Siapakah Salman Al-Farisi?
Sekitar 216 atau 316 tahun sebelum hijrah nabi, di sebuah desa di Isfahan, Iran, lahir seorang anak yang diberi nama Ruzbe; yang di kemudian hari Rasulullah saw merubah namanya menjadi Salman. Ayahnya adalah seorang pendeta Zoroaster yang pekerjaan sehari-harinya adalah mengumpulkan kayu untuk menjaga api kuil agar tetap berkobar. Meskipun Salman hidup di keluarga penganut agama Zoroaster, namun ia tidak pernah menyembah api dan dia meyakini keesaan Tuhan. Di masa kanak-kanaknya, Salman kehilangan sang ibu, lalu ia dibesarkan oleh bibinya.
Karena ia tidak ingin memeluk agama Zoroaster, dia terancam hukuman penjara, bahkan juga hukuman mati. Ia dan bibinya lari ke gurun, kemudian mereka bertemu dengan karavan yang bergerak menuju Suriah, lalu mereka bergabung dengan karavan tersebut. Akhirnya Salman menjadi budak seorang Yahudi, yang akhirnya suatu saat bertemu dengan Rasulullah saw dan memeluk agama Islam.[1]
Pertemuan Salman Al-Farisi dengan Rasulullah saw
Rasulullah saw membebaskan Salman dari perbudakan dan memberinya nama yang indah “Salman”.[2] Salman memiliki arti kepasrahan, ketulusan dan kebersihan hati.
Keutamaan-keutamaan Salman Al-Farisi
Salman adalah sahabat nabi yang patut dijadikan teladan bagi kita semua. Berikut ini adalah beberapa keutamannya:
- Kedekatannya dengan nabi
- Pada peristiwa perang Khandak, yang Muslimin menggali parit di sekitar kota untuk pertahanan mereka. Saat itu mereka berebut agar Salman bergabung dengan masing-masing kelompok Muhajirin dan Anshar. Kaum Muhajirin meminta agar Salman bergabung bersama mereka, begitu juga kaum Anshar. Namun Rasulullah saw berkata: “Salman adalah bagian dari kami, Ahlul Bait.”[3] Salman disebut nabi sebagai bagian dari Ahlul Baitnya menunjukkan betapa mulianya dia.[4]
- Dinukil dari Jabir dari Rasulullah saw:
- Rasulullah saw juga bersabda:
- Beliau juga bersabda:
- Imam Shadiq as berkata:
Riwayat ini menunjukkan bahwa Salman memiliki derajat irfani yang cukup tinggi.
- Ilmu Salman Al-Farisi
Imam Shadiq as juga berkata tentangnya: “Dalam Islam, tidak ada yang diciptakan yang lebih faqih daripada Salman.”[10]
Rasulullah saw juga bersabda: “Salman adalah lautan ilmu yang kedalamannya tak tergapai siapapun.”[11]
Salman sendiri sampai berkata kepada orang-orang: “Jika kalian tahu apa yang kuketahui, kalian pasti sudah menyebutku orang yang gila. Atau mungkin kalian akan memuji orang yang membunuhku karena ini.”[12]
Selain itu masih banyak lagi keutamaan-keutamaan beliau yang dapat dibaca dari berbagai buku tentang para sahabat.
Referensi:
[1] Biharul Anwar, 22, 366
[2] Darajat Rafi’ah, 203
[3] Majma’ Al-Bayan, 2, 428
[4] Syarah Nahjul Balaghah, 18, 36
[5] Biharul Anwar, 22, 341
[6] Ihtijaj Thabrasi, 1, 150
[7] A’yan Syi’ah, 7, 287
[8] Syarah Nahjul Balaghah, 18, 36
[9] Biharul Anwar, 22, 331
[10] Tanqih Maqal, 2, 47
[11] Ikhtishahs Syaikh Mufid, 222
[12] Rijal Kashi, 20
Post a Comment
mohon gunakan email