Pesan Rahbar

Home » , , , , » NU – Syi’ah hanya mengalami PERPECAHAN politik, sedang akidah mereka tetap satu.

NU – Syi’ah hanya mengalami PERPECAHAN politik, sedang akidah mereka tetap satu.

Written By Unknown on Sunday, 14 September 2014 | 21:59:00


kalo ikut tahlilan termasuk ahlusunnah wal jamaah ga pung? 

Beda Pilihan Politik Jangan Rusak Persatuan NU – Syi’ah.
Warga NU diminta untuk tetap menjaga kekompakan dan persatuan meskipun saling berbeda soal pandangan politik. Perpecahan NU – Syi’ah hanya bersifat politik, sedang akidah mereka tetap satu.
Jika NU menganggap Nabi SAW tidak menunjuk siapapun menjadi khalifah pasca beliau wafat, maka Syi’ah justru menganggap Imam Ali sebagai khalifah.Agama tidak boleh dijadikan komoditas maupun jargon-jargon politik. Penggunaan simbol agama merupakan bentuk ketidakdewasaan berpolitik yang bisa memicu konflik umat beragama.


Prinsip Jalan Hidup dan Dakwah NU – Syi’ah. 

Warga NU diminta untuk tetap menjaga kekompakan dan persatuan meskipun saling berbeda soal pandangan politik. Perpecahan NU – Syi’ah hanya bersifat politik, sedang akidah mereka tetap satu.
Jika NU menganggap Nabi SAW tidak menunjuk siapapun menjadi khalifah pasca beliau wafat, maka Syi’ah justru menganggap Imam Ali sebagai khalifah.Agama tidak boleh dijadikan komoditas maupun jargon-jargon politik. Penggunaan simbol agama merupakan bentuk ketidakdewasaan berpolitik yang bisa memicu konflik umat beragama.


Prinsip Jalan Hidup dan Dakwah NU – Syi’ah


Maka jagalah amanah Dakwah NU – Syi’ah sebaik-baiknya.
ingat, memilih bukanlah KEWAJIBAN, melainkan cuma HAKJangan ragu-ragu untuk tidak menggunakannya kalau gak yakin dengan pilihan yang ada 
Jika kita mencoba untuk membuka kembali dan mempelajari perkembangan dakwah dari zaman ke zaman, maka kita akan dapat menangkap adanya suatu fenomena yang menarik. Adalah suatu kenyataan yang tidak mungkin untuk dipungkiri bahwa ditengah derasnya arus pemikiran dan kuatnya gejolak-gejolak bid’ah dan khurafat serta takhayul dan kesyirikan yang ditebarkanoleh tokoh-tokoh kesesatan , du-at ala abwaabi jahannam, ditengah itu semua, dengan rahmat Allah panji-panji NU – Syi’ah tetap berkibar dengan gagahnya. Bahkan sebaliknya, dakwah mereka justru semakin kokoh dan kuat.Karena itu, ketika dakwah Ahlus Sunnah wal Jama`ah menguat, atau nama Ahlus Sunnah wal Jama`ah dipandang dapat memberikan keuntungan dan manfaat, maka kita akan menemukan orang-orang wahabi  mencaplok nama tersebut untuk menjadikan dagangan mereka laris. Orang-orang wahabi  sepertinya lupa bahwa Ahlus Sunnah wal Jama`ah bukanlah hanya sekedar pemulas bibir, atau merek dagang yang digunakan sekedar untuk menaikkan oplah dan permintaan, atau stempel cap untuk melegalisir meskipun perkara tersebut adalah suatu kemungkaran.
Jika hal ini telah kita pahami, maka betapa celakanya wahabi  yang mengaku sebagai seorang Sunni, yang kemudian dengan liciknya ia mampu mengelabui pengikut dan pengagum-pengagumnya. Sehngga jadilah ia seorang tokoh yang dielu-elukan dan setiap perkataannya dijadikan ukuran mutlak suatu kebenaran. Meskipun ia sebenarnya -Naudzu billahi min dzalika- amat jauh dan bertentangan dengan sifat yang disebutkan sebagai sifat-sifat Ahlus Sunnah wal Jama`ah. Kita berkeyakinan bahwa suatu hari nanti semua kebanggaan, kepuasan, dan kesenangannya akan berbalik menjadi kehinaan, siksaan, dan kebinasaan yaitu pada hari akhir. Benarlah perkataan seorang penyair:
Barang siapa mengaku-aku sesuatu yang tidak dilakukannya
Ia akan dipermalukan ketika hari ujian datang menjelang.
Namun demikian, di sana ada segolongan besar dari kaum muslimin yang berusaha mencari kebenaran bahkan bersedia untuk membela dan memperjuangkannya. Hanya saja sebagian diantara mereka telah terjerumus kedalam kubangan kelompok-kelompok yang sesat,atau terjatuh kedalam tangan para penyamun yang mencengkeram mereka dengan kuku talbis (mencampurkan antara hak dan batil) dan syubhat (dalih yang disamarkan sehingga disangka sebuah dalil) atau bahkan mungkin tahdid (ancaman serta teror baik secara mental maupun secara fisik). Terkadang juga hanya karena terlalu berprasangka baik kepada para ustadz dan guru-guru mereka. Padahal mereka sendiri pada hakekatnya sangat mendambakan kebenaran . Mereka amatlah rindu dekapan Sunnah, ingin merasakan teduhnya ittiba, dan mencicipi manisnya iman.


Kami memohon kepada Allah yang Maha Agung dengan Nama-Nama-Nya yang Indah dan Sifat-Sifat-Nya yang Maha Tinggi agar menjadikan kita sebagai pembimbing dan pemberi hidayah bagi umat manusia, bukan sebagai orang yang sesat lagi menyesatkan, dan agar kita menjadi pembuka segala pintu kebajikan dan penutup seluruh pintu-pintu kejelekan. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa  atas segala sesuatu dan Maha Kuasa untuk mengabulkannya. Semoga Shalawat dan Salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, para syiah nya dan orang-orang yang mengikutinya dengan baik sampai datangnya hari kiamat.

Teroris Wahabi Takbir dan Tertawa Setelah Mengebom Makam Sahabat Nabi. Omong kosong wahabi pembela sahabat.

Teroris Wahabi Berkedok Mujahid berteriak Takbir palsu, dan tertawa terbahak-bahak karena bangga telah mengebom kubah makam salah seorang sahabat Nabi SAW, Ammar bin Yasir. Aliran Wahabi Salafi adalah Neo Khawarij abad ini.

KH Said Aqil: Pesantren Tak Pernah Ajarkan Terorisme.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj kembali menegaskan, pesantren di Indonesia tidak pernah mengajarkan terorisme. Bibit-bibit terorisme itu dikembangkan oleh “agen-agen” dari luar.“Lihat saja (teroris; red), tidak sama dengan budaya kita itu. Itu yang harus ditolak, impor itu,” ujarnya dalam Dialog Nasional Ormas Islam di Hotel Grand Sahid, Jakarta Selatan, Sabtu (11/5).

Ia mengungkapkan bahwa sekolah atau lembaga pendidikan yang memang menyemai bibit-bibit terorisme hanya ada di Afganistan dan Pakistan.  “Pesantren radikal itu ada di Afganistan dan Pakistan,” tambahnya.
Sementara pondok pesantren di Indonesia yang diasuh oleh para kiai bertugas mengembangkan ajaran Islam yang rahmatal lil ‘alamin yang mempertemukan ajaran lokal dengan ajaran Islam.

Menurut Kang Said, terorisme berhasil merembes masuk ke Indonesia disebankan kebodohan, kebelakangan, kemiskinan, pengangguran, dan kesalahpahaman para agen tersebut dalam memahami ajaran Islam.

Ia menegaskan, terorisme tidak diajarkan oleh Islam. Lebih dari itu, menurutnya, agama apa pun, baik Islam, Kristen, Hindu, Budha dan lainnya tidak ada yang mengajarkan terorisme.

Ketika Salafi Wahabi Bergandeng Mesra Dengan Zionis.

Beberapa tahun yang lalu ketika usiaku masih belasan tahun dan sedang mengenyam pendidikan di sebuah Pesantren, aku mendapati selebaran yang berisi peringatan terhadap kaum Muslimin untuk mewaspadai misi Zionis, diantara yang aku ingat adalah :
1. Pisahkan umat Islam dari ulamanya
2. Pisahkan umat Islam dari Nabinya
3. Pisahkan umat Islam dari kitab sucinya (Al-Quran )
4. Pecah belah dan hancurkan!
 
Beberapa tahun setelah aku kembali ke kampung, aku dapati fenomena Salafi Wahabi. Dan ketika aku mencermati dogma (ajaran) serta cara mereka “berdakwah” (menyampaikan ajarannya), timbul kecurigaan kuat mereka adalah kaki tangan Zionis.
 
Kecurigaanku bukan tanpa alasan, berikut mari bersama kita cermati secara kritis dengan fikiran dan hati yang jernih tentang beberapa fatwa Salafi Wahabi sekaligus efek yang terjadi dalam konteks keselarasan fatwa-fatwa tersebut dengan misi Zionis:
 
Misi 1: Pisahkan umat Islam dari ulamanya.
Misi ini bertujuan agar umat Islam kehilangan central command/komando yang terpusat dalam segala hal, baik dalam berpolitik, bersosial, beragama, serta menghilangkan metode yang benar dalam memahami agama. Mereka sadar bahwa kegagalan mereka selama ini diakibatkan oleh kuatnya semangat dan persatuan kaum Muslimin dalam melawan mereka. Dan semangat serta persatuan kaum Muslimin tersebut faktanya berpusat pada para ulama.
 
Fatwa Salafi Wahabi yang disinyalir “mendukung” misi tersebut diantaranya adalah :
.
1. Sesatnya Mazhab Asya’irah/ Asy’ariah dan Maturidiah.
Bukti paling dekat atas fatwa tersebut adalah buku yang berjudul “Mulia Dengan Manhaj Salaf” yang ditulis oleh Ust. Yazid Ibn Abdil Qodir. Dalam buku tersebut pada bab terakhir dengan gamblang Ust. Yazid Jawas mengelompokkan Asy’ariyah dan Maturidiyah sebagai kelompok sesat dan menyesatkan. Sebuah buku yang kontradiktif dengan buku yang mereka ciptakan sebelumnya yang merupakan Tahrif (penyimpangan) dari al Ibanah yang berjudul “Buku Putih Imam Al Asy’ari” dengan penerjemah Abu Ihasan Al Atsari, penerbit At Tibyan.
 
2. Propaganda : Para Ulama adalah Manusia yang Tidak Ma’shum (Tidak terjaga dari salah).
Propaganda “Para ulama adalah manusia yang tidak ma’shum” adalah “Kalimatu Haqqin Uriida Biha Al Bathil” (pernyataan yang benar yang disertai misi batil). Propaganda ini berperan untuk mendorong umat Islam keluar dari mazhab-mazhab yang mu’tabar (diakui) dan beralih kepada “mazhab” yang mereka bangun (mazhab yang tidak bermetode dalam memahami Al-Quran dan Sunnah). Propaganda ini mengesampingkan pesan Allah: “Maka bertanyalah kalian pada Ahlidz Dzikri jika kalian tidak tahu” (An Nahl : 43 dan Al Anbiya’ : 7).
 
Efek lain dari propaganda ini dapat Anda buktikan dalam sikap Prof. Salim Bajri ketika berdialog dengan Buya Yahya dalam Tema “Sampainya pahala kebaikan yang dihadiahkan untuk orang-orang yang telah meninggal”. Dalam dialog tersebut sang Prof enggan menerima pendapat para ulama dengan alasan mereka tidak ma’shum.
 
3. Tuduhan “Ta’ashub” (Fanatik) kepada Para Penganut Mazhab.
4. Tuduhan “Ghuluw” (Berlebihan) Bahkan Musyrik terhadap Umat Islam yang Menghormati Para Ulama denga Cara Mencium Tangan.
5. Haramnya Tawasul dengan Orang-orang Shaleh yang Sudah Meninggal.
Efek lain yang ditimbulkan dari fatwa-fatwa dan propaganda tersebut diantaranya adalah:
a. Hilangnya atau setidaknya berkurangnya trust/kepercayaan umat Islam terhadap para ulama khususnya yang bermazhab Asy’ariyah atau Maturidiyah semacam Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, Imam An-Nawawi, Imam Al-Haitami, Imam Al-Qurthubi, bahkan sebagian besar Pengarang “Al Kutub As Sittah” serta ratusan ulama yang lain.
b. Membuang semua/sebagian pendapat para ulama Asy’ariyah & Maturidiyah yang tidak sesuai misi mereka.
c. Bebas men-tahrif (mengubah) karya-karya mereka yang tidak sesuai keinginan dan bahkan membakarnya, karena dianggap karya orang-orang sesat.
d. Menggantikan peran/pendapat para ulama sejak abad ke-3 hingga abad ke-19 (Munculnya Muhammad Ibnu Abdil Wahab) dengan para “ulama” yang mereka ciptakan diabad 19 dst.
e. Cukup banyak ulama yang pemikirannya dijauhkan dari umatnya.
f. Menghilangkan atau setidaknya mengurangi rasa hormat umat Islam terhadap para ulamanya.
g. Menghilangkan atau setidaknya mengurangi kepatuhan umat Islam terhadap para ulamanya.
h. Menghilangkan metode yang benar dalam mamahami Islam. (hal ini penting untuk misi yang lain)
i. Ibarat hutan yang telah ditinggal “Macan”nya, dan yang tersisa hanyalah “Macan” ompong piaraan dengan fatwa-fatwa aneh.
j. dll.
 
Misi 2: Pisahkan Umat Islam dari Nabinya.
Misi ini penting, mengingat ikatan emosional umat Islam dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah faktor fital yang mampu membuat  umat Islam rela mengorbankan segalanya.
 
Adapun fatwa dan tindakan yang disinyalir “Mendukung” misi tersebut adalah:
1. Haramnya Bepergian Menziarahi (Qubbatul Khadra’) Makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Anda yang pernah menziarahi Makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pasti tahu efek emosional bagi penziarah baik ketika berziarah maupun sesudahnya. Betapa hati yang normal takkan mampu membendung air mata ketika berada di pusara mulia beliau. Rasa haru, bahagia, malu, rindu, bangga, terimakasih, bercampur dalam sebuah hidangan istimewa berupa “Mahabbah” (rasa cinta) yang tidak dapat diungkapkan dengan kata.
Anehnya menurut teman-teman yang pernah muqim di Saudi, ada ulama kebanggaan Wahabi (maaf tidak disebut nama karena orangnya sudah meninggal) yang bersyukur karena tidak pernah menziarahi makam Nabi selama 25 tahun tinggal di Madinah,� hingga para santri di sana berkata: “Memang Nabi nggak mau ketemu Anda”.
 
2. Haramnya Pelaksanaan Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mereka sadar betul akan efek tumbuhnya rasa cinta kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui pujian dan pembacaan sirah Nabi yang ada dalam kitab-kitab maulid yang identik lebih mengangkat sisi Irhash dan Mukjizat Nabi. Fakta telah membuktikan efek Maulid yang terjadi pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi, bahkan fakta terbaru adalah betapa dahsyat efek “Shalawat Badar” dalam membakar semangat umat Islam guna menumpas PKI.
 
3. Haramnya Tawasul dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah Wafat.
Hal ini jika kita cermati argumentasi mereka kita dapati sebuah fakta: Menghilangkan atau setidaknya mengurangi pemahaman umat Islam terhadap Nabinya dalam aspek Nubuwwah dan lebih menonjolkan aspek Basyariyah Nabi (sisi kemanusiaan). Bukti dari efek tersebut adalah pernyataan ulama kebanggaan mereka yang menyatakan bahwa tongkatnya lebih berguna daripada Rasulullah yang sudah wafat.
 
Dan bukti lain adalah sikap Prof. Salim Bajri ketika berdialog dengan Buya Yahya dalam Tema “Sampainya pahala kebaikan yang dihadiahkan untuk orang-orang yang telah meninggal”. Dalam dialog tersebut sang Prof tidak puas ketika diajukan hadits shahih dari Imam Al-Bukhari dengan dalih Nabi Muhammad bisa salah berdasar QS: ‘Abasa.
 
4.� Menghilangkan Situs-Situs Bersejarah yang Berkaitan Dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Para Sahabat.
Efek yang ditimbulkan dari tindakan tersebut adalah: Hilangnya bukti fisik perjuangan Rasulullah dan para sahabat yang dapat membangkitkan semangat dan keimanan umat Islam.
 
Jika dalam penghancuran situs-situs bersejarah tersebut Salafi/Wahabi beralasan “Syaddudz Dzari’ah” (mencegah kemungkaran yang mungkin ditimbulkan) yakni sikap “Ghuluw” (berlebihan), maka faktanya mereka mengalihkan sikap “Ghuluw” tersebut kepada Syekh Al ‘Utsimin dengan membangun museum Yayasan Al ‘Utsaimin. Dimana dalam museum tersebut tidak hanya karya sang Syekh yang dihormati, bahkan pena terakhir sang Syekh-pun ditempatkan di tempat khusus dalam etalase mahal. aneh.
 
Misi 3: Pisahkan Umat Islam dari Al-Quran.
Kita semua tahu arti dan peran Kitab Suci bagi semua pemeluk agama, maka sangat wajar jika misi ketiga ini menjadi misi penting. Adapun fatwa dan propaganda Salafi/Wahabi yang disinyalir “Mendukung” misi tersebut diantaranya adalah:
 
1. Haram Mengikuti Mazhab Tertentu.
Silahkan Anda baca Fatwa Syekh Albani tentang masalah tersebut, dan silahkan Anda bayangkan ketika kaum awam melepaskan diri dari tuntunan para ulama dalam memahami Al-Quran.
Bukti akan adanya efek tersebut adalah propaganda yang didengungkan MTA, yakni : “Ngaji ko’ kitab kuning, Ngaji ya Al-Quran sak maknanya”. Dan akibatnya fatwa-fatwa mereka ngawur dan paling ironis dengan enteng mereka mengafirkan sesama saudara Muslim.
 
2. Jargon Kembali kepada Al-Quran dan Sunnah
Coba kita cermati akibat yang ditimbulkan dari keberanian orang-orang awam menginterpretasikan Al-Quran tanpa sarana ilmu yang memadahi. Disamping pemahaman yang kontradiktif, mereka telah lepas dari nafas Al-Quran itu sendiri, sehingga begitu mudah mereka mengafirkan sesama umat Islam.
 
Hal inilah yang diwanti-wanti Rasulullah dalam sabda beliau:
 
يَدْعُونَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ فِى شَىْءٍ مَنْ قَاتَلَهُمْ كَانَ أَوْلَى بِاللَّهِ مِنْهُمْ قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا سِيمَاهُمْ قَالَ : التَّحْلِيقُ .
 
“Mereka mengajak pada kitab Allah tetapi justru mereka tidak mendapat bagian sedikitpun dari Al-Quran. Barangsiapa yang memerangi mereka, maka orang yang memerangi lebih baik di sisi Allah dari mereka”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa ciri khas mereka?” Rasul menjawab “Bercukur gundul”. (Sunan Abu Daud : 4765).
.
سَيَخْرُجُ قَوْمٌ فِي آخِرِ الزَّمَانِ أَحْدَاثُ الْأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الْأَحْلَامِ يَقُولُونَ مِنْ قَوْلِ خَيْرِ الْبَرِيَّةِ لَا يُجَاوِزُ إِيمَانُهُمْ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ فَأَيْنَمَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاقْتُلُوهُمْ فَإِنَّ فِي قَتْلِهِمْ أَجْرًا لِمَنْ قَتَلَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
 
“Akan keluar di akhir zaman, suatu kaum yang masih muda, berucap dengan ucapan sebaik-baik manusia (Hadits Nabi), membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya, maka jika kalian berjumpa dengan mereka, perangilah mereka, karena memerangi mereka menuai pahala di sisi Allah kelak di hari kiamat “.(HR. Bukhari Muslim).
 
Selanjutnya misi Zionis:
4. Pecah Belah Lalu Hancurkan!!!.
Inilah tujuan pokok dari misi-misi penghantar yang kami sebutkan di atas. Sebagaimana di wanti-wantikan Allah dalam Al-Quran :
 
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
 
“Dan orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka” (QS : Al Baqarah:120).
 
Sedang tindakan kongkrit dalam mendukung misi ini adalah menciptakan kelompok yang menyimpang yang mereka lindungi atas nama HAM semisal “AHMADIYAH” di India, dan disaat bersamaan mereka ciptakan “WAHABI” di Timur Tengah, sebuah kelompok yang berhasil membuat umat Islam saling menghujat, saling mengkafirkan, dst.
 
Lantas adakah korelasinya misi Zionis tersebut dengan fatwa dan atau propaganda diatas? Mari kita cermati bersama:
Apakah jadinya ketika umat Islam sudah tidak lagi menghormati figur-figur yang dapat meredam pertikaian dan mempersatukan umat, yakni para ulama? Dan apa jadinya ketika umat Islam memandang dan memahami Nabinya hanya dari aspek Basyariyah? Dan apa jadinya ketika umat Islam yang tidak memiliki sarana ikut-ikutan berijtihad dan mengesampingkan tuntunan para ulama?
 
Fakta yang sudah di depan mata adalah� PERPECAHAN UMAT ISLAM !
Wal ‘Iyaadz Billah…
 

Mengerikan! ‘Mujahid’ Pemberontak Memakan Jantung Tentara Suriah.

Kekejaman kelompok pemberontak Suriah ditunjukkan melalui sebuah video yang beredar di internet. Dalam video tersebut, terlihat seorang anggota pemberontak memotong jantung seorang tentara Suriah dan kemudian menggigitnya.Video mengerikan tersebut diunggah secara online pada Minggu (12/5) lalu. Video tersebut menunjukkan seorang pria mengenakan perlengkapan militer yang sedang memegang pisau dan menyayat bagian dada sesosok jenazah, yang disebut sebagai tentara Suriah.Pria tersebut kemudian menoleh ke kamera dan menunjukkan potongan jantung yang diambil dari jenazah tersebut kemudian menggigitnya.
 
Teroris Suriah tersebut memakan daging manusia yang diiris dari dada mayat di depan kamera…! Mereka adalah kaum Wahabi yang menyebut dirinya FSA, Alqaeda, Jabhat al-Nusra dan lain-lain, dan mengklaim dirinya sebagai mujahidin. Secara langsung ini berarti mereka telah menghina Islam secara terang-terangan di depan kamera, dengan cara mempertontonkan kejahatan. Menurut Zen Al Jufri, seorang Facebooker yang konsen terhadap perkembangan perang  di Suriah, mereka yang menyebaut dirinya sebagai “mujahidin” tersebut adalah binatang yang berbahasa Arab…! Salah seorang dari mereka memakan daging mayat sambil berteriak takbir “Allahu akbar!!!” Silahkan lihat sendiri vedeonya di bawah ini:
“Saya bersumpah, kami akan memakan jantung dan hati kalian…,” ujar pria tersebut merujuk pada tentara Suriah, seperti dilansir PressTV, Selasa (14/5/2013).

Secara terpisah, Peter Bouckaert dari organisasi HAM, Human Rights Watch memberi keterangan soal video ini. Menurutnya, pria yang ada di dalam video diketahui bernama Abu Sakkar, yang merupakan pendiri kelompok militan Farouq Brigade.

Identitas Abu Sakkar dikonfirmasi oleh seorang anggota militan di Homs yang mengenalnya secara pribadi. Menurut sumber yang enggan disebut namanya tersebut, pria di dalam video mengenakan jaket hitam yang sama dan memakai cincin yang sama dengan Abu Sakkar yang sebenarnya.

“Mutilasi jasad musuh merupakan kejahatan perang. Tapi yang lebih serius lagi adalah hal semacam ini bisa berujung pada kekerasan sektarian,” ucap Bouckaert.

Dalam versi tanpa sensor, terlihat dalam video bahwa Sakkar memerintahkan anak buahnya untuk membunuh tentara Suriah yang mereka temui dan kemudian memakan jantungnya mentah-mentah. Rekaman video ini telah memicu kemarahan baik dalam kubu pendukung presiden Bashar al-Assad maupun dari kelompok oposisi.

Amin Ya Rabbal Alamin.

 




Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: