Pesan Rahbar

Home » , , , , » Ucapan JK Terbukti Benar ! Sesat dan bahayanya Syi’ah hanya fitnah dan tuduhan dari Wahabi

Ucapan JK Terbukti Benar ! Sesat dan bahayanya Syi’ah hanya fitnah dan tuduhan dari Wahabi

Written By Unknown on Saturday, 30 August 2014 | 19:15:00

Syiah akan tetap kuat, meski profokator merong-rong ! Fitnah wahabi mampu kami bongkar
Mantan Wapres Jusuf Kalla tidak ingin melanggar konstitusi. Ketika dikatakan  sesatnya Syi’ah, JK anggap itu sebagai fitnah dari Wahabi.

“Semua ini tidak benar (sesat dan bahayanya Syi’ah), ini hanya fitnah dan tuduhan dari Wahabi,” kata JK di kantor Dewan Masjid Indonesia, Minggu lalu (18/5/2014).



Satu Fitnah lagi dari Arrahmah.
3.334 orang tertipu dan menyukainya.
955 orang lagi menyebarkan fitnah tersebut.
Canggih juga Photoshopnya Wahabi. Sehingga seolah2 asli.
Tak heran Nabi menyebut Najd tempat kelahiran pendiri Wahabi, Muhammad bin Abdul Wahhab sebagai sumber fitnah dan munculnya Tanduk Setan.

Ibnu Umar berkata, “Nabi berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, Terhadap Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, ‘Dan Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam. Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Yaman.’ Maka, saya mengira beliau bersabda pada kali yang ketiga, ‘Di sana terdapat kegoncangan-kegoncangan (gempa bumi), fitnah-fitnah, dan di sana pula munculnya tanduk setan.’” [HR Bukhari].

___________________________________

Najd Tempat Khawarij/Fitnah: Di Najd atau Di Iraq? 

Ummat Islam banyak yang tidak suka saat mereka difitnah sebagai Ahlul Bid'ah, Sesat, Penyembah Kuburan, Musyrik, bahkan kafir oleh Wahabi. Bahkan ada yang dibunuh. Oleh karena itu mereka balik mngkritik Wahabi. Ada pun Wahabi yang menamakan dirinya macam-macam dari Muwahidun, Salafi, Ahlus Sunnah (Tanpa kata Jama'ah) justru marah. Mereka merasa mereka dan syeikh mereka, Muhammad bin Abdul Wahhab yang lahir di Najd difitnah oleh "Musuh-musuh Islam."

Siapakah yang benar? Nabi menyebut Najd, tempat kelahiran pendiri Wahabi sebagai tempat fitnah. Ini hadits-haditsnya. Silahkan baca dengan seksama. Bebaskan diri anda dari taqlid. Gunakan akal pikiran anda untuk memahaminya. Jika pun bertanya pada ulama, jangan tanya pada kelompok anda saja. Tanya pada Jumhur Ulama agar tak tersesat:

Ibnu Umar berkata, “Nabi berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, Terhadap Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, ‘Dan Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam. Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Yaman.’ Maka, saya mengira beliau bersabda pada kali yang ketiga, ‘Di sana terdapat kegoncangan-kegoncangan (gempa bumi), fitnah-fitnah, dan di sana pula munculnya tanduk setan.’” [HR Bukhari]

Pada hadits di atas disebut ada orang Najd yang meminta Nabi agar memberkahi Najd. Saat itu dakwah Nabi belum mencapai Iraq. Selain itu ucapan Nabi tentang tanduk setan (قرن / qorn) itu sesuai dengan miqat haji orang-orang Najd di QORN yang artinya TANDUK.
 Jelaslah bahwa Najd yang disebut Nabi adalah Najd yang kita kenal sekarang. Bukan Iraq! Jika pun orang Iraq yang hadir, tentu mereka minta agar IRAQ yang diberkati. Bukan Najd!
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda sambil menghadap ke arah timur: Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana! Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana. Yaitu tempat muncul tanduk setan. (Shahih Muslim No.5167)

Posisi Nabi saat hadits yang menyebut tempat fitnah ada di sebelah TIMUR dan tempat MATAHARI TERBIT adalah di MADINAH. Kita harus paham dasar-dasar ilmu Geografi atau Ilmu Bumi agar bisa paham. Madinah dan Riyadh (Najd) letaknya sejajar sekitar 24 derajad lintang utara. Sementara Kufah / Najaf terletak di 32 derajad lintang utara. 8 derajad lebih utara dari kota Madinah. Sebagai perbandingan, Amman, Yordania yang ada di utara Madinah sejajar dengan Kufah yaitu di 32 derajad lintang utara. Matahari itu paling tinggi posisinya berada di 23,5 derajad lintang utara pada tanggal 21 Juni sebelum akhirnya bergerak ke selatan. Jadi matahari terbit di Madinah itu posisinya dari arah Najd yang persis ada di sebelah timur Madinah. Tidak mungkin dari Iraq yang ada di utara Madinah.

Dari sini kita paham bahwa Najd yang dimaksud adalah Najd sekarang yang memang ada tepat di sebelah timur Madinah. Bukan Iraq yang berada di utara.
 
 
http://kabarislam.wordpress.com/2012/01/16/najd-tempat-khawarijfitnah-di-najd-atau-di-iraq/

Anda bisa melihat berbagai peta kota Madinah, Najd, dan Iraq baik dari segi topografi sehingga paham daerah yang tinggi (Najd) dan yang rendah (bukan Najd), serta tempat yang di timur kota Madinah itu apa.

حدثنا عبد الله ثنا أبي ثنا أبو سعيد مولى بنى هاشم ثنا عقبة بن أبي الصهباء ثنا سالم عن عبد الله بن عمر قال صلى رسول الله صلى الله عليه و سلم الفجر ثم سلم فاستقبل مطلع الشمس فقال ألا ان الفتنة ههنا ألا ان الفتنة ههنا حيث يطلع قرن الشيطان

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang menceritakan kepada kami ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id mawla bani hasyim yang berkata telah menceritakan kepada kami Uqbah bin Abi Shahba’ yang berkata telah menceritakan kepada kami Salim dari ‘Abdullah bin Umar yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat fajar kemudian mengucapkan salam dan menghadap kearah matahari terbit seraya bersabda “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan” [Musnad Ahmad 2/72 no 5410 dengan sanad shahih].

حدثنا محمد بن عبد الله بن عمار الموصلي قال حدثنا أبو هاشم محمد بن علي عن المعافى عن أفلح بن حميد عن القاسم عن عائشة قالت وقَّت رسول الله صلى الله عليه وسلم لأهل المدينة ذا الحُليفة ولأهل الشام ومصر الجحفة ولأهل العراق ذات عرق ولأهل نجد قرناً ولأهل اليمن يلملم

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Ammar Al Maushulli yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Haasyim Muhammad bin ‘Ali dari Al Mu’afiy dari Aflah bin Humaid dari Qasim dari Aisyah yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menetapkan miqat bagi penduduk Madinah di Dzul Hulaifah, bagi penduduk Syam dan Mesir di Juhfah, bagi penduduk Iraq di Dzatu ‘Irq, bagi penduduk Najd di Qarn dan bagi penduduk Yaman di Yalamlam (Shahih Sunan Nasa’i no 2656).

Hadits Nabi di atas berulang-kali menyebut Tanduk Setan (Qorn Syaithon). Dan Miqat Haji penduduk Najd di Qarn (Tanduk). Sementara Miqat penduduk Iraq di Dzatu "Irq. Jelas bukan kalau Najd dan Iraq adalah 2 nama yang berbeda yang menunjukkan 2 tempat yang berbeda. Jadi tidak bisa ditakwil-takwilkan jadi Iraq adalah Najd. Tidak betul itu!

Berbagai hadits di atas tentang Najd sesungguhnya menunjukkan Najd itu adalah Najd yang dikenal umum baik di zaman Nabi mau pun sekarang. Bukan tempat lainnya sebagaimana ditafsirkan Ibnu Taimiyyah ada di Kufah. Apalagi Najd yang dikenal di zaman Nabi di hadits tersebut disebut ada di TIMUR kota Madinah dan tempat terbitnya matahari. Tak mungkin penduduk Madinah melihat matahari terbit dari arah Kufah. Najd sekarang pun memang selain di Timur Madinah juga merupakan dataran Tinggi (762 hingga 1.525 meter di atas permukaan laut). Di hadits Sunan Nasa'i no 2656 Nabi menyebutkan tempat miqat bagi penduduk Iraq dan penduduk Najd. Jelas Iraq dan Najd adalah 2 tempat yang berbeda.

Sebaliknya Kufah yang juga disebut An Najaf ternyata terletak di dataran rendah di lembah sungai Efrat. Jadi tidak mungkin Ibnu Taimiyyah berkata demikian. Bisa jadi ulama Wahabi memang suka mengubah-ubah tulisan sebagaimana disinyalir oleh Syekh Idahram dan juga beberapa ulama lainnya. Sehingga ada ulama yang bilang kalau beli kitab kuning sebaiknya beli di Yaman atau Mesir. Jangan di Arab Saudi sebab sudah dirubah-rubah oleh Wahabi.

Coba lihat peta Kufah (An Najaf) yang berada di daerah hijau (dataran rendah). Bukan kuning yang merupakan tanda dataran tinggi:
 
 
Apalagi Muhammad bin Abdul Wahab dikenal juga dengan Muhammad bin Abdul Wahab An Najdi. Jadi bagaimana lagi mau berkelit atau mentakwil-takwilkannya dengan cara lain sehingga Najd yang dimaksud Nabi itu berbeda dengan Najd yang dikenal masyarakat Arab baik di zaman dahulu atau pun sekarang?

http://id.wikipedia.org/wiki/Najd

Ada pernyataan kelompok Salafi Wahabi mengenai celaan terhadap kota Najd yang merupakan tempat kelahiran pendiri paham Wahabi: Muhammad bin Abdul Wahab. "Apa salahnya jika lahir di Najd? Apakah otomatis akan jadi Khawarij/Sesat?"

Tidak salah memang. Apalagi jika memang orang tersebut memurnikan ajaran Islam dengan memurnikan Tauhid dan menghidupkan Sunnah. Yang jadi masalah adalah jika cara dakwahnya akhirnya menganggap sesat/kafir sesama Muslim bahkan ulama apalagi sampai membunuh sesama Muslim sehingga timbul Fitnah. Jika itu sampai terjadi, tentu orang tersebut merupakan Khawarij pembuat Fitnah yang disebut Nabi berasal dari Najd di sebelah timur kota Madinah (arah tempat terbitnya matahari di kota Madinah).

Kalau kita kaji Al Qur'an dan Hadits dan Sejarah Muhammad bin Abdul Wahhab, niscaya kita tahu bahwa perkataan dan perbuatan Muhammad bin Abdul Wahhab itu bertentangan dengan Al Qur'an dan Hadits.

Coba lihat fitnah Muhammad bin Abdul Wahhab yang menuduh ummat Islam (termasuk di Mekkah dan Madinah) lebih Musyrik daripada kaum Musyrik penyembah berhala. Tersinggungkah anda jika difitnah sbg Musyrik?
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam kitabnya al-Qawa’id Arba’: “Sesungguhnya kesyirikan pada zaman kita sekarang melebihi kesyirikan umat yang lalu.


MBAW memfitnah ummat Islam di Mekkah, Madinah, dan kota2 lain di jazirah Arab sebagai lebih Musyrik daripada orang Kafir Quraisy Mekkah dulu. Ini jelas bertentangan dengan firman Allah untuk tidak mengolok-olok dan menggunjing sesama Muslim [Al Hujuraat 11-12]

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2011/11/30/haram-berteman-dengan-kafir-harbi-dan-membunuh-sesama-muslim/
Menyebut Muslim sebagai Musyrik sama dengan memfitnah Muslim sebagai Murtad. Menurut Islam, hukuman bagi orang-orang Murtad adalah mati. Tak heran jika Muhammad bin Abdul Wahhab dan pengikut-pengikutnya akhirnya memerangi dan membunuh orang Islam di Thaif, Mekkah, Madinah, dsb.

“Mencela sesama muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran” (Bukhari no.46,48, muslim no. .64,97, Tirmidzi no.1906,2558, Nasa’I no.4036, 4037, Ibnu Majah no.68, Ahmad no.3465,3708).

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu: “Kamu bukan seorang mukmin” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [An Nisaa' 94] .

Tiga perkara berasal dari iman: (1) Tidak mengkafirkan orang yang mengucapkan “Laailaaha illallah” karena suatu dosa yang dilakukannya atau mengeluarkannya dari Islam karena sesuatu perbuatan; (2) Jihad akan terus berlangsung semenjak Allah mengutusku sampai pada saat yang terakhir dari umat ini memerangi Dajjal tidak dapat dirubah oleh kezaliman seorang zalim atau keadilan seorang yang adil; (3) Beriman kepada takdir-takdir. (HR. Abu Dawud)

Jangan mengkafirkan orang yang shalat karena perbuatan dosanya meskipun (pada kenyataannya) mereka melakukan dosa besar. Shalatlah di belakang tiap imam dan berjihadlah bersama tiap penguasa. (HR. Ath-Thabrani)
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/02/07/larangan-mencaci-dan-membunuh-sesama-muslim/

Di situ juga disebut bagaimana MAW bekerjasama dengan Raja Arab guna memerangi musuhnya:
Selanjutnya, Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab berkerjasama secara sistematis dan saling menguntungkan dengan keluarga Saud untuk menegakkan Islam.

Padahal Nabi memerintahkan agar menjauhi para penguasa/raja:

Rasulullah SAW. Beliau bersabda, ”Barang siapa tinggal di padang pasir, ia kekeringan. Barang siapa mengikuti buruan ia lalai. Dan barang siapa yang mendatangi pintu-pintu penguasa, maka ia terkena fitnah.” (Riwayat Ahmad).

Apabila kamu melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa dia adalah pencuri. (HR. Ad-Dailami).

Meski hadits diatas mencerca ulama yang bergaul-erat dengan penguasa, pada dasarnya jika untuk memberi nasehat kebaikan tidak masalah. Tapi jika justru memberi keburukan sehingga si Raja tersebut gemar berperang membunuh sesama Muslim, niscaya itu tidak baik.
Keluarga Saud yang hampir seluruh kehidupanya terlibat dalam PEPERANGAN dengan kepala-kepala suku lainnya selama 28 tahun, secara perlahan namun pasti memasuki masa kejayaannya...

Keluarga Ibnu Saud, sebagai pendukung dan unsur utama garakan ini segera menaklukkan hampir seluruh semenanjung Arab, termasuk kota-kota suci Mekkah dan Madinah. Gerakan Wahabi ini akhirnya menjadi mazhab fikih resmi keluarga Saudi yang berkuasa

http://www.arrahmah.com/read/2011/11/22/16492-syekh-muhammad-bin-abdul-wahhab-pejuang-tauhid-yang-memurnikan-islam.html
Itu adalah tulisan dari website Wahabi, arrahmah.com. Jika kita membacanya tidak dengan kritis/tidak pakai akal, niscaya kita tidak paham. Tapi jika kita menggunakan akal, niscaya kita tahu kalau Keluarga Saud yang hampir seluruh kehidupannya TERLIBAT PEPERANGAN dgn "KEPALA SUKU" lain selama 28 TAHUN itu sebetulnya memerangi dan membunuh orang-orang Islam. Boleh dikata sejak zaman Sahabat seluruh Jazirah Arab itu sudah Islam. Kalau disebut perang dengan kepala suku, artinya Ibnu Saud yang dibantu MBAW itu memerangi/membunuh ummat Islam di jazirah Arab selama 28 tahun termasuk Mekkah dan Madinah yang mereka "TAKLUKKAN". Bahkan lebih karena diteruskan oleh penggantinya. Tidak ada di situ disebut perang melawan Inggris.

Nabi itu utusan Allah. Beliau bicara tidak sembarangan. Tapi dari Wahyu Allah. Banyak hadits tentang Fitnah (Pembunuhan) dari Najd. Baik saat ada orang Najd datang ke Nabi, Najd dari arah Timur dan Najd dari arah matahari terbit. Lintang Utara Madinah dgn Najd (mis: Riyadh) sejajar=24 derajad lintang utara. Matahari paling utara di 23,5 derajad lintang utara. Sementara Syams atau Iraq itu 32 derajad Lintang Utara lebih. Baik Syams mau pun Iraq lebih dekat disebut Utara (Syimal) ketimbang Timur.

Selain itu ada hadits Miqat orang Iraq di Zati 'Irq sedang Najd di Qorn. Qorn ini artinya TANDUK. Identik dgn hadits tentang Qornus Shaython. Tanduk Setan. Najd itu artinya tanah tinggi. Sesuai dgn Najd yg tingginya sekitar 1000 meter di atas laut. Ada pun Iraq itu tanah rendah. Kurang dari 50 meter.

Dajjal tidak bisa masuk Mekkah dan Madinah. Tapi pengikutnya bisa:
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: 
Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada satu negeri yang tidak dimasuki Dajjal, kecuali Mekah dan Madinah, dan tidak ada satu jalan di Madinah, kecuali terdapat malaikat yang berbaris menjaganya. Maka Dajjal singgah di daerah rawa, kemudian Madinah bergoncang tiga kali goncangan, sehingga seluruh orang kafir dan munafik keluar dari sana menuju ke tempat Dajjal. (Shahih Muslim No.5236).

Kedubes Arab Saudi sendiri mengaku bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab itu lahir di Najd: 

In the 18th century, a religious scholar of the central Najd, Muhammad bin Abdul Wahhab, joined forces with Muhammad bin Saud, the ruler of the town of Diriyah, to bring the Najd and the rest of Arabia back to the original and undefiled form of Islam.
http://www.saudiembassy.net/about/country-information/Islam/saudi_arabia_Islam_heartland.aspx
Aneh sekali nama Nabi Muhammad SAW tidak disebut di situ. Yang disebut hanya nama Muhammad bin Abdul Wahhab sebagai pengembang Islam. Seolah2 nabi mereka adalah Muhammad bin Abdul Wahhab. Bukan Muhammad bin Abdullah.

Cuma ya terserah. Mau percaya syukur, tidak percaya juga silahkan. Peta ini insya Allah jelas bagi orang2 yg bertakwa.

Silahkan baca juga:



 
Membantah Salafy: Dimanakah Masyriq Pada Hadis Fitnah [Najd] : Rabiah Mudhar Ahlul Masyriq.

Posted by bicarasalafy pada Maret 11, 2011

Hadis Fitnah Timur : Najd.

حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا وكيع عن عكرمة بن عمار عن سالم عن ابن عمر قال خرج رسول الله صلى الله عليه و سلم من بيت عائشة فقال رأس الكفر من ههنا من حيث يطلع قرن الشيطان يعني المشرق

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah yang berkata telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Ikrimah bin ‘Ammar dari Salim dari Ibnu Umar yang berkata “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari pintu rumah Aisyah dan berkata “sumber kekafiran datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan yaitu timur [Shahih Muslim 4/2228 no 2905]

وحدثني حرملة بن يحيى أخبرنا ابن وهب أخبرني يونس عن ابن شهاب عن سالم بن عبدالله عن أبيه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال وهو مستقبل المشرق ها إن الفتنة ههنا ها إن الفتنة ههنا ها إن الفتنة ههنا من حيث يطلع قرن الشيطان

Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya yang berkata telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb yang berkata telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dari Salim bin ‘Abdullah dari ayahnya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata dan Beliau menghadap kearah timur “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini, dari arah munculnya tanduk setan” [Shahih Muslim 4/2228 no 2905].

Kedua hadis di atas dengan jelas menyebutkan tentang masyriq [timur] sebagai arah tempat datangnya fitnah atau arah munculnya tanduk setan. Pertanyaannya adalah timur yang dimana?. Salafy mengatakan bahwa di masa arab dahulu istilah timur barat sama halnya dengan istilah kanan kiri. Artinya di sebelah kanan adalah timur dan disebelah kiri adalah barat. Salafy menginginkan dengan pengertian tersebut maka arah timur yang dimaksud tidak mesti tepat di timur arah mata angin sekarang. Syubhat salafy ini terbantahkan dengan adanya berbagai hadis shahih yang menunjukkan kalau arah timur yang dimaksud adalah arah matahari terbit. Yaitu hadis berikut:

حدثنا عبد الله ثنا أبي ثنا أبو سعيد مولى بنى هاشم ثنا عقبة بن أبي الصهباء ثنا سالم عن عبد الله بن عمر قال صلى رسول الله صلى الله عليه و سلم الفجر ثم سلم فاستقبل مطلع الشمس فقال ألا ان الفتنة ههنا ألا ان الفتنة ههنا حيث يطلع قرن الشيطان

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang menceritakan kepada kami ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id mawla bani hasyim yang berkata telah menceritakan kepada kami Uqbah bin Abi Shahba’ yang berkata telah menceritakan kepada kami Salim dari ‘Abdullah bin Umar yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat fajar kemudian mengucapkan salam dan menghadap kearah matahari terbit seraya bersabda “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan” [Musnad Ahmad 2/72 no 5410 dengan sanad shahih].

حدثنا موسى بن هارون ثنا عبد الله بن محمد بوران نا الأسود بن عامر نا حماد بن سلمة عن يحيى بن سعيد عن سالم عن بن عمر أن النبي صلى الله عليه و سلم استقبل مطلع الشمس فقال من ها هنا يطلع قرن الشيطان وها هنا الفتن والزلازل والفدادون وغلظ القلوب

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Harun yang berkata telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Fuuraan yang berkata telah menceritakan kepada kami Aswad bin ‘Aamir yang berkata telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Yahya bin Sa’id dari Salim dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menghadap kearah matahari terbitseraya berkata “dari sini muncul tanduk setan, dari sini muncul fitnah dan kegoncangan dan orang-orang yang bersuara keras dan berhati kasar [Mu’jam Al Awsath Thabrani 8/74 no 8003 dengan sanad shahih].

Tidak hanya soal arah yang dimaksud timur matahari terbit. Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] juga menyebutkan nama tempat yang dimaksud yang sesuai dengan arah timur matahari terbit dari Madinah. Tempat tersebut adalah Najd

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami Husain bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata [Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”. Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah muncul tanduk setan” [Shahih Bukhari 2/33 no 1037].

Najd disini bukanlah Iraq karena antara Najd dan Iraq hanya Najd yang merupakan tempat dengan arah timur matahari terbit dari Madinah. Salafy bisa saja berdalih kalau Iraq juga terletak di timur madinah dengan alasan kanan Madinah adalah timur dan kiri Madinah adalah barat tetapi dalih tersebut tertolak dengan penjelasan arah  yang dimaksud adalah timur matahari terbit. Irak tidak terletak pada arah timur matahari terbit. Siapapun yang berada di Madinah dan menyaksikan arah terbitnya matahari kemudian ia menelusuri jalan dengan arah tersebut maka ia akan sampai di Najd bukan di Iraq.

Selain menunjukkan nama tempat tersebut, Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] juga menyebutkan ciri-ciri orang atau penduduk di tempat tersebut. Diantaranya Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] menyebutkan kalau orang-orang disana [tempat munculnya fitnah] adalah orang yang berhati sombong dan angkuh termasuk pengembala unta atau dikenal dengan sebutan Ahlul wabar.

حدثنا يحيى بن يحيى قال قرأت على مالك عن أبي الزناد عن الأعرج عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال رأس الكفر نحو الشرق والفخر والخيلاء في أهل الخيل والإبل الفدادين أهل الوبر والسكينة في أهل الغنم

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya yang berkata qara’tu ala [aku membacakan kepada] Malik dari Abi Zanad dari Al A’raj dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “sumber kekafiran datang dari timur, kesombongan dan keangkuhan adalah milik orang-orang pengembala kuda dan unta Al Faddaadin Ahlul Wabar [arab badui] dan kelembutan ada pada pengembala kambing [Shahih Muslim 1/71 no 52].

حدثنا عبدالله بن عبدالرحمن أخبرنا أبو اليمان عن شعيب عن الزهري حدثني سعيد بن المسيب أن أبا هريرة قال سمعت النبي صلى الله عليه و سلم يقول جاء أهل اليمن هم أرق أفئدة وأضعف قلوبا الإيمان يمان والحكمة يمانية السكينة في أهل الغنم والفخر والخيلاء في الفدادين أهل الوبر قبل مطلع الشمس

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman yang berkata telah mengabarkan kepada kami Abul Yaman dari Syu’aib dari Az Zuhri yang berkata telah mengabarkan kepadaku Sa’id bin Al Musayyab bahwa Abu Hurairah berkata aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Penduduk Yaman datang, mereka bertingkah laku halus dan berhati lembut iman di Yaman, hikmah di Yaman, kelembutan ada pada penggembala kambing sedangkan kesombongan dan keangkuhan ada pada orang-orang Faddadin Ahlul Wabar [arab badui] di arah terbitnya matahari [Shahih Muslim 1/71 no 52].

Kedua hadis di atas menyebutkan tempat munculnya fitnah adalah tempat pada arah timur matahari terbit dimana orang-orang disana dikenal sebagai pengembala unta, orang yang berhati kasar sombong dan angkuh yang merupakan tabiat kebanyakan dari ahlul wabar atau arab badui. Ahlul wabar bisa diartikan sebagai orang arab badui karena tempat tinggal mereka terbuat dari al wabr atau bulu. Di masa Nabi [shallallahu 'alaihi wasallam] Ahlul wabar tinggal di Najd.

Rabi’ah dan Mudhar Ahlul Masyriq.

Selain menyebutkan ciri-ciri mereka, Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] juga menyebutkan kabilah mereka yang dikenal sebagai Rabiah dan Mudhar. Rabi’ah dan Mudhar dikenal sebagai Ahlul Masyriq [penduduk timur] di masa Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]

حدثنا مسدد حدثنا يحيى عن إسماعيل قال حدثني قيس عن عقبة بن عمرو أبي مسعود قال أشار رسول الله صلى الله عليه وسلم بيده نحو اليمن، فقال الإيمان يمان هنا هنا، ألا إن القسوة وغلظ القلوب في الفدادين، عند أصول أذناب الإبل، حيث يطلع قرنا الشيطان، في ربيعة ومضر

Telah menceritakan kepada kami Musaddad yang berkata telah menceritakan kepada kami Yahya dari Isma’il yang berkata telah menceritakan kepadaku Qais bin Uqbah bin Amru Abi Mas’ud yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan tangannya kearah Yaman dan berkata “Iman di Yaman disini dan kekerasan hati adalah milik orang-orang Faddadin [arab badui atau pedalaman] yang sibuk dengan unta-unta mereka dari arah munculnya tanduk setan [dari]Rabi’ah dan Mudhar [Shahih Bukhari no 3126].

Dalil-dalil di atas hanya pengulangan dari tulisan kami sebelumnya tetapi disini akan kami tambahkan sedikit dalil shahih kalau Rabiah dan Mudhar adalah penduduk Masyriq [timur] di masa Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Berikut hadis yang memuat keterangan tentang Rabi’ah dan Mudhar.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ قَالَ كُنْتُ أُتَرْجِمُ بَيْنَ ابْنِ عَبَّاسٍ وَبَيْنَ النَّاسِ فَقَالَ إِنَّ وَفْدَ عَبْدِ الْقَيْسِ أَتَوْا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَنْ الْوَفْدُ أَوْ مَنْ الْقَوْمُ قَالُوا رَبِيعَةُ فَقَالَ مَرْحَبًا بِالْقَوْمِ أَوْ بِالْوَفْدِ غَيْرَ خَزَايَا وَلَا نَدَامَى قَالُوا إِنَّا نَأْتِيكَ مِنْ شُقَّةٍ بَعِيدَةٍ وَبَيْنَنَا وَبَيْنَكَ هَذَا الْحَيُّ مِنْ كُفَّارِ مُضَرَ وَلَا نَسْتَطِيعُ أَنْ نَأْتِيَكَ إِلَّا فِي شَهْرٍ حَرَامٍ فَمُرْنَا بِأَمْرٍ نُخْبِرُ بِهِ مَنْ وَرَاءَنَا نَدْخُلُ بِهِ الْجَنَّةَ فَأَمَرَهُمْ بِأَرْبَعٍ وَنَهَاهُمْ عَنْ أَرْبَعٍ أَمَرَهُمْ بِالْإِيمَانِ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَحْدَهُ قَالَ هَلْ تَدْرُونَ مَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ وَحْدَهُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامُ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ وَتُعْطُوا الْخُمُسَ مِنْ الْمَغْنَمِ وَنَهَاهُمْ عَنْ الدُّبَّاءِ وَالْحَنْتَمِ وَالْمُزَفَّتِ قَالَ شُعْبَةُ رُبَّمَا قَالَ النَّقِيرِ وَرُبَّمَا قَالَ الْمُقَيَّرِ قَالَ احْفَظُوهُ وَأَخْبِرُوهُ مَنْ وَرَاءَكُمْ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyaar yang berkata telah menceritakan kepada kami Ghundar yang berkata telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Abi Jamrah yang berkata saya pernah menjadi penterjemah antara Ibnu Abbas dan orang-orang. [Ibnu Abbas] berkata “sesungguhnya delegasi [utusan] Abdul Qais pernah mendatangi Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “siapakah utusan itu atau kaum itu?”. [para sahabat] berkata “Rabi’ah”. Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “selamat datang kaum atau utusan semoga tidak ada kesedihan dan penyesalan. Mereka berkata “kami datang dari perjalanan jauh dan diantara tempat tinggal kami dan tempat tinggal-Mu terdapat perkampungan kaum kafir Mudhar sehingga kami tidak bisa datang kepadaMu kecuali pada bulan haram maka perintahkanlah kepada kami perintah yang dapat kami ajarkan kepada orang-orang di tempat kami dan karenanya kami dapat masuk surga. Maka Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] memerintahkan kepada mereka empat hal dan melarang mereka empat hal, memerintahkan mereka untuk beriman kepada Allah ‘azza wajalla satu-satunya. Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “tahukah kalian arti beriman kepada Allah satu-satunya?”. Mereka berkata “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah dan mendirikan Shalat dan menunaikan zakat dan berpuasa di bulan ramadhan dan memberikan seperlima [khumus] dari harta rampasan perang [ghanimah] . Dan Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] melarang mereka dari meminum Ad Dubaa’ Al Hantam dan Al Muzaffat. Syu’bah berkata “terkadang Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] menyebutkan An Naqiir dan terkadang berkata Muqayyir. Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “hafalkanlah itu dan kabarkanlah kepada orang-orang di tempat kalian” [Shahih Bukhari 1/29 no 87].

Hadis di atas menjelaskan bahwa kabilah Abdul Qais adalah salah satu dari Kabilah Rabi’ah dan diantara tempat tinggal mereka dan tempat tinggal Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] di madinah terdapat tempat tinggal kabilah Mudhar [yang masih kafir]. Pertanyaannya siapakah kabilah Abdul Qais ini dan dimana mereka tinggal. Terdapat dalil shahih yang menyebutkan kalau Abdul Qais termasuk penduduk Masyriq [timur].

حدثنا أحمد قال حدثنا شباب قال حدثنا عون بن كهمس قال حدثنا هشام بن حسان عن محمد بن سيرين عن أبي هريرة عن النبي قال خير أهل المشرق عبد القيس

Telah menceritakan kepada kami Ahmad yang berkata telah menceritakan kepada kami Syabaab yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Aun bin Kahmas yang berkata telah menceritakan kepada kami Hisyaam bin Hassaan dari Muhammad bin Sirin dari Abu Hurairah dari Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] yang bersabda “penduduk Masyriq [timur] yang paling baik adalah Abdul Qais” [Mu’jam Al Awsath Thabrani 2/171 no 1615].

Hadis ini sanadnya shahih diriwayatkan oleh para perawi yang terpercaya. Berikut adalah keterangan mengenai para perawinya.
  • Ahmad syaikh [guru] Thabrani dalam sanad di atas adalah Ahmad bin Husein bin Nashr Abu Ja’far Al ‘Askariy . Daruquthni menyatakan kalau ia seorang yang tsiqat [Su’alat Hamzah 1/146 no 144]

  • Syabab adalah Khalifah bin Khayaath termasuk salah satu syaikh [guru] Bukhari. Ibnu Adiy menyatakan ia hadisnya lurus shaduq. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat dan menyatakan ia mutqin. Maslamah berkata “tidak ada masalah padanya” [At Tahdzib juz 3 no 304]. Adz Dzahabi menyatakan ia shaduq [Al Kasyf no 1409]

  • ‘Aun bin Kahmas adalah salah satu perawi Abu Dawud. Telah meriwayatkan darinya jamaah tsiqat. Ahmad bin Hanbal berkata “tidak dikenal”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Abu Dawud berkata “tidak disampaikan kepadaku kecuali yang baik” [At Tahdzib juz 8 no 313]. Ibnu Hajar menyatakan ia maqbul tetapi dikoreksi dalam Tahrir At Taqrib kalau ia seorang yang shaduq hasanul hadis [Tahrir Taqrib At Thadzib no 5225]. Adz Dzahabi menyatakan “tsiqat” [Al Kasyf no 4319]

  • Hisyam bin Hassaan adalah perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat. Ibnu Ma’in, Al Ijli, Ibnu Saad Ibnu Syahin, Utsman bin Abi Syaibah dan Ibnu Hibban menyatakan tsiqat. Abu Hatim dan Ibnu Adiy berkata “shaduq”. [At Tahdzib juz 11 no 75]. Ibnu Hajar menyatakan tsiqat dan termasuk orang yang tsabit riwayatnya dari Ibnu Sirin [At Taqrib 2/266]

  • Muhammad bin Sirin adalah perawi kutubus sittah tabiin yang dikenal tsiqat. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat tsabit dan ahli ibadah [At Taqrib 2/85]. Adz Dzahabi menyatakan ia tsiqat hujjah [Al Kasyf no 4898]
Hadis di atas menyebutkan kalau Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] menyebut Abdul Qais sebagai ahlul masyriq [penduduk timur] yang paling baik. Apakah masyriq [timur] yang dimaksud?. Arah timur manakah yang dimaksud?. Dimana sebenarnya tempat tinggal kabilah Abdul Qais?. Perhatikan hadis berikut:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ طَهْمَانَ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ الضُّبَعِيِّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ أَوَّلَ جُمُعَةٍ جُمِّعَتْ بَعْدَ جُمُعَةٍ فِي مَسْجِدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَسْجِدِ عَبْدِ الْقَيْسِ بِجُوَاثَى مِنْ الْبَحْرَيْنِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu ‘Aamir Al ‘Aqdiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Thahman dari Abi Jamrah Adh Dhuba’iy dari Ibnu Abbas yang berkata “sesungguhnya shalat jum’at yang pertama dilakukan setelah shalat jum’at di masjid Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] adalah di masjid kabilah Abdul Qais di Juwatsa daerah Bahrain [Shahih Bukhari 2/5 no 892].

Jadi kabilah Abdul Qais yang termasuk salah satu kabilah Rabi’ah tinggal di Bahrain. Dimanakah Bahrain?. Bahrain adalah kawasan yang terletak di sebelah timur arah matahari terbit dari madinah. Kalau Bahrain adalah tempat tinggal kabilah Abdul Qais maka dimanakah tempat tinggal kafir Mudhar yang disebutkan dalam hadis  Bukhari sebelumnya terletak di antara madinah [tempat tinggal Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam] dan Bahrain [tempat tinggal Abdul Qais]. Jawabannya gampang, ambil peta dan lihat tempat itu adalah Najd.

أخبرنا عمر بن سعيد بن سنان قال أخبرنا أحمد بن أبي بكر عن مالك عن عبد الله بن دينار عن ابن عمر أنه قال رأيت رسول الله صلى الله عليه و سلم يشير نحو المشرق ويقول ( ها إن الفتنة ها هنا إن الفتنة ها هنا من حيث يطلع قرن الشيطان ) قال أبو حاتم رضي الله عنه مشرق المدينة هو البحرين و مسيلمة منها وخروجه كان أول حادث حدث في الإسلام

Telah mengabarkan kepada kami Umar bin Sa’id bin Sinaan yang berkata telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Abu Bakar dari Malik dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar yang berkata sesungguhnya aku melihat Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] mengarahkan tangannya kea rah timur dan berkata “dari sini fitnah dari sini fitnah dari sini dari arah munculnya tanduk setan”. Abu Hatim berkata “timur madinah adalah Bahrain, Musailamah berasal darinya dan keluar darinya dialah yang pertama membuat bid’ah dalam islam” [Shahih Ibnu Hibban 15/24 no 6648 Syaikh Al Arnauth berkata “shahih dengan syarat Bukhari Muslim].

Kawasan Bahrain dan sekitarnya termasuk Najd adalah kawasan yang di masa Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] dikenal sebagai masyriq [timur] sehingga penduduknya Rabi’ah dan Mudhar disebut sebagai ahlul masyriq.
 
 
Jadi hadis fitnah yang katanya muncul dari arah timur matahari terbit dari arah munculnya tanduk setan dari Rabiah dan Mudhar maka sangat jelas tempat yang dimaksud adalah Najd sebagaimana yang tertera jelas dalam hadis shahih.

Catatan : sedikit tentang Bahrain, dahulu Bahrain meliputi daerah kawasan timur yaitu Ahsa, Qatif dan Awal. Sekarang Ahsa dan Qatif menjadi bagian dari propinsi timur Arab Saudi dan Awal menjadi yang sekarang dikenal sebagai kepulauan Bahrain. Jadi dahulu Bahrain itu bersebelahan dengan Najd. Selengkapnya tentang Bahrain dapat dibaca disini. Gambar dicomot dari Mbah Gugel blog-nya salafytobat


Menuntaskan Fitnah NAJD Sebagai Negeri Dua Tanduk Setan



“….katakanlah Najd yang dimaksud adalah Najd Hijaz dan diantara dua tanduk Syaitan tersebut adalah Syaikh Muhammad ibn Abdul Wahhab -rahimahullah- dengan ‘Wahhabi’nya… maka konsekuensi logisnya adalah ‘Wahhabi’ merupakan ‘Ajaran Syaitan’ dan pengikutnya adalah ‘Syaitan Manusia’,

dan konsekuensi logisnya lagi adalah ‘Anti-Wahhabi’ meyakini bahwa Haramain (Makkah & Madinah) telah dikuasai oleh ‘Syaitan’.Apakah ini tidak bertentangan dengan sekian banyak dalil yang menyatakan bahwa Syaitan tidak mampu memasuki Makkah dan Madinahyang merupakan benteng terakhir Ummat Islam ?…..”

Dajjal tidak bisa masuk Mekkah dan Madinah. Tapi pengikutnya bisa:

Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada satu negeri yang tidak dimasuki Dajjal, kecuali Mekah dan Madinah, dan tidak ada satu jalan di Madinah, kecuali terdapat malaikat yang berbaris menjaganya. Maka Dajjal singgah di daerah rawa, kemudian Madinah bergoncang tiga kali goncangan, sehingga seluruh orang kafir dan munafik keluar dari sana menuju ke tempat Dajjal. (Shahih Muslim No.5236)

* * *


Sumber :  http://syaikhulislaam.wordpress.com/2011/02/21/fitnah-dari-timur/


http://kaahil.wordpress.com/2011/08/08/kupas-tuntas-wahaby-nejd-saudi-arabia-hadits-fitnah-negeri-dua-tanduk-setan-%E2%80%9C-disana-muncul-kegoncangan-dan-fitnah-dan-disanalah-akan-muncul-tanduk-setan%E2%80%9D/

http://ummatipress.com/2013/01/07/miqat-haji-menyingkap-misteri-najd-dan-fitnah-qarn-tanduk-setan/
__________________________________

Share Photo dari DR.Sayyid Muhsin Labib Assegaf,MA
Segala cara dan modus dihalalkan demi tercecernya darah ummat Muhammad saw, demi tercorengnya agama yang santun ini di hadapan dunia.
Surban Hitam dalam tradisi mazhab Syiah hanya boleh dikenakan oleh Ulama dari keturunan / dzuriyah Nabi Muhammad saw (Habaib). Ulama Syiah yang bukan dari dzuriyah Nabi saw dikenal dengan Surban Putihnya.

Sedemikian hasudnya (iri dan dengki) kaum Wahabi Takfiri kepada Ahlul Bait Nabi saw dan para keturunannya (Habaib), sehingga tak tersisa lagi apapun dari mereka selain kebencian serta dendam kesumat kepada para Habaib dengan kedok anti Syiah.

Padahal foto aslinya ada di sini:
Foto di atas adalah foto Sayid Ammar Al Hakim yang merupakan Ulama keturunan Nabi saw dengan tanda sorban hitam di kepalanya. Jika bukan turunan Nabi, di kalangan Syi’ah paling pakai sorban putih.
Ada pun yang mencium anjing itu sebetulnya seorang pastor binatang:


M.Mag. Tomasz Jaeschke
Pastor of humans and animals.

http://www.torolobby.org/en/foto-animal-pastor.jpg.html

Inilah hasil fitnah Arrahmah dengan resolusi lebih rendah:


arrahmah.com:
Coba kita perhatikan foto ini, lebih mulia mana antara Ulama’ syiah ini atau si anjing?
Anjing tak akan pernah anaknya ia tiduri, tapi kalau kaum syiah, dengan mutaah, ibu, anak istri orang saja dia tiduri, itulah hakekat nikah mut’ah yg jijik.. Nauzhubillah..Kaum syiah lebih bejat dari binatang!

Dengan fitnah seperti itu, yang bejat itu Syi’ah apa Arrahmah?
Apalagi menyamakan Nikah Mut’ah dengan boleh meniduri ibu atau anak istri orang dan menganggap Nikah Mut’ah sebagai hal yang menjijikan, sama saja Arrahmah menghina Nabi Muhammad SAW. Sebab Nabi meski mengharamkan nikah Mut’ah 2x, Nabi juga membolehkannya 2x.Masuk akalkah Nabi Muhammad yang maksum / bebas dari dosa itu justru mengajak ummatnya berbuat dosa?
”Telah di izinkan bagi kalian untuk menikah mut’ah maka sekarang mut’alah.” (HR.Bukhori no. 5117).

Al-Imam Al-Muzani rahimahullah berkata: “Telah sah bahwa nikah mut’ah dulu pernah diperbolehkan pada awal-awal Islam. Kemudian datang hadits-hadits yang shahih bahwa nikah tersebut tidak diperbolehkan lagi. Kesepakatan ulama telah menyatakan keharaman nikah tersebut.” (Syarh Shahih Muslim hadits no. 1404 karya An-Nawawi).

Meski paham Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengharamkan Nikah Mut’ah selama2nya, namun jangan sekali-kali kita menganggap Nikah Mut’ah itu sama dgn pelacuran. Itu sama dgn mengatakan Nabi pernah menghalalkan pelacuran 2x. Sama dgn mengatakan para sahabat berzina dgn pelacur 2x. Bukankah itu sama dgn menghina Nabi dan Sahabat?

Semua rukun dan persyaratan Nikah Mut’ah sama dgn Nikah biasa kecuali nikah Mut’ah dibatasi dgn waktu. Meski usai, bisa dilanjutkan atau cerai. Jadi beda dgn pelacuran di mana 1 wanita bisa melayani 10 pria dan juga tidak ada masa iddahnya. Karena itu Nabi sempat membolehkannya 2x.

Kehalalan nikah mut’ah semua Ulama sepakat tetapi para Ulama berbeda pendapat tentang pengharamannya. Walaupun Ahlussunnah mengharamkan nikah mut’ah kendati begitu mereka tidak menyamakan secara sempurna dengan perzinahan karena nikah jenis ini juga terdapat dalam kitab-kitab dan riwayat-riwayat Ahlussunnah. 

Dikalangan Syi’ah pun walau mereka sepakat kehalalannya terutama pendapat Ulama muta’akhirin mereka tidak menganjurkan bahkan melarang pelaksanaan pernikahan jenis ini karena rentan penyalah-gunaannya ini bisa dilihat di sentra-sentra Komunitas Syi’ah di Iran, Iraq, dan Libanon bahkan mereka menjadikan nikah mut’ah sebagai sesuatu yang tabu dan tidak terpuji dan Mahkamah Syari’ah di negera-negara tersebut tidak pernah meloloskan satu pun kasus nikah mut’ah.

Jadi kalau Arrahmah and the gang suka berdusta, itu niscaya bukan Muslim yang baik. Sebab Muslim yang baik tidak suka berbohong. Apalagi sampai berulang-kali: Allah mengutuk orang yang banyak berbohong:
“Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta” [QS Adz Dzaariyaat:10].


Siksa yang pedih di neraka disediakan bagi para pendusta:
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” [Al Baqarah:10].

“Kecelakaan besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa” [Al Jaatsiyah:7]
Jika sering berdusta, maka itu akan menyeretnya ke neraka:
“Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Selama seorang benar dan selalu memilih kebenaran dia tercatat di sisi Allah seorang yang benar (jujur). Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta (pembohong). (HR. Bukhari).

Dusta adalah satu ciri orang Munafik:
Nabi Muhammad SAW: “Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. “(HR. Muslim)
“Seorang mukmin mempunyai tabiat atas segala sifat aib kecuali khianat dan dusta. (HR. Al Bazzaar)
Jadi kasihan sekali dgn Arrahmah serta orang-orang yang me-like dan menyebar fitnah tsb. Mudah-mudahan tobat sehingga tidak diseret di neraka.

Bohong sih bohong.
Tapi mbok jangan keseringan:http://kabarislamia.blogspot.com/2013/04/buat-para-penggemar-berita-arrahmahcom.html
http://kabarislamia.blogspot.com/2013/12/1-fitnah-lagi-dari-arrahmah.html


jargon Syiah yang selama ini mengusung anti-amerika wajar disukai NU. Zionis dan Salibis Internasional sedang melakukan program adu domba Sunni dan Syiah di seluruh dunia secara besar-besaran. Bahkan, adu domba diarahkan pada konflik Sunni dengan Sunni, dan Syiah dengan Syiah.


Sunni harus bisa menahan diri dan Syiah harus tahu diri. Jika Sunni menahan diri dan Syiah tahu diri, maka dialog dengan ilmu dan adab dalam berbagai perbedaan Sunni dan Syiah bisa dibangun, sehingga konflik berdarah pun bisa dihindarkan.
Sunni tidak boleh tunjuk hidung dengan mengkafirkan Syiah, apalagi menggeneralisir bahwa semua Syiah kafir.


Pada siaran Indonesia Lawyers Club (ILC) TV One, Selasa 25 Juni 2013, salah satu narasumber, Haidar Bagir, CEO Mizan, menyebut kelompok Takfiri sebagai biang dari permasalahan Sunni-Syiah. Berlanjut kemudian, terjadi perang opini di dunia maya lewat jejaring sosial Twitter. Pihak Sunni yang malam itu melakukan aksi twitstorm dengan hastag #SyiahBukanIslam, mendapat perlawanan dari pihak Syiah dengan hastag #IndonesiaTanpaTakfiri.



Sedikit melakukan perbandingan, labelisasi Takfiri juga digunakan oleh kalangan warga NU dalam perang opini melawan kelompok Fundamentalis, jauh sebelum konflik Sunni-Syiah ter-blow up dan menjadi headline media massa di Indonesia. Sudah mafhum bahwa labelisasi Wahabi, Takfiri, Fundamentalis dan lain sebagainya adalah sematan serupa yang dialamatkan kepada wahabi.


“Bangun Dialog dengan Ilmu dan Adab sesama Madzhab Islam! Jangan saling mengkafirkan, apalagi saling menyerang dan membunuh! Stop segala bentuk penistaan terhadap Rasulullah SAW dan Ahlul Baitnya ! Rapatkan barisan dan satukan potensi untuk melawan Zionis dan Salibis Internasional!

Voa-Islam (www.voa-islam.com) yang berslogan Voice of Al Islam dan Voice of The Truth merupakan salah satu situs Islam garis keras bernuansa Wahhabi, seperti halnya Arrahmah.com. Website radikal tersebut didirikan di Bekasi Pada Bulan April 2009 dan resmi beroperasi pada tanggal 1 Juni 2009. Voa-Islam sering menebarkan berita-berita provokatif penuh kebencian kepada semua pihak yang tidak sejalan dengan visi misi mereka.

Jum’at 21 Maret 2014 atau 23 Jumadil Awwal 1435 H, Voa-Islam melansir berita dengan judul “Ketua MUI Muhyidin Junaidi : Menyerukan Umat Islam Memilih Calon Non-Muslim.” Dalam tulisan disitus tersebut, Voa-Islam menuduh KH. Muhyidin Junaidi Ketua Dewan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Hubungan Luar Negeri mengeluarkan himbauan kepada umat Islam agar tidak takut dalam memilih caleg nonmuslim-kafir.

“…bagaimana bisanya, lidah Ketua Dewan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Hubungan Luar Negeri, Muhyiddin Junaidi mengeluarkan himbauan kepada umat Islam agar tidak takut dalam memilih caleg nonmuslim-kafir…”, tulis situs tersebut.

Muhyidin Junaidi sendiri merupakan salah satu anggota Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sekaligus Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bogor.
Pihak Muhammadiyah kemudian melakukan klarifikasi melalui situs “Sang Pencerah” (www.sangpencerah.com) dan fanpage “Website Sang Pencerah”. Voa-Islam dianggap telah melakukan kebohongan.

Dalam fanpage “Website Sang Pencerah”, Voa-Islam diminta untuk Menghapus pemberitaan tersebut, memuat klarifikasi dan permintaan maaf dan ke depannya dihimbau agar lebih teliti dalam memuat berita mengenai umat Islam. Himbaun itu merupakan bagian dari pernyataan sikap PC. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bogor terkait berita Voa-Islam mengenai KH. Muhyiddin Junaidi.

Dalam klarifikasi tersebut, disebutkan bahwa KH Muhyidin telah mengirim SMS kepada Ust. Yunahar Ilyas, salah seorang Ketua PP Muhammadiyah bahwa telah terjadi salah kutip. Sebaliknya, Kyai Muhyidin menyatakan agar memilih pemimpin yang seaqidah. Meskipun demikian, memilih pemimpin non-muslim tidak melanggar UU.

“Itu salah kutip dari koran lokal, pernyataan saya adalah refrensinya Ali Imran 118-120 agar memilih pemimpin yang seaqidah dan seiman,sementara memilih yg berbeda iman dlm kontek keindonesiaan tak melanggar UU karena negara indonesia bkn Daulah islamiyah ,bkn juga negara agama tapi negara sekuler.Saya sdh klarifikasi pernyataan tsb. Mui Sumut telah memberikan penjelasan seusai rpt hari jumat”, demikian SMS yang diterima Prof. Yunahar Ilyas dari  dari KH. Muhyiddin Junaedi, sebagaimana dilansir fanpage “Website Sang Pencerah” dan situs Sang Pencerah http://www.sangpencerah.com .

Selain Voa-Islam, berita yang sama juga dilansir situs Wahhabi “Nahi Munkar” http://www.nahimukar.com . Dalam situs yang kabarnya milik Hartono Ahmad Jaiz itu dilansir dalam sebuat tulisan berjudul “Waspadai, Komplotan Syiah di MUI Serukan Umat Islam Pilih Caleg Non Muslim”.

Tidak ada bedanya dengan voa-Islam, Arrahmah.com dan media wahhabi lainnya, situs Nahimunkar.com juga merupakan situs hitam penebar kebencian terhadap kaum Muslimin. Dalam situsnya, KH. Muhyidin disebut sebagai anggota komplotan Syi’ah yang berada di MUI yang perlu diwaspadai. Nahimunkar.com memang terkenal sebagai situs yang serampangan menuduh pihak-pihak tertentu, khususnya yang berkaitan dengan isu Syi’ah sehingga situs ini sangat tidak dipercaya oleh kaum Muslimin. (Redaktur : Ibnu Manshur)
Klarifikasi atas kebohongan media VOA-ISLAM.
Pernyataan Sikap PC. IMM Bogor terkait Berita Voa-Islam mengenai KH. Muhyiddin Junaidi.
Sehubungan dengan pemberitaan web voa-Islam pada hari Jumat 21 Maret 2014 dengan judul “Ketua MUI Muhyidin Junaidi : Menyerukan Umat Islam Memilih Calon Non-Muslim” maka dengan hormat kami Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bogor mendesak voa Islam untuk:
1. Menghapus pemberitaan tersebut..
2. Memuat klarifikasi dan permintaan maaf
3. Ke depannya agar lebih teliti dalam memuat berita mengenai umat Islam.
Alasan:
1. KH. Muhyidin Junaedi selain sebagai ketua Bid. hubungan luar negeri MUI adalah ulama Muhammadiyah di lingkungan Kota Bogor. Beliau pernah menjadi ketua PDM Kota Bogor dan masih rutin sebulan sekali mengisi pengajian di Mesjid Al Furqon PDM Kota Bogor. Ketika Musycab IMM pun beliau hadir sebagai pemateri seminar, kami mengenal beliau cukup dekat dan tahu faham keagamaan beliau. Tidak mungkin beliau menyeru umat Islam untuk memilih caleg non-muslim.
2. Beliau telah memberikan klarifikasi dengan memberi sms kepada Ustadz Yunahar Ilyas salah seorang ketua PP. Muhammadiyah sebagai berikut: “Itu salah kutip dari koran lokal,pernyataan saya adalah refrensinya Ali Imran 118-120 agar mmemilih pemimpin yang seaqidah dan seiman,sementara memilih yg berbeda iman dlm kontek keindonesiaan tak melanggar UU karena negara indonesia bkn Daulah islamiyah ,bkn juga negara agama tapi negara sekuler.Saya sdh klarifikasi pernyataan tsb.Mui Sumut telah memberikan penjelasan seusai rapat hari jumat”.
Saran:
Voa-Islam dan kawan-kawan mempunyai tujuan mulia, yakni menjadi media alternatif dari media sekuler yang terkadang tidak adil terhadap umat Islam. Media sekuler dirasa kurang melakukan tabayyun, suka seenaknya membuat berita, dll. Oleh karena itu maka muncullah media alternatif seperti voa-islam dll. Namun tolong dalam melakukan pemberitaan, jangan sama saja dengan media sekuler. Kurang tabayyun, pemelintiran judul, dll. Janganlah cara-cara media sekuler untuk memojokan umat Islam malah ditiru oleh media Islam sendiri, media Islam harus memberi uswah hasanah kepada media-media non-Islami.
Penutup:
Sebagai manusia tentu kita tidak bisa lepas dari khilaf, apalagi sebagai sesama muslim kita harus tetap menjaga silaturahim, Jika voa-Islam telah memenuhi tuntutan kami di atas, maka kami nyatakan perkara selesai dan mari saling memaafkan.
Bogor, 25 Maret 2014
Ttd.
Kabid. Kader PC. IMM Bogor
Sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=241969362654052&set=a.158806407637015.1073741828.157672297750426&type=1

*****
Voa –Islam, sebuah situs yang menurut aktivis muda NU dari berbagai kalangan adalah situs penebar kebencian yang mengatasnamakan Islam, propaganda dan fitnah dari Voa-Islam sudah sangat sering kami kupas secara mendalam, dan bisa di baca kembali di link-link berikut ini:
1. Fitnah Voa Islam atas Grand Mufti Suriah 2. Fitnah Voa Islam atas Ayatullah Khamenei3. Fitnah Voa Islam atas kematian putra Mufti Suriah  4. Meluruskan makna mulkulturalisme yang ‘dicompang-campingkan’ oleh Voa Islam
5. Voa Islam vs Kabar Islam
Juga di link berikut:
http://liputanislam.com/tabayun/menjawab-teguran-voa-islam-bagian-pertama/
http://liputanislam.com/tabayun/menjawab-teguran-voa-islam-bagian-kedua/
http://liputanislam.com/tabayun/menjawab-teguran-voa-islam-bagian-ketiga/
http://liputanislam.com/tabayun/menjawab-teguran-voa-islam-bagian-keempat-tamat/
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: