Pesan Rahbar

Home » , , , » Sekilas tentang Salman Al-Farisi

Sekilas tentang Salman Al-Farisi

Written By Unknown on Thursday 15 January 2015 | 05:28:00


Siapakah Salman Al-Farisi?
Sekitar 216 atau 316 tahun sebelum hijrah nabi, di sebuah desa di Isfahan, Iran, lahir seorang anak yang diberi nama Ruzbe; yang di kemudian hari Rasulullah saw merubah namanya menjadi Salman. Ayahnya adalah seorang pendeta Zoroaster yang pekerjaan sehari-harinya adalah mengumpulkan kayu untuk menjaga api kuil agar tetap berkobar. Meskipun Salman hidup di keluarga penganut agama Zoroaster, namun ia tidak pernah menyembah api dan dia meyakini keesaan Tuhan. Di masa kanak-kanaknya, Salman kehilangan sang ibu, lalu ia dibesarkan oleh bibinya.

Karena ia tidak ingin memeluk agama Zoroaster, dia terancam hukuman penjara, bahkan juga hukuman mati. Ia dan bibinya lari ke gurun, kemudian mereka bertemu dengan karavan yang bergerak menuju Suriah, lalu mereka bergabung dengan karavan tersebut. Akhirnya Salman menjadi budak seorang Yahudi, yang akhirnya suatu saat bertemu dengan Rasulullah saw dan memeluk agama Islam.[1]

Pertemuan Salman Al-Farisi dengan Rasulullah saw
Rasulullah saw membebaskan Salman dari perbudakan dan memberinya nama yang indah “Salman”.[2] Salman memiliki arti kepasrahan, ketulusan dan kebersihan hati.

Keutamaan-keutamaan Salman Al-Farisi
Salman adalah sahabat nabi yang patut dijadikan teladan bagi kita semua. Berikut ini adalah beberapa keutamannya:
  1. Kedekatannya dengan nabi
Semenjak memeluk agama Islam, Salman terus mendaki menuju martabat tertinggi dalam iman. Para maksumin juga sering memujinya. Misalnya perhatikan beberapa riwayat di bawah ini:
  1. Pada peristiwa perang Khandak, yang Muslimin menggali parit di sekitar kota untuk pertahanan mereka. Saat itu mereka berebut agar Salman bergabung dengan masing-masing kelompok Muhajirin dan Anshar. Kaum Muhajirin meminta agar Salman bergabung bersama mereka, begitu juga kaum Anshar. Namun Rasulullah saw berkata: “Salman adalah bagian dari kami, Ahlul Bait.”[3] Salman disebut nabi sebagai bagian dari Ahlul Baitnya menunjukkan betapa mulianya dia.[4]
  2. Dinukil dari Jabir dari Rasulullah saw:
“Sesungguhnya kerinduan surga terhadap Salman lebih tinggi dari kerinduan Salman terhadap surga.” [5]
  1. Rasulullah saw juga bersabda:
“Barang siapa ingin melihat seseorang yang Allah telah terangkan hatinya dengan iman, maka hendaknya melihat Salman.”[6]
  1. Beliau juga bersabda:
“Salman adalah bagian dariku. Orang yang menzaliminya berarti menzalimiku. Orang yang menyakitinya juga menyakitiku.”
  1. Imam Shadiq as berkata:
“Salman mengetahui Ism A’dham (Nama yang Paling Agung).”[7]
Riwayat ini menunjukkan bahwa Salman memiliki derajat irfani yang cukup tinggi.
  1. Ilmu Salman Al-Farisi
Rasulullah saw pernah bersabda: “Jika agama ada di Soraya (sekumpulan bintang), maka Salman akan menggapainya.”[8] Dalamnya ilmu yang dimiliki Salman tidak semua orang bisa memahaminya. Imam Shadiq as berkata: “Rasulullah saw dan Imam Ali as menyampaikan rahasia-rahasia yang tak mampu dipahami oleh orang lain kepada Salman. Menurut mereka Salman layak untuk menyimpan rahasia-rahasia itu. Oleh karena itu salah satu julukan Salman adalah Muhaddats (yang diajak berbicara).”[9]

Imam Shadiq as juga berkata tentangnya: “Dalam Islam, tidak ada yang diciptakan yang lebih faqih daripada Salman.”[10]

Rasulullah saw juga bersabda: “Salman adalah lautan ilmu yang kedalamannya tak tergapai siapapun.”[11]
Salman sendiri sampai berkata kepada orang-orang: “Jika kalian tahu apa yang kuketahui, kalian pasti sudah menyebutku orang yang gila. Atau mungkin kalian akan memuji orang yang membunuhku karena ini.”[12]
Selain itu masih banyak lagi keutamaan-keutamaan beliau yang dapat dibaca dari berbagai buku tentang para sahabat.

Referensi:
[1] Biharul Anwar, 22, 366
[2] Darajat Rafi’ah, 203
[3] Majma’ Al-Bayan, 2, 428
[4] Syarah Nahjul Balaghah, 18, 36
[5] Biharul Anwar, 22, 341
[6] Ihtijaj Thabrasi, 1, 150
[7] A’yan Syi’ah, 7, 287
[8] Syarah Nahjul Balaghah, 18, 36
[9] Biharul Anwar, 22, 331
[10] Tanqih Maqal, 2, 47
[11] Ikhtishahs Syaikh Mufid, 222
[12] Rijal Kashi, 20
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: