Pesan Rahbar

Home » » EPISODE TERAKHIR KARBALA; Mengapa Harus putra putri kecil itu (Kisah Imam Husain)

EPISODE TERAKHIR KARBALA; Mengapa Harus putra putri kecil itu (Kisah Imam Husain)

Written By Unknown on Saturday 25 October 2014 | 19:29:00


Nabi Muhammad Saw.

Sejak pindah ke Medinah, beliau mulai memperkenalkan, memerintahkan dan melaksanakan jihad “perang suci”. Ia menyerukan membunuh musuh-musuhnya pria, wanita maupun anak-anak. Seorang wanita Osama, putri Marwan, bukannya diampuni karena kemuliaan ajaran Islam dan kebesaran nama Nabi Allah, tetapi dibunuh karena puisinya menentang ajaran Muhammad.

Ia seterusnya memimpin 27 penyerangan pribadi, disamping menyerukan jihad dengan mengirim tentaranya 47 kali berperang tanpa dia. Meninggal tahun 632 karena demam yang lama.


Khalifah.

Setelah kematian Muhammad, pemimpin agama Islam berikutnya disebut sebagai Kalifah. Menurut Islam Sunni, seorang kalifah tidak harus ada hubungan keluarga dengan Muhammad tetapi orang yang dianggap cakap dan mampu menjadi pimpinan agama Islam. Tetapi Islam Shiah mengharuskan pemimpin agama Islam adalah orang yang masih ada hubungan darah (keturunan) dengan Muhammad.

Empat kalifah pertama setelah Muhammad adalah Rashidun (khalif yang dituntun dengan benar), yaitu:
1. Abu Bakar.
2. Umar ibn al-Khattab.
3. Uthman ibn Affan.
4. Ali ibn Abu Talib.


Abu Bakar.

Lahir pada tanggal 8 Juni 573 di Mekah dan meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Medinah. Dia merupakan salah satu dari sahabat Muhammad yang apabila meninggal dijamin masuk surga. Pada usia 18 tahun ia mulai berdagang, melakukan perjalanan dengan kafilah ke Yaman, Syria dll. Ini membuat dia menjadi kaya raya. Selanjutnya ia tinggal di Medinah bertetangga dengan Muhammad, usianya hampir sama dengan Muhammad dan men-jalin hubungan persahabatan.

Setelah Muhammad meninggal, Muslim Sunni memilih Abu Bakar sebagai kalifah pertama (kalifah Rashidun yang pertama). Sementara Muslim Shiah lebih memilih Ali bin Abu Talib sebagai kalifah pertama, serta menganggap bahwa Abu Bakar telah mengkudeta jabatan kalifah dari Ali bin Abu Talib.

Pada masa kalifah Abu Bakar, terjadi perang Ridda dimana khalifah menumpas orang-orang yang menentangnya karena dianggap meninggalkan Islam dan tidak mau membayar zakat.

Panglima perang Abu Bakar yang terkenal adalah Khalid ibn al-Walid menaklukkan daerah-daerah yang kaya yaitu Irak, kerajaan Persia, dan Sassanid. Sukses menaklukkan daerah-daerah tersebut, Abu Bakar juga menaklukkan kerajaan Byzantium, Damaskus dan meyerbu pasukan Romawi dalam pertempuran Maraj-al-Debaj, 190 mil dari Damaskus (634 M).

Pada tahun itu, Abu Bakar jatuh sakit, dia menderita demam yang tinggi dan meninggal cepat 2 minggu sesudahnya, setelah memimpin kekhalifahan selama dua tahun.

Sebelum meninggal Abu Bakar telah menunjuk Umar ibn Khatab untuk menjadi penggantinya sebagai kalifah kedua (Rashidun kedua). Abu Bakar juga bertanya kepada Aisha berapa kain kafan yang dipakai Muhammad waktu meninggal, dikatakan oleh Aisha 3 lapis, maka Abu Bakar juga minta dibalut kafan 3 lapis.

Abu Bakar dimakamkan di mesjid Nabawi berdekatan dengan makam Muhammad.


Umar ibn al-Khattab.

Lahir pada tahun 586-590 di Mekah, dia seperti ayahnya diangkat sebagai penengah (arbiter) diantara suku-suku di Mekah. Postur tubuhnya tinggi, tenaganya sangat kuat dan Umar adalah pegulat.

Pada tahun 616 waktu Umar berusia 27 tahun, dia memeluk Islam dan menjadi sahabat Muhammad.

Putri Umar, Hafsah menikah dengan Muhammad pada tahun 625. Umar ikut berperang dengan Muhammad seperti pada perang Badar, Uhud, menentang dan menumpas orang-orang Yahudi Banu Nadir, menyerang Khaybar, perang Hunayn dll.

Setelah Abu Bakar meninggal pada 23 Agustus 634, Umar diangkat menjadi kalifah Rashidun yang kedua.

Pada masa kalifah Umar, Islam berkembang pesat dengan menaklukkan kerajaan Romawi Timur, Syria (634-637), Palestina (635-636), Anatolia Timur (638), Armenia (638 dan 644), Mesir bagian atas (640-641), Mesir bawah (641-642), Afrika Utara (643), kerajaan Sassanid Persia, Irak (636-637), Isfahan dan Tabaristan (642-643), Fars (642), Kerman dan Makran (643-644), Sistan (643-644), Azerbaijan (643), Khurasan (643-644).

Umar-lah yang menjadi arsitek politik, hukum dan pemerintahan sipil masa itu. Ia membagi daerah-daerah kekuasaannya menjadi propinsi-propinsi, misalnya Arab dibagi menjadi dua propinsi, Mekah dan Medinah. Juga Irak dibagi menjadi dua propinsi, Basra dan Kufa dll. Umar disebut juga sebagai Farooq yang besar, dan dia adalah kalifah pertama yang dipanggil sebagai Amir al-Mu’minin (pemim-pin orang-orang beriman).

Selama hidupnya Umar telah berhaji sebanyak 9 kali, menikah 9 kali dan mempunyai 14 anak, 10 laki-laki dan 4 perempuan.

Pada tanggal 3 Nopember 644, ketika Umar sedang memimpin doa pagi, ia diserang oleh Abu Lulu yang menikamkan sebilah belati ke perut Umar dan satu tikaman mengenai pusarnya sehingga berakibat fatal. Massa mengepung Abu Lulu, tetapi ia sempat melukai 12 orang, 9 orang kemudian meninggal. Ketika massa berhasil menangkap Abu Lulu, dia membunuh dirinya dengan pisau yang sama yang dipakai menikam Umar. Tiga hari kemudian, pada tanggal 7 Nopember 644 Umar meninggal dunia karena luka-lukanya. Masa pemerintahan kalifah Umar ± 10 tahun (23-8-634 s/d 7-11-644).

Pembunuhan Umar ini telah direncanakan oleh komplotan orang-orang Persia yang sakit hati karena negaranya diserbu dan ditaklukkan oleh Umar. Segera setelah Umar meninggal orang-orang Persia di Medinah banyak yang ditangkapi dan dibunuh, antara lain Hormuzan, Jafinah dll.

Umar dikuburkan dalam mesjid Nabawi berdekatan dengan makam Muhammad dan Abu Bakar.

Islam Sunni sangat menghormati Umar, sedangkan Islam Shiah menuduh Umar adalah penyebab kematian putri Muhammad Fatima al Zahra, isteri Ali. Dikatakan Fatima yang sedang hamil besar terjepit pintu yang didobrak oleh Umar sehingga keguguran dan tidak lama kemudian meninggal dunia.

Pengganti Umar sebagai kalifah yang dipilih adalah Uthman bin Affan. (Disarikan dari Wikipedia, The Free Encyclopedia).


Uthman ibn Affan.

Lahir pada tahun 579 di Taif, Arabia dari banu Umayya, suku Quraish. Ia adalah salah satu dari sahabat Muhammad, menggantikan Umar sebagai kalifah rashidun yang ketiga, dari tahun 644 sampai 17 Juli 656. Ia juga bergelar Amir al Mu’minin dan gelar yang lain adalah Zun Al-Nurayn.

Uthman berperan besar pada perkembangan awal Islam, ia memerintahkan menyusun kitab suci Al Qur’an seperti sekarang ini. Selama 12 tahun menjabat kalifah, enam tahun pertama dilewatkan dalam damai, tetapi enam tahun berikutnya banyak terjadi pemberontakan.

Uthman mengembangkan agama Islam sampai ke Cina, dia mengutus Sa’d ibn Ali Waqqas sampai ke Chang’an, ibukota dinasti Tang pada tahun 651. Masyarakat Hui menganggap tahun itu adalah tahun resmi masuknya Islam ke Cina. Kaisar Gaozong tidak memeluk Islam tetapi mengizinkan berdirinya mesjid pertama di ibukota kerajaan Tang sebagai penghormatan terhadap Islam. Uthman juga mengirim utusan sampai ke Sri Lanka.

Setelah Umar meninggal banyak daerah-daerah taklukan beron-tak, dan Uthman memerintahkan untuk memadamkan pemberontakan-pemberontakan tersebut.

Uthman adalah seorang pedagang yang sukses dan menjadi kaya raya. Usahanya dalam bidang perdagangan, pertanian, real estate. Ia juga membangun untuk dirinya sebuah istana yang indah di Medinah.

Disamping kaya raya, Uthman terkenal karena murah hati dan banyak menyumbangkan hartanya, antara lain untuk peperangan-peperangan Muhammad, membangun dan memperluas mesjid Nabawi di Medinah. Pada masa Uthman telah dibangun 5000 mesjid diseluruh wilayah, kemakmuran meningkat pesat seiring dengan pesatnya perdagangan, pembangunan jalan, saluran air, pasar dll.

Selama pemerintahan Uthman daerah kekuasaannya dibagi menjadi 12 propinsi, seperti Mesir pada masa Umar dibagi menjadi 2 propinsi, dirubah menjadi satu propinsi. Propinsi-propinsi dibagi menjadi distrik-distrik, ada 100 distrik diseluruh wilayah.

Dalam menunjuk gubernur dan pejabat-pejabat di wilayahnya, Uthman banyak melakukan nepotisme dengan melibatkan keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Pada masa 6 tahun kedua kepemimpinannya banyak terjadi ketidak puasan disebagian dari wilayah. Mereka mulai berontak bahkan mengirim regu pembunuh dari Mesir ke Medinah untuk menghabisi Uthman. Istana Uthman bagian depan dijaga dengan ketat oleh pengikut-pengikutnya, tetapi para pembunuh dari Mesir memanjat dinding belakang yang tidak dijaga. Lalu mereka masuk ke kamar Uthman yang waktu itu sedang membaca Al Qur’an, dan langsung membacok kepala Uthman. Naila isteri Uthman berusaha melindungi Uthman dengan tubuhnya dan menahan bacokan dengan tangannya sehingga jari-jarinya putus. Naila didorong ke samping oleh para pembunuh dan mereka menghujani Uthman dengan bacokan sampai tewas.


Para perusuh memblokade jenazah Uthman, sehingga baru tiga hari kemudian jenazah bisa dikuburkan, itupun tidak di pekuburan Muslim Jannat al Baqi, tetapi terpaksa dikubur di pekuburan Yahudi sebelahnya. Beberapa puluh tahun kemudian, penguasa Umayyad membongkar tembok pekuburan Yahudi dan mencaplok sebagian tanah pekuburan Yahudi supaya makam Uthman dapat masuk dalam area pekuburan Islam.

Selama hidupnya Uthman menikah 8 kali dan memiliki 15 anak. Diantara kedelapan isterinya, dua adalah putri Muhammad yang dinikahinya pada waktu yang berbeda yaitu Ruqayyah bint Muhammad yang melahirkan anak laki-laki bagi Uthman tetapi meninggal pada usia muda. Pada waktu perang Badar Ruqayyah meninggal karena sakit malaria dan cacar. Setelah Ruqayyah meninggal, Uthman menikahi adiknya yaitu Umm Kulthum bint Muhammad tetapi tidak melahirkan anak bagi Uthman.

Muslim Sunni menghormati Uthman dan memberi panggilan kepadanya Zun-Nurayn. Tetapi Muslim Shiah memandang negatif kepada Uthman terutama karena menunjuk pemimpin-pemimpin wilayah kekuasaannya dengan orang-orang dari keluarganya (nepotisme). (Disarikan dari: Wikipedia, The Free Encyclopedia).


Ali ibn Abi Talib.


Lahir pada tanggal 23 Oktober 598 atau 17 Maret 599 di Mekah, ia adalah sepupu dan menantu nabi Muhammad. Ali memerintah sebagai kalifah tahun 656-661. Menurut Muslim Sunni ia adalah kalifah Rashidun ke empat dan yang terakhir, tetapi Muslim Shiah yang sangat menghormati Ali menganggapnya sebagai kalifah yang pertama, penerus Muhammad yang benar dan juga keturunannya adalah anggota Ahl al-Bayt keluarga besar rumah tangga Muhammad. Hal inilah yang mengakibatkan timbulnya perpecahan Muslim menjadi Sunni dan Shiah.

Waktu kakek Muhammad, Abdul Muttalib meninggal, Muhammad dipelihara oleh ayah Ali yaitu Abu Talib. Setelah 3 tahun Muhammad menikah dengan Khadijah, Ali lahir dalam Ka’bah. Ketika Ali lahir, Muhammad menimang bayi Ali dan memberinya nama Ali, yang artinya manusia agung. Pada waktu Ali berusia 6 tahun, terjadi bencana kelaparan di Mekah, Ali diambil dan dibesarkan oleh Muhammad.

Pada tahun 610, ketika Ali berusia 10 tahun, ia mendeklarasikan diri memeluk Islam. Ali belum pernah menyembah berhala-berhala lain kecuali Allah, dan Ali adalah lelaki pertama yang memeluk Islam. Ali pernah tidur diatas ranjang Muhammad untuk mengecoh musuh-musuhnya, ini terjadi sebelum hijrah ke Yathrib. Perbuatan Ali tentu berbahaya bila sampai ketahuan orang-orang Mekah.

Ali adalah pendukung Muhammad yang sangat setia, jujur dan ikut dalam semua peperangan bersama Muhammad. Pada perang Badar, Ali mengalahkan jagoan Umayyad yaitu Walid ibn Utba dan membunuh 27 orang.


Dengan pedangnya yang bernama Zulfiqar, dia melindungi dan menyelamatkan Muhammad dalam perang Uhud, ketika banyak tentara Muhammad yang melarikan diri. Ali bertempur dengan gagah berani sehingga Muhammad menamai Ali Asadullah yang berarti singa Allah.

Muhammad mendapat wahyu bahwa Ali harus dijodohkan dengan putri pertamanya yaitu Fatima al Zahra yang berarti wanita yang bercahaya. Dari pernikahannya itu ia mendapat 4 anak, 2 lelaki yaitu Imam Hassan dan Imam Husain serta 2 wanita.

Ali sering melaporkan perselingkuhan Aisha sehingga terjadi permusuhan antara kelompok Ali (Shiah) melawan kelompok Aisha yaitu Abu Bakar, Umar, Uthman, Muawiya (Sunni).

Setelah Muhammad meninggal terjadi perang unta (Bassorah) tahun 656, antara Ali melawan Aisha dimana Aisha dikalahkan dan tertawan. Tetapi Ali memperlakukan Aisha dengan baik dan memulangkan ke Medinah dengan dikawal tentara Ali. Aisha meninggal secara alami pada usia 65 tahun di Medinah. Oleh karena itu Ali disebut sebagai murah hati dan pemaaf atas musuh-musuhnya.

Ketika Abu Bakar mau disumpah sebagai kalifah penerus Muhammad, Ali tidak hadir maka Umar bersama gerombolannya pergi ke rumah Ali dan berteriak-teriak supaya Ali keluar. Lalu rumah Ali dibakar dan pintunya didobrak, Fatima al Zahra yang sedang hamil tua terjepit antara pintu dan dinding. Tidak lama kemudian Fatima keguguran, anaknya laki-laki lahir mati dan 6 bulan kemudian Fatima meninggal.

Hidup Ali tidaklah kaya, mata pencahariannya sebagai petani dan penggiling gandum. Dia berkebun, menggali sumur dan disumbangkan kepada penduduk, sumur itu sampai sekarang masih ada disebut sebagai Abar Ali (sumur Ali).

Setelah Muhammad meninggal, Fatima meminta kepada Abu Bakar tanah Fadak dan Khaybar yang telah diwariskan oleh Muhammad semasa hidupnya. Tetapi Abu Bakar menolak permintaan Fatima dan meminta bukti-bukti dan saksi-saksi. Fatima sangat marah dan tidak mau berbicara lagi dengan Abu Bakar. Setelah Fatima meninggal Ali mengajukan lagi tuntutan yang sama kepada Umar tetapi Umar juga menolak permintaan Ali.

Sebuah mushaf Al Qur’an lengkap disusun oleh Ali, enam bulan setelah kematian Muhammad. Mushaf ini dipersembahkan kepada penduduk Medinah, tetapi sebagian penduduk menolak. Walau-pun mushaf-nya tidak diterima, Ali tidak menentang mushaf yang dibakukan oleh Uthman.

Setelah Uthman dibunuh, Ali diangkat sebagai kalifah Rashidun yang ke empat, dan memerintah dari tahun 656 – 661 dalam periode yang penuh gejolak. Ali merombak sistim Uthman, antara lain merombak sentralisasi kekuasaan, menentang nepotisme walaupun itu saudaranya sendiri seperti Aqeel bin Abu Talib, ia memberikan kesempatan yang sama kepada semua Muslim. Ali menekankan pentingnya pertanian dan pengembangan tanah karena dari tanah yang menghasilkan akan memberikan pajak.

Salah satu pengikut Ali Kharijites menentang dan berontak sehingga terjadilah perang Nahrawan, sedangkan Muawiyah mendukung Kharijites.

Tanggal 19 Ramadan 661 ketika Ali sedang sembahyang di mesjid Kufa dibacok oleh Abd-al-Rahman ibn Muljam, seorang anggota Kharijites menggunakan pedang beracun. Ali terluka, dua hari kemudian meninggal dunia tanggal 21 Ramadan 661.

Sebelum meninggal Ali berpesan kepada anaknya Imam Hassan untuk mengampuni orang yang membunuhnya. Tetapi Imam Hassan menghukum Abd-al-Rahman dengan satu bacokan dengan pedang yang sama untuk menggenapi hukum Qisas.

Menurut Al-Shaykh Al-Mufid, Ali tidak ingin makamnya dirusak oleh musuh-musuhnya sehingga minta dimakamkan secara rahasia.


Makam Ali dalam Mesjid Imam Ali, Najaf, Irak.


Rahasia tempat makam itu kemudian dibuka oleh kalifah dinasti Abbasid Imam Ja’far Al-Sadiq yaitu di mesjid Imam Ali, Najaf, Irak. Sebagian pengikut Shiah khususnya di Afganistan percaya makam itu ada di mesjid Rawze-E-Sharif (Mesjid Biru) di kota Mazar-E-Sharif, Afganistan.


Mesjid Imam Ali di Najaf, Irak.

Mesjid Biru di Mazar-E.Sharif, Afghanistan.


Waktu Muhammad masih hidup, Ali ingin menikah lagi tetapi dilarang oleh mertuanya. Setelah Fatima al Zahra meninggal, Ali menikah lagi dan mempunyai 4 orang putra, a.l. Abbas dan Muhammad.

Putra Ali yang bernama Hasan, lahir pada tahun 625 M, diangkat sebagai imam Shiah, kalifah kedua. Tetapi ia menjabat hanya selama 6 bulan, pada tahun 50 Hijriah, Hasan mati karena makanan yang dibubuhi racun oleh orang-orang dalam rumahnya. Para ahli sejarah mengatakan bahwa pembunuhan Hasan ini didalangi Muawiyah.

Husain putra Ali yang lahir pada tahun 626 M menggantikan jabatan kalifah imam Shiah. Kepemimpinannya mendapat tekanan dan penganiayaan dari Muawiyah.


Setelah diburu berhari-hari, pada hari ke-10 Muharam tahun 680, Husain bersama sejumlah kecil pengikutnya berhadapan dengan pasukan Yazid, anak Muawiyah di Karbala, ini terkenal sebagai pertempuran Karbala. Husain melarikan kudanya sambil membawa anak laki-lakinya yang berusia 1 tahun bernama Abdallah (Ali Asgar) dalam pelukannya dan anaknya menangis karena kehausan. Mendadak sebuah anak panah menembus telinga anaknya dan mengenai juga lengan Husain. Husain meletakkan jenazah anaknya ke tanah, kemudian berkata : “Kami datang dari Tuhan dan kami kembali kepada-Nya!” Dalam keadaan haus dan luka-luka, Husain bertempur, beberapa lawannya terbunuh tetapi sebuah sabetan membuat senjatanya terlepas dan sebuah tusukan menembus punggungnya, ini membuat dia terjungkal. Kemudian kepalanya dipenggal dan tubuhnya diinjak-injak oleh kuda pasukan lawannya, dan hampir seluruh pengikutnya terbunuh. Selama tiga hari lamanya jenazah Husain dan pengikutnya dibiarkan berserakan, diterpa teriknya matahari dan dinginnya malam, kemudian dimangsa oleh binatang-binatang buas dan burung-burung pemakan bangkai.

Tanggal 10 Muharram diperingati secara besar-besaran oleh Muslim Shiah sebagai Hari Duka Cita (Ashura).

Putri Husain yaitu Zainab ditangkap pasukan Yazid di kota Karbala, dialah yang kemudian hari mengungkapkan apa yang terjadi pada Husain dan para pengikutnya.

(Islam under the Arabs, Delaware, 1976, pp.126-7. Robert Durey Osborn, 1835-1889, Major of the Bengal Staff Corps).


Umayyad 661-750.

Keluarga Umayyad juga disebut sebagai Banu Abd Shams, mempunyai kakek moyang yang sama dengan Muhammad, yaitu Abd Manaf ibn Qusai yang mempunyai putra yaitu Abd Shams dan Hasyim. Abd Shams mempunyai putra bernama Umayyad, sedangkan Hasyim mempunyai anak Abd al Muttalib → Abd.Allah → Muhammad. Baik keluarga Umayyad maupun Hashimite adalah suku Quraish.

Menurut Shiah, Umayyad adalah anak pungut Abd Shams, jadi tidak mempunyai darah Abd Manaf ibn Qusai.

Keluarga Umayyad dan keluarga Hashimite mempunyai sejarah yang pahit. Pada waktu perang Badar, tiga orang pemimpin kelu-arga (clan) Umayyad yang paling atas yaitub Utba ibn Rabiah, Walid ibn Utba dan Shaybah dibunuh oleh clan Hashimite yaitu Ali, Hamzah ibn Abd al-Muttalib dan Ubaydah. Ini yang mengakibatkan cucu Umayyad yang bernama Abu Sufyan ibn Harb melawan Muhammad dan Islam.

Abu Sufyan menghimpun pasukan orang-orang Mekah dan berperang dengan pasukan Muhammad pada perang Uhud. Dalam perang ini Muhammad dikalahkan dan kehilangan banyak tentaranya, salah satu yang tewas adalah pamannya Hamzah. Isteri Abu Sufyan yaitu Hind adalah anak Utba ibn Rabiah yang mendendam karena ayahnya dibunuh dalam perang Badar, menyayat mayat Hamzah,mengeluarkan hatinya dan mau dimakan. Lima tahun kemudian Muhammad menaklukkan Mekah, karena kuatir akan keselamatannya, Abu Sufyan memeluk Islam pada malam Mekah ditaklukkan, juga anaknya Muawiyah I yang kelak menjadi kalifah. Ini menimbulkan kebencian antara clan Umayyad terhadap clan Hashimite. Kemudian hari timbul peperangan antara Muawiyah I melawan Ali, pembunuhan Husain ibn Ali beserta keluarga dan teman-temannya pada pertempuran Karbala atas perintah Yazid ibn Muawiyah.

Para ahli sejarah berpendapat bahwa penguasa dinasti Umayyad pertama adalah kalifah Uthman ibn Affann (644-656), yang kedua adalah kalifah Muawiyah. Uthman menempatkan keluarganya (nepotisme), sebagai gubernur daerah-daerah yang dikuasainya, seperti menunjuk Muawiyah sebagai gubernur Syria, Abdullah ibn Saad sebagai gubernur Mesir, Walid ibn Uqba sebagai gubernur Kufah, yang terkenal karena bila memimpin doa sambil mabok alkohol, dan menunjuk Marwan ibn al-Hakam sebagai penasehatnya.

Kelompok Ali bermusuhan dengan kelompok Aisha isteri Muhammad, Talhah, Al Zubayr, Umar, Uthman, Muawiya.

Ali memindahkan ibu kota pemerintahannya dari Medinah ke Kuf. Perang yang timbul antara dua kelompok ini adalh Fitna I (656-661), perang Unta tahun 656, Ali mengalahkan Aisha, perang Ali melawan Muawiyah dikenal sebagai perang Siffin, tidak ada yang menang dalam pertempuran ini dan dibentuk badan penengah.

Sebagian besar tentara Ali tidak setuju dengan badan penengah ini lalu mereka memisahkan diri, kelompok ini disebut sebgai Kharijites. Kelompok Ali berperang melawan kelompok Kharijites dalam perang Nahrawan. Pada tahun 661 Ali dibunuh oleh pejuang Kharijites, Muawiyah memproklamirkan diri sebagai kalifah dan memindahkan ibu kotanya ke Damaskus, Syria.

Kelompok Muawiya banyak membujuk dan menyuap tentara dan orang-orang kelompok Ali, sampai akhirnya keluarga Ali ditumpas oleh kelompok Muawiyah.

Umayyad men-transformasikan kalifah dari institusi keagamaan menjadi dinasti. Dinasti Umayyad memerintah dari Damaskus, Syria sampai tahun 750 M.

Setelah kematian Husein, terjadi persekutuan antara Ibn al Zubay di Mekah, orang-orang Medinah dan Kharijites di Basra untuk melawan Yazid. Oleh karenanya Yazid mengirim pasukan untuk mengepung Mekah yang dikenal sebagai perang Al Harra, ini mengakibatkan kerusakan dan kebakaran pada Ka’bah. Dalam pengepungan ini Yazid tewas sehingga Ibn al Zubayr menguasai Mekah. Pasukan Yazid kembali ke Damaskus dan posisi Yazid digantikan oleh Muawiya II (683-683).

Dua fraksi mengadakan oposisi yaitu fraksi Ibn al Zubayr dan Quda’a yang mendukung Marwan, keturunan Umayya dari Wail ibn Umayyah. Pasukan Marwan memenangkan perang Marj Rahit dekat Damaskus 684, dan segera Marwan menjadi kalifah.

Kemudian dinasti ini lahir kembali di Cordoba, daerah Andalusia yang sekarang adalah Spanyol dan Portugal dan memerintah selama 800 tahun. Bentuk-bentuk pemerintahannya sebagai Emirate, kalifah, taifas dan sebagai kerajaan Granada sampai abad ke 16.

Pada tahun 710 Muhammad bin Qasim dengan tentaranya berlayar dari Khaleej ke Sind dan menaklukkan Sind serta Punjab, daerah sepanjang sungai Indus Pakistan.

Selama tahun 1031 berlaku sistim Taifa didaerah Iberia, kalifah Umayyad berakhir di Iberia pada 2-1-1492, setelah Granada dibawah Muhammad XII yang dikenal sebagai Boabdil ditaklukkan dan menyerah kepada Ferdinand II dari Aragon dan Isabella I dari Castile kerajaan Katolik. Ini adalah akhir pemerintahan Islam dan dinasti Umayyad.

Umayyad (Abd al-Malik) membangun mesjid besar dengan kubah berwarna emas, The Dome of the Rock ditempat bekas bait Salomo, tempat yang dipercaya Abraham mengorbankan Ishak. Pembangunan mesjid dimulai tahun 687 M dan selesai pada 691 M. Pembangunan Dome of the Rock adalah untuk menyaingi Ka’bah di Mekah yang dikuasai Ibn al Zubayr sebagai tempat akhir menunaikan ibadah haji.

Pada tahun 634 M Umayyad menyerbu kerajaan Romawi dan Sassanid dan memperoleh kemenangan, tetapi derap maju Umayyad dihentikan oleh pasukan Romawi di Konstantinopel pada tahun 674-678 dan lagi pada tahun 717. Demikian pula Frank Charles Martel memukul mundur pasukan Islam yang menyerbu Perancis dipegunungan Pyrenes pada tahun 732. Dibagian timur kerajaan Islam menyerbu dinasti Tang di Cina, pada tahun 751 pasukan Arab memperoleh kemenangan di Samarkand, Bukhara sampai Kabul Afganistan.


Lukisan pada dinding istana Qusayr Amra, mungkin dibangun oleh kalifah Al-Walid II, menggambarkan seorang selir. Harem Umayyad memelihara banyak selir-selir yang dilatih seni suara, seni tari dan seni-seni lain untuk memuaskan pria yang memilikinya.


Abbasid 750-1258.

Kalifah Abbasid adalah keturunan dari Abbas al-Muttalib (566-662) adalah paman Muhammad yang termuda.

Abbas mengadakan gerakan perlawanan terhadap Umayyad, dia merangkul Islam Shia, mendapat dukungan dari kelompok Mawali, orang-orang Yaman dan sebagian orang-orang Arab, akhirnya mengalahkan Umayyad.

Muhammad ibn Ali salah satu cucu Abbas berkampanye untuk kembalinya kekuasaan kepada keluarga Muhammad, kelompok Hashimite di Persia selama pemerintahan Umar II. Selama pemerintahan Marwan II, Imam Ibrahim cucu Muhammad didukung oleh propinsi Khorasan, Iran memberontak tetapi dia ditangkap lalu dipenjara pada tahun 747 dan mati dalam penjara, orang-orang percaya bahwa itu dibunuh.

Abdullah yang juga disebut Abu al-Abbas as Saffah mengalahkan Umayyad di sungai Zab, kemudian memproklamirkan diri sebagai kalifah.

Kalifah dinasti Abbasid yang bermula di Haran pada tahun 750 M, kemudian memindahkan ibu kotanya dari Damaskus ke Bagdad pada tahun 762, sedangkan kelompok Umayyad yang dikalahkan kemudian pindah ke Cordoba, Andalusia, Spanyol.

Abd ar Rahman I (756), Abd ar Rahman II mengangkat dirinya sebagai Emir dan kalifah Cordoba sebagai saingan kalifah Bagdad.

Dinasti Abbasid kemudian memeluk Islam Sunni, ini menimbulkan keretakan dan konflik dengan Islam Shiah. Puncak konflik pada tahun 786 terjadi di Mekah, darah mengalir dan orang-orang Shiah pindah ke Maghreb, disana memproklamirkan kerajaan Idris. Abbasid juga membunuh-bunuhi keturunan Muhammad yang menjadi imam Shiah, antara lain Imam Jafar Sidiq.

Selama 50 tahun kelompok Idris berkuasa di Maghreb dan Aghlabids dari Ifriqiya, disusul Tulumids dan Ishidid dari Misr memerdekakan diri di Afrika.

Berber Kharajites membangun negara di Afrika Utara pada tahun 801 M. Para pemimpin Abbasid banyak mendapat tentangan, para pendukung Abbasid di Khorasan Persia memisahkan diri, membentuk kerajaan tersendiri. Harun al Rashid (786-809) kemudian menyerang Barnakids keluarga Persia dan membunuh mereka. Para gubernur yang diangkat mendapat otonomi yang lebih besar kekuasaannya dan diturunkan kepada anak cucunya.


Kerajaan Byzantium memerangi Abbasid di Syria dan Anatolia.

Operasi-operasi militer tidak begitu menonjol dan Abbasid banyak memusatkan perhatian kedalam. Masa keemasan terjadi mulai pertengahan abad ke 8 dan seterusnya. Banyak kemajuan didapatkan dalam berbagai bidang seperti pendidikan, ilmu pengetahuan, filosofi, bahasa, obat-obatan dll, nilai-nilai ini lebih dihargai dari pada pertumpahan darah martir.

Hulagu Khan menyerbu Bagdad (10 Februari 1258), menyebab-kan banyak orang kehilangan nyawa, bangunan-bangunan indah dibakar, dihancurkan, buku-buku dibuang ke sungai Tigris. Kalifah Abbasid di Bagdad Al-Musta’sim yang adalah keturunan paman Muhammad dibungkus dalam karpet, kemudian diinjak-injak oleh kuda-kuda sampai mati, seluruh keluarganya dibunuh kecuali seorang putranya dan anak perempuannya dikirim ke Mongolia sebagai budak dalam harem Hulagu.


Kalifah Fatimid 909-1171 M.

Kalifah Fatimid disebut juga al-Fatimiyyun adalah dinasti Arab Shiah yang memerintah daerah-daerah meliputi Maghreb, Mesir, Sisilia, Malta dan Levant sejak 5 Januari 909 sampai 1171.

Dinasti ini didirikan pada tahun 909 oleh Al Mahdi Billah yang merupakan keturunan Muhammad melalui putrinya Fatima as-Zahra dengan suaminya Ali ibn Abi Talib, imam Shiah yang pertama, oleh karenanya dinamai Fatimiyyun atau Fatimid.

Abdullah al Mahdi segera meluaskan kekuasaannya di Maghreb tengah, daerah-daerah ini terdiri dari negara-negara yang sekarang disebut Maroko, Algeria, Tunisia dan Lybia dimana dia memerintah dari Mahdia yang dibangun sebagai ibukota Tunisia.

Fatimid masuk ke Mesir pada tahun 900, menaklukkan dinasti Ikhshidid dan mendirikan ibu kotanya di al-Qahira (Kairo) pada tahun 969, nama ini mengacu pada planet Mars yang tampak sangat terang pada waktu pembangunan kota ini dimulai.

Dibawah Fatimid, Mesir menjadi pusat kerajaan meliputi daerah-daerah Afrika utara, Italia selatan, Sisilia, Palestina, Libanon, Syria, pantai laut Merah Afrika, Yaman dan Hejaz. Fatimid me-nempatkan orang-orang di pos pemerintahannya bukan saja kepada orang Shiah tetapi juga kepada orang Sunni yang cakap.

Fatimid juga dikenal karena karya-karya seni dan arsitektur seperti Universitas Al Azhar dan mesjid Al-Hakim.

Pada tahun 1040, Zirid gubernur Afrika Utara menyatakan merde-ka memisahkan diri dari Fatimid. Disamping itu serbuan dari Turki, kemudian Crusader membuat daerah kekuasaan Fatimid menyu-sut dan menyisakan hanya Mesir.

Pada tahun 1169, penguasa Zengid yaitu Nur ad-Din dan jendralnya Shirkuh mengepung Mesir dan merebutnya tetapi Shirkuh mati 2 bulan setelah berkuasa. Pemerintahannya dilanjutkan oleh keponakannya yaitu Saladin, ini adalah awal dari dinasti Ayyubid.


Dinasti Ottoman 1299-1922

Dinasti Ottoman di Turki dikenal sebagai Osmanli, yang berarti rumah Osman. Penguasa yang mula-mula dari dinasti ini disebut sebagai beys atau kepala suku setara dengan emir atau gubernur.

Pendiri dari dinasti Ottoman adalah Osman I. Gelar Sultan yang pertama digunakan oleh Murad I yang memerintah dari tahun 1359-1389.

Sultan adakah penguasa tunggal dan absolut dalam negara, pemerintahan dan pengadilan tertinggi. Gelar Sultan ini lebih tinggi dari gelar emir, malik, raja atay shah (Persia). Sultan memiliki istana Topkapi yang adalah rumah harem untuk pelesiran.

Pada 29 Mei 1453 Contantinople ditaklukkan dan Ottoman menjadi kerajaan dengan Sultan Mehmed II yang menggunakan gelar (gelar Persia), yang artinya tuan atas raja-raja.

Sultan Mehmed II juga menobatkan dirinya menjadi kaisar Romawi, Khan dari para Khan, grand Sultan dari Anatolia dan Rumelia, kaisar dari tiga kota Constantinople, Edirne dan Bursa, tuan atas dua tanah dan dua lautan, penguasa jagat raya.

Sultan Ottoman juga menjabat sebagai kalifah Islam, dimulai dari Sultan Selim I yang menjadi kalifah Islam setelah kematian kalifah Abbasid terakhir dari Kairo yaitu Al-Mutawakkil III.


Penguasa terakhir dari kerajaan Ottoman adalah Sultan Mehmed VI dan kalifah Abdulmecid II adalah kalifah terakhir.

Pada tanggal 19-11-1922 kerajaan Ottoman dan kalifah berakhir, digantikan republik Turki.


Kalifah terakhir Abdulmecid II.

Pembantaian Ottoman.

Sejarah kaum Ottoman Turki sangat terkenal atas kekuasaan pemerintah mereka yang berakibat pembantaian-pembantaian keji yang dilakukan secara merata terhadap banyak bangsa di Eropa.

Sultan-sultan Ottoman adalah penguasa yang terkenal keke-jamannya yang membunuh siapapun yang tidak mematuhi mereka atau yang tidak mau membayar zakat kepada sultan di Istambul.

Selama empatratus tahun mereka banyak melakukan pembantaian terhadap rakyat semua negara yang mereka jajah.


Genocide di Armenia oleh penjajah Ottoman.

Sejak perebutan Cilicia oleh Seljuk Turki pada tahun 1071, pertempuran Manzikert, Armenia tunduk dibawah kekuasaan Turki dan berlanjut sampai kerajaan Ottoman 1300-1923. Armenia adalah negara Kristen.

Ottoman memberlakukan hukum syariah di Armenia dan seluruh jajahannya, memperlakukan penduduk non-Muslim sebagai dhimmi, mereka dilecehkan sebagai warga kelas dua, harus membayar pajak dhimmi dan dilarang berpartisipasi dalam bidang politik. Mereka dibenci oleh muslim Turki.

Ottoman menjarah harta benda, tanah penduduk, memperkosa para wanitanya, mengusir masyarakat dari desa tanah air mereka. Mereka juga dipaksa memilih Islam atau mati, oleh karena itu propinsi-propinsi selatan Armenia menjadi propinsi mayoritas muslim yang kemudian diserap Turki.


Ketika Sultan Abdul Hamid berkuasa dia mengadakan program “ethnic cleansing” mulai tahun 1894 dan ber-langsung selama 30 tahun. Pembantaian massal Hamidian 1894-1896, 1909, 1915-1918, dan 1920-1922 penduduk Armenia dibabat habis tanpa ampun.

Bulan Desember 1895, 8000 orang Armenia dibantai seperti hewan di Urfa, para lelaki dibunuh dalam upacara tradisional Islam membantai hewan seperti membunuh kurban Idul Adha. Mereka dibaringkan pada punggung mereka, dipegang tangan dan kaki mereka kemudian leher digorok sambil diiringi pembacaan ayat-ayat Kursi.


Fatwa yang dikeluarkan pada tahun 1915 memutuskan agar dilakukan jihad terhadap bangsa non-Muslim Armenia.

Tanggal 24 April 1915, menteri dalam negeri memerintahkan penahanan para pemimpin politik Armenia, ribuan dieksekusi di tempat tanpa diadili terlebih dahulu.


Satu bulan kemudian 1,1 juta orang dideportasi katanya mereka direlokasi ke koloni pertanian, faktanya ini taqiyyah (tipudaya) , mereka diter-lantarkan di gurun pasir tanpa persediaan pangan dan air. Siapa yang memeluk Islam tidak dideportasi, maka sekitar 200.000 orang Armenia menjadi muslim.

Berjalan tanpa sepatu melewati gunung dan gurun pasir Der El Zor, tanpa pangan dan air, anak-anak dan perempuan diperkosa dan dibunuh oleh para penjaga Turki dan penduduk Kurdi setempat, sisanya mati karena lapar, haus atau penyakit, lelaki yang tersisa dibunuh secara massal, ratusan wanita muda dan juga bayi-bayi melemparkan diri ke jurang/sungai, anak-anak perempuan dijual untuk dikawinkan dengan penduduk Kurdi. Yang dibiarkan hidup dipaksa bekerja memperpanjang rel kereta api, menghancurkan batu-batu dan menggali gunung Taurus.

Ada 60.000 orang Armenia terdampar di kawasan Aleppo. Mereka yang tidak mati kemudian dibantai.

Pada tahun 1915 bangsa Armenia masih bisa ditemukan dikota-kota besar seperti Van, Bitlis, Erzerum, Kharperts, Sivas, Trebizond, Konya, Kayseri, Adana, Izmir, Bursa, Edirne dll, namun setelah genocide sistematik itu, penduduk Armenia Turki hanya terbatas pada Konstantinopel.

Rakyat Armenia mempunyai identitas Kristen yang kuat mulai abad-abad pertama, pada tahun 301 M, raja Armenia memutuskan bahwa negaranya menjadi negara Kristen pertama di dunia.

Bangsa Armenia berpartisipasi dalam segala aspek kehidupan Ottoman dan memberi sumbangan besar pada perdagangan, industri, arsitektur, kesenian dan musik Turki. Tetapi Turki memberi balasan kehancuran total yang berdarah bagi bangsa tua dan beradab ini.

Selama 10 abad tirani Turki, wanita-wanita Armenia yang bermata biru dan berkulit putih dijadikan tawanan, yang paling cantik menghuni harem-harem sultan, yang lainnya dijadikan budak seks oleh penguasa. Keturunan tawanan-tawanan wanita Armenia inilah yang selama berabad-abad mengakibatkan perbaikan keturunan bagi orang-orang muslim Turki, mereka mempunyai raut wajah Caucasian kulit putih yang seperti sekarang sering terlihat pada wanita dan pria Turki, mereka tampak lebih cantik dan tampan. Namun mereka telah lupa sama sekali akan nenek moyang mereka. Taktik ini memang selalu terjadi pada wanita-wanita yang tanah airnya diduduki muslim.

Tahun 1923 penduduk Armenia sebanyak 2 juta, sekitar 1,5 juta orang mati, 200.000 memeluk Islam tinggal di Turki, dan sisanya lari ke Barat tersebar di 195 negara, tinggal dekat Aleppo dan disekitar Jiser al Shoughor.

Orang Armenia menyebut ini adalah Golgotta mereka, para pembunuh itu bebas dari hukuman dan tidak mendapat sanksi apapun. Tahun 2005 Armenia memperingati tahun ke-90 Golgotha mereka dan mereka berharap penderitaan mereka diakui oleh dunia secara luas.

Spanyol bebas dari negara Islam tahun 1492, tetapi tiga abad kemudian bajak laut Muslim dari Afrika Utara memburu orang-orang Kristen di sepanjang pantai Mediterania dan Eropa. Orang-orang Kristen dibunuh, ditawan, diperbudak dan dimintakan tebusan termasuk Miguel de Cervantes, seorang penulis Spanyol.


Miguel de Cervantes (1547-1616).

Penulis Spanyol terkenal, yang menulis Don Quixote de la mancha.
Ditawan bajak laut Muslim tahun 1575 dalam perjalanan dari Italia ke Spanyol. Teman-temannya mengumpulkan uang te-busan dengan berhutang kesana kemari, tahun 1580 Cervantes bebas tetapi langsung bangkrut dan hutangnya setumpuk.


Dalam kurun waktu ± 50 tahun, cucu Muhammad sendiri menjadi korban filosofi kekerasan yang dibuat Muhammad.

Sejak tahun 660, Islam terpecah:
1. Pengikut Ali -> SHIAH.
2. Pengikut Muawiya -> SUNNI .


El-Hahashen.

Kelompok Muslim Shiah yang sangat fanatik, mereka menghisap hashish (ganja) sebelum melakukan tugas-tugas bunuh diri (timbul pada abad ke-11).

Gerakan ini tumbuh cepat, melakukan banyak pembunuhan di Persia dan Irak. Pada awal abad ke-12 menjadi momok di kawasan Timur Tengah.


Ibn Taymiyah.

Pada awal abad ke-14 tampil pemimpin Sunni yang berpengaruh, ia bertempur melawan serbuan Mongol di Syria (1299-1303). Ibn Taymiyah mengajarkan bahwa Mongol Muslim bukan Muslim yang sebenarnya.

Prinsip:
1. Muslim harus menolak, memerangi dan menumbangkan peme-rintah Islam yang tidak memerintah berdasarkan hukum Islam.
2. Muslim harus melakukan jihad terhadap siapapun yang kepercayaannya berbeda dengan Islam, khususnya terhadap Yahudi dan Kristen.

Terorisme sekarang akibat dari pola pikir seperti diatas.


Gerakan Wahhabi.

Muhamad ibn Abd al-Wahhab (1703-1792) mendirikan gerakan Wahhabi yang menumbangkan pemerintahan Turki di Arab dan mendirikan pemerintahan 100% Islam. Keluarga raja Arab Saudi adalah keturunan Abdul Azis bin Saud penasehat politik Wahhab.

______________________________________


Fatwa Genocida Palestina Oleh Rabbi Zionist dan Salafy Wahaby
http://mujahid-aqli.blogspot.co.id/2010/09/fatwa-genocida-palestina-oleh-rabi.html

Mendekati hari Al Quds pada jumat terakhir di bulan suci Ramadhan 1431H ini, Seorang Rabbi zionist telah membuat pernyataan yang kontroversial mengenai rakyat Palestina dan keberadaan mereka saat ia mengisi majelisnya di sebuah sinagog di kota jerusalem. Rabi tersebut berkata bahwa "Palestanian layak untuk di lenyapkan" sebagaimana seperti yang di lansir media media israel dan timur tengah ditengah upaya palsu mereka atas upaya perdamaian timur tengah.

Ovida Yosef berkata dengan lantang dan di siarkan media lokal bahwa : "Palestina dan para pemimpinnya harus di lenyapkan serta pantang bagi mereka untuk di kasihani"

Setelah sebelumnya dalam pernyataan terbukanya juga di tahun 2001 Rabi zionist ini juga mengatakan (bahasa halus menganjurkan) : "Adalah lebih baik bila kita kirimkan mereka rudal dan membinasakan mereka (rakyat palestina) karena mereka adalah masyarakat terkutuk"

Haaretz merekamnya :

Shas spiritual leader: Abbas and Palestinians should peris 
http://www.haaretz.com/israel-news/shas-spiritual-leader-abbas-and-palestinians-should-perish-1.310800

Spiritual leader Rabbi Ovadia Yosef denounced upcoming peace talks with the Palestinians, which are set to start September 2 in Washington, and called for Palestinian Authority President Mahmoud Abbas to "perish from this world," Army Radio reported overnight Saturday.

"Abu Mazen and all these evil people should perish from this world," Rabbi Ovadia was quoted as saying during his weekly sermon at a synagogue near his Jerusalem home. "God should strike them with a plague, them and these Palestinians."

The Shas spiritual leader also called the Palestinians "evil, bitter enemies of Israel" during his speech, which is not the rabbi's first sermon to spark controversy.

In 2001, the spiritual leader of the ultra-Orthodox faction gave a speech in which he also called for Arabs' annihilation.

"It is forbidden to be merciful to them," he was quoted as saying. "You must send missiles to them and annihilate them. They are evil and damnable."

The Palestinian Authority had condemned the speech as racist and inciteful.

Meanwhile, Interior Minister Eli Yishai, also from Shas, earlier this week also remarked on the forthcoming peace talks with the Palestinians, saying that Shas would oppose extending the West Bank settlement building freeze due to expire in late September.

Yishai has suggested that Israel would continue construction in the main settlement blocs likely to remain part of Israel in the framework of a peace deal, but freeze construction in outposts or more remote settlements.

Namun yang menarik fatwa Anjuran ini sebelumnya juga di dukung oleh Ulamanya Wahaby Asy Syaikh Muqbil bin Haadi seorang ulama jebolan lajnah daimmah yang dilansir dari situs mereka salafy.or.id

Hamas adalah kelompok jihad yang menyimpang (Sumber: http://salafy.or.id)


Asy Syaikh Muqbil bin Haadi

Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang kelompok Jihad Islam dan pergerakan Hamas di tanah Arab Palestina yang kini dijajah ?

Jawaban : (Maka Syaikh Muqbil menjawab dalam Tuhfatul Mujiib 145), "Semoga Allah merahmatinya, perihal Hamas, maka (Hamas) ini merupakan suatu Hizbi/Kelompok. Mereka tidak memerintahkan kebajikan dan mereka tidak mencegah dari kemungkaran. Justru mereka menyalahkan dan menghalangi Ahlus Sunnah.

Dan jika mereka menerima bantuan atau pertolongan, maka sungguh akan melakukan seperti yang dilakukan dalam Afghanistan (atas Ahlussunnah), dengan masing-masingnya memutar senjata mesin dan meriam mereka (Hamas) menyerang pada yang lain (Ahlusunnah).

Artikel asli :

 سئل الشيخ مقبل رحمه الله كما في تحفة المجيب ص 145:" ما رأيكم في الجهاد الإسلامي وحركة المقاومة الإسلامية حماس في الأراضي العربية المحتلة في فلسطين فأجاب رحمه الله تعالى :أما جماعة حماس فهي جماعة حزبية لا تأمر بمعروف ولا تنهى عن منكر

وتنكر على أهل السنة ولو حصل لهم نصر لفعلوا كما فُعل في أفغانستان يوجه بعضهم إلى بعض المدفع والرشاش لأنهم ليسوا على قلب واحد

(Artikel asli http://www.sahab.net/sahab/showthread.php?s=67a40fb39254725e880dec4bf1b75df6&threadid=295768. تحفة المجيب ص 145:)
_________________________________


Mari kita kembali ke Karbala:
Mungkin ini adalah kesempatan terakhir bagi Imam Husein as. untuk bisa menatap wajah-wajah putri kecilnya. Ia berkata : wahai Sukaenah, Fathimah, dan Ummu Kulsum terimalah salam perpisahan dari ayah kalian. Sukaenah pun berkata lirih : wahai ayah apakah engkau menyerah kepada maut ? Imam Husein as. menjawab : wahai cahaya mataku bagaimana ayah tidak menyerah kepada maut, sementara tidak ada lagi seorangpun penolong dan pembela. Lantas Sukaenah berkata : wahai ayah bawalah kembali kami ke kota kakek kami. Imam as. menjawab : andaikan seekor burung diletakkan disana, maka ia akan tertidur. Sukaenah pun mengangis tersedu-sedu lalu menghampiri sang ayah dan memeluknya erat-erat. Melihat ini para wanita yang berada dikemah tak kuasa menahan tangis. Imam Husein as. pun berusaha menghentikan tangisan mereka.

Setelah selesai melakukan perpisahan dengan keluarga tercintanya, Imam Husein as. pun bergerak dengan gagah berani menyambut tantangan musuh, walau di pihaknya tinggal dia sendiri. Dia tidak gentar dan tidak sedikitpun ada rasa takut dalam hatinya. Ia menyambut kematian bak menyambut sesuatu yang sangat berharga. Syahadah adalah cita-cita tertingginya. Terang saja ia adalah putra singa arab, pendekar kaum Quraisy, Ali as. sang haidar yang dengan sebelah tangan ia angkat pintu khaibar. Dengan langkah pasti Husein as. Menuju medan laga. Namun, seketika langkahnya terhenti ketika terdengar suara kecil memanggilnya; ayah !.. ayah !..

Sukaenah keluar dari kemah dan berlari menuju ke arahnya Imam Husein as. berkata : ada gerangan apa wahai puntriku ? Sukaenah berkata : wahai ayah sebelum engkau pergi ada satu permintaan yang ingin aku ajukan kepadamu apakah engkau mau mengabulkan permintaanku ini ?. Imam as. berkata : tentu wahai putriku sampaikanlah permintaanmu itu. Wahai ayah tandas Sukaenah dengan nada lirih dan diringi isak tangis. Sebelum engaku pergi, maukah engkau mengusap kepalaku ? Mendengar itu imam Husein as. tersentak keheranan dan berkata : wahai putriku kenapa engkau meminta ayah melakukan itu, engkau bukanlah anak yatim, aku ayahmu masih ada disisimu. Sukaenah dengan tersendat-sendat berkata : wahai ayah! Memang engkau masih berada disisiku, akan tetapi aku tahu bahwa sebentar lagi engkau akan pergi untuk selamanya. Al-Husein pun tak kuasa menahan tangis dan iapun memeluk tubuh kurus putrinya. Ia teringat ketika Muslim bin Aqil syahid, ia berkunjung ke keluarga Muslim dan menghampiri putri kecil Muslim serta mengelus kepalanya. Putri kecil itu berkata : wahai paman kenapa engkau mengusap kepalaku, aku ini bukan anak yatim, ayahku masih hidup ia sedang pergi jauh dan ayah berkata bahwa ia akan kembali secepatnya. Dan kini putrinya Sukaenah memintanya untuk mengusap kepalanya sementara ia masih ada. Seraya iapun mendendangkan syair:

Ketahuilah! akan panjang masa setelahku wahai sukaenah
Tangisan darimu ketika kematian menjemputku
Jangan kau bakar hatiku dengan tetesan air matamu
Selama ruh masih berada di jasadku
Maka jika aku terbunuh nanti, engkaulah yang paling layak
Untuk menangisiku wahai sebaik-baiknya wanita !


Sukaenah merupakan salah satu putri kecil diantara sekian putra serta putri yang berada di karbala. Karbala, tempat berkecamuknya perang, tempat tangan dan kepala terpisah dari badan. Putra-putri kecil itu masih sangat lemah jiwanya untuk bisa menanggung beban perang. Mereka masih sangat kecil untuk menahan beban berat ini. Mereka masih belum kuat menyaksikan tangan dan kepala ayah-ayah mereka terpisah dari badan. Putra-putri kecil itu belum sanggup menyaksikan perlakuan-perlakuan yang tak berprikemanusiaan pasukan Yazid terhadap ayah-ayah mereka.

Akan tetapi semua beban itu mereka alami di karbala. Mereka menyaksikan tangan dan kepala ayah-ayah mereka terpisah dari badannya. Pasukan Yazid yang tidak berprikemanusiaan itu, bahkan tega menyiksa dan membunuh anak-anak kecil. Anak-anak kecil yang tidak berdosa kecuali hanya karena mereka keluarga suci Nabi saw. Membunuh dan menyiksa anak kecil adalah kejahatan yang peling besar. Tidak ada satu agama, kaum serta madzhab pun yang membolehkan penyiksaan terhadap anak-anak yang tidak berdaya. Ketika anak kecil melakukan kesalahan, ia tidak dihukum melainkan hanya diperingati. Akan tetapi mereka telah membunuh dan menyiksa anak-anak kecil yang tak berdosa dan tak berdaya. Mereka telah melakukan kejahatan yang paling buruk dan telah melakukan dosa yang teramat besar.

Seorang manusia yang membunuh anak kecil yang tak berdaya pada hakekatnya bukanlah manusia. Ia lebih buas dari pada srigala, lebih beracun dari pada ular dan lebih najis dari pada anjing serta babi. Dalam undang-undang perburuan, tidak diperbolehkan memburu dan membunuh hewan yang masih kecil. Akan tetapi pasukan Yazid telah melanggar aturan-aturan kemanusiaan, mereka mengejar-ngejar, memburu, menyiksa dan mebunuh manusia-manusia yang masih kecil itu. Anak-anak kecil yang lebih suci dari pada cahaya, tangan anak kecil itu belum sanggup membawa senjata, belum bisa menarik anak panah. Akan tetapi mereka tega memotong tangan-tangan mungil itu.


Bocah-bocah Syahid.

Abdullah bin Hasan adalah salah satu anak kecil yang berada di karbala. Ia sudah yatim ketika masih dalam kandungan ibunya, ia dibesarkan oleh pamannya ( Al-Husein as. ) dan sekarang sudah berumur sepuluh tahun. Imam Husein as. telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang, seolah putranya sendiri. Setelah beberapa saat pamannya pergi ke medan perang, Abdullah mulai gusar. Ia khawatir dengan keadaan sang paman, jangan-jangan… . ia tidak kuasa menahan kekhawatirannya, ia pun berlari menuju kearah dimana pamannya tadi pergi. Ketika sampai dikerumunan pasukan Yazid langkahnya terhenti, matanya menuju kearah setumpukan hitam yang dikelilingi pasukan. Ia melangkah pelan menuju kearahanya, tersentak seketika, tatkala ia melihat bahwa tumpukan hitam itu adalah pamannya Imam Husein as. dengan darah disekujur tubuhnya dan badan yang tercabik-cabik. Ia pun terjatuh ketanah, tubuhnya lemas dan tak berdaya tak percaya kalo tubuh itu adalah tubuh paman yang sangat disayanginya. Abdullah menangis histeris memanggil-manggil pamannya.

Ketika melihat Abdullah, Imam Husein as. memanggil saudarinya Zainab dan menyuruhnya untuk menahan Abdullah agar tidak melanjutkan langkahnya. Zainab berusaha menahan Abdullah, akan tetapi Abdullah berontak dan berteriak : demi Allah aku tidak akan meninggalkan pamanku sendirian. Iapun berhasil lepas dari pelukan Zainab dan berlari menuju tubuh Al-Huseian as. dan memeluknya. Sementara salah seorang pasukan Yazid mengayunkan pedang hendak menebas tubuh Al-Husein as. Abdullah berdiri dan berkata : apakah kamu akan membunuh pamanku? Ia halangi Al-Husein dan ia jadikan tangan kecilnya sebagai tameng pamannya. Tidak disangka, jauh dari naluri kemanusiaan, laki-laki tersebut menebaskan pedangnya dan mengenai tangan mungil itu. Abdullah menjerit kesakitan, tangannya hampir putus dan menggantung ketanah. Ia menangis dan memanggil-manggil ibunya. Imam Husein as. dengan sisa tenaganya memeluk tubuh keponakannya dan menengadah ke langit mengadukan perbuatan ummat kakeknya terhadap keluarga sucinya. Pasukan Yazid menebas kepala Abdullah dan iapun syahid menjemput ayah tercintanya ( Al-Hasan as. ). Ia berhasil menjalankan sumpahnya terhadap bibinya bahwa ia tidak akan meninggalkan pamannya sendirian.

Muhammad tiga tahun lebih kecil dari Abdullah, ia adalah cucu dari Aqil. Muhammad tidak ikut berperang akan tetapi ia salah satu dari para syuhada di karbala. Ketika Imam Husein as. telah syahid, pasukan Yazib menyerbu ke kemah yang di dalamnya hanya terdapat para wanita dan anak-anak. Mereka menyerbu kemah untuk menawan para wanita dan merampas apa saja yang mereka bawa. Muhammad karena ketakutan ia keluar dari kemah dan tak tahu harus lari kemana. Ia pun lepas dari awasan para wanita, semua kalang kabut, berlarian, panik, api, asap, debu… Tapi sungguh tidak disangka, tidak ada kasih sayang, tidak berprikemanusiaan… Muhammad memegang salah satu tiang kemah, sepuluh penunggang kuda menuju kearahnya salah satunya Hani Al-Hadhrami mendekat, makin mendekat dan … mereka membelah badan kecil itu menjadi dua. Anak yang tak berdaya itu mengapa harus menjadi sasaran kebiadaban pasukan Yazid ????

Bahkan, lebih kecil dari itu pun mereka bunuh. Ali bin Husein as. bayi yang masih menyusui itu pun ternyata menjadi sasaran panah pasukan Yazid. Bayi yang tak berdaya, tak mampu membela diri, ia tidak bisa berperang akan tetapi ia berhasil mengurangi satu anak panah musuh. Bayi yang memiliki ibu bernama Rubab dan kakak yang bernama Sukaenah, Imam Husein as. sangat menyayangi keduanya. Disela-sela perang Imam Husein menyempatkan diri untuk menengok putranya itu. Ia kembali ke kemah dan meninta Zainab untuk membawakan putranya itu. Al-Husein as. menggendong sang putra dan menciuminya, namun… seketika anak panah melesat dan mengarah ke leher halus bayi itu. Bayi pun mengerang dan darah menyembur dari lehernya. Al-Husein as., Zainab serta semua yang ada dikemah histeris melihat kejadian itu. Al-Husein as. mengambil darah itu dan mengrahakannya kelangit seraya berkata :

“Ya Allah ! aku persembahkan darah ini kepadaMu. Darah ini tidak lebih sedikit dari darah sembelihan hewan. Jika saat ini engkau tidak menghendaki kami untuk menang, maka berikan kemenangan untuk ummat yang akan datang. Ambillah pembalasan atas darah-darah kami yang di hamburkan oleh kaum yang dhalim”.

“Wahai yang maha pengasih ! satu hal yang membuat musibah ini menjadi mudah bagi kami, yaitu karena Engkau melihat semua ini”.

Sekian.

(Mashumah/Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: