Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Nasihat. Show all posts
Showing posts with label Nasihat. Show all posts

Nasihat Imam Husein as: Jangan Menisbatkan Dosamu Kepada Allah


Jangan Menisbatkan Dosamu Kepada Allah

Imam Husein as berkata:

"Setiap orang yang menisbatkan perbuatan dosanya kepada Allah Swt, berarti ia telah melakukan kebohongan besar tentang Allah." (Mohammad bin Mohsen Alam al-Huda Kashani, Ma'adin al-Hikmah, Qom, Jameeh Modarresin, 1407 Hq, cet 2, jilid 2, hal 45, hadis 103)

Sebagian manusia setiap kali melakukan perbuatan dosa, jiwanya tersiksa dan untuk membebaskan dirinya dari ketersiksaan ini, mereka menisbatkan dosa dan perbuatannya yang salah kepada alam. Mereka menyebut dosa yang dilakukannya sudah merupakan hukum alam. Orang-orang seperti ini terkadang menisbatkan dosa-dosa yang dilakukannya kepada Allah Swt. Mereka mengatakan bahwa kondisi kehidupan yang membuat mereka melakukan dosa dan kesalahan.

Bila orang-orang seperti ini mau sedikit saja berpikir, mereka pasti sampai pada satu kesimpulan bahwa manusia diciptakan bebas berkehendak. Yakni, ia bebas menentukan untuk melakukan satu pekerjaan atau tidak. Oleh karenanya, kondisi sulit kehidupan yang dihadapinya tidak pernah menafikan ikhtiar dari dirinya. Ia dalam kondisi paling sulitpun dapat melindungi dirinya dari perbuatan dosa. Karena tidak benar bahwa manusia terpaksa dalam melaksanakan pekerjaannya. Bila manusia terpaksa dalam perbuatannya, maka tidak bermakna Hari Kiamat, surga dan neraka.

Dengan melihat kenyataan ini, Imam Husein as menasihati agar jangan ada orang yang menisbatkan perbuatan dosanya kepada Allah. Seakan-akan yang menggerakkannya untuk berbuat dosa adalah Allah. Padahal dengan melihat ke dalam dirinya, dengan mudah ia mengetahui dirinya bebas berlaku. Itulah mengapa Imam Husein as mengatakan bahwa menisbatkan dosa kepada Allah merupakan kebohongan paling besar.

Sumber: Pandha-ye Emam Hossein.

Nasihat Imam Ali as kepada Sahabat Kumail


Sumber :
Buku : Syarah Doa Kumail.
Karya : Ayatullah Husein Ansariyan.

Ya Tuhanku, bumi tak pernah kosong dari orang-orang yang memelihara hujah Allah, Demi Allah, jumlah mereka sedikit, tetapi mereka besar dalam kehormatan di hadapan Allah.
Melalui mereka Allah menjaga hujah-hujah-Nya dan bukti-bukti-Nya sampai mereka mengamanatkannya kepada orang lain seperti mereka sendiri dan menebarkan benihnya di hati orang-orang yang sama dengan mereka.
Pengetahuan telah mengantarkan mereka kepada pernahaman yang sesungguhnya, dengan demikian mereka mengaitkan dirinya dengan semangat keyakinan. Mereka mengentengkan apa yang dianggap sukar oleh orang-orang yang mengentengkan. Mereka sangat mencintai apa yang dianggap aneh oleh orang jahil. Mereka hidup di dunia ini dengan tubuh mereka di sini, tetapi ruh mereka berada di atas. Mereka adalah para khalifah Allah di bumi dan penyeru kepada agama-Nya.
Betapa rindu saya akan melihat mereka. Pergilah sekarang, Kumail, ke mana saja Anda mau.

Kumail, ilmu lebih baik dari harta, karena ilmu melindungimu sedangkan harta harus kau lindungi.
Harta berkurang ketika dibelanjakan, tetapi ilmu justeru bertambah saat kau bagikan. Segala sesuatu yang kau peroleh dari pengumpulan harta akan sirna bersama dengan habisnya harta, tetapi apa yang kau peroleh berkat ilmumu akan menetap meski setelah engkau tiada.

O Kumail! Ilmu itu kekuatan dan ia bisa memerintahkan ketaatan. Seorang yang berilmu saat hidupnya akan membuat orang menuruti dan mengikutinya, dan ia dihormati meski setelah kematiannya.

Ingatlah bahwa ilmu itu pengatur dan kekayaan adalah yang diaturnya. Wahai Kumail, pengetahuan adalah iman yang diamalkan. Bersamanya manusia mendapat ketaatan dalam hidupnya dan nama baik setelah matinya. Pengetahuan adalah penguasa sedang harta dikuasai.

Wahai Kumail, orang yang mengumpul harta adalah orang mati sekalipun mereka masih hidup, sementara orang yang berilmu adalah orang yang hidup abadi sepanjang zaman, mungkin tubuh mereka telah lenyap, tapi nama mereka berada di hati (manusia).

Dinukil dari buku syarah doa kumail, karya Ayatullah Husein Ansariyan.

Terkait Berita: