anda miliki. Seisi dunia harus tahu bahwa keluarga mujahid ini telah mempersembahkan semua anaknya sebagai syuhada. Semua anak Abu Imad telah syahid. Keluarga ini kokoh dalam jihad, syahadah dan kepemimpinan (rahbari).

Saya mengucapkan selamat atas syahadah Imad kepada istrinya yang mujahidah, rela berkorban dan sabar, putri-putrinya, putra-putranya, ketururnan, teman-teman, kerabat dan rekan-rekan mujahidnya di Libanon dan Palestina dan di semua tempat yang di dalamnya jihad tengah bergolak, karena saudara kita yang mulia ini telah menyematkan medali syahadah di dadanya.

Haji Imad Mugniyah adalah salah satu pemimpin yang jihadnya, ibadah malamnya, kelelahannya dan kehidupannya telah diperdagangkan hanya kepada Allah. Sekelompok tentara Allah yang tak dikenal di bumi tetapi dikenal di langit, adalah mereka yang tidak membela dirinya; tetapi membela kebenaran, hakikat dan Allah dan mereka sama sekali tidak mengharapkan pahala dunia. Mereka suci dari fitnah dan kejelekan sebab, mereka sama sekali tidak menginginkan sesuatu yang lain selain jihad dan pengorbanan. Setelah kesyahidan, kita harus menceritakan wajah bercahaya manusia-manusia seperti ini dan hakikat wujud serta pengorbanan mereka. Hari ini, hak Imad Mugniyah sebagai syahid umat ini adalah bahwa ia harus dikenal karena dirinya sendiri sehingga ummat akan berprilaku adil di depan orang-orang seperti ini dan menjadikan pelajaran, ruh serta jihad orang-orang seperti ini sebagai sketsa kehidupannya.

Meskipun berbicara tentang Haji Ridhwan di dunia fana yang tidak ada nilai baginya, para pesuluk di jalan Allah dunia, adalah percuma dan sia-sia.

Sejak 25 tahun lalu sampai saat ini kita telah tergantung pada syahadah. Dengan kesyahidan Imad kita tetap berada di jalur alami kita, sebagaimana setelah kesyahidan sayyid Abbas Musawi dan Syaikh asyuhada Raghib Harb kita tetap berada di jalur kita. Kita sedang berada dalam sebuah perang hakiki, berdarah dan dalam peperangan ini kita membela tanah air, ummat, kesakralan dan kemuliaan kita dengan menentang semua agresi dan ketamakan Amerika dan Israel.

Hari ini bukanlah waktunya menimbang dan menilai Haji Imad. Di depan jenazah sucinya dan di depan anda semua serta semua penghuni dunia yang sedang menantikan …Hizbullah saat ini, saya tekankan bahwa:

Pertama: Mereka melihat sebuah kesuksesan besar dalam syahadahnya Imad, sedangkan kami melihat sebuah berita gembira yang sangat besar tentang kemenangan.

Kondisi ini sama dengan kondisi kami pada saat kesyahidan Syaikh Raghib. Setelah kesyahidannya, Israel hengkang dari ibukota Libanon, Baqa dan Lebanon Selatan. Karena darah sucinya dan perlawanan kokohnyalah kami merengkuh tanda-tanda kemenangan, bukan sanksi-sanksi hukum internasional dan campur tangan dunia yang selalu membela Zionis.

Mereka juga telah meneror Sayyid Abbas Musawi dan mengira bahwa perlawanan akan hancur; tetapi kami malah bangkit dan setelah beberapa tahun Israel menderita kekalahan dan kami mengeluarkan Israel dengan hina dari Libanon. Karena Abbas Musawi, darahnya dan perlawanan para pejuanglah kami bisa berhasil.

Hari ini, mereka telah meneror Imad Mugniyah dan mengira bahwa dengan pembunuhannya, mereka telah membunuh Imad dalam proses yang sama dengan perang musim panas tahun lalu. Perang ini masih terus berlangsung karena gencatan senjata sampai saat ini belum diumumkan. Perang ini masih berlangsung dari sisi materi, keamanan dan militer dan masih akan diteruskan oleh semua Negara yang membantu Israel dalam perang musim panas lalu.

Sebagaimana teror Syaikh Raghib Harb dan Sayyid Abbas Musawi, mereka salah. Sejak perang musim panas lalu yang berhubungan erat dengan Imad Mugniyah sampai saat ini dan ketika mengalirnya darah Imad Mugniyah, dunia harus tahu bahwa di bawah kepemimpinan saya, kami siap untuk menghancurkan Israel. Jika darah Syaikh Raghib Harb telah mengeluarkan mereka dari tanah Libanon dan jika darah Sayyid Abbas Musawi telah mengeluarkan mereka dari perbatasan, maka darah Imad Mugniyah akan membersihkan mereka dari area wujud, insya Allah.

Ucapan bukanlah sebuah reaksi atau emosi; tetapi dinyatakan dalam sebuah detik yang sangat jelas dan dengan penuh pertimbangan. Anda semua tahu bahwa David Ben Gurion adalah pendiri negara Israel. Dan dialah orang paling ahli dan paling mengetahui poin-poin kekuatan dan kelemahan rezim ini dan faktor-faktor penentu kelanggengan dan kehancuran rezim ini. Dengarkan apa yang dikatakan David Ben Gurion: “Israel akan hancur setelah kekekalahan perdananya dalam sebuah perang militer”.

Israel telah menjalankan perangnya pada musim panas 2006. Zionis menyebut perang ini sebagai perang keenam tetapi para pakar strategi Israel menyatakan perang ini sebagai perang perdana. Israel, baik sayap kanan atau sayap kiri, radikal dan moderat sama-sama mengakui bahwa Israel telah kalah dalam perang. Laporan Winogard yang berusaha menjaga apa yang tersisa dari Israel tidak mampu menutupi hakikat yang telah berulangkali disebutkan. Hakikat ini tak lain adalah ketidakmampuan, kekalahan dan keraguan dalam kepemimpinan politik, keamanan serta kelemahan angkatan bersenjata Israel.

Itu semua tidak dilaporkan oleh Winogard. Winogard telah menyatakan sebagian hakikat dan mengingatkan Israel akan nasibnya.

Kenapa mereka kalah padahal mereka memiliki angkatan bersenjata terkuat di Timur Tengah dan mempunyai tekhnologi tercanggih di dunia?. Mudahnya….karena di Libanon, dalam tempo 33 hari mereka berhadapan dengan pahlawan sejati, berani dan serius. Sekelompok orang-orang ini telah menanti Zionis di tempat persembunyiannya dan memerangi Israel dengan berani dan cerdas. Israel menderita kekalahan sesuai dengan hukum dan sunah sejarah dan insya Allah mereka akan segera hancur.

Dengan darah suci syahid Mugniyah, jalan dan hasil darah Syaikh Raghib Harb, Sayyid Abbas Musawi, Fathi Syaqaqi, Ahmad Yasin dan semua syuhada perlawanan dari para pemimpin dan mujahidin menjadi sempurna. Dengan kesucian dan kemurnian darah ini, kelenjar kanker dan berkembang yang tumbuh dalam jantung dunia Islam akan segera lenyap.

Kedua: Semua sahabat dan mereka yang merasa cemas harus tahu, bahwa musuh sebenarnya telah melakukan sebuah kecerobohan yang sangat besar. Saya dan semua teman mengetahui hakikat yang ada di hadapan Haji Imad. Kepada sahabat dan musuh saya katakan, bahwa dalam tubuh muqawwamah tidak akan ada keraguan, kekosongan atau kelemahan. Saudara-saudara Imad Mugniyah akan meneruskan perjalanannya. Darahnya seperti darah lain sebelumnya dan akan menciptakan kecintaan dan kedekatan personel-personel Hizbullah. Israel tidak mengetahui hal ini dan tidak akan memahaminya, karena mereka memiliki budaya lain. Darah Haji Ridhwan (nama lain Imad Mugniyah, pent.) akan menambah kekuatan, persatuan, kehormatan dan kekuasaan kami dan kami akan meneruskan perjalanan kami dalam horizon lebih terbuka.

Sebelum berkata kepada para sahabat, saya lebih suka berkata kepada musuh bahwa Haji Imad telah berhasil melaksanakan semua kewajibannya. Jika hari ini seorang syahid gugur, maka mereka tidak meninggalkan banyak pekerjaan.

Setelah berakhirnya perang, kami telah siap untuk hari lain, hari yang telah kami duga bahwa Israel sang agesor akan memulai perang lain di kawasan Libanon dan inilah poin yang juga ditekankan dalam laporan Winogard. Setelah perang, para pengungsi pun kembali dan semua elemen kami sibuk membangun kembali Libanon, tetapi saat yang sama para pejuang dan mujahid telah siap untuk kembali berperang di masa yang akan datang sejak hari berakhirnya perang.

Hari ini Hizbullah dan perlawanan Islam berada dalam kondisi paling siap untuk berhadapan dengan setiap serangan yang mungkin ditujukan ke Libanon. Di masa lalu, saya berbicara tentang roket-roket tetapi hari ini saya akan berbicara tentang para pemuda karena pemimpin para pemuda ini ada di hadapan kita saat ini.

Winogard melaporkan, beribu-ribu pemuda pejuang dalam tempo beberapa minggu mampu bertahan di hadapan angkatan bersenjata Israel sebagai kekuatan militer terkuat di Timur Tengah dan bahkan mengalahkannya.

Hari ini Zionis harus tahu bahwa, dalam setiap perang yang akan terjadi adalah Imad Mugniyah lain dan ribuan pejuang akan berada di depan kalian. Imad Mugniyah telah menjelma menjadi puluhan ribu pemuda yang siap untuk menyambut kesyahidan.

Ketiga: saya katakan kepada teman dan musuh. Zionislah yang telah membunuh Imad Mugniyah di Syiria. Semua informasi kami, membenarkan akan hal ini. Israel telah mengungkapkannya dengan berbisik-bisik sebelum menerima tanggung jawab atas terornya secara jelas. Saya katakan kepada mereka bahwa haji Imad telah kalian bunuh di luar area perang. Kami dan kalian telah berperang di tanah air kami, Libanon. Kalian membunuh kami di tanah ini dan kami akan memerangi kalian di tanah ini.

Sekarang, kalian telah menginjak-injak batas. Saya katakan satu hal tentang perang musim panas lalu, jika waktu itu untuk pertama kalinya saya jadikan kalian sebagai lawan bicara. Saat itu saya berkata: wahai Zionis, jika kalian menginginkan perang ini menjadi perang terbuka dan luas, kami siap. Saat itu saya memberikan janji kemenangan pada kaum mukmin karena saya mempercayai mereka, perjuangan mereka dan rakyat Libanon.

Hari ini, saya hanya akan menyebutkan sebuah kalimat, berkaitan dengan teror ini, dengan memperhatikan waktu, tempat dan metodenya, jika kalian wahai Zionis menginginkan perang terbuka, maka seluruh dunia harus tahu bahwa kami siap untuk perang ini.

Kami memiliki hak mulia membela diri sebagaimana semua manusia lainnya, dan kami akan menggunakan segala sesuatu yang akan berakhir pada hak ini dalam membela diri, rakyat dan para pemimpin kami.

Keempat: 14 Februari (hari ini) adalah peringatan teror Syahid Rafiq Hariri. Kami ingin darah syuhada bersatu dalam kedua pertemuan, tetapi sebagian berusaha mengubah acara menjadi arena caci maki.

Bukan rahasia lagi bahwa sebagian pemimpin ini telah mencaci dan kemudian mengarahkan telunjuknya pada kami, tetapi sehubungan dengan teror Rafiq Hariri dan pemakaman jenazah mulia Imad Mugniyah saya akan menjawab ‘perayaan caci maki’ dengan sebuah ucapan: “Libanon yang telah mempersembahkan ulama paling berharga, para pemimpin, saudara-saudara dan anak-anaknya; Libanon ini tidak akan berubah menjadi Israel. Libanon tidak akan menjadi markas Zionis. Libanon tidak akan menjadi Amerika. Libanon tidak akan terpecah. Siapa yang menginginkan perpisahan dan perpecahan silahkan meninggalkan tanah ini dan berangkat menuju para tuannya di Amerika dan Tel Aviv….

Libanon akan tetap menjadi negara yang bersatu, damai dan hidup dengan tentram. Dan Libanon akan tetap menjadi negara yang kokoh dan mulia, bertolak belakang dengan keinginan orang-orang kerdil yang membanggakan tubuhnya…”

Secara ringkas saya katakan bahwa meski keinginan mereka yang mengundang angkatan-angkatan bersenjata untuk memerangi Libanon dan Syiria (sedang mereka tidak mempu berperang) dan mereka-mereka yang setiap harinya mengingnkan terciptanya fitnah, maka saya katakana bahwa Libanon akan tetap kokoh. Libanon akan tetap menjadi sebuah negara yang bersatu, mulia, berani dan merdeka karena itulah Libanon unggul dengan syuhada seperti Abbas Musawi, Raghib Harb, Imad Mugniyah dan Rafiq Hariri.

Kita tujukan suara kita kepada semua pembunuh bahwa perlawanan akan terus kita lanjutkan sampai akhir kemenangan.

______________________________

Ucapan Selamat dan Belasungkawa Sayyid Ali Khamenei Kepada Sayyid Hasan Nasrullah.


Bismilihhairrahmanirrahim

Kepada saudara tercinta Hujjatul Islam Sayyid Hasan Nasrullah.

Syahadah saudara mujahid, mukhlis dan penuh pengorbanan Haj Imad Mughniyah buat pribadinya yang dipenuhi cinta dan semangat jihad fi sabilillah merupakan sebuah kemenangan yang agung dan akhirnya adalah kebahagiaan. Buat masyarakat Lebanon yang berhasil mendidik pribadi agung, pejuang menghadapi kezaliman dan pecinta kebebasan adalah modal kemuliaan.

Ketiadaan pribadi pembebas, rela berkorban dan agung ini sekalipun bagi seluruh manusia mulia dan orang-orang yang mengenalnya, khususnya kedua orang tuanya, isteri, anaknya dan teman-temannya cukup menyakitkan, namun kehidupan dan kematian manusia seperti dia merupakan sebuah simbol kepahlawanan yang mampu menyadarkan sebuah bangsa, para pemuda menjadikannya sebagai panutan dan wawasan yang mencerahkan serta mampu mengantarkan manusia ke jalan itu.

Zionis haus darah dan biadab harus tahu, darah suci para syahid seperti Imad Mughniyah akan menciptakan ratusan Imad Mughniyah yang lain dan itu akan meningkatkan semangat perjuangan menghadapi kezaliman, perusakan dan kesombongan menjadi berkali-kali lipat. Pribadi-pribadi seperti syahid Imad Mughniyah agung ini mengorbankan kehidupan, kesejahteraan dan pemanfaatan materi dunia di jalan perjuangan melindungi orang-orang tertindas dan berjuang menghadapi kezaliman dan kesombongan. Dan ini punya nilai tinggi yang membuat hati nurani setiap manusia tunduk dan menghormatinya. Semoga kerelaan Allah menyertainya dan seluruh pejuang di jalan kebenaran.

Saya secara pribadi menyampaikan ucapan selamat dan bela sungkawa atas syahadah agung ini kepada Anda, keluarganya, para pemuda Hizbullah dan kepada seluruh bangsa Lebanon.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sayyid Ali Khamenei.

25 Bahman 1386 (14 Februari 2008).


______________________________

Keajaiban Hizbullah dan Pertemuan dengan Sayyid Hasan Nasrullah.


Pertemuan Sayyid Hasan Nasrullah dengan sejumlah pelajar hauzah Qom, penjelasan kejadian-kejadian dan ramalan-ramalan yang bakal terjadi. Tiga tahun kemudian ramalan tersebut terjadi.

Rincian pertemuan dan pidato Sayyid Hasan Nasrullah adalah sebagai berikut:

Malam itu, setelah menunggu beberapa jam, akhirnya diberitahukan kepada kami tempat pertemuan dengan Sayyid Hasan Nasrullah. Kami langsung bercepat-cepat menuju Harroh Harik, tempat yang telah disebutkan. Setelah melewati beberapa pos penjagaan kami dibawa menuju sebuah apartemen yang di kelilingi oleh apartemen-apartemen tinggi. Akhirnya kami melewati pemandu pemeriksaan. Saudara-saudara Hizbullah kemudian mulai melakukan pemeriksaan rutin dengan mengambil barang-barang yang berasal dari besi dan semacamnya. Kami sulit membedakan mereka dengan rombongan kami sendiri.

Pertemuan berlangsung di sebuah kamar kecil yang dilengkapi dengan kursi-kursi plastik atau lebih tepatnya fiber glas yang telah diatur sedemikian rupa. Sebelum Sayyid Hasan Nasrullah datang kami mengamati dinding ruangan yang dihiasi oleh beberapa gambar perjuangan Hizbullah yang diberikan pigura sederhana.

Sayyid Hasan Nasrullah memasuki ruangan dengan gaya kharismatiknya yang khas. Ia menanyakan keadaan lalu duduk tepat di hadapan kami. Pengawalnya dengan tenang tapi serius duduk di kedua sisinya. Seorang sebagai wakil kami yang telah ditunjuk sebelumnya selama beberapa menit berbicara dan menyampaikan beberapa pertanyaan. Pada awal pertemuan itu juga Sayyid Hasan Nasrullah membuat kami terpana. Dengan tersenyum ia bertanya kepada kami, “Kalian ingin saya berbicara dengan bahasa Arab atau Parsi?” Ucapan ini disampaikannya dengan bahasa Parsi! Teman-teman serentak berkata, “Parsi!” “Baiklah”, katanya. Tapi perlu diketahui, bahasa Parsi saya lemah. Dapat dikatakan saya hanya sekitar 50 persen menguasainya. Akan tetapi selama pembicaraannya ketahuan bahwa beliau sangat menguasai bahasa Parsi. Beliau berbicara tanpa terbata-bata dan dengan tata bahasa yang benar.

Kursi yang diduduki Sayyid Hasan Nasrullah jaraknya hanya dua meter dari kursi terdepan. Tempat beliau menyampaikan pidatonya juga tidak lebih tinggi dari tempat kami, sama rata. Selama berbicara, beliau tidak pernah melepaskan senyumnya yang khas. Beliau menerima kami dengan baik dan selama satu setengah jam menyampaikan ceramahnya. Setelah acara selesai, beliau menerima permintaan kami untuk foto bersama. Beliau menyalami kami satu persatu dan kami mencium tanganya.

Sayyid Hasan Nasrullah memulai pembicaraannya dengan ucapannya, “Saya sempat berpikir apa yang harus dikatakan. Akhirnya, saya menyiapkan pembicaraan yang tidak dikonsumsi oleh media dan punya hubungan dengan Republik Islam Iran, Imam Khomeini dan Rahbar, Sayyid Ali Khamenei.

Kita kembali ke kurang lebih 21 tahun yang lalu; tahun kemenangan Revolusi Islam di Iran pada tahun 1979. Para pemeluk Syi’ah dan Ahli Sunah di Lebanon adalah kelompok yang terpinggirkan. Namun, perhatian kepada Imam Khomeini sangat besar. Sebaliknya, Imam Khomeini punya pengaruh yang sangat besar atas rakyat Lebanon khususnya para pemuda; ekonomi, budaya, …

Salah satu ramalan adalah “Orang-orang Yahudi akan berkumpul dan kehancuran mereka akan terjadi ketika muncul sebuah revolusi di Timur. Salah seorang dari anak cucu para nabi yang memiliki nama yang sama dengan salah satu nabi Bani Israel akan bangkit melakukan perlawanan”.

Mayoritas rakyat Lebanon adalah Syi’ah dan dari sisi pemikiran lebih dekat ke Iran. Hizbullah berdiri dua bulan setelah Israel menyerang Lebanon. Semua anggota Hizbullah berusia muda. Sayyid Abbas Musawi tokoh paling berpengaruh saat itu berusia 26 tahun. Semestinya, pembentukan Hizbullah 20 tahun setelah itu, namun yang terjadi hanya 2 bulan. Dalam kondisi seperti ini, Imam Khomeini mengirim Angkatan Bersenjata Iran dan Pasdaran ke Suriah dan Lebanon. Tempat-tempat di mana Israel menduduki teritorial keduanya. Republik Islam Iran membantu Lebanon sekuat tenaga; uang, pelatihan, pendidikan dan pemikiran.

Imam pada waktu itu berkata, “Mulailah perjuangan kalian dari nol! Berjuanglah dengan kekuatan kecil ini! Karena kalian akan menang. Dari sekarang saya telah melihat kemenangan ada di tangan kalian!”

Pada waktu kami berkata pada diri sendiri, “Apa maksudnya ini?”

Kami meminta kepada Imam Khomeini untuk menunjuk seorang yang mengurusi masalah Lebanon. Kami melakukan hal itu agar tidak merepotkan waktu Imam. Pada waktu itu, Imam Khomeini menunjuk Ayatullah Khamenei sebagai wakil berkuasa penuh beliau untuk urusan Lebanon. Ayatullah Khamenei menunjukkan keramahan dan kecintaannya kepada kami. Semenjak terbentuknya Hizbullah, Ayatullah Khamenei adalah penanggung jawab kami. Beliau lebih mengetahui masalah Israel dari pakar masalah-masalah Israel manapun. Singkatnya, kami melanjutkan kerja kami. Imam sendiri mengatakan agar kami terus berjuang sampai Israel secara utuh keluar dari Lebanon. Akhirnya, Imam Khomeini wafat. Kami kemudian menemui Ayatullah Khamenei yang telah terpilih sebagai Rahbar. Kami katakan bahwa Anda saat ini adalah Rahbar dan pemimpin kami, perkenalkan seorang sebagai wakil Anda untuk kami agar tidak setiap saat mengganggu waktu Anda. Ayatullah Khamenei berkata, “Tidak! Masalah Israel dan Lebanon berhubungan dengan saya langsung. Saya yang akan bertanggung jawab tentang masalah ini”. Ayatullah Khamenei mengenal pribadi dan kekhususan setiap dari kami. Hubungan yang dalam seperti ini adalah salah satu faktor penentu kemenangan kami dan dikatakan sebagai berkah untuk Hizbullah.

Beberapa kejadian dari petunjuk Sayyid Hasan Nasrullah:

Kejadian pertama.

Sehari setelah perang Teluk Parsi kedua di Konferensi Madrid, Negara-negara Arab dan Israel berkumpul membicarakan perdamaian di Timur Tengah. Ayatullah Khamenaei sempat menyampaikan pesan penting mengutuk perundingan tersebut. Semua negara-negara ikut serta; Presiden Suriah, Lebanon, … Konferensi ini juga mendapat dukungan Dunia Internasional; Amerika dan Rusia. Menurut kami dan para pengamat politik perdamaian bakal tercapai. Kami menemui Ayatullah Khamenei dan menyampaikan bila ini terjadi kami tinggal sendiri. Beliau menjawab, “Benar, dunia telah berkumpul, namun saya akan mengatakan satu hal kepada kalian bahwa perdamaian tidak akan tercapai dan konferensi tidak akan berhasil menggolkan itu”. Ayatullah Khamenei berbicara dengan nada seperti itu, sementara semua pengamat berpendapat perdamaian bakal tercapai. Bahkan sebagian dari pengamat di Iran juga punya pandangan yang sama. Ishak Rabin dan Hafez Asad melakukan perundingan lewat pihak ketiga dan mereka hampir sampai pada satu kesepakatan. Setelah sebulan dari konferensi Madrid, Intifadhah pertama dimulai. Semua tidak percaya bagaimana mungkin proses perdamaian gagal.


Kejadian kedua.

Masalah ini berhubungan dengan Israel yang mundur dari Lebanon Selatan. Para pakar politik sepakat bahwa tidak mungkin Israel akan mundur dari Lebanon Selatan tanpa mengajukan syarat-syarat. Kami mendatangi Ayatullah Khamenei. Beliau berkata, “Saya tidak setuju dengan analisa kalian”. Akan tetapi ucapan ini tidak diucapkan langsung dan jelas. Setelah beberapa hari, beberapa komandan pasukan kami pergi ke Tehran dan menemui beliau. Biasanya, masa jabatan mereka selama dua tahun. Oleh karenanya, sebagian dari komandan ini baru memangku jabatannya. Awalnya, kami meminta izin dari beliau untuk mengikuti shalat berjamaah bersama beliau. Setelah shalat, kami meminta izin untuk mencium tangan beliau. Setelah itu, beliau sendiri yang mengajak kami untuk bercakap-cakap. Beliau berkata, “Kemenangan kalian sudah sangat dekat. Sangat dekat dari apa yang kalian pikirkan. Kalian semua akan melihat kemenangan ini dengan mata kepala kalian sendiri”. Dan setelah beberapa hari, Israel melarikan diri.


Kejadian ketiga.

Kejadian ini ada hubungannya dengan Suriah. Sesuai dengan sistem keamanan yang sangat ketat yang diberlakukan oleh pemerintah Suriah, tidak seorang pun yang mengetahui apa yang sedang terjadi di sana. Kami sendiri tidak mengetahui apa yang bakal terjadi sepeninggal Hafez Asad. Oleh karenanya, kami senantiasa khawatir jangan sampai pengganti Hafez Asad adalah orang yang menentang dan tidak menyukai Hizbullah. Ketika Hafez Asad sakit, kami menemui Ayatullah Sayyid Ali Khamenei dan meminta agar beliau mendoakan kesembuhan Hafez Asad. “Baik aku akan mendoakannya”, ucap beliau. Setelah beberapa waktu Hafez Asad sembuh. Suatu saat Hafez Asad untuk kedua kalinya sakit. Kami untuk kedua kalinya menemui Ayatullah Khamenei dan memintanya untuk berdoa demi kesembuhan Hafez Asad. Belaiu berkata, “Aku tetap akan mendoakannya, akan tetapi kalian tidak perlu khawatir. Orang yang akan menggantikannya lebih baik buat kalian”. Pada akhirnya, Hafez Asad meninggal dan anaknya Bassar Asad menggantikannya. Terus terang, sepeninggal Hafez Asad, kondisi kami lebih baik. Hubungan baik kami dengan Suriah demikian baiknya sehingga orang-orang Israel mengatakan, “Kami tidak tahu mengenai hubungan Hizbullah dan Suriah, siapa mengikuti siapa?” Hubungan baik kami dengan Suriah demikian baiknya sehingga setiap saat kami dapat bertemu dengannya dan bisa saling tukar menukar informasi.

Ketika kami menang di Lebanon selatan dan berhasil mengusir Israel, kami mendatangi Ayatullah Khamenei. Dengan perasaan menyesal dan rasa putus asa saya menyampaikan kepada beliau, “Sayyid Ali Khamenei! Perjuangan Hizbullah memakan waktu selama 18 tahun dan akhirnya berhasil memukul mundur Israel. Bila dibuat perbandingan, berapa tahun lagi baru kita dapat membebaskan Palestina?” Beliau menjawab, “Karena Engkau menanyakannya sekarang, saya punya keyakinan bahwa Al-Quds akan bebas kurang dari itu”.

Pada akhir ucapannya beliau mengatakan, “Ayatullah Khamenei sangat dicintai oleh rakyat Lebanon. Kecintaan itu dapat terlihat ketika ada orang yang mengkritik atau menentang beliau di Iran, dengan rasa takjub mereka akan mengatakan bahwa orang-orang itu tidak mengenal siapa sebenarnya Ayatullah Khamenei. Tanah air Lebanon sebelumnya belum pernah berada di bawah bendera Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as. Syiah tidak pernah memerintah. Sebelum kemenangan Revolusi Islam Iran selama 1400 tahun Syiah dikenal lemah dan miskin. Tiga puluh tahun yang lalu kami tidak punya yayasan atau sekolah. Saat ini, Syiah merupakan kelompok yang paling kuat di Lebanon. Dari sisi kekuatan militer, kami adalah yang terkuat di Lebanon. Kekuatan militer kami dapat disejajarkan dengan kekuatan militer Israel. Hizbullah saat ini merupakan partai politik yang paling kuat dan berpengaruh. Hizbulah memiliki stasiun radio terbaik di Lebanon dan stasiun televisi terbaik di Arab. Hizbullah adalah kekuatan yang paling diperhitungkan di Lebanon. Bila sebelumnya kami melakukan taqiyah, maka saat ini pihak-pihak lain yang melakukan taqiyah.


Masa depan adalah milik kami!

Kami sangat berharap suatu hari Israel melakukan kebodohan dan menyerang Lebanon Selatan. Karena apa yang kami siapkan, bahkan tidak pernah terpikirkan oleh Sharon.[Saleh L]


Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sumber: http://baztab.com/news/46103.php


Sayyid Hasan Nasrullah Tuturkan Kisah-Kisah Menakjubkan Dalam Perang Lawan Israel.


Banyak cerita yang terjadi di zaman permulaan munculnya Islam. Kejadian yang menunjukkan mukjizat ilahi. Mengenai perang Badr, Ayat al-Quran turun “Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badr , padahal kamu adalah ( ketika itu ) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya (3:123).”

Dan ayat “( Ingatlah ), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut- turut)” (8:9). Bagaimana al-Quran dengan kewibawaannya menceritakan turunnya para malaikat. Namun, menurut pemahaman saya yang dangkal ini, cerita yang terjadi dalam perang 33 hari lebih agung dan besar. Sebagian cerita ini saya sempat mendengarkannya lewat orang lain ketika beliau datang ke Iran dan akhirnya mendengar langsung dari Sayyid Hasan Nasrullah. Buat saya, mempercayai cerita-cerita ini sangat sulit.

1. Cerita pertama ini pernah saya dengar di Iran lewat orang lain yang disampaikan ketika Sayyid Hasan Nasrullah ke Iran. Ceritanya tentang debat atau wawancara yang dilakukan dengan seorang tentara atau komandan yang disiarkan oleh tv Israel. Ini sebuah dialog yang hakikatnya merendahkan mereka sendiri, tapi tidak dipahami ke sana. Komandan pasukan ini meyakini bahwa musuh yang dihadapinya, Hizbulah, adalah orang-orang yang percaya akan khurafat dan takhayul. Ketika kami mendekati pasukan Hizbullah dan menguasai keadaan dan dengan maksud menghancurkan mereka, tiba-tiba muncul beberapa orang dengan berpakaian putih menuju ke arah kami sambil membawa pedang. Orang-orang seperti inilah yang menghadapi kami dengan segala peralatan modern. Dengan gaya melecehkan mereka, kami menembak ke arah mereka.

Namun, yang terjadi adalah setiap tembakan kami tidak menyentuh mereka. Ada yang datang mendekat dan memotong tangan saya. Tangannya terpotong tinggal sikut dan itu ditunjukkan ke televisi sambil berkata bahwa tangan saya dipotong dengan senjata pedang. Mereka yang melakukan ini adalah orang-orang yang berpakaian putih-putih. Lihatlah, bagaimana Allah dengan kekuasaannya membuat hal ini disiarkan di televisi Israel.

2. Cerita ini disampaikan langsung oleh Sayyid Hasan Nasrullah. Dan menurut saya, cerita ini sangat penting. Beliau sendiri berkata bahwa selama perang 33 hari, pasukan Hizbullah tidak melakukan apa-apa. Kami tidak berperang, semuanya adalah bantuan Allah. Beliau kemudian menukilkan cerita bahwa salah seorang dari komandan pasukannya, yang tidak diingat namanya, berada di sebuah kawasan yang sangat sulit. Mereka bukanlah pasukan modern yang memiliki senjata dan amunisi lengkap. Yang dimiliki hanyalah sebuah peluncur roket panggul atau maksimalnya dibarengi dengan roket Katyusha. Dengan peralatan sederhana ini mereka menyerang pasukan Israel.

Serangan yang dilakukan hanya pada waktu siang hari dan bila diserang mereka tidak akan mampu bertahan lama. Ketika itu, pasukan Israel bersiap menyerang pada malam hari. Mereka telah menurunkan pasukannya berhadap-hadapan dengan front terdepan Hizbullah. Usaha mereka adalah mengepung pasukan Hizbullah yang tidak memiliki teropong malam. Karena tidak memiliki senjata penangkal udara dan alat untuk melihat malam, maka tidak ada yang dapat dilakukan. Salah seorang dari komandan Hizbullah sangat sedih melihat kondisi pasukannya, karena selain itu juga amunisi telah habis. Dalam kondisi genting dan di tengah kegelapan malam, akhirnya ia tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi bertemu dengan Sayyidah Zainab anak Imam Ali bin Abi Thalib as.

Dalam pertemuan itu ia menjelaskan keadaan yang sangat genting sambil tidak lupa agar meminta agar ditolong karena bila kondisi ini terus berlangsung, maka semua anggotanya bakal habis. Dalam mimpinya ia memaksa agar segera dibantu. Sayyidah Zainab berkata bahwa jangan khawatir karena segalanya akan berjalan lancar. Namun, karena terus didesak, akhirnya beliau menunjukkan kepada seorang wanita. Ia mengatakan bahwa saya mengenalnya dan itu adalah Sayyidah Fathmah az-Zahra. Setelah mendekat dan mengulang kembali permohonannya agar anggota pasukannya ditolong karena tidak ada lagi yang dapat diandalkan. Sayyidah Zahra berkata agar kami berdoa dan segalanya akan berjalan lancar.

Tapi saya masih terus memaksa agar beliau melakukan satu hal yang dapat menyelamatkan mereka. Hasilnya, beliau kemudian mengeluarkan sapu tangannya dan menggerak-gerakkannya, setelah itu beliau berkata, “Pergilah! Segalanya telah selesai”. Setelah diberi perintah demikian ia lalu terbangun. Ketika terbangun ia melihat sebuah helikopter hancur berkeping-keping. Ia lalu bertanya kepada, “Apa yang sedang terjadi? Setelah itu ia menuju pos tempat berkumpul anggota pasukannya dan bertanya apa yang terjadi? Ada yang menjawab bahwa kami sedang duduk-duduk, tiba-tiba saya bangkit untuk menembak. Ketika saya akan menembak, tiba-tiba helikopter itu terbakar dan meledak. Masalahnya di sini, bukannya helikopter yang hancur berkeping-keping, tapi pasukan Israel menjadi yakin bahwa kami memiliki teropong untuk melihat malam dan memiliki senjata yang dapat menembak mereka pada malam hari. Dengan perhatian yang diberikan oleh Sayyidah Zahra as. bukan saja helikopter meledak, tapi mereka tidak lagi berani menyerang karena percaya kami dapat melihat mereka pada malam hari dan memiliki senjata yang dapat menembak mereka pada malam hari.

3. Cerita ini juga disampaikan langsung oleh Sayyid Hasan Nasrullah. Di lini terdepan ada pasukan yang sangat percaya diri dapat bertahan melawan serangan Israel. Sayyid Hasan Nasrullah sempat memerintahkan mereka untuk mundur sebagai taktik karena amunisi juga telah habis, bahkan bukan itu saja karena persediaan makanan juga telah habis. Setelah kami perintahkan agar mundur, mereka bertanya apakah ini sebuah perintah? Bila ini adalah perintah kami akan menaati dan akan mundur. Namun, bila kami diberi izin, maka kami akan tinggal di sini. Kami masih ingin bertahan dan melakukan perlawanan di sini. Sayyid Hasan Nasrullah menjawab, “Terserah kalian”. Banyak dari mereka yang syahid dalam usahanya mempertahankan kawasan itu. Israel menurunkan pasukan penerjunnya dan pasukannya di tempatkan tepat di depan mereka yang dipisahkan oleh sungai. Israel sangat ingin menguasai kawasan ini dan menjadikannya batas teritorialnya dengan Lebanon.

Pasukan penerjun diturunkan di belakang pasukan Hizbullah dan di depannya pasukan Israel yang terpisah oleh sungai. Mereka terjepit oleh dua pasukan. Kedua pasukan Israel yang berusaha menjepit pasukan Hizbullah dan bersiap untuk menghancurkan mereka. Dalam kondisi seperti ini, mereka masih berhasil melakukan hubungan dengan pasukan Hizbullah lainnya untuk menyerang pasukan yang tengah mengurungnya. Tapi jawaban yang diterima adalah kami juga telah kehabisan amunisi. Namun, ketika itu mereka tidak mendengar dengan jelas bahwa jawaban dari pasukan Hizbullah yang lain adalah kalian jangan terlalu mengandalkan kami, karena kami juga telah kehabisan amunisi.

Ketidakmengertian ini terjadi karena sandi yang dikirimkan tidak terbaca dengan baik. Tapi sesaat kemudian, tepat di lokasi pasukan Israel terdengar suara-suara ledakan, sepertinya mereka diserang dengan hebat dengan persenjataan artileri berat. Setelah pasukan Israel kocar-kacir, mereka kemudian mengirim sandi kepada pasukan lainnya bahwa apa serangan kalian tepat mengenai sasaran. Pasukan itu malah bertanya kapan kami menyerang mereka? Kami tidak memiliki apa-apa sehingga dapat menembak mereka. Yang dipahami oleh pasukan yang terjepit dari sandi yang dikirim waktu itu adalah, “iya kami akan menyerang mereka, dan kami melihat bahwa kalian menghujani mereka dengan hebat yang membuat mereka melarikan diri”. Tidak ada yang tahu, serangan dan tembakan itu berasal dari mana. Bagaimana sampai pasukan Israel takut dan melarikan diri kembali ke pangkalannya tidak ada yang tahu. Yang terpenting adalah mereka tidak kembali lagi ke kawasan itu. Kemenangan Hizbullah dalam perang 33 hari seperti kemenangan yang seperti ini. [Saleh L]

Ket: Kisah-kisah ini adalah penggalan dari ceramah Ayt. Misbah Yazdi yang dimuat di situs http://www.shianews.org/textnews.asp?id=1291.%5B

Sayyid Hasan Nasrullah Bercerita Tentang Dirinya.


Menurut laporan Fars, Hamid Davoud Abadi seorang periset mengenai pembelaan tanah air melakukan penelitian yang cukup luas mengenai gerakan perlawanan di Lebanon menghadapi Rezim Zionis Israel. Penelitiannya itu kemudian dibukukannya dengan judul “Pareh-haye Poulad” (lempengan-lempengan baja). Dalam karya terbarunya ia menulis biografi Sayyid Hasan Nasrullah yang juga telah dibukukan dan akan segera diterbitkan. Buku ini adalah hasil dari wawancaranya dengan Sayyid Hasan Nasrullah.


Sebagian dari wawancara itu dikutip oleh situs Sajed seperti berikut ini:

Nama saya adalah Hasan Nasrullah anak dari pasangan Abdul Karim dan Mahdiyah Shafiyuddin. Saya dilahirkan pada tahun 1962. Aslinya saya orang al-Bazuriyah di daerah Shur yang terletak di Lebanon Selatan, namun saya dilahirkan di sebuah daerah pinggiran timur kota Beirut. Kondisi kehidupan keluargaku termasuk keluarga miskin, sama dengan kebanyakan keluarga-keluarga Syiah lainnya yang pindah dari selatan Lebanon menuju Beirut untuk mencari pekerjaan dan makanan. Masih teringat sebuah sekolah bernama an-Najah atau al-Kifah, saya tidak ingat persis namanya, adalah tempat di mana saya dilahirkan di daerah itu dan menjadi sekolah SD saya waktu itu.

Setelah menyelesaikan sekolah SD, saya masuk sekolah SMP, di Lebanon kami menyebutnya takmili (penyempurna) dan menamatkannya. Tepat di masa-masa itulah terjadi perang saudara antara tahun 1974-1975. Saat perang terjadi, sekolah-sekolah diliburkan dan pinggiran timur kota Beirut yang mayoritasnya ditinggali oleh orang-orang Syiah dikuasai oleh tentara Lebanon dan Partai Kataib, yang kalian sebut Phalangist. Akibatnya kami meninggalkan daerah itu dan kembali lagi ke al-Bazuriyah di Lebanon Selatan.

Sejak kecil saya punya kecenderungan yang luar biasa untuk mempelajari ilmu-ilmu agama dan saya sangat mengharapkan dapat belajar di hawzah ilmiah (pesantren Syiah). Setiap kali memandang orang yang ber’amamah (sorban khas ulama Syiah), saya pasti menatap wajah mereka, mungkin lebih tepat dikatakan melotot. Sejak kecil pula, setiap kali saya duduk bersama-sama dengan mereka yang ber’amamah, saya pasti memandang ‘amamahnya dengan seksama bagaimana cara melipatnya sehingga terbentuk seperti itu. Pada waktu itu, ‘amamah yang saya lihat itu dari sebuah kain hitam yang dipilin sedemikian rupa di luar sorban biasa yang dipakai.

Saya mengambil sorban ayah lalu melilitnya dengan sebuah kain dan kemudian menambahkan ‘amamah di atasnya lalu saya meletakkannya di kepala. Begitulah, betapa masa kecil saya selalu punya keinginan untuk menuntut ilmu dan memakai pakaian itu. Sejak itu pula saya memutuskan untuk menuntut ilmu di Najaf, Irak.

Kami ada 9 bersaudara dan selisih umur adalah satu tahun. Saya adalah anak tertua dan memiliki tiga orang saudara laki; Husein setahun lebih kecil dari saya dan setelah Husein kami punya seorang adik perempuan bernama Zainab. Setelah dia adalah Fathimah, Muhammad, Ja’far, Zakiyah, Aminah dan Sa’aad. Bila dikelompokkan, saya punya tiga orang saudara laki dan lima orang perempuan.

Keluarga kami tidak ada yang berasal dari kalangan rohaniwan, tidak di keluarga kami bahkan keluarga paman, anak-anak paman, kakek, saudara-saudara kakek, anak-anak dari saudara-saudara kakek dan kakek buyut. Artinya saya yakin tiga sampai empat keturunan ayah, kakek, kakek buyut dan ayahnya kakek buyut tidak ada satu pun yang rohaniwan.

Hakikatnya, pendidikan agama yang membawa saya menjadi talabeh (sebutan bagi santri Syiah) buat saya adalah taufik ilahi. Saya ingin menekankan betapa kehidupan keberagaman kami di rumah sangat biasa. Artinya, ayah dan ibu saya di rumah dalam kehidupan kerberagamaannya adalah dengan melakukan salat 5 waktu dan ketika memasuki bulan Ramadhan, mereka melakukan puasa, sampai sebatas itu.

Saya sangat berterima kasih kepada Allah, karena pilihan saya menjadi seorang rohaniwan tidak pernah ada orang yang mendorong dan mengantarkan saya ke sana. Sejauh ingatan saya, waktu itu saya masih kecil dan kami punya al-Quran. Saya mengambilnya dan kemudian membacanya. Saya tidak mengerti apa yang saya baca, namun surga dan neraka tertanam dalam pikiran saya sejak saat itu.

Suatu hari saya mendekati penjual buku keliling. Setelah membuka-buka buku apa saja yang dimilikinya, saya menemukan buku “Irsyadul Qulub” (penuntun hati). Pada waktu itu saya berumur 8 atau 9 tahun. Saya mengambil buku tersebut dan membeli darinya. Buku Irsyadul Qulub karangan al-Dailami ini berisikan nasehat-nasehat dan cerita-cerita yang sangat mempengaruhi saya. Kalau boleh saya katakan bahwa buku ini punya pengaruh besar dalam kehidupan saya. Sejak itu saya punya keasikan lain yaitu mencari buku-buku Islam, karena saya juga tidak tahu mengenai perpustakaan Islam. Saya masih ingat, suatu hari saya mendekati seorang penjual loakan dan saya menemukan sebuah buku kecil berujudul “Qadha Amirul Mukminin” (putusan hukum Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as). Saya membawanya pulang ke rumah dan mulai membacanya dan setiap kali buku itu hampir selesai dibaca, saya mengulangi membacanya dari awal lagi. Hal itu saya lakukan karena keingintahuan yang sangat.

Beberapa tahun kondisi yang seperti ini terjadi dalam kehidupan saya. Di tempat kami tidak ada seorang yang betul-betul dapat disebut agamis. Saya tidak pernah bertemu dengan rohaniwan dan seorang yang agamis. Di daerah kami, ada seorang tua yang telah pergi haji, punya janggut panjang dan dia biasa melakukan salat di tokonya. Saya menanggapnya sebagai orang agamis. Saya sering ke tokonya hanya untuk melihat janggutnya dan bagaimana dia melakukan salat. Saya sangat menyukainya.

Ayah saya sangat mencintai Sayyid Imam Musa Shadr. Suatu hari ayah saya membawa foto-foto Imam Musa Shadr. Saya duduk cukup lama sambil memandang foto Sayyid Imam Musa Shadr yang memakai ‘amamah. Itu adalah masa-masa di mana saya tengah mencari seorang rohaniwan, orang agamis atau siapa saja yang dapat memberikan manfaat buat saya. Hal itu berlanjut sampai saya menyelesaikan sekolah SD. Umur saya waktu itu antara 10 atau 11 tahun dan untuk melanjutkan sekolah SMP, sekolahnya berada di luar daerah kami. Sekolah SMp itu berada di dekat masjid. Di masjid itu, Sayyid Husein Fadhlullah melaksanakan salatnya di sana. Di masjid itulah saya mulai berkenalan dengan para pemuda mukmin. Sejak saat itu saya lebih sering pergi ke masjid itu. Namun di tahun-tahun pertama, sebelum berumur 10 tahun, kira-kira beberapa tahun saja dengan taufik ilahi dan bersandarkan pada kemampuanku yang tidak seberapa saya melakukan pencarian itu.

Sejak SMP itu, saya membaca al-Quran dan buku-buku agama di malam hari dan tidur saya bermimpi api neraka dan saya betul-betul sangat ketakutan. Pada masa itu, kondisi rohani saya lebih baik dari sekarang. Saya masih ingat bagaiman saya tidak pernah melalaikan salat malam. Namun setelah menjabat dan punya tanggung jawab, saya sulit menjadi seperti dahulu lagi. (Sambil tertawa dan bercanda) Yakni, masa itu ketika saya membaca al-Quran atau menunaikan salat, saya punya perhatian dengan masalah kehadiran hati dan khusyu’. Artinya, lembaran nafas saya masih bersih dan belum terikat dengan dunia ini. Itu adalah masa kecil saya.

Ada kondisi yang di tengah keluar kami yang sangat mengganggu dan membuat saya menyesalinya. Sampai waktu sebelum saya berangkat melanjutkan pendidikan di Najaf, Irak, keluarga kami belum pernah duduk dan makan bersama. Gambarannya demikian, saya dan saudara laki serta perempuan makan bersama di rumah, sementara ayah dan ibu makan di kios, atau kami makan bersama ibu saja atau ayah saja. Namun kami sekeluarga… saya cukupkan dengan mengatakan bahwa kami belum pernah berkumpul semua untuk makan bareng. Karena ayah setelah salat subuh dia pasti pergi ke kios dan kembalinya jam 12 malam. Ibuku juga pergi ke kios untuk membantu ayah agar ayah dapat istirahat dan menunaikan salat. Ini adalah pengalaman pahit yang sangat menyiksa di masa kecilku.

(Info-Syiah/Newsalloy/IRIB-Indonesia/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: