Pesan Rahbar

Home » , , , , , » Kenangan Tragedi Mei 1998 dan Sikap Warga Tionghoa

Kenangan Tragedi Mei 1998 dan Sikap Warga Tionghoa

Written By Unknown on Monday 24 November 2014 | 10:39:00

Masyarakat etnis Tionghoa mendesak Wiranto dan Prabowo yang menjadi cawapres pada Pemilu Presiden 2009 mengklarifikasi tragedi berdarah pada Mei 1998.

Anggota Dewan Kehormatan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Provinsi Kepulauan Riau, Rudy Chua, Rabu (27/5) di Tanjungpinang, meminta kedua cawapres yang berpasangan dengan Jusuf Kalla dan Megawati itu menjelaskan kepada publik peristiwa yang melukai bangsa Indonesia, dan menimbulkan trauma berkepanjangan terhadap etnis Tionghoa.


“Kasus penganiayaan, kerusuhan, pemerkosaan dan penjarahan terhadap mayoritas etnis Tionghoa yang tinggal di Jakarta dan beberapa daerah lainnya pada Mei 1998 itu belum tuntas karena seakan-akan dilupakan begitu saja,” kata Rudy yang juga anggota DPRD Kepri.

Dia mengatakan, keterlibatan Wiranto dan Prabowo yang disampaikan di beberapa media massa maupun elektronik pada peristiwa tragis Mei 1998 menimbulkan opini di kalangan masyarakat etnis Tionghoa.
Tanggapan terhadap kedua jenderal tersebut kemungkinan mempengaruhi keputusan pemilih dari kalangan etnis Tionghoa pada Pemilu Presiden 2009.

“Selama ini yang hanya kami dengar kedua pejabat militer pada Mei 1998 itu membantah dikaitkan dengan peristiwa berdarah tersebut. Tapi mereka tidak memberi penjelasan yang dapat mengungkap misteri dibalik kerusuhan yang sistematis tersebut,” katanya.

Rudy mengatakan, keputusan politik masyarakat etnis Tionghoa tersebut dapat merugikan Wiranto dan Prabowo jika peristiwa itu tidak dipahami secara mendalam.

Jika Wiranto dan Prabowo tidak terlibat kerusuhan Mei 1998, seharusnya itu dijelaskan kepada publik.
“Mereka akan dirugikan dengan opini yang berkembang saat ini jika benar mereka tidak terlibat pada tragedi Mei 1998,” katanya. (ant/Rakyat Demokrasi)

Sekilas Tragedi Mei 1998

Tragedi Mei 1998 merupakan kemarahan masyarakat terhadap kebrutalan aparat keamanan dalam peristiwa Trisakti. Amuk massa kemudian dialihkan kepada orang Indonesia sendiri yang keturunan, terutama keturunan Cina. Amuk massa terjadi sepanjang siang dan malam hari, kemarahan Massa dimulai pada malam hari tanggal 12 Mei dan semakin tidak terkendali pada tanggal 13 Mei siang setelah mendengar berita gugurnya mahasiswa yang tertembak aparat.


Sampai tanggal 15 Mei 1998 di Jakarta dan banyak kota besar lainnya di Indonesia terjadi kerusuhan besar tak terkendali mengakibatkan ribuan gedung, toko maupun rumah di kota-kota Indonesia hancur lebur dirusak dan dibakar massa. Sebagian mahasiswa mencoba menenangkan masyarakat namun tidak dapat mengendalikan banyaknya massa yang marah.

Kerusuhan Mei 1998 meninggalkan ribuan korban jiwa, tidak terhitung rumah dan bangunan serta sarana ekonomi yang hancur akibat peristiwa itu. Belum lagi efek psikologis akibat peristiwa pembakaran, penganiayaan, pemerkosaan terhadap etnis Cina maupun yang terpaksa kehilangan anggota keluarganya saat kerusuhan terjadi.

Sumber: http://www.eryevolutions.co.cc/2011/05/psmti-desak-wiranto-prabowo-klarifikasi.html
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: