“Sampai kapan kita berdiam diri
melihat kenyataan pahit ini? Sampai kapan kita hanya menonton mereka
mempertontonkan kekejian dan kebiadan mereka merusak citra Islam dan
kemanusiaan? Hari ini kita berkumpul disini untuk mengetahui masalah
terbesar umat Islam di kekinian. Kita akan membahas itu, mendiskusikan
jalan keluar apa saja yang kita bisa tempuh untuk menyelesaikan
persoalan besar itu.”
Menurut Kantor Berita
ABNA, penyelenggaraan Konferensi Internasional Gerakan Ekstrimisme dan
Takfiri dalam Pandangan Ulama Islam telah dibuka secara resmi pada ahad
[23/11] pukul 9.15 pagi waktu setempat di kota Qom Republik Islam Iran.
Ayatullah al-Uzhma Nashir Makarim Shirazi dalam penyambutannya selaku
ketua umum penyelenggara mengatakan, “Kepada para hadirin yang
terhormat, selamat datang dan saya mengharapkan kebahagiaan bagi anda
semua, terimakasih atas kehadirannya dalam konferensi ini. Lewat
pertemuan ini kita harapkan bisa lebih mengenal fitnah takfiri,
penyimpangan-penyimpangan mereka, dasar pemikiran dan akar terbentuknya
sehingga kita dapat lebih mawas diri dalam menghadapi mereka.”
Selanjutnya, Ayatullah Makarim
Shirazi menyinggung aksi-aksi kekerasan kelompok takfiri, khususnya
perilaku biadab dan kekejian ISIS yang menciderai citra umat Islam di
mata dunia. Beliau mengatakan, “Sampai kapan kita berdiam diri melihat
kenyataan pahit ini? Sampai kapan kita hanya menonton mereka
mempertontonkan kekejian dan kebiadan mereka merusak citra Islam dan
kemanusiaan? Hari ini kita berkumpul disini untuk mengetahui masalah
terbesar umat Islam di kekinian. Kita akan membahas itu, mendiskusikan
jalan keluar apa saja yang kita bisa tempuh untuk menyelesaikan
persoalan besar itu.”
“Islam adalah agama kasih
sayang, ajaran yang penuh dengan cinta kasih hatta kepada orang-orang
non muslim sekaipun. Kita harus tegaskan kepada dunia, bahwa apa yang
telah takfiri lakukan bukanlah Islam dan telah keluar dari garis dakwah
Islam. Kita berlepas diri dari fitnah-fitnah keji yang telah mereka
lakukan. Melawan mereka adalah suatu kewajiban, namun itu tidak cukup,
pemahaman takfiri mereka harus diserabut sampai ke akar-akarnya, dan
ulama Islamlah yang punya tanggung jawab melakukan itu.” Tambahnya.
Ayatullah Makarim Shirazi
dalam lanjutan sambutannya dengan menggunakan bahasa Arab yang fasih
beliau menjelaskan ada 3 tujuan penting dari penyelenggaraan konferensi
tersebut:
Pertama, mengumumkan kepada
dunia, bahwa ulama Islam berkumpul dan menyatakan tekad yang sama
menentang dan menolak gerakan takfiri dan ekstrimisme. Dan menyatakan
bahwa apa yang mereka lakukan tidak ada hubungannya dengan Islam yang
merupakan agama kasih sayang dan rahmat.
Kedua, untuk mengingatkan dan
menyelamatkan pemuda-pemuda muslim yang bergabung dalam
kelompok-kelompok takfiri dari ancaman api neraka. Karena Allah Swt
berfirman, siapapun yang dengan sengaja membunuh seorang mukmin maka
neraka jahannam tempat kembalinya.
Ketiga, adalah untuk menemukan solusi dari permasalahan besar ini agar umat Islam bisa keluar darinya.
“Kita memiliki tiga garis
merah yang tegas. Pertama, kita berlepas dari kepentingan politik
kelompok manapun. Kedua, kita sedang mencari titik temu dan bukan titik
beda yang harus dipertengkarkan. Ketiga, penghormatan kepada semua
mazhab Islam yang ada.” Lanjut Ayatullah Makarim Shirazi dengan nada
tegas.
Ulama marja taklid ini kembali
melanjutkan, “Sangat disayangkan, fenomena takfiri sesungguhnya sangat
menguntungkan musuh-musuh Islam, yang kemudian memperkenalkan kepada
dunia bahwa Islam adalah agama kebencian dan kekerasan. Mereka
memanfaatkan orang-orang jahil dalam beragama yang membentuk diri dengan
nama ISIS, Daulah Islami Irak dan Syam. ISIS tidaklah memperjuangkan
daulah, tidak pula Islam. Namun musuh-musuh Islam mengulang-ulang nama
ISIS itu untuk menciptakan stigma buruk terhadap Islam dan Negara Islam.
Namun lebih buruk dari itu, adalah jika ulama-ulama Islam berdiam diri
dan membiarkan aksi-aksi keji mereka yang semakin menjadi-jadi, yang
hanya akan menghitamkan wajah Islam.”
“Kita harus menelusuri akar
dan sumber utama dari penyimpangan mereka. Kita bersyukur bahwa banyak
dari saudara-saudara kita pengikut Salafi justru menentang aksi-aksi
kekerasan tersebut, bahkan mufti agung Arab Saudi mengeluarkan fatwa
yang menegaskan bahwa apa yang ISIS lakukan adalah gerakan terorisme
yang hanya menimbulkan kerusakan di muka bumi dan tidak ada hubungannya
dengan ajaran Islam. Bahkan beliau menegaskan bahwa mereka adalah ahli
Jahannam jika tidak bertaubat, Fatwa yang kedua, adalah ketika beliau
mengecam aksi bom bunuh diri yang menimbulkan banyak korban jiwa pada
hari Asyura dan menuntut diberlakukannya qishas bagi pelakunya. Dua
fatwa pengecaman ini, patut mendapat apresiasi positif. ” tambahnya.
Dalam lanjutan penyampaiannya
Ayatullah Makarim Shirazi menyebutkan sejumlah poin yang merupakan akar
kemunculan pemahaman takfiri.
“Pertama, bersandar pada
pandangan sendiri. Kelompok takfiri memahami Al-Qur’an dan As Sunnah
dengan pandangan yang bersandar pada nafsu mereka sendiri. Mereka
meyakini, keyakinan mereka mengenai iman, bid’ah dan tawassul serta
hal-hal yang serupa adalah satu-satunya yang benar sementara pandangan
yang lain sesat dan salah. Sementara tidak sedikit dari ulama Ahlus
Sunnah sendiri yang berseberangan pandangan dengan mereka.
Kedua, mereka mengimani
sebagian ayat secara lahiriah dari Al-Qur’an yang sesuai dengan
pandangan mereka, dan menutup mata pada ayat lain yang justru
bertentangan dengan corak berpikir mereka. Sehingga mereka mengambil
kesimpulan yang salah bahkan berakibat fatal sebab sampai mengkafirkan
kelompok Islam lain yang berbeda pandangan dengan mereka. Al-Qur-an
menegaskan bahwa salah satu cabang dari kesyirikan adalah kecenderungan
untuk saling berpecah belah.”
“Sudah banyak darah yang
tertumpah dari pemikiran yang reaktif ini. Sudah banyak harta dan
kekayaan kaum muslimin yang terbuang sia-sia. Sementara Negara-negara
Barat hanya memikirkan kepentingan mereka. Dan mereka baru akan
berteriak membela HAM, jika kepentingan mereka terusik.” Tegasnya.
Dibagian akhir penyampaiannya,
Ayatullah Makarim Shirazi menyampaikan usulannya, agar peserta
konferensi yang hadir membentuk suatu organisasi yang menyatukan
ulama-ulama Islam sedunia dalam satu perhimpunan bersama, yang bertujuan
merealisasikan agenda-agenda persatuan ummat dan secara khusus
meminimalisir bahkan mencegah laju gerak perkembangan pemahaman takfiri
dalam dunia Islam.
Disebutkan, Konferensi
Internasional Gerakan Ekstrimisme dan Takfiri dalam Pandangan Ulama
Islam sedang berlangsung di Qom [23-24/11]. Kurang lebih 350 ulama Islam
sedunia dari 80 negara menghadiri konferensi tersebut.
Post a Comment
mohon gunakan email