Aslinya begini:
Lalu, ada yang membuat karikatur begini dan dimuat di The Sydney Morning Herald (SMH):
Seminggu kemudian, tanggal 15 Agustus 2014, setelah diprotes oleh
kalangan pro-Israel karena SMH dianggap “Violated Standards of Practice
that all press must adhere to in Australia according to the Australian
Press Council in its linking of “symbols of the Jewish faith” to
criticism of Israel”, SMH pun meminta maaf.
Dalam artikel berjudul “We apologise: publishing cartoon in original form was wrong”, SMH menulis: The Herald now appreciates that, in using the Star of David and the kippah in the cartoon, the newspaper invoked an inappropriate element of religion, rather than nationhood, and made a serious error of judgment.
Jadi, yang dipermasalahkan adalah penggunaan simbol bintang David dan topi kippah dalam kartun, yang dianggap melecehkan simbol keagamaan Yahudi.
Lalu, umat Islam disalahkan karena marah ketika Nabi Muhammad dibuat kartun yang menghina (antara lain -maaf- sedang telanjang atau berciuman dengan sesama laki-laki). Setelah ada yang tewas karena perilaku anggota Al Qaida (dan lebih ironis lagi, bukankah Prancis salah satu donatur Al Qaida di Libya dan Suriah?), umat Islam dicekoki doktrin soal “kebebasan berekspresi”.
Dan PM Israel, dengan tebal muka, menghadiri aksi anti-terorisme di Paris, padahal teroris yang dimaksud justru ‘tangan kanan’-nya dalam memorakporandakan Suriah. Ini foto Netanyahu sedang demo, dan sedang menyalami “mujahidin” Suriah yang dirawat di RS Israel.
Silahkan tonton videonya:
Tanggal 18 Januari 2015, ada anak muda (usia 25) yang sangat tampan yang gugur syahid di dibom oleh helikopter Israel, di Quneitra, dekat Golan (wilayah milik Suriah yang sejak tahun 1967 diduduki Israel). Namanya Jihad Mughniyah. Dia anggota Hizbullah, ayah dan dua pamannya sudah lebih dulu syahid beberapa tahun yang lalu, akibat bom Israel.
Alur logikanya begini:
1. Kartunis Charlie Hebdo dibantai anggota Al Qaida dan semua orang berteriak: stop terorisme atas nama agama; semua mengecam Al Qaida, ISIS, dan sejenisnya. Dan semua “berduka” sambil memasang tagar #JeSuisCharlie dan menumpahkan kemarahan di media sosial.
2. Al Qaida “beranak-pinak” menjadi ISIS dan Al Nusra di Suriah (atau dengan nama-nama lainnya, di negara-negara muslim lain –entah mengapa mereka tidak beranak-pinak di Israel).
3. ISIS dan Al Nusra memorakporandakan Suriah dan Irak; Al Nusra dan ISIS saling berseteru tapi bersatu dalam menyerang Hizbullah. Mereka melakukan berbagai aksi bom bunuh diri di wilayah Lebanon. Israel justru membantu mereka.
4. Jihad dan para pejuang Hizbullah sedang berada di wilayah Suriah, di dekat Golan, dalam rangka melawan ISIS dan Al Nusra. Lalu, Israel kembali membantu dengan cara membombardir mereka hingga syahid.
—
*ada, tapi gemanya sangat minor, jauh berbeda dengan gerakan #JeSuisCharlie.
(ABNS)
Lalu, ada yang membuat karikatur begini dan dimuat di The Sydney Morning Herald (SMH):
Dalam artikel berjudul “We apologise: publishing cartoon in original form was wrong”, SMH menulis: The Herald now appreciates that, in using the Star of David and the kippah in the cartoon, the newspaper invoked an inappropriate element of religion, rather than nationhood, and made a serious error of judgment.
Jadi, yang dipermasalahkan adalah penggunaan simbol bintang David dan topi kippah dalam kartun, yang dianggap melecehkan simbol keagamaan Yahudi.
Lalu, umat Islam disalahkan karena marah ketika Nabi Muhammad dibuat kartun yang menghina (antara lain -maaf- sedang telanjang atau berciuman dengan sesama laki-laki). Setelah ada yang tewas karena perilaku anggota Al Qaida (dan lebih ironis lagi, bukankah Prancis salah satu donatur Al Qaida di Libya dan Suriah?), umat Islam dicekoki doktrin soal “kebebasan berekspresi”.
Dan PM Israel, dengan tebal muka, menghadiri aksi anti-terorisme di Paris, padahal teroris yang dimaksud justru ‘tangan kanan’-nya dalam memorakporandakan Suriah. Ini foto Netanyahu sedang demo, dan sedang menyalami “mujahidin” Suriah yang dirawat di RS Israel.
Silahkan tonton videonya:
Tanggal 18 Januari 2015, ada anak muda (usia 25) yang sangat tampan yang gugur syahid di dibom oleh helikopter Israel, di Quneitra, dekat Golan (wilayah milik Suriah yang sejak tahun 1967 diduduki Israel). Namanya Jihad Mughniyah. Dia anggota Hizbullah, ayah dan dua pamannya sudah lebih dulu syahid beberapa tahun yang lalu, akibat bom Israel.
Alur logikanya begini:
1. Kartunis Charlie Hebdo dibantai anggota Al Qaida dan semua orang berteriak: stop terorisme atas nama agama; semua mengecam Al Qaida, ISIS, dan sejenisnya. Dan semua “berduka” sambil memasang tagar #JeSuisCharlie dan menumpahkan kemarahan di media sosial.
2. Al Qaida “beranak-pinak” menjadi ISIS dan Al Nusra di Suriah (atau dengan nama-nama lainnya, di negara-negara muslim lain –entah mengapa mereka tidak beranak-pinak di Israel).
3. ISIS dan Al Nusra memorakporandakan Suriah dan Irak; Al Nusra dan ISIS saling berseteru tapi bersatu dalam menyerang Hizbullah. Mereka melakukan berbagai aksi bom bunuh diri di wilayah Lebanon. Israel justru membantu mereka.
4. Jihad dan para pejuang Hizbullah sedang berada di wilayah Suriah, di dekat Golan, dalam rangka melawan ISIS dan Al Nusra. Lalu, Israel kembali membantu dengan cara membombardir mereka hingga syahid.
Tapi, adakah yang berkata #JeSuisJihadMughniyah?*
—
*ada, tapi gemanya sangat minor, jauh berbeda dengan gerakan #JeSuisCharlie.
(ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email