Artikel ini ditulis tanggal 5-8-2011
_________________________
Iran (atau Persia) (bahasa Persia: ایران) adalah sebuah negara Timur Tengah yang terletak di Asia Barat Daya. Meski di dalam negeri negara ini telah dikenal sebagai Iran sejak zaman kuno, hingga tahun 1935 Iran masih dipanggil Persia di dunia Barat. Pada tahun 1959, Mohammad Reza Shah Pahlavi mengumumkan bahwa kedua istilah tersebut boleh digunakan. Nama Iran adalah sebuah kognat perkataan “Arya” yang berarti “Tanah Bangsa Arya”.
Iran berbatasan dengan Azerbaijan (500 km) dan Armenia (35 km) di barat laut dan Laut Kaspia di utara, Turkmenistan (1000 km) di timur laut, Pakistan (909 km) dan Afganistan (936 km) di timur, Turki (500 km) dan Irak (1.458 km) di barat, dan perairan Teluk Persia dan Teluk Oman di selatan.
Pada tahun 1979, sebuah Revolusi Iran yang dipimpin Ayatollah Khomeini mendirikan sebuah Republik Islam teokratis sehingga nama lengkap Iran saat ini adalah Republik Islam Iran (جمهوری اسلامی ایران).
Berikut sebagian foto-foto keindah kota dan desa-desa di Iran, sungguh menakjubkan sebuah negara jika kita pandang dari sudut yang baik-baiknya saja, begitu juga indonesia, jika kita pandang dari sudut yang baik-baiknya..? pasti tak kalah menariknya dari kota-kota lain di dunia, silahkan lihat-lihat gambarnya dulu, nanti kita kesana kalau mereka peresmian nuklirnya: hehehe
Peluncuran rudal di dekat Kota Qom,Iran
Reaktor nuklir di Natanz, Iran.
Cottage in northern Iran Pondok di utara Iran
Uramanat – North-Western Iran -Uramanat – Iran Barat Laut
Izeh – South-Western Iran
Layalestan – Gilan, Northern Iran
Bagh-e Eram Palace & Gardens – Shiraz
Oroomieh Lake – North-Western Iran -Oroomieh Danau – Iran Barat Laut
Winter night in Isfahan
Vank Cathedral – Isfahan , Iran
Museum of Fine Arts – Tehran , Iran
Shahzadeh Gardens -Mahan – Kerman
Shahzadeh Gardens -Mahan – Kerman
Waterfalls near Shiraz – Iran -Air terjun dekat Shiraz – Iran
Chehel Sotoun Palace Pavilion – Isfahan
Aali Gaapou – Isfahan, Iran
Lahijan – Guilan Province , Iran
Asalem – Khalkhal – Northern Iran
Niasar – Isfahan, Iran
Pear Orchard – Shiraz Pear Orchard – Shiraz
Parandegan Park di Isfahan
Sebuah Danau di Guilan tenang, Northern Iran
Latian Danau dekat Teheran
Margoon air terjun
Pinggiran dari Shiraz – Iran
Oroumieh Lake – NW Iran
Ramsar – Northern Iran
White Bridge – Ahwaz, Iran Selatan-Barat
Chahar Bagh Avenue – Isfahan
Arg-e Kola Farangi – Birjand, Iran
Kedai teh tradisional outdoor Persia
Saayeh khosh – Iran Selatan
Provinsi Sistan & Baluchestan
Sobatan Village – Ardebil
Geografi.
Iran berbatasan dengan Azerbaijan (panjang perbatasan: 432 km) dan Armenia (35 km) di barat laut, Laut Kaspia di utara, Turkmenistan (992 km) di timur laut, Pakistan (909 km) dan Afganistan (936 km) di timur, Turki (499 km) dan Irak (1.458 km) di barat, dan akhirnya Teluk Persia dan Teluk Oman di selatan. Luas tanah total adalah 1.648.000 km² (daratan: 1.636.000 km², perairan: 12.000 km²).
Lansekap Iran didominasi oleh barisan gunung yang kasar yang memisahkan basin drainage atau dataran tinggi yang beragam. Bagian barat yang memiliki populasi terbanyak adalah bagian yang paling bergunung, dengan barisan seperti Pegunungan Kaukasus, Pegunungan Zagros dan Alborz, yang terakhir merupakan tempat titik tertinggi Iran, Gunung Damavand pada 5.604 m. Sebelah timur terdiri dari gurun di dataran rendah yang tak dihuni seperti Dasht-e Kavir yang asin, dengan danau garam yang kadang muncul.
Ladang lapang luas ditemukan di sepanjang pesisir Laut Kaspia dan di ujung utara Teluk Persia, di mana Iran berbatasan dengan sungai Arvand (Shatt al-Arab). Plain yang lebih kecil dan terputus ditemukan di sepanjang pesisir Teluk Persia, Selat Hormuz, dan Laut Oman. Iklim Iran kebanyakan kering atau setengah kering, meskipun ada yang subtropis sepanjang pesisir Kaspia. Iran dianggap sebagai salah satu dari 15 negara yang membentuk apa yang disebut sebagai tempat lahirnya kebudayaan manusia.
Iklim.
Lanskap Iran memiliki beberapa iklim yang berbeda. Di sisi utara negeri itu (dataran pesisir Kaspia) suhu amat rendah membekukan dan tetap lembab selama beberapa tahun terakhir. Suhu musim panas jarang mencapai 29 °C. Penguapan tahunan adalah 680 mm di bagian timur dataran dan lebih dari 1700 mm di sisi barat dataran. Di barat, permukiman-permukiman di lereng Pegunungan Zagros mengalami rendahnya suhu. Daerah-daerah itu memiliki musim dingin yang hebat, dengan rerata suhu harian membekukan dan curah saljunya keras. Lembah timur dan tengahnya kering, yang curah hujannya kurang dari 200 mm dan bergurun. Suhu musim panas rata-rata melebihi 38 °C. Dataran pesisir Teluk Persia dan Teluk Oman di Iran selatan memiliki musim dingin yang sejuk dan mengalami musim panas yang lembab dan panas. Penguapan tahunan berkisar dari 135 mm hingga 355 mm.
Ekonomi.
Ekonomi Iran adalah campuran Ekonomi Perencanaan Sentral dengan sumber minyak dan perusahaan-perusahaan utamanya dimiliki pemerintahan, dan juga terdapat beberapa perusahaan swasta. Pertumbuhan ekonomi Iran stabil semenjak dua abad yang lalu.
Pada awal abad ke-21, persenan sektor jasa dalam pengeluaran negara kasarnya, PNK, adalah yang tertinggi, diikuti dengan pertambangan dan pertanian. 45% belanja negara adalah hasil pertambangan minyak dan gas alam, dan 31% dari cukai. Pada 2004, PNK Iran diperkirakan sebanyak $163 milyar atau $2.440 per kapita.
Rekan dagang Iran adalah Cina, Rusia, Jerman, Perancis, Italia, Jepang dan Korea Selatan. Sementara itu, semenjak lewat 90-an, Iran mulai meningkatkan kerjasama ekonomi dengan beberapa negara berkembang termasuk Suriah, India dan Afrika Selatan.
Komunikasi dan pengangkutan.
Peta menunjukkan jalan raya dan jalan kereta api utama di Iran.
Jaringan jalan raya di Iran adalah salah satu yang terbaik di dunia, dan menghubungkan kota-kota utama dan kawasan-kawasan luar kota. Pada 2002, Iran mempunyai 178.152 km jalan raya dan 66% beraspal. Sementara itu terdapat 30 pengguna kereta bagi setiap 1000 penduduknya. Jalan KA di Iran sepanjang 6.405 km (3.980 mil). Pelabuhan utama Iran ialah pelabuhan Bandar Abbas yang terletak di Selat Hormuz. Pelabuhan ini dihubungkan dengan sistem jalan raya dan jalan kereta api untuk pengangkutan kargo. Jaringan kereta api Tehran-Bandar Abbas dibangun pada 1995 yang menghubungkan Bandar Abbas dengan seluruh Iran dan Asia Tengah melewati Tehran dan Mashad. Pelabuhan-pelabuhan lain ialah pelabuhan Bandar Anzali di Laut Kaspia, pelabuhan Bandar Turkmen juga berhadapan dengan Laut Kaspia, dan pelabuhan korramshahr dan pelabuhan Bandar Khomeyni di Teluk Parsi. Kota-kota utama di Iran juga dihubungkan dengan Pengangkutan Udara. Iran Air adalah maskapai penerbangan kebangsaan Iran yang bertanggung jawab dalam pengangkutan udara di Iran dan luar Iran. Sistem transit pula terdapat di semua bandar-bandar utama sedangkan Tehran, Mashad, Shiraz, Tabriz, Ahwaz dan Isfahan sedang dalam proses membangun jalan kereta api bawah tanah.
Pembagian administrasi.
Iran terbagi atas tiga puluh provinsi yang diperintah seorang gubernur (استاندار, ostāndār). Peta di sebelah tidak menunjukkan provinsi Hormozgan, (#20 di dalam daftar) yang merupakan sebuah pulau:
1. Tehran
2. Qom
3. Markazi
4. Qazvin
5. Gīlān
6. Ardabil
7. Zanjan
8. Azarbaijan Timur
9. Azarbaijan Barat
10. Kurdistan
11. Hamadān
12. Kermanshah
13. Īlām
14. Lorestān
15. Khūzestān
16. Chaharmahal dan Bakhtiari
17. Kohgiluyeh dan Boyer-Ahmad
18. Bushehr
19. Fārs
20. Hormozgān
21. Sistan dan Baluchestan
22. Kermān
23. Yazd
24. Isfahan
25. Semnān
26. Māzandarān
27. Golestān
28. Khorasan Utara
29. Razavi Khorasan
30. Khorasan Selatan
Demografi.
Persebaran agama di Iran.
Iran adalah sebuah negara yang berbilang suku dan agama. Etnik mayoritas ialah etnik Persia (51% dari rakyatnya,) dan 70% rakyatnya adalah bangsa Iran, keturunan orang Arya. Kebanyakan penduduk Iran bertutur dalam bahasa yang tergolong dalam keluarga Bahasa Iran, termasuk bahasa Persia. Kumpulan minoritas Iran ialah Azeri (24%), Gilaki dan Mazandarani (8%), Kurdi (7%), Arab (3%), Baluchi (2%) Lur (2%) Turkmen (2%), dan juga suku-suku lain (1%). Penutur ibu Bahasa Iran diperkirakan sebanyak 40 juta di Iran, dan jumlah keseluruhannya (merangkumi negara-negara lain) adalah 150-200 juta.
Penduduk Iran pada tahun 2006 ialah 70 juta. Sebanyak dua pertiga jumlah penduduknya di bawah umur 30 tahun dan persenan penduduk yang melek huruf 86%. Tingkat pertambahan penduduknya semenjak setengah abad yang lalu tinggi dan diperkirakan akan menurun di masa depan.
Kebanyakan penduduk Iran adalah muslim, di mana 90% Syiah dan 8% Sunnah Wal Jamaah. 2% lagi adalah penganut agama Baha’i, Mandea, Hindu, Zoroastrianisme, Yahudi dan Kristen. Zoroastrianisme, Yahudi dan Kristian diakui oleh pemerintah Iran dan turut mempunyai perwakilan di parlemen. Agama Baha’i tidak diakui.
Kota-kota utama
Iran mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk di kawasan kota tertinggi di dunia. Dari tahun 1950 hingga tahun 2002, persenan penduduk kota meningkat dari 27% hingga 60%[1][2]. PBB memperkirakan pada tahun 2030, populasi di kota akan mencapai 80% dari jumlah keseluruhan penduduk Iran[2]. Tumpuan migrasi dalam negeri pula ialah Teheran yang merupakan kota terbesar di Iran. Teheran mempunyai penduduk sebanyak 7.160.094 dan kawasan metropolisnya pula sebanyak 14 juta. Kebanyakan industri Iran bertumpu di kota ini. Di antaranya ialah industri otomobil, elektronik dan listrik, pembuatan senjata api, tekstil, dan industri kimia. Berikut adalah 8 kota terbesar Iran beserta jumlah penduduknya.
Sifa Sanjurio
Perempuan asli Cianjur Jawa Barat Indonesia yang sedang kuliah di University of Tehran, Iran, Jurusan Politik Iran. Sebelumnya kuliah di UI jurusan Politik Timur Tengah, sebelumnya lagi kuliah di UIN Jakarta jurusan Theologi… Bercita cita ingin membahagiakan Ummi tercinta… Wish me Luck yaaaaa
Sifa Sanjurio dan Timnas “Garuda Indonesia” di Iran
REP | 21 August 2011
Senang sekali ketika mendengar kabar bahwa Timnas Garuda Indonesia akan bertandang ke Iran untuk pertandingan pertama putaran ketiga Pra Piala Dunia 2014 tanggal 2 September 2011. Seperti diketahui Iran menempati peringkat ke-54 FIFA dan juara Asia tiga kali serta tiga kali pula lolos ke Piala Dunia. Memang berat melawan Iran, tetapi seberat apapun lawan kita, kita tetap harus optimis dan terus berusaha serta berdoa, apalagi sekarang bertepatan dengan bulan Ramadhan, saatnya doa doa kita untuk Tim Garuda ditingkatkan. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Aku secara pribadi sudah bertekad bulat untuk menyambut dan memberikan semangat yang optimal untuk Timnas Garuda ini, kebetulan masih libur musim panas, jadi akan lebih banyak waktu dan kesempatan untuk membantu dan menemani Timnas Garuda selama di Tehran Iran nanti kalau diperlukan.
Teruntuk Timnas “Garuda Indonesia” tercinta, aku akan bercerita sedikit tentang situasi dan kondisi Iran saat ini, khususnya saat bulan Ramadhan di Musim panas ini, karena sesuai dengan pengalaman saya menemani beberapa tamu KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Tehran, banyak diantara para tamu yang baru pertama kali mengunjungi Iran, tidak mengetahui informasi, seperti apa kondisi dan situasi Republik Islam Iran ini, mereka menganggap bahwa Negara Iran sama dengan Negara Arab yang dipenuhi dengan padang pasir dan panasnya minta ampun, jadi ketika mereka berkunjung pada musim dingin, mereka tidak membawa baju yang diperlukan untuk musim dingin, padahal waktu itu di Tehran sedang badai salju. Mereka sangat kaget sekali, dan langsung membeli baju musim dingin serta berdecak kagum karena diantara para tamu tersebut ada yang baru melihat salju untuk pertama kalinya.
Republik Islam Iran.
Negara Republik Islam Iran, sekarang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Ahmadi Nejad yang terkenal sebagai sosok yang sederhana dan pemberani, beliau bukan orang yang menduduki posisi utama di negara ini, diatasnya beliau ada seorang ulama sekaligus pemimpin utama dan pertama negeri Mullah ini, yang sekarang dipimpin oleh Ayatullah Seyyed Ali Khamenei, seorang pemimpin negara dan agama yang kharismatik. Beliau menggantikan posisi Ayatullah Seyyed Khomeini, Pendiri Republik Islam Iran, yang wafat pada tanggal 2 Juni 1989 dan sekarang makamnya ramai dikunjungi para peziarah dari seluruh dunia, terletak di Beheshti Zahra Tehran. Rakyat Iran sangat senang dan suka sekali orang orang asing, sehingga tidak jarang dari mereka bertanya dan terus bertanya kepada orang yang dianggapnya asing dan berbeda dengan mereka. Mereka sangat ramah dan baik, apalagi kalau kita datang bertamu ke rumahnya, dengan senang hati menyambut dan memperlakukan kita bak raja dan ratu.
Kaum Perempuan di Iran baik muslim atau non muslim, penduduk asli atau pendatang, wajib memakai pakaian islami dan tertutup, kecuali wajah dan telapak tangan, di Tehran sebagai ibukota negara, peraturan ini agak sedikit longgar, banyak perempuan yang hanya sekedar saja menutup kepalanya, dan rambutnya kemana mana atau dibiarkan terurai begitu saja, juga bebas untuk memakai celana levis atau jeans dengan baju panjang minimal menutupi lutut. Kecuali di dua kota suci Iran yaitu Kota Mashhad dan Kota Qom (disebut kota suci, karena di dua kota tersebut terdapat makam orang suci atau keturunan orang suci. Di kota Mashad terdapat makam Imam Ali al Ridha, Imam Syiah Imamiyah kedelapan. Berjarak 850 km dari Tehran. Sementara di kota Qom terdapat makam Sayyidah Fatimah Maksumah, saudari dari Imam Ali al-Ridha. Kota ini merupakan pusat pendidikan Syiah terbesar di dunia. Berjarak 135 km dari Tehran) kaum perempuan yang berkunjung ke komplek pemakaman tersebut, diharuskan memakai chadur (sejenis selendang besar yang lebar dan panjang menyerupai baju, kebanyakan berwarna hitam). Chadur ini menjadi salah satu simbol bagi perempuan yang taat beragama, juga simbol bagi mahasiswi yang kuliah di jurusan agama dan filsafat University of Tehran.
Sebagai negara yang demokratis, kaum perempuan disini menikmati kebebasannya sendiri tidak seperti halnya nasib perempuan di Arab Saudi, Perempuan Iran bebas untuk menyetir mobil (bahkan banyak supir bis angkutan umum dan taksi adalah perempuan), juga bebas untuk aktif di parlemen dan Pemerintahan.
Sebagian besar dari masyarakat Iran adalah keturunan suku Arya, yang mulai bermigrasi ke Iran dari sungai Volga utara Laut Kaspia dan dari Asia Tengah. Akhirnya dua suku utama dari bangsa Arya, suku Persia dan suku Medes, bermukim di Iran. Satu kelompok bermukim di daerah Barat Laut dan mendirikan kerajaan Mediam. Kelompok yang lain hidup di Iran Selatan, daerah yang kemudian oleh orang Yunani disebut sebagai Persis yang menjadi asal kata nama Persia. Bagaimanapun juga, baik suku Medes maupun suku bangsa Persia menyebut tanah air mereka yang baru sebagai Iran, yang berarti “tanah bangsa Arya”, (Dr. Zayar, Indonesian translation of Chapter one of The Iranian Revolution, Past, Present, and Future). Selain suku Arya, suku Kurdi, Azeri, Turki, juga Arab pun banyak terdapat di Iran.
Bahasa Farsi adalah bahasa resmi bangsa Iran, sebagaimana di Indonesia, Iran pun memiliki bahasa daerah yang dipakai oleh mereka yang tinggal di daerah daerah di pelosok Iran, seperti bahasa Kurdi, Turki, Azeri, Baluchi, Arab, Mazandarani, dan Ghilani.
Mata uang yang dipakai di Iran adalah Rial, nilai tukarnya sama dengan Rupiah, tetapi Dollar disini lebih mahal daripada di Indonesia, I dollar kurang lebih bisa mencapai 11.000 rial.
Iran, sebagaimana negara Eropa, mempunyai empat musim, dan sekarang sedang musim panas, akhir September nanti merupakan akhir dari musim panas, pada musim panas ini, semua sekolah, kampus diliburkan, dimulai dari akhir Juni sampai akhir september. Dan biasanya masyarakat Iran berlibur ke Luar Negeri atau ke daerah Utara Iran yang dingin penuh dengan pegunungan, perkebunan, persawahan, peternakan dan juga laut. Apabila kita kesana, kita akan mendapati “Indonesia” di Iran. Buah buahan musim panas di Iran pun bermacam macam, diantaranya Cherry, Plum, Peach, Semangka dan Melon. Dan semuanya dijual murah disini.
Ramadhan di Iran.
Sudah dua kali aku mengalami puasa pada musim panas di Iran, Ramadhan di Iran, memang tidak semeriah Ramadhan di negara kita tercinta, Hari Selasa tanggal 2 Agustus 2011 adalah awal Ramadhan resmi yang diumumkan oleh Pemerintah Republik Islam Iran, Kembang api dan petasan pun terdengar dimana mana, persis seperti perayaan penggantian Tahun Baru. Indonesia dan Iran adalah salah satu dua negara yang bermayoritas penduduknya Muslim, tetapi tradisi dan kebudayaan menyambut dan selama bulan Ramadhan, sangat berbeda sekali satu sama lainnya walaupun ada persamaannya, yaitu sama sama mempunyai makanan khas atau khusus bulan Ramadhan, seperti halnya di Indonesia, ada kolak, yang kalau menjelang maghrib tiba, sebagian besar penjual sudah siap menjajakan kolaknya di pinggir pinggir jalan. Begitupun di Iran, ada namanya Osh Reshte yaitu sejenis bubur yang berisi mie, kacang kacangan dan daging. Juga ada yang namanya Halim, masih sejenis bubur terbuat dari gandum dan daging. Ketika menjelang maghrib, para penjual Osh Reshte dan Halim, mulai menjajakannya di pinggir pinggir jalan, pemandangan yang khas selama bulan Ramadhan. Ada juga kue kue khas Ramadhan Iran yaitu Bamiye dan Zulbiya, terbuat dari tepung sagu, telur dan gula, rasanya sangat manis sekali, banyak dijual di toko toko kue. Untuk minumannya, Teh, masih merupakan minuman Favorit orang Iran, di bulan Ramadhan ini walaupun musim panas, orang Iran tetap meminum Teh seperti hari hari biasa, karena disini, tidak tidak ada hari tanpa minum teh, tetapi tidak seperti di Indonesia tehnya disini harus panas, dan diminum dengan gula terpisah yang disebut “Qand” (sejenis gula batu yang berbentuk kotak kecil berwarna putih) atau bisa juga diminum bersama permen coklat. Masyarakat Iran belum terbiasa bahkan sebagian besar mereka menganggap aneh kalau ada es teh, padahal sekarang sudah mulai tersebar minuman instant Ice Tea disini.
Ketika Bulan Ramadhan tiba, ada beberapa perbedaan yang sangat mencolok yang terjadi diantara dua negara ini ketika Bulan Ramadhan tiba, diantaranya adalah:
Pertama: Kebijakan pemerintah dalam menetapkan harga barang barang pokok, (ini yang patut diacungi jempol), dalam rangka menyambut Ramadhan dan selama bulan Ramadhan harga Sembako di Iran didiscount sampai 20%, termasuk biaya “maintenance “ apartemen mendapat potongan harga sebanyak 10% (dialami oleh teman saya), semua dengan judul “dalam rangka menyambut Bulan Ramadhan”. Berbeda dengan kita, harga sembako menjelang sampai akhir Ramadhan terus terusan harganya naik, sampai 100%, ini seperti sudah tidak bisa dihindari lagi setiap tahunnya.
Kedua: Jam kerja pada bulan Ramadhan di Iran seperti biasa, tidak berubah, begitupun liburan Idul Fitri, hanya satu hari saja libur resminya, berbeda dengan di Indonesia.
Ketiga: Malam hari selama bulan Ramadhan, tidak ada shalat tarawih berjamaah, karena di Iran, mayoritas bermazhab Islam Syiah yang berpendapat bahwa Shalat Sunnah Malam pada Bulan Ramadhan dikerjakan tidak berjamaah dan dikerjakan di rumah masing masing. Untuk masyarakat Indonesia yang berada di Tehran, bisa melaksanakan Shalat Tarawih berjamaah yang diawali dengan buka puasa bersama setiap hari Senin dan Kamis.
Oleh karena itu di Tehran juga di kota kota lainnya suasana malam di bulan Ramadhan, tidak ada yang berubah, persis seperti malam malam biasanya, kecuali di dua kota yang disucikan, suasana Ramadhan baik siang maupun malam harinya lebih terasa khidmatnya, Mesjid selalu penuh sesak, ayat ayat suci dan azan selalu berkumandang, disamping agenda kegiatan keagamaan khusus Ramadhan yang banyak diselenggarakan, apalagi menjelang Lailatul Qadar, atau hari hari terakhir bulan Ramadhan, tenda tenda banyak didirikan di sekitar komplek pemakaman, karena masyarakat Iran dari berbagai kota dan daerah datang untuk menyambut Lailatul Qadar. Kedua tempat suci ini, jangankan pada bulan Ramadhan, pada hari hari biasa pun selalu ramai dikunjungi para peziarah dari seluruh pelosok Iran dan juga seluruh dunia.
Pun pada tahun ini dalam rangka menyambut Bulan Ramadhan, kembali digelar Pameran Alquran Internasional yang ke 19 di Mushalla Imam Khomeini, Tehran, dan diikuti 20 negara di dunia. Negara-negara seperti Jerman, Malaysia, India dan Filipina, memamerkan kitab suci dan juga Kaligrafi yang dibuat di negaranya. Seperti dilansir dari Kantor Berita IRNA, Selasa (2/8), pameran ini berfokus pada tiga tema penelitian Quran, seni, juga akan meninjau refleksi dari Alquran dalam seni di beberapa negara lain yang berbeda. Di sela-sela acara, pengunjung juga bisa mendengarkan pembacaan ayat-ayat suci yang disajikan oleh para ahli Alquran. Acara tersebut berlangsung hingga 24 Agustus 2011 nanti.
Lebaran di Iran.
Ini akan menjadi lebaran kedua saya di Iran. Jelas tidak semeriah lebaran di negara tercinta Indonesia, karena mungkin hanya di Negara kita yang dirayakan meriah, dengan waktu libur yang cukup pula. Termasuk tidak ada takbiran yang terdengar di Iran, sebagaimana halnya di Indonesia, hanya ada Shalat Ied saja pada pagi harinya.
KBRI di Tehran biasanya menyelenggarakan sendiri kegiatan Shalat Ied, dan diakhiri dengan saling memaafkan satu sama lainnya, kemudian makan makanan khas Indonesia, seperti lontong, sate, opor, rendang dan lain lain. Kegiatan seperti ini yang membuat kita “tambah kangen” keluarga dan sahabat sahabat di Indonesia. Karena lebaran disamping sering dikatakan sebagai hari kemenangan, juga merupakan ajang pertemuan akbar seluruh keluarga besar, apalagi yang sudah lama tidak bertemu, biasanya pada Idul Fitri inilah satu sama lain saling bertemu dan saling memaafkan, begitu juga dengan tradisi mudiknya. Pemerintah pun memberikan hari libur dan bahkan cuti bersama untuk hari raya ini, budaya inilah yang membuat saya dan mungkin teman teman yang kebetulan tinggal di Luar Negeri, jauh dari keluarga, merasa sedih dan “nelangsa” ketika memasuki Ramadhan dan ketika Ramadhan berakhir.
Oleh karena itu, ketika mendengar Tim Garuda Nasional kita akan bertanding di Iran tanggal 2 September nanti, bagi saya merupakan sebuah kado lebaran terindah tahun ini, yang bisa mengobati kesedihan dan kenelangsaan saya di hari kemenangan nanti.
(Apartement Dian Jauss, 5 Agustus 2011).
(Tempo/Kompasiana/Syiah-Ali/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email