Buku : Syarah Doa Kumail
Karya : Ayatullah Husein Ansariyan
Hasan
bin Syu’bah Harrani, penulis Tuhaf Al-Uqul, menyantumkan hadis dengan
silsilah sanad dari Sa’ad bin Zaid bin Arthah sebagai berikut:
Aku bertemu dengan Kumail bin Ziyad ra, kemudian aku menanyakannya perihal keutamaan Amirul Mu’minin as.
Beliau menjawab:
“Apakah
kau ingin tahu apa yang Amirul Mu’minin as wasiatkan padaku?
Ketahuilah
bahwa wasiat tersebut lebih baik bagimu daripada dunia dan seisinya.”
“Iya.” Jawabku.
Kemudian beliau melanjutkan, Amirul Mu’minin as mewasiatkan padaku:
“Wahai Kumail, setiap hari, ucapkanlah
Bismillahirrahmanirrahim, lalu lafadzkan dzikir
La haula wa la quwwata illa billah, dan bertawakkallah kepada Allah Swt. Kemudian ucapkan nama-nama (para Imam) dan bershalawatlah untuk mereka.
Wahai
Kumail, sesungguhnya Allah Swt mengajarkan adab kepada Nabi-Nya, dan
Nabi Allah mengajarkannya padaku, kemudian aku mengajarkannya kepada
orang-orang mu’min. Aku akan mewariskan adab kepada mereka yang mulia.
Wahai Kumail, tidak ada ilmu kecuali aku yang membukakannya, juga tidak ada suatupun kecuali Imam Al-Qa’im as yang menutupnya.
Wahai
Kumail, para Nabi dan Imam berasal dari satu nasab dan pohon kebaikan,
Sesungguhnya Allah Swt Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
Wahai Kumail, janganlah menuntut ilmu kecuali dari kami, supaya dirimu tergabung bersama kami.
Wahai Kumail, setiap amal perbuatanmu membutuhkam ma’rifat (setiap perbuatan harus dimulai dari ma’rifat).
Wahai Kumail, ucapkanlah “bismillah” sebelum makan. Dengannya kamu akan terhindar dari keburukan. Sesungguhnya nama Allah Swt adalah obat segala penyakit.
Wahai
Kumail, ajaklah orang lain makan bersamamu dan janganlah bersifat
bakhil. Karena bukan dirimu yang memberi mereka rizki, dan Allah Swt
akan memberimu banyak pahala atas perbuatanmu itu.
Berbuat baiklah
kepadanya (mereka yang makan bersamamu), berperilakulah dengan wajah
yang ramah terhadap mereka. Juga janganlah mencela dan berbuat buruk
kepada para pekerjamu.
Wahai Kumail, ketika sedang makan, maka makanlah dengan perlahan, supaya mereka yang makan bersamamu dapat mengambil bagiannya.
Wahai
Kumail, ketika kau selesai makan, bersyukurlah kehadirat Allah Swt atas
rizkimu. Ucapkan rasa syukur ini dengan suara yang tinggi, sehingga
yang lain akan ikut bersyukur, dengan inilah pahala dari Allah Swt akan
bertambah.
Wahai
Kumail, jangan penuhi lambungmu dengan makanan, simpanlah ruang untuk
nafas dan air. Janganlah kau menyentuh makanan kecuali di waktu kau
membutuhkannya. Dengan beginilah kau mengambil kekuatan darinya (yaitu
makanan dapat ternutrisi dengan baik).
Ketahuilah, badan yang sehat
adalah sedikit makan dan sedikit minum.
Wahai Kumail, keberkahan harta terdapat dari orang yang memberi zakat, membantu sesama mu’min dan menyambung tali silaturrahmi.
Wahai
Kumail, perbanyaklah memberi kepada mu’min yang ada di kaummu
dibandingkan yang bukan mu’min dari kaummu. Dan perbanyaklah rasa kasih
sayangmu pada mereka dan bersimpatilah pada mereka serta bersedekahlah
pada kaum faqir miskin.
Wahai
Kumail, jangan tinggalkan orang yang membutuhkan, walaupun sekedar
memberinya setengah buah anggur ataupun kurma. Sesungguhnya di sisi
Allah Swt, sedekah itu akan tumbuh.
Wahai
Kumail, sebaik-baiknya hiasan seorang mu’min adalah rendah diri,
keindahannya adalah suci, kemuliaannya adalah mempelajari (hukum-hukum
agama) dan kehormatannya adalah meninggalkan bincang-bincang.
Wahai
Kumail, sebaik-baiknya amal perbuatan seorang hamba setelah bersaksi
kepada Allah Swt dan Auliya-Nya adalah kesucian, toleransi dan sabar.
Wahai
Kumail, jangan tunjukkan kefaqiran dan kelemahanmu pada masyarakat
sekitar. Sabarlah atas itu semua dan demi keridhaan Allah Swt, tutupilah
itu semua dengan kemuliaan.
Wahai
Kumail, bukan sesuatu yang patut dihalau untuk menceritakan rahasia
pribadi kepada saudaramu. Namun saudara yang manakah?
Yaitu yang tidak
meninggalkanmu di kala susah, menaungimu ketika dilanda kerugian dan
tidak menghindar, ketika kau menanyakan sesuatu ia tidak berkhianat,
tidak meninggalkanmu sendirian walaupun tahu kau tidak terkekang dan
ketika kau terkekang ia akan menyeleseikannya.
Wahai
Kumail, mu’min adalah cerminan mu’min. Yaitu mengatakan aibnya
kepadanya, peduli dengan keadaanya serta membantu di kala fakir dan
sakit.
Wahai Kumail, para mu’min saling bersaudara, di antara saudara tidak ada yang lebih tinggi dan lebih baik.
Wahai
Kumail, jika kau tidak menyukai saudaramu, berarti kau bukan
saudaranya.
Mu’min adalah pengikut kami imam-imam ma’shum as serta yang
mengatakan perkataan kami.
Maka barangsiapa yang melawan perkataan kami,
maka terputuslah dari kami. Barangsiapa yang telah terpisah dari kami
tidak akan bergabung dengan kami kelak. Maka (karena keadaan yang
demikian) ia akan merasakan api yang paling hina.
Wahai
Kumail, ia yang resah akan menampakkan kegundahan hatinya. Bagi ia yang
menampakkan kegundahan hatinya, simpanlah rahasia tersebut. Jangan
sampai kau sebarkan kepada yang lain. Karena menyebarkan rahasia
seseorang tidak ada taubat di dalamnya. Dan dosa yang tidak memiliki
taubat balasannya adalah api neraka.
Wahai
Kumail, mengatakan rahasia keluarga Muhammad Saww adalah sesuatu yang
tidak dapat dimaafkan dan tidak ada seorangpun yang dapat menanggungnya.
Jangan katakan rahasia keluarga Muhammad Saww kecuali pada orang mu’min
yang berhasil dan cerdas.
Wahai Kumail, ketika kau dalam kesulitan ucapkanlah “La haula wa la quwwata illa billah” maka dengan perantara itu Allah Swt akan menolongmu. Begitu pula dalam nikmat yang diperoleh ucapkan “Alhamdulillah”
yang mana Allah Swt akan menambah nikmat tersebut. Juga ketika rizkimu
terlambat datang beristighfarlah supaya Allah Swt membukakan jalan untuk
perkaramu.
Wahai Kumail, iman terbagi dalam dua bagian:
Mustaqar dan
Mustauda’ (Yaitu
iman yang kokoh dan iman yang palsu). Hindarilah iman yang palsu, jika
berkehendak pastikan kau memiliki iman yang kokoh. Ketika kau telah
berhasil mencapainya, lengkapi langkah-langkah prosedur setelahnya yaitu
dengan tidak terseret kembali ke jalan yang menyimpang dan tidak
kembali lagi.
Wahai
Kumail, tidak diperkenankan bagi siapapun untuk meninggalkan amalan
wajib dan bersusah-susah dalam menjalankan amalan sunnah.
Wahai Kumail, selamatkan dirimu dengan perantara wilayah dan cinta supaya harta dan keturunanmu terbebas dari syeitan.
Wahai
Kumail, sesungguhnya dosa-dosamu lebih banyak dari perbuatan baikmu.
Kelalaianmu terhadap Allah Swt lebih banyak dari berdzikir dan
mengingat-Nya. Nikmat Allah Swt lebih banyak daripada apa yang kau
perbuat.
Wahai Kumail, kau tidak terpisah dari nikmat Allah Swt, dengan adanya
Afiyat yang telah dianugerahkan kepadamu (yaitu sumber segala nikmat adalah
Afiyat). Oleh karena itu, jangan pernah berhenti mengucap
hamdalah, tamjid, tasbih, taqdis, rasa syukur dan mengingat-Nya.
Wahai Kumail, usahakan jangan seperti mereka yang Allah Swt berfirman: ”Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Qs. Al-Hasyr [59]: 19).
Sebutan fasik telah diberikan pada mereka.
Wahai
Kumail, amal bukanlah mengerjakan shalat, berpuasa dan bersedekah
melainkan shalat dengan hati yang suci, sesuai kehendak Allah Swt serta
penuh dengan kekhusyuan. Perhatikan dengan pakaian apa, tanah yang
bagaimana dan sajadah apa yang kau dirikan shalat dengannya?
Jika bukan
sesuai syariat dan tidak halal maka shalatmu tidak akan diterima.
sebagian
(dari segi pemikiran) lebih tinggi dari yang lain. Maka dari itu
hindarilah perbincangan dan perseteruan dengan yang hina. Apabila kau
mendengar perkataannya bersabarlah dan jangan bangkit seketika.
Sesungguhnya Allah Swt berfirman: Ketika lawan bicaranya adalah
orang-orang yang bodoh, maka ia bersikap tenang menghadapi mereka (yaitu
bersabar menghadapi perbuatan buruk mereka).