Pesan Rahbar

Home » , » Minu Mohraz, Pakar Penyakit Menular Iran dan Penemu IMOD, Obat AIDS

Minu Mohraz, Pakar Penyakit Menular Iran dan Penemu IMOD, Obat AIDS

Written By Unknown on Saturday, 20 September 2014 | 09:58:00


Nyonya Minu Mohraz, dokter dan salah satu pakar medis Iran lahir pada tahun 1945 di kota Tehran. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah dia melanjutkan pendidikan di bidang kedokteran di universitas Tehran. Pada jenjang berikutnya dia memilih melanjutkan studi spesialisasi penyakit infeksi di perguruan tinggi yang sama. Setelah merampungkan jenjang ini dia bertolak ke Australia untuk mengikuti berbagai program pendidikan mengenai pengobatan penyakit AIDS. Setelah kembali ke Iran, nyonya Mohraz mengabdi di Departemen Kesehatan dan Pengobatan Republik Islam Iran. Selain membuka praktik di Rumah Sakit Imam Khomeini dan pusat klinik lainnya, dia juga mengajar di Universitas Tehran dan terpilih menjadi anggota dewan keilmuan di universitas tersebut.

Berbagai jabatan pernah dipercayakan kepada Dr Mohraz. Dia banyak menangani masalah pengobatan penyakit infeksi atau penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit, khususnya penyakit AIDS. Dr Mohraz saat ini dipercaya memimpin pusat penelitian AIDS di Rumah Sakit Imam Khomeini ra. Selain itu, dia juga menjabat sebagai wakil ketua Yayasan Perlindungan Penyakit Infeksi Iran. di Universitas Tehran, dia ditetapkan sebagai anggota Dewan Ahli. Tahun 2001, pakar penyakit menular ini terpilih sebagai anggota tim ahli AIDS di Organisasi Kesehatan Dunia untuk masa tugas empat tahun.

Selain aktif di dunia kedokteran, wanita sukses ini juga sibuk mengajar dan melakukan penelitian. Salah satu penelitannya menghasilkan obat IMOD yang mempermudah penyembuhan penderita AIDS. Obat tersebut dibuat atas kerjasamanya dengan sejumlah pakar lainnya untuk membantu mengatasi penyakit yang mematikan ini.  Dr Mohraz hadir dalam sejumlah konferensi di dalam negeri maupun konferensi internasional, dan dalam makalahnya menyampaikan pendapatnya yang mengagumkan dalam upaya penanggulangan penyakit AIDS. Selain di Iran, sang dokter juga bekerjasama dengan sejumlah pusat penelitian di beberapa negara termasuk Amerika Serikat.

Dalam rangka membantu sesama manusia, Dr Minu Mohraz bertolak ke sejumlah negara seperti Lebanon, Ethiopia, Maroko, Pakistan dan beberapa negara lainnya sebagai relawan. Tugasnya adalah mengobati penyakit infeksi dan AIDS. Mohraz juga tercatat sebagai salah seorang anggota komite penanggulangan TBC dan Demam Berdarah di Malta. Di Unesco dia juga duduk sebagai salah satu anggota Dewan Perencanaan.

Dr Minu Mohraz saat ini memimpin sebuah klub yang dibentuk oleh para penderita AIDS.  Terkait penyakit ini, Dr Mohraz mengatakan, “Tidak seperti di masa lalu, AIDS bukan lagi penyakit mematikan. Penyakit ini bisa dikontrol dengan cara pengobatan dan perawatan. Yang punya peran kunci dalam mencegah penyakit ini bagi seseorang adalah dirinya sendiri. Dengan saling menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan diri mereka bisa menanganinya. Klub perkumpulan yang kupimpin memiliki anggota yang berjumlah sekitar 370 laki-laki dan perempuan penderita AIDS. Mereka memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan kepada para penderita. Kepada para penderita, kami ajarkan bagaimana mereka bisa menikah, memiliki anak dan menjaga keharmonisan rumah tangga.”

Mengenai kehidupannya, Mohraz mengaku bahagia sebab kehidupan dan pekerjaannya berguna bagi masyarakat. Dia mengatakan, “Aku berharap kita bisa melakukan penyuluhan dan bimbingan yang benar dan rinci terkait penyakit infeksi khususnya AIDS. Syukur alhamdulillah, di negara kita radio dan televisi cukup aktif dalam memberikan pencerahan ini dan mengenalkan cara penanggulangannya. Dengan demikian, negara kita cukup maju dalam upaya pencegahan penularan AIDS. Aku berharap semua orang mengenal penyakit AIDS dan bagaimana menanganinya, supaya masyarakat terselamatkan dari penyakit. Meski sangat sibuk tapi aku merasa bahagia bisa membantu para pasien.”

Dr Mohraz melanjutkan, “AIDS adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus HIV. Virus ini secara perlahan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Dalam beberapa tahun pengidap virus ini akan menderita berbagai penyakit infeksi dan kanker yang lambat laun akan membunuhnya. Semoga kerja kerasku bersama rekan-rekan bisa membuahkan hasil sehingga kita bisa mengatasi penyakit ini.”

Untuk mengurangi dampak buruk dari penyakit ini, cara terbaik adalah dengan melakukan pencegahan dan penyuluhan kepada masyarakat. Dr Mohraz menambahkan, saat ini ada 196 pusat penanggulangan AIDS di Iran yang memberikan layanan bimbingan secara cuma-cuma. Yang jelas kita perlu melakukan pencegahan atas penyakit yang menakutkan ini.

Ditanya tentang kunci kesuksesannya, Dr Minu Mohraz mengaku bahwa faktor utama adalah jerih payah ayah dan ibu. Kedua insan mulia itulah yang memberikan dorongan besar kepada anak-anak mereka untuk rajin belajar. Sang dokter menceritakan, “Aku ingat ayahku selalu menekankan kepada kami untuk giat belajar. Beliau selalu menanyakan perkembangan studi kami. Ayah mengatakan, kekayaanku satu-satunya adalah kalian, anak-anakku yang sedang belajar. Dari masa itu aku belajar untuk selalu menimba ilmu.”

Dr Mohraz mengingatkan pentingnya pendidikan anak dalam keluarga. Menurutnya, keluarga memainkan peran yang sangat penting dalam mendidik anak-anak, mengajarkan berpikir, membentuk jatidiri, mendidik untuk taat dan menyelamatkan diri mereka. Selain sibuk bekerja dan melayani pasien, Dr Mohraz juga tak melupakan perannya di tengah keluarga. Dia menyebut suami dan anak-anak sebagai faktor lain yang menunjang keberhasilannya. Suami Dr Mohraz adalah ahli bedah dan dosen. Dia juga menjabat sebagai direktur utama di sejumlah rumah sakit. Selain itu, dia dengan setia menemani dan menjadi rekan kerja istrinya.  Masing-masing dari suami dan istri ini memandang kawan hidupnya sebagai penopang keberhasilannya.

Di sela-sela kesibukannya, Dr Mohraz menjalankan tugas sebagai ibu dengan baik. Dia berhasil mendidik dua anak yang baik, berbakat dan ahli di bidang masing-masing. Anak pertama Dr Mohraz telah merampungkan jenjang doktoral bidang elektronik di Universitas Teknik Sharif. Dia melanjutkan studi di jenjang pasca doktoral untuk bidang kejuruan yang sama. Anak kedua Dr Mohraz adalah anak perempuan yang juga telah menyelesaikan studi jenjang doktoral di bidang lingkungan.

Kepada kaum wanita, sang dokter berpesan, perempuan tak boleh menganggap remeh kemampuan dirinya. Sebagai manusia, dia harus bekerja aktif, mengembangkan diri dan tidak mematikan potensi dirinya. Dalam bekerja, perbedaan gender tidak bisa dijadikan tolok ukur. Perempuan harus punya rasa percaya diri yang tinggi. Dia harus tahu bahwa dengan berlalunya waktu dan dengan membekali diri, rasa percaya diri akan semakin membesar. Tentunya, sebagian dari pembekalan diri dan rasa percaya diri ini ditumbuhkan di lingkungan keluarga.

Dr Mohraz menyebut olahraga dan belajar sebagai cara untuk membekali diri dan menumbuhkan rasa percaya diri bagi anak-anak muda, terlebih bagi para wanita. Dia menceritakan, bahwa dulu saat masih menjadi mahasiswa, dia aktif di tim bola voli. Olahraga menurutnya adalah cara terbaik untuk menjaga kesehatan. Untuk itu, keluarga diharap memberi kesempatan kepada anak-anak untuk berolahraga. Dia berpesan pula, kaum perempuan harus bisa membagi waktu dan melaksanakan semua tugasnya di lingkungan keluarga dan masyarakat dengan baik.

Dokter muslimah ini menyebut problema sosial yang mengganggu keluarga saat ini dipicu oleh tidakadanya penyuluhan dan bimbingan yang benar dalam memanfaatkan teknologi baru seperti internet dan parabola. Dia mengatakan, di negara-negara Dunia Ketiga, parabola dan televisi satelit dibuat untuk menayangkan film-film panas yang merusak keluarga. Untuk itu, salah satu tugas utama lembaga pendidikan dan kebudayaan termasuk keluarga dan media adalah memberikan bimbingan kepada masyarakat khususnya para pemuda dan menyadarkan mereka bahwa film bukan kehidupan yang nyata. Lembaga-lembaga pendidikan dan kebudayaan mesti mengajarkan teknik kehidupan kepada masyarakat.

Sumber: Irib.ir
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: