Pesan Rahbar

Home » , , , , » Wasiat Amirul Mu’minin as kepada Kumail ra

Wasiat Amirul Mu’minin as kepada Kumail ra

Written By Unknown on Tuesday, 3 February 2015 | 06:14:00


Sumber :
Buku : Syarah Doa Kumail
Karya : Ayatullah Husein Ansariyan

Hasan bin Syu’bah Harrani, penulis Tuhaf Al-Uqul, menyantumkan hadis dengan silsilah sanad dari Sa’ad bin Zaid bin Arthah sebagai berikut: Aku bertemu dengan Kumail bin Ziyad ra, kemudian aku menanyakannya perihal keutamaan Amirul Mu’minin as.

Beliau menjawab: “Apakah kau ingin tahu apa yang Amirul Mu’minin as wasiatkan padaku?
Ketahuilah bahwa wasiat tersebut lebih baik bagimu daripada dunia dan seisinya.”
“Iya.” Jawabku.
Kemudian beliau melanjutkan, Amirul Mu’minin as mewasiatkan padaku: “Wahai Kumail, setiap hari, ucapkanlah Bismillahirrahmanirrahim, lalu lafadzkan dzikir La haula wa la quwwata illa billah, dan bertawakkallah kepada Allah Swt. Kemudian ucapkan nama-nama (para Imam) dan bershalawatlah untuk mereka.

Wahai Kumail, sesungguhnya Allah Swt mengajarkan adab kepada Nabi-Nya, dan Nabi Allah mengajarkannya padaku, kemudian aku mengajarkannya kepada orang-orang mu’min. Aku akan mewariskan adab kepada mereka yang mulia.

Wahai Kumail, tidak ada ilmu kecuali aku yang membukakannya, juga tidak ada suatupun kecuali Imam Al-Qa’im as yang menutupnya.
Wahai Kumail, para Nabi dan Imam berasal dari satu nasab dan pohon kebaikan, Sesungguhnya Allah Swt Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
Wahai Kumail, janganlah menuntut ilmu kecuali dari kami, supaya dirimu tergabung bersama kami. Wahai Kumail, setiap amal perbuatanmu membutuhkam ma’rifat (setiap perbuatan harus dimulai dari ma’rifat).

Wahai Kumail, ucapkanlah “bismillah” sebelum makan. Dengannya kamu akan terhindar dari keburukan. Sesungguhnya nama Allah Swt adalah obat segala penyakit.

Wahai Kumail, ajaklah orang lain makan bersamamu dan janganlah bersifat bakhil. Karena bukan dirimu yang memberi mereka rizki, dan Allah Swt akan memberimu banyak pahala atas perbuatanmu itu.

Berbuat baiklah kepadanya (mereka yang makan bersamamu), berperilakulah dengan wajah yang ramah terhadap mereka. Juga janganlah mencela dan berbuat buruk kepada para pekerjamu. Wahai Kumail, ketika sedang makan, maka makanlah dengan perlahan, supaya mereka yang makan bersamamu dapat mengambil bagiannya.

Wahai Kumail, ketika kau selesai makan, bersyukurlah kehadirat Allah Swt atas rizkimu. Ucapkan rasa syukur ini dengan suara yang tinggi, sehingga yang lain akan ikut bersyukur, dengan inilah pahala dari Allah Swt akan bertambah.

Wahai Kumail, jangan penuhi lambungmu dengan makanan, simpanlah ruang untuk nafas dan air. Janganlah kau menyentuh makanan kecuali di waktu kau membutuhkannya. Dengan beginilah kau mengambil kekuatan darinya (yaitu makanan dapat ternutrisi dengan baik).

Ketahuilah, badan yang sehat adalah sedikit makan dan sedikit minum. Wahai Kumail, keberkahan harta terdapat dari orang yang memberi zakat, membantu sesama mu’min dan menyambung tali silaturrahmi.

Wahai Kumail, perbanyaklah memberi kepada mu’min yang ada di kaummu dibandingkan yang bukan mu’min dari kaummu. Dan perbanyaklah rasa kasih sayangmu pada mereka dan bersimpatilah pada mereka serta bersedekahlah pada kaum faqir miskin.

Wahai Kumail, jangan tinggalkan orang yang membutuhkan, walaupun sekedar memberinya setengah buah anggur ataupun kurma. Sesungguhnya di sisi Allah Swt, sedekah itu akan tumbuh.

Wahai Kumail, sebaik-baiknya hiasan seorang mu’min adalah rendah diri, keindahannya adalah suci, kemuliaannya adalah mempelajari (hukum-hukum agama) dan kehormatannya adalah meninggalkan bincang-bincang.

Wahai Kumail, sebaik-baiknya amal perbuatan seorang hamba setelah bersaksi kepada Allah Swt dan Auliya-Nya adalah kesucian, toleransi dan sabar.

Wahai Kumail, jangan tunjukkan kefaqiran dan kelemahanmu pada masyarakat sekitar. Sabarlah atas itu semua dan demi keridhaan Allah Swt, tutupilah itu semua dengan kemuliaan.

Wahai Kumail, bukan sesuatu yang patut dihalau untuk menceritakan rahasia pribadi kepada saudaramu. Namun saudara yang manakah?
Yaitu yang tidak meninggalkanmu di kala susah, menaungimu ketika dilanda kerugian dan tidak menghindar, ketika kau menanyakan sesuatu ia tidak berkhianat, tidak meninggalkanmu sendirian walaupun tahu kau tidak terkekang dan ketika kau terkekang ia akan menyeleseikannya.

Wahai Kumail, mu’min adalah cerminan mu’min. Yaitu mengatakan aibnya kepadanya, peduli dengan keadaanya serta membantu di kala fakir dan sakit.

Wahai Kumail, para mu’min saling bersaudara, di antara saudara tidak ada yang lebih tinggi dan lebih baik. Wahai Kumail, jika kau tidak menyukai saudaramu, berarti kau bukan saudaranya.
Mu’min adalah pengikut kami imam-imam ma’shum as serta yang mengatakan perkataan kami.
Maka barangsiapa yang melawan perkataan kami, maka terputuslah dari kami. Barangsiapa yang telah terpisah dari kami tidak akan bergabung dengan kami kelak. Maka (karena keadaan yang demikian) ia akan merasakan api yang paling hina.

Wahai Kumail, ia yang resah akan menampakkan kegundahan hatinya. Bagi ia yang menampakkan kegundahan hatinya, simpanlah rahasia tersebut. Jangan sampai kau sebarkan kepada yang lain. Karena menyebarkan rahasia seseorang tidak ada taubat di dalamnya. Dan dosa yang tidak memiliki taubat balasannya adalah api neraka.

Wahai Kumail, mengatakan rahasia keluarga Muhammad Saww adalah sesuatu yang tidak dapat dimaafkan dan tidak ada seorangpun yang dapat menanggungnya. Jangan katakan rahasia keluarga Muhammad Saww kecuali pada orang mu’min yang berhasil dan cerdas.

Wahai Kumail, ketika kau dalam kesulitan ucapkanlah “La haula wa la quwwata illa billah” maka dengan perantara itu Allah Swt akan menolongmu. Begitu pula dalam nikmat yang diperoleh ucapkan “Alhamdulillah” yang mana Allah Swt akan menambah nikmat tersebut. Juga ketika rizkimu terlambat datang beristighfarlah supaya Allah Swt membukakan jalan untuk perkaramu.

Wahai Kumail, iman terbagi dalam dua bagian: Mustaqar dan Mustauda’ (Yaitu iman yang kokoh dan iman yang palsu). Hindarilah iman yang palsu, jika berkehendak pastikan kau memiliki iman yang kokoh. Ketika kau telah berhasil mencapainya, lengkapi langkah-langkah prosedur setelahnya yaitu dengan tidak terseret kembali ke jalan yang menyimpang dan tidak kembali lagi.

Wahai Kumail, tidak diperkenankan bagi siapapun untuk meninggalkan amalan wajib dan bersusah-susah dalam menjalankan amalan sunnah. Wahai Kumail, selamatkan dirimu dengan perantara wilayah dan cinta supaya harta dan keturunanmu terbebas dari syeitan.

Wahai Kumail, sesungguhnya dosa-dosamu lebih banyak dari perbuatan baikmu. Kelalaianmu terhadap Allah Swt lebih banyak dari berdzikir dan mengingat-Nya. Nikmat Allah Swt lebih banyak daripada apa yang kau perbuat.

Wahai Kumail, kau tidak terpisah dari nikmat Allah Swt, dengan adanya Afiyat yang telah dianugerahkan kepadamu (yaitu sumber segala nikmat adalah Afiyat). Oleh karena itu, jangan pernah berhenti mengucap hamdalah, tamjid, tasbih, taqdis, rasa syukur dan mengingat-Nya.
Wahai Kumail, usahakan jangan seperti mereka yang Allah Swt berfirman: ”Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Qs. Al-Hasyr [59]: 19).

Sebutan fasik telah diberikan pada mereka. Wahai Kumail, amal bukanlah mengerjakan shalat, berpuasa dan bersedekah melainkan shalat dengan hati yang suci, sesuai kehendak Allah Swt serta penuh dengan kekhusyuan. Perhatikan dengan pakaian apa, tanah yang bagaimana dan sajadah apa yang kau dirikan shalat dengannya?
Jika bukan sesuai syariat dan tidak halal maka shalatmu tidak akan diterima.

Wahai Kumail, dalam setiap kesatuan sosial terdapat kaum yang  sebagian (dari segi pemikiran) lebih tinggi dari yang lain. Maka dari itu hindarilah perbincangan dan perseteruan dengan yang hina. Apabila kau mendengar perkataannya bersabarlah dan jangan bangkit seketika. Sesungguhnya Allah Swt berfirman: Ketika lawan bicaranya adalah orang-orang yang bodoh, maka ia bersikap tenang menghadapi mereka (yaitu bersabar menghadapi perbuatan buruk mereka).
Wahai Kumail, katakanlah haq pada setiap keadaan, jadilah pelindung orang-orang taqwa, jauhilah orang-orang fasiq, hindari orang-orang munafik dan janganlah bergabung dengan para pengkhianat. Wahai Kumail, janganlah mengetuk pintu orang-orang dzhalim, dengan maksud ingin beraktivitas bersama-sama dengan mereka dan berniaga dengan mereka.

Hindarilah mengagung-agungkan mereka dan mematuhi mereka, ataupun hadir dalam acara mereka, yang mana ini akan menyebabkan murka Allah Swt. Jika kau terpaksa hadir dalam acara tersebut, maka berdzikirlah selalu kepada Allah Swt dan bertawakallah pada-Nya, berlindunglah kepada Allah Swt dari keburukan mereka, jangan terpengaruh dengan keindahan mereka, pungkiri perbuatan tersebut dan agungkanlah nama Allah Swt di depan mereka serta perdengarkanlah pada mereka kekuasaan Allah Swt. Karena, keabsahanmu berasal dari ini semua dan selamatlah dirimu dari keburukan mereka.

Wahai Kumail, apa yang diambil oleh lisan dan yang diucapkan adalah dari hati. Hati manusia terbentuk dari makanan. Lihatlah, dengan apa engkau memberi makan kepada hatimu? Apabila bukan dari jalan yang halal, maka Allah Swt tidak akan menerima tasbih dan zikirmu.
Wahai Kumail, ketahuilah bahwa kami tidak mengizinkan dan juga tidak rela terhadap seseorang yang meninggalkan amanah, apabila terdapat seseorang yang melakukan hal ini dengan alasan bahwa aku rela terhadap hal ini, maka sesunguhnya ini adalah sebuah dosa besar.

Dan api neraka menjadi jawaban bagi kebohongan tersebut. Aku bersumpah, satu jam sebelum wafat Rasulullah Saw, aku mendengar Rasul sampai tiga kali berkata, “kembalikanlah amanah kepada pemiliknya, baik orang baik maupun orang buruk, baik amanah itu kecil maupun besar.” Wahai Kumail, bukanlah perang dan jihad, melainkan bersama imam yang adil (yaitu dengan izinnya), dan shalat jamaah tidak menjadi hal yang dianjurkan (mustahab), melainkan bersama Imam yang memiliki kemuliaan (yaitu seorang imam diharuskan mempunyai kemuliaan lebih daripada ma’mumnya).

Wahai Kumail, aku bersumpah, aku bukan orang yang rela menjual harga diri guna menjadikan orang lain taap kepadaku. Aku tidak memberi uang sogok kepada kaum arab untuk memanggilku dengan panggilan Amirulmukminin.
Wahai Kumail, mereka yang mengambil keuntungan dari dunia, ketahuilah bahwasannya dunia adalah penipu, hanya akhirat yang kekal dan abadi. Wahai Kumail, semua orang akan pergi menuju akhirat, tetapi, apa yang kita inginkan dari akhirat adalah ridho Allah dan derajat tinggi surga dimana Allah Swt akan memberinya kepada orang-orang yang bertakwa.

Wahai Kumail, seseorang yang tidak bertempat di surga, maka kabarkan kepadanya akan azab pedih dan menyakitkan. Wahai Kumail, aku senantiasa bersyukur kepada Allah Swt dalam segala keadaan atas segala taufik yang telah diberikanNya kepadaku.


Dinukil dari buku syarah doa kumail, karya Ayatullah Husein Ansariyan.
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: