Pesan Rahbar

Home » » Apakah ushul (prinsip agama) para sahabat pasca wafat Nabi SAW senantiasa mengikuti sunnah Nabi SAW sehingga layak disebut Ahlusunnah wal Jama’ah ??

Apakah ushul (prinsip agama) para sahabat pasca wafat Nabi SAW senantiasa mengikuti sunnah Nabi SAW sehingga layak disebut Ahlusunnah wal Jama’ah ??

Written By Unknown on Wednesday 22 April 2015 | 01:52:00


Istilah “Ahlusunnah Waljamaah” adalah sebuah istilah yang dieja-Indonesiakan dan kata Ahlusunnah Waljamaah” اهل السنه والجماعه. Ia merupakan rangkaian dari kata-kata:
a. Ahl (Ahlun), berarti “galongan”atau “pengikut’
b. Al-Sunnah (al-Sunnatu), berarti “tabiat/perilaku jalan hidup/perbuatan yang mencakup ucapan dan tindakan Rasulullah SAW.
c. Wa, yang berarti “dan atau “serta”
d. Al-Jamaa’ah (al-jamaah), berarti ‘Jamaah” yakni jamaah para sahabat Rasul SAW. Maksudnya ialah perilaku atau jalan hidup para sahabat.

Dengan demikian, maka secara etimologis, istilah “Ahlusunnah Waljamaah / golongan yang senantiasa mengikuti jalan hidup Rasul SAW, dan jalan hidup para sahabatnya. Atau, golongan yang berpegang teguh pada Sunnah Rasul dan Sunnah (Tariqah) para sahabat.
Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah merupakan ajaran yang mengikuti semua yang telah di contohkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.


Benarkah mayoritas sahabat Nabi SAW pasca wafat Nabi SAW berpegang kepada sunnah secara konsekuen ??
Firman Allah : “Dan Kami jadikan mereka imam imam dengan bimbingan perintah Kami dan Kami perintahkan kepada mereka untuk mengerjakan kebaikan, menegakkan shalat dan membayar zakat. Mereka adalah hamba hamba Kami yang sebenarnya” (Qs. Al Anbiya ayat 73). 
Jabir bin Samurah meriwayatkan,  “Aku mendengar Nabi (saww) berkata” :”Kelak akan ada Dua Belas Pemimpin.” Ia lalu melanjutkan kalimatnya yang saya tidak mendengarnya secara jelas. Ayah saya mengatakan, bahwa Nabi menambahkan, ”Semuanya berasal dari suku Quraisy.”[Sahih Bukhari (inggris),  Hadits: 9.329, Kitabul Ahkam;  Sahih al-Bukhari (arab) , 4:165, Kitabul Ahkam]. 
Hadis 12 khalifah menghancurkan mazhab sunni karena :
a. Khalifah sunni cuma 4 yakni Abubakar – Umar -USman dan Ali, sementara khalifah syiah ada 12
b. Dalam hadis shahih lain disebutkan bahwa khalifah umat islam adalah ahlulbait, Abubakar- Umar-Usman bukan ahlulbait, jadi mereka merampas kekhalifahan secara ilegal, maka mustahil ketiganya  dijamin surga
c. Ini artinya hadis Ghadir Kum membenarkan syi’ah tentang pengangkatan Ali sebagai khalifah
d. Mayoritas sahabat berkhianat kepada wasiat Ghadir KUm

KEPADA BAPAK-BAPAK YANG DUDUK DI LEMBAGA NU, KAMI HATURKAN permohonan maaf KEPADA BAPAK-BAPAK SEMUA, Syi’ah  MENGKLAIM MEMILIKI KESAMAAN AQIDAH DENGAN AQIDAH BAPAK-BAPAK NU SEMUA. Kami tidak MENGKAFIRKAN A’ISYAH DALAM AQIDAH hanya saja kami menuduh beliau melanggar nash.



Janganlah Kalian Kembali Kafir Setelahku, Kalian Saling Membunuh Sebagian Dengan Sebagian yang Lain. Kafir disini bermakna kafir kecil, bukan kafir tulen ! Syi’ah tidak mengkafirkan aisyah dan para sahabat

Sunni menyatakan : Aisyah cs dan Mu’awiyah cs yang membantai pasukan Imam Ali dalam Perang Jamal dan Perang Shiffin tidak bersalah, kalaupun salah itu cuma salah ijtihad yang berpahala.

Kami tidak MENGKAFIRKAN A’ISYAH DALAM AQIDAH hanya saja kami menuduh beliau melanggar nash.

SHOHIH MUSLIM, Kitab Iman Rasulullah berkata: “Barangsiapa yang memerangi kami (Muhammad, Ali, Fatimah, Hasan dan Husain); sesungguhnya mereka bukan dari kami !”
Apakah komentar Nabi SAW tentang doktrin sunni ???
Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda : “Janganlah kamu kembali kafir saling membunuh sepeninggalku”. (HR., Bukhari (6166, 6868, 7077) dan Muslim (66) dari Ibnu Umar )

Hadits ibnu majah 3932:

لا ترجعوا بعدي كفارا يضرب بعضكم رقاب بعض

Janganlah kalian kembali kepada kekafiran sepeninggalku dgn saling memerangi antara sesama kalian.

Hadits ibnu majah 3933:

ويحكم أو ويلكم لا ترجعوا بعدي كفارا يضرب بعضكم رقاب

Celakalah kalian -atau binasalah kalian-, janganlah kalian kembali kepada kekufuran sepeninggalku, yaitu dgn saling berperang di antara kalian.

 Baca Al Quran tentang bahaya membunuh !!


وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَآؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu’min dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan melaknati serta menyediakan azab yang besar baginya (qs.AniNisa : 93.).

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a, ia berkata,  Rasulullah saw. bersabda, “Mencela seorang muslim adalah perbuatan fasik dan memeranginya adalah perbuatan kufur,” (HR Bukhori [48] dan Muslim [64]).

SHOHIB = sahabat, kawan, pemilik, penghuni dll.
ASHABU = sahabat sahabat, kawan kawan.
ALLAH dan Rasululllah menggunakan kosa kata SAHABAT untuk mereka yang masuk api neraka (Nar) dan juga untuk mereka yang masuk surga (Jannah).

ALQURAN 7:50;
ASHABU NAR (sahabat2 di api neraka) berkata kepada ASHABU JANNAH (sahabat  di dalam surga): “Berikanlah sedikit air dan makanan yang telah diberikan oleh ALLAH kepada kamu!”

ALQURAN 5:10;
Orang2 Kafir yang mendustakan ayat ayat kami (AlQuran) sesungguhnya mereka ASHABU AL JAHIM (sahabat  di dalam neraka Jahim).

Jika kita membaca semua ayat di dalam AlQuran tentang SAHABAT; maka kita akan bisa melihat dengan jelas dan dengan mudah; bahwa kosa kata SAHABAT dipergunakan untuk mereka yang masuk api neraka dan dipergunakan untuk mereka yang masuk surga.

Ulama Sunnah hanya menggunakan kosa kata sahabat untuk mereka yang masuk surga; padahal kosa kata sahabat dipergunakan oleh ALLAH dan Rasulullah untuk mereka yang masuk surga dan juga untuk mereka yang masuk api neraka

Kami tidak MENGKAFIRKAN A’ISYAH DALAM AQIDAH hanya saja kami menuduh beliau melanggar nash.

Perbuatan yang yang sangat buruk yg dilakukan oleh sebagian dari sahabat yang tidak pernah dann tidak mungkin terjadi di ummat setelah mereka. Perbuatan buruk dan sangat tercela itu adalah
1.menyakiti hati nabi
2.menyakiti hati ahlulbait (alkisa)
3.membunuh sahabat mulia rasul.

Adakah lg yg bisa melakukannya dizaman ini?
Tentu tidak ada,Tapi kenapa masih ada saja yang mengatakan bahwa sahabat pada waktu itu adalah ummat terbaik.

Padahal perbuatan mulia ummat sekarang ini tidak akan pernah dapat dibuat oleh sahabat adalah:
1.mengimani raosul sedang ummat sekarang ini tidak pernah melihat rasul
2.mengimani keutamaan ahlulbait rasul sedang ummat ini tidak pernah melihatnya
Jadi kenapa mesti dikatakan sesat ketika kita mengkritisi sahabat yang berbuat salah..?
bukankah ada hal hal yang kita juga lebih baik dari mereka dan ada juga hal  mereka lebih buruk perbuatannya dari kita?

Wahabi berkepentingan dengan konsep semua sahabat adil. Karena nenek moyang ibnu wahhab adalah muawiyah dan puak bani umayyah. Wahhabi dengan berbagai Cara menurunkan derajat ahlul bait dan meninggikan keluarga laknat, umayyah. Wahabi biadab.

Wahabi mengatakan ayahanda nabi   sebagai kafir tetapi mengatakan tauhid rububiyah kepada nenek moyang muawiyah. Wahabi biadab.

Wahabi berkata rasulullah tidak meninggalkan warisan kecuali ilmu Dan kenabian. Ketika dikatakan bahwa berarti fatimah Dan keturunan pewaris nabi Dan keilmuan. Tetapi wahabi menjawab tidak sebab ulama-lah pewaris para rasulullah. Dengan ini wahhabi hendak mengambil semua keutamaan Ahlul bait Dan memberikannya kepada ulama jahat macam Bin Baz, utsaimin, abdul wahhab, dll. Wahabi biadab.
Wahabi menghancurkan rumah Rasul Dan semua peninggalan Rasullah dengan alasan syirik tapi membangun monumen Utsaimin untuk mengingat Utsaimin. Wahabi biadab.

Maulid nabi diharamkan, haul para wali disyirikkan tetapi haul Utsaimin diteggakkan. Wahabi biadab.
Amerika dibuatkan pangkalan militer, orang amerika dan inggris disambut bak raja tetapi saudara sendiri, para TKW dari Indonesia diperkosa bak binatang oleh Arab Saudi wahabi. Tahun 2010 saja menurut data buruh migrant, setiap hari terjadi 2 kasus perkosaan di Arab Saudi. Hitung saja berapa kasus perkosaan selama setahun. Wahabi biadab

Dan apa kata Rasulullah saww tentang Sahabatnya :Nabi SAWW bersabda , “Sesungguhnya ada dua belas orang pada sahabatku yang tergolong munafik” (Sahih Muslim 4/2143 hadis ke-2779)
Renungkanlah bagaimana mungkin pahaman kalian bahwa wajib untuk patuh kepada semua Sahabat (Sa’ira Ashab al-Nabi) (al-Asy’ari, al-Ibanah, hlm. 12) adalah benar setelah ayat al-Qur’an dan Sabda Nabi Muhammad SAWW telah menentang pahaman kalian.

Sebenarnya masalah yang masih mengganjal dan memicu pertentangan antara Sunni dan Syiah adalah pandangan terhadap para sahabat ini.

Saya tidak habis pikir kenapa Ahlu Sunnah begitu mati-matian tidak mau melihat kenyataan dalam riwayat yang sahih bahwa tidak semua para sahabat itu soleh. Kenapa harus men”dogma”kan pandangan bahwa semua sahabat adil ?

Saya rasa kunci untuk menghilangkan pertentangan antara Sunni dan Syiah adalah kesadaran pengikut Ahlu Sunnah untuk meninggalkan dogma tsb dan secara gradual mau melihat petunjuk baik dalam AlQuran maupun hadis bahwa diantara para sahabat ada yang soleh ada pula yang tidak soleh atau ada sahabat sejati ada juga sahabat yg khianat. Dan ini fakta yang wajar berlaku di mana-mana dan kapan saja. Dan di pihak lain Syiah juga harus menahan diri untuk tidak terlalu “memojokkan” citra sebagian para sahabat yg memang sudah terpojok itu.

buat apa sih kita secara mati matian membela sebagian para sahabat yg dalam hadis dikatakan saling mencela bahkan saling berperang dan tidak setia kpd Nabi saw ?
Adakah dalil yg mengatakan bahwa mengagungkan seluruh sahabat akan membuat kita masuk sorga ?
…diantara para sahabat ada yang soleh ada pula yang tidak soleh atau ada sahabat sejati ada juga sahabat yg khianat.

Ini adalah salah satu (saja) tahapan transformasi seorang muslim untuk menjadi mu’min sejati. Ketika Allah memberikan furqon kepada urusan haq dan bathil, maka kita harus faham bahwa dahulu kala ada sahabat nabi yang berada di posisi haq dan ada yang diposisi bathil. Jika kita salah menempatkan posisi seseorang pada maqom haq atau maqom bathil, maka kita akan disebut oleh Al-Quran sebagai ORANG YANG BERIMAN KEPADA BATHIL.

Selamat merenung , semoga Allah belum membutakan mata hati (karena berulang kali menyakiti Allah dan Rasul-Nya) sehingga sama sekali sudah tidak mampu lagi melihat kebenaran.


Khalifah Rasulullah Yang WAJIB di ikuti sesuai Hadist Rasulullah saww.


Dari Zaid bin Tsabit RA yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Aku telah meninggalkan di tengah-tengah kalian dua Khalifah yaitu Kitab Allah yang merupakan Tali yang terbentang antara bumi dan langit, serta KeturunanKu Ahlul BaitKu. Keduanya tidak akan berpisah sampai menemuiKu di Telaga Surga Al Haudh. (Hadis Ini diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam Musnad Ahmad jilid 5 hal 182, Syaikh Syuaib Al Arnauth dalam Takhrij Musnad Ahmad menyatakan bahwa hadis ini shahih. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir jilid 5 hal 154, Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid jilid 1 hal 170 berkata “para perawi hadis ini tsiqah”. Hadis ini juga disebutkan oleh As Suyuthi dalam Jami’ Ash Shaghir hadis no 2631 dan beliau menyatakan hadis tersebut Shahih.)
Hadis di atas adalah Hadis Tsaqalain dengan matan yang khusus menggunakan kata Khalifah. Hadis ini adalah hadis yang Shahih sanadnya dan dengan jelas menyatakan bahwa Al Ithrah Ahlul Bait Nabi SAW adalah Khalifah bagi Umat islam. Oleh karena itu Premis bahwa Sang Khalifah setelah Rasulullah SAW itu ditunjuk dan diangkat oleh Rasulullah SAW adalah sangat beralasan :mrgreen:

Kebohongan Mazhab Sunni terlihat pada hadis 12 khalifah yang mutawatir, Hadits ini tidak dapat dikenakan kepada empat khalifah karena jumlah mereka kurang dari dua belas !

Banyak saudara-saudara kita dari madzhab Sunni cenderung menafsirkan Ulil Amr sebagai “penguasa di antara kalian”, yaitu penguasa kaum Muslimin. Penafsiran ini tidak bersandar kepada logika akal-sehat; mereka semata bersandar kepada daur sejarah.

Mayoritas kaum Muslimin masih berkutat sebagai sebuah budak  kaum monarki dan penguasa, menafsirkan dan menafsirkan ulang Islam dan al-Qur’an sesuai dengan selera penguasa.

Sejarah kaum Muslimin (seperti sejarah-sejarah bangsa lain) dipenuhi dengan nama penguasa yang nota-bene zalim, pelaku maksiat, dan tiranik yang telah menodai citra kudus Islam. Pembahasan ini  akan dipaparkan lebih jauh  pada akhir bagian tulisan ini.

Penguasa-penguasa ini senantiasa dan akan selalu, berkata kepada kita bahwa mereka adalah Ulul Amr yang disebutkan dalam ayat ini.

Jika Allah Swt memerintahkan kita untuk mentaati raja-raja dan penguasa-penguasa seperti ini, keadaan yang mustahil akan tercipta bagi kaum Muslimin. Pengikut-pengikut sial iniakan dikecam karena telah mencari kemurkaan Allah, terlepas dari apa yang mereka lakukan. Jika mereka mentaati penguasa-penguasa ini, mereka telah membangkang perintah Allah, “Janganlah kalian mentaati seorang pendosa”, dan jika mereka membantah kepada penguasa-penguasa tersebut, mereka tetap membantah perintah Allah untuk taat kepada penguasa Muslim.”.

Jadi jika kita terima penafsiran ini, kaum Muslimin dilaknat dengan kemurkaan abadi baik mereka mentaati atau membantah penguasa yang bukan ma’sum tersebut.

Juga, ada penguasa Muslim yang berbeda akidah dan madzhabnya. Ada madzhab Syafi’i, Wahabi, Maliki, Hanafi, serta Syi’ah dan Ibadis. Sekarang, sesuai dengan penafsiran Ahli Sunnah yang berada di bawah seorang Ibadi Sultan (seperti di Oman) harus mengikuti ajaran madzhab Ibadi; dan mereka yang berada di bawah kekuasaan seorang Syiah (seperti di Iran) harus mengikuti ajaran madzhab Syiah.

Apakah orang-orang ini memiliki keberanian untuk mengikuti interpretasi ini hingga akhir penalaran logisnya?
Berbeda dengan kata “Ahlus Sunnah wa Al-Jama’ah” (yang masih kabur kapan mulai diperkenalkan dan siapa yang memperkenalkannya) , kata “Syiah” sudah ada/digunakan dari zaman dahulu. Bahkan dalam Al-Quran misalnya, dalam surah Ash-Shaffat ayat 83: “Dan sungguh, salah satu syiah (pengikut) nya adalah Ibrahim“.Begitu pula yang disebutkan dalam surah Al-Qashash ayat 15: “…yang seorang dari syiah (pengikut/golongan) nya dan seorang lagi dari musuhnya (kaum Fir’aun).“. 
Berikut ini adalah hadis-hadis yang menerangkan tentang awal “sebutan” Syiah. 
Al-Hafizh Abu Na’im adalah seorang ulama Ahlus Sunnah yang disebutkan oleh paraulama bahwa ia adalah seorang “mahkota hadis” dan “guru par ahadis tsiqqat/terpercaya.” Beliau dalam kitabnya Hilyah Al-Awliya’ dengan sanad dari Ibn Abbas: Ketika turun ayat yang mulia: “Sesungguhnyaorang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalahsebaik-baik makhluk” (QS. Al-Bayyinah 7), Rasulallah SAW bersabdakepada Ali ibn Abi Thalib, “Wahai Ali, itu adalah engkau danpengikut (syiah) mu. Engkau dan syiahmu akan datang pada hari kiamat dalamkeadaan ridha dan diridhai.” Hadis tersebut juga diriwayatkan olehAbu Mu’ayyid ibn Ahmad Al-Khawarizmi dalam kitabnya Al-Manaqib pasal 17 tentangturunnya ayat tersebut. 
Hadis senada juga terdapat dalam kitab Tadzkirah Khawwash Al-Ummah karya Sabathibn Al-Jawzi, hlm. 56, yang sanadnya berasal dari Abu Sa’id Al-Khudri:” Nabi SAW memandang kepada Ali ibn Abi Thalib ,lalu bersabda, ‘Orang ini dan para pengikut (syiah) nya adalah orang-orang yang mendapat kemenanganpada hari kiamat’.”.

Abu Mu’ayyid ibn Ahmad Al-Khawarizmi dalam Al-Manaqib, pasal 9, hadis no. 10 dari Jabir ibn Abdallah Al-Anshari: Kami bersama Nabi SAW, kemudian datang Aliibn Abi Thalib. Beliau bersabda, “Telah datang saudaraku kepadakalian”. Kemudian beliau memukulkan tangannya. Beliau bersabda, “Demiyang diriku dalam kekuasaan-Nya, orang ini dan syiahnya adalah orang-orang yangberoleh kemenangan pada hari kiamat. Kemudian, ia adalah orang yangpertama yang beriman di antara kalian, yang paling setia menepati janji Allah,yang paling keras menegakkan perintah Allah, yang paling adil dalam memimpin,yang paling adil dalam membagi, dan yang paling agung keutamaannya di sisiAllah.” Perawi menambahkan kemudian turun ayat: Sesungguhnya orang-orangyang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk(khayrulbariyyah)… Selanjutnya perawi berkata: Apabila Ali datang, para sahabat Muhammad SAW berkata, “Telah datang khayrulbariyyah.”. 
AllamahAl-Kanji Asy-Syafi’i meriwayatkan dalam kitabnya Kifayah Ath-Thalib bab 62 dengan sanad dari Jabir ibn Abdallah Al-Anshari. Nabi SAW bersabda kepada Ali, “Engkau dan syiahmu berada di surga.” (Tarikh Baghdad, juz 2, hlm. 289). 
Rasulallah SAW bersabda, “Wahai Ali, engkau dan syiahmu kembalikepadaku di Al-Haudh dengan rasa puas dan wajah yang putih. Sedangkanmusuh-musuh mereka kembali ke Al-Haudh dalam kehausan.” (IbnuHajar, Ash-Shawaiq Al-Muhriqah, hlm. 66, cet. Al-Maimanah (Mesir); AllamahShalih At-Turmudzi, Al-Manaqib Al-Murtadhawiyah, hlm. 101, cet. Bombay). 
Nabi SAW bersabda kepada Ali, “…dan syiahmu berada di atas mimbar-mimbardari cahaya dengan wajah putih di sekelilingku. Aku memberikan syafaat kepada mereka. Maka mereka kelak di surga bertetangga denganku.” (Al-Kanji Asy-Syafi’i, Kifayah Ath-Thalib, hlm. 135; Manaqib Ibnu Maghazali,hlm. 238).
Dari ‘Ashim ibn Dhumrah dari Ali AS: Rasulallah SAW bersabda, “Ada sebuah pohon yang aku adalah pangkalnya, Ali adalah cabangnya, Al-Hasan dan Al-Husain adalah buahnya, dan syiah adalah daun-daunya. Tidak keluar sesuatu yang baik kecuali dari yang baik.“(Al-Kanji Asy-Syafi’i, KifayahAth-Thalib, hlm. 98). 
Diriwayatkan dari Nabi SAW: “Janganlah kalian merendahkan syiah Ali,karena masing-masing dari mereka diberi syafaat seperti untuk Rabi’ah dan Mudhar.” (Al-Hakim, Al-Mustadrak 3/160; Ibnu Asakir, Tarikh 4/318;Muhibbuddin, Ar-Riyadh An-Nadhrah 2/253; Ibnu Ash-Shabagh Al-Maliki, Al-FushulAl-Muhimmah 11; Ash-Shafuri, Nazhah Al-Majalis 2/222; Allamah Al-Hindi, Intiha’Al-Afham, hlm. 19, cet. Lucknow; Al-Qunduzi Al-Hanafi, Yanabi Al-Mawaddah, hlm.257, cet. Istanbul). 
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri: Nabi SAW memandang kepada Ali ibn AbiThalib dan bersabda, “Orang ini dan syiahnya adalah orang-orang yangmendapat kemenangan pada hari kiamat.” (Sabath ibn Al-Jawzi,Tadzkirah Al-Khawwash, hlm. 59, cet. Aljir). 
Diriwayatkan dari Anas ibn Malik: Rasulallah SAW bersabda, “Syiah Ali adalah orang-orang yang memperoleh kemenangan.” (Ad-Dailami,Firdaws Al-Akhbar; Allamah Al-Mannawi, Kunuz Al-Haqa’iq, hlm. 88, cet. Bulaq;Al-Qunduzi Al-Hanafi, Yanabi Al-Mawaddah, hlm. 180, cet. Istanbul; AllamahAl-Hindi, Intiha Al-Afham, hlm. 222, cet. Nul Kesywar).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas: Rasulallah SAW bersabda, “Ali dansyiahnya adalah orang-orang yang memperoleh kemenangan pada hari kiamat.“(Allamah Al-Kasyafi At-Turmudzi, Al-Manaqib Al-Murtadhawiyah, hlm. 113, cet.Bombay; Al-Qunduzi Al-Hanafi, Yanabi Al-Mawaddah, hlm. 257; Allamah Al-Hindi,Intiha Al-Afham, hlm. 19). 
Rasulallah SAW bersabda kepada Ali, “Engkau dan syiahmu kembali kepadakudi Al-Haudh dalam keadaan puas.” (As-Suyuthi, Ad-Durr Al-Mantsur 6/379,cet. Mesir; Al-Qunduzi, Yanabi Al-Mawaddah, hlm. 182).
Rasulallah SAW bersabda, “Wahai Ali, empat orang pertama yang masuksurga adalah aku, engkau, Al-Hasan, dan Al-Husain. Keturunan kita menyusul dibelakang kita. Istri-istri kita menyusul di belakang keturunan kita, dan syiahkita di kanan dan kiri kita.“(Tarikh Ibn Asakir, 4/318; IbnuHajar, Ash-Shawaiq, hlm. 96; Tadzkirah Al-Khawwash, hlm. 31; Majma Az-Zawa’id9/131).
Diriwayatkan dari Asy-Sya’bi dari Ali AS: Rasulallah SAW bersabda, “Engkau dan syiahmu berada di surga.” (Tarikh Baghdad, 12/289, cet.As-Sa’adah (Mesir); Akhthab Khawarizmi, Al-Manaqib, hlm. 67). 
Diriwayatkan dari Abu Hurairah: Rasulallah SAW bersabda kepada Ali,”Engkau bersamaku dan syiahmu di surga.” (Majma Az-Zawa’id, 9/173). 
Anas meriwayatkan dari Nabi SAW: Beliau bersabda, “Jibril mengabarkan kepadaku dari Allah SWT bahwa Allah mencintai Ali dengan kecintaan yang tidak diberikan kepada malaikat, para nabi, dan para rasul. Tidak ada tasbih yang ditujukan kepada Allah, melainkan darinya. Dia menciptakan satu malaikat yang memohonkan ampunan bagi orang yang mencintainya dan syiahnya hingga hari kiamat.” (Allamah Al-Kasyafi At-Turmudzi, Al-ManaqibAl-Murtadhawiyah, hlm. 116, cet. Bombay; Allamah Al-Qunduzi Al-Hanafi, YanabiAl-Mawaddah, hlm. 256, cet. Istanbul tetapi tanpat kalimat “Para Nabi danPara Rasul).




BAGIAN I

Hadis 12 Pemimpin.

 روى‌ جابر بن‌ سَمُرة‌ فقال‌: سمعت‌ُ النبيّ صلّي‌ الله عليه‌ [وآله‌] وسلّم‌ يقول‌: يكون‌ اثنا عشر أميراً. فقال‌ كلمة‌ً لم ‌أسمعها، فقال‌ أبي‌: أنّه‌ قال‌: كلّهم‌ من‌ قريش‌.
Jabir bin Samurah meriwayatkan,  “Aku mendengar Nabi (saww) berkata” :”Kelak akan ada Dua Belas Pemimpin.” Ia lalu melanjutkan kalimatnya yang saya tidak mendengarnya secara jelas. Ayah saya mengatakan, bahwa Nabi menambahkan, ”Semuanya berasal dari suku Quraisy.”[Sahih Bukhari (inggris),  Hadits: 9.329, Kitabul Ahkam;  Sahih al-Bukhari (arab) , 4:165, Kitabul Ahkam]
BAGIAN II
Pendapat Para Ulama Sunni.
  Ibn Arabi 

…فعددنا بعد رسول‌ الله صلّي‌ الله عليه‌ [وآله‌] وسلّم‌ اثني‌ عشر أميرًا، فوجدنا أبابكر، عمر، عثمان‌، عليًّا، الحسن‌، معاوية‌، يزيد، معاوية‌ بن‌ يزيد، مروان‌، عبد الملك‌ بن‌ مروان‌، الوليد، سليمان‌، عمر بن‌ عبد العزيز، يزيد بن‌ عبدالملك ، ‌مروان‌ بن محمد بن مروان، السفّاح‌،… وبعده‌ سبعة‌ وعشرون‌ خليفة‌ بن‌ بني‌ العبّاس‌. وإذا عددنا منهم‌ اثني‌ عشر انتهي‌ العدد بالصّورة‌ إلي‌ سليمان‌ بن‌ عبد الملك‌. وإذا عددناهم‌ بالمعني‌ كان‌ معنا منهم‌ خمسة‌، الخلفاء الاربعة‌، وعمر بن‌ عبد العزيز.
ولم‌ أعلم‌ للحديث‌ معني‌. ابن‌ العربي‌ّ، «شرح‌ سنن‌ التّرمذي‌ّ» 9: 68 ـ 69
Kami telah menghitung pemimpin (Amir-Amir) sesudah Nabi (sawa) ada dua belas. Kami temukan nama-nama mereka itu sebagai berikut: Abubakar, Umar, Usman, Ali, Hasan, Muawiyah, Yazid, Muawiyah bin Yazid, Marwan, Abdul Malik bin Marwan, Yazid bin Abdul Malik, Marwan bin Muhammad bin Marwan, As-Saffah… Sesudah ini ada lagi 27 khalifah Bani Abbas.
Jika kita perhitungkan 12 dari mereka, kita hanya sampai pada Sulaiman. Jika kita ambil apa yang tersurat saja, kita cuma mendapatkan 5 orang di antara mereka dan kepadanya kita tambahkan 4 ‘Khalifah Rasyidin’, dan Umar bin Abdul Aziz….
Saya tidak paham arti hadis ini. [Ibn Arabi, Syarh Sunan Tirmidzi, 9:68-69].
Qadi Iyad Al-Yahsubi.

قال‌: إنّه‌ قد ولي‌ أكثر من‌ هذا العدد. وقال‌: وهذا اعتراض‌ باطل‌ لانّه‌ صلّى‌ الله عليه‌ [وآله‌] وسلّم‌ لم‌ يقل‌: لايلي‌ الاّ اثنا عشرخليفة‌؛ وإنّما قال‌: يلي‌. وقد ولي‌ هذا العدد، ولايضرّ كونه‌ وُجد بعدهم‌ غيرهم‌. النووي‌ّ: «شرح‌ صحيح‌ مسلم‌» 12: 201 ـ 202. ابن‌ حجر العسقلاني‌ّ: «فتح‌ الباري‌» 16: 339
Jumlah khalifah yang ada lebih dari itu. Adalah keliru untuk membatasinya hanya sampai angka dua belas. Nabi (saw) tidak mengatakan bahwa jumlahnya hanya dua belas dan bahwa tidak ada tambahan lagi. Maka mungkin saja jumlahnya lebih banyak lagi. [Al-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, 12:201-202;  Ibn Hajar al-‘Asqalani, Fath al-Bari, 16:339].
Jalaludin as-Suyuti.

إن‌ّ المراد وجود اثني‌ عشر خليفة‌ في‌ جميع‌ مدّة‌ الاسلام‌ إلي‌ يوم‌ القيامه‌ يعملون‌ بالحق‌ّ وإن‌ لم‌ تتوال‌ أيّامهم‌…وعلى‌ هذا فقد وُجد من‌ الاثني‌ عشر خليفة‌ الخلفاء الاربعة‌، والحسن‌، ومعاوية‌، وابن‌ الزّبير، وعمر بن‌ عبد العزيز، هؤلاء ثمانية‌. ويحتمل‌ أن‌ يُضم‌ّ إليهم‌ المهتدي‌ من‌ العبّاسيّين‌، لانّه‌ فيهم‌ كعمر بن‌ عبد العزيز في‌ بني‌ أُميّة‌. وكذلك الطاهر لما اوتي‌ من‌ العدل‌، وبقي‌ الاثنان‌ المنتظران‌ أحدهما المهدي‌ لانّه‌ من‌ آل‌ بيت‌ محمّد صلّي‌ الله عليه‌ [وآله‌] وسلّم‌. السّيوطي‌: «تاريخ‌ الخلفاء»: 12. ابن‌ حجر الهيثمي‌ّ: الصّواعق‌ المحرقة‌: 19
Hanya ada dua belas Khalifah sampai hari kiamat. Dan mereka akan terus melangkah dalam kebenaran, meski mungkin kedatangan mereka tidak secara berurutan. Kita lihat bahwa dari yang dua belas itu, 4 adalah Khalifah Rasyidin, lalu Hasan, lalu Muawiyah, lalu Ibnu Zubair, dan akhirnya Umar bin Abdul Aziz. Semua ada 8. Masih sisa 4 lagi. Mungkin Mahdi, Bani Abbasiyah bisa dimasukkan ke dalamnya sebab dia seorang Bani Abbasiyah seperti Umar bin Abdul Aziz yang (berasal dari) Bani Umayyah. Dan Tahir Abbasi juga bisa dimasukkan sebab dia pemimpin yang adil. Jadi, masih dua lagi. Salah satu di antaranya adalah Mahdi, sebab ia berasal dari Ahlul Bait Nabi (as).” [Al-Suyuti, Tarikh al-Khulafa, Halaman 12; Ibn Hajar al-Haytami, Al-Sawa’iq al-Muhriqa Halaman 19]
Ibn Hajar al-’Asqalani .

لم‌ ألق‌ أحدًا يقطع‌ في‌ هذا الحديث‌، يعني‌ بشي‌ء معيّن‌؛ فان‌ّ في‌ وجودهم‌ في‌ عصر واحد يوجد عين‌ الافتراق‌، فلايصح‌ّ أن‌ يكون‌ المراد. ابن‌ حجر العسقلاني‌ّ، «فتح‌ الباري‌» 16: 338 ـ 341
Tidak seorang pun mengerti tentang hadis dari Sahih Bukhari ini.
Adalah tidak benar untuk mengatakan bahwa Imam-imam itu akan hadir sekaligus pada satu saat bersamaan. [Ibn Hajar al-‘Asqalani, Fath al-Bari 16:338-341]
 Ibn al-Jawzi .

وأوّل‌ بني‌ أُميّة‌ يزيد بن‌ معاوية‌، وآخرهم‌ مروان‌ الحمار. وعدّتهم‌ ثلاثة‌ عشر. ولايعدّ عثمان‌، و معاوية‌، ولا ابن‌ الزّبير لكونهم‌ صحابة‌. فإذا أسقطناهم‌ منهم‌ مروان‌ بن‌ الحكم‌ للاختلاف‌ في‌ صحبته‌، أو لانّه‌ كان‌ متغلّبًا بعد أن‌ اجتمع‌ النّاس‌على‌ عبد الله بن‌ الزّبير صحّت‌ العدّة‌…وعند خروج‌ الخلافة‌ من‌ بني‌ أُميّة‌ وقعت‌ الفتن‌ العظيمة‌ والملاحم‌ الكثيرة‌ حتّى ‌استقرّت‌ دولة‌ بني‌ العبّاس‌، فتغيّرت‌ الاحوال‌ عمّا كانت‌ عليه‌ تغيّرًا بيّنًا. ابن‌ الجوزي‌ّ ، «كشف‌ المشكل‌» ، نقلاً عن‌ ابن‌ حجر العسقلاني‌ّ في‌ «فتح‌ الباري‌» 16: 340، عن‌ سبط‌ ابن‌ الجوزي‌ّ.
Khalifah pertama Bani Umayyah adalah Yazid bin Muawiyah dan yang terakhir adalah Marwan Al-Himar. Total jumlahnya tiga belas. Usman, Muawiyah dan Ibnu Zubair tidak termasuk karena mereka tergolong Sahabat Nabi (s).  Jika kita kecualikan (keluarkan) Marwan bin Hakam karena adanya kontroversi tentang statusnya sebagai Sahabat atau karena ia berkuasa padahal Abdullah bin Zubair memperoleh dukungan masyarakat, maka kita mendapatkan angka Dua Belas.… Ketika kekhalifahan muncul dari Bani Umayyah, terjadilah kekacauan yang besar sampai kukuhnya (kekuasaan) Bani Abbasiyah. Bagaimana pun, kondisi awal telah berubah total. [Ibn al-Jawzi, Kashf al-Mushkil, sebagaimana dikutip dalam Ibn Hajar al-‘Asqalani, Fath al-Bari 16:340 dari Sibt Ibn al-Jawzi]
Al-Nawawi.

ويُحتمل‌ أن‌ المراد [بالائمّة‌ الاثني‌ عشر] مَن‌ْ يُعَزُّ الإسلام‌ في‌ زمنه‌ ويجتمع‌ المسلمون‌ عليه‌.
النووي‌ّ، «شرح‌ صحيح‌ مسلم‌» 12: 202 ـ 203
Ia bisa saja berarti bahwa kedua belas Imam berada dalam masa (periode) kejayaan Islam. Yakni ketika Islam (akan) menjadi dominan sebagai agama. Para Khalifah ini, dalam masa kekuasaan mereka, akan menyebabkan agama menjadi mulia.[Al-Nawawi, Sharh Sahih Muslim ,12:202-203]
 Al-Bayhaqi.

وقد وُجد هذا العدد (اثنا عشر) بالصفة‌ المذكورة‌ إلي‌ وقت‌ الوليد بن‌ يزيد بن‌ عبد الملك. ثم‌ّ وقع‌ الهرج‌ والفتنة ‌العظيمة‌…ثم‌ّ ظهر ملك العبّاسيّة‌…وإنّما يزيدون‌ على‌ العدد المذكور في‌ الخبر إذا تركت‌ الصفة‌ المذكورة‌ فيه‌، أو عُدَّ منهم ‌من‌ كان‌ بعد الهرج‌ المذكور فيه‌.
ابن‌ كثير: «البداية‌ والنّهاية‌» 6: 249؛ السّيوطي‌ّ، «تاريخ‌ الخلفاء»:11
Angka (dua belas) ini dihitung hingga periode Walid bin Abdul Malik. Sesudah ini, muncul kerusakan dan kekacauan. Lalu datang masa dinasti Abbasiyah. Laporan ini telah meningkatkan jumlah Imam-imam. Jika kita abaikan karakteristik mereka yang datang sesudah masa kacau-balau itu, maka angka tadi menjadi jauh lebih banyak.” [Ibn Katsir, Ta’rikh, 6:249; Al-Suyuti, Tarikh al-Khulafa Halaman 11]
 Ibn Katsir.

فهذا الّذي‌ سلكه‌ البيهقي‌ّ، وقد وافقه‌ عليه‌ جماعة‌ من‌ أن‌ّ المراد بالخلفاء الاثني‌ عشر المذكورين‌ في‌ هذا الحديث‌ هم ‌المتتابعون‌ إلي‌ زمن‌ الوليد بن‌ يزيد بن عبد الملك‌ الفاسق‌ الّذي‌ قدّمنا الحديث‌ فيه‌ بالذّم‌ّ والوعيد، فانّه‌ مسلك‌ فيه‌ نظر…فان‌ اعتبرنا ولاية‌ ابن‌ الزبير قبل‌ عبد الملك‌ صاروا ستّة‌ عشر، وعلى كلّ تقدير فهم‌ اثنا عشر قبل‌ عمر بن‌ عبد العزيز. فهذا الّذي‌ سلكه‌ على‌ هذا التّقدير يدخل‌ في‌ الاثني‌ عشر يزيد بن‌ معاوية‌، و يخرج‌ منهم‌ عمر بن‌ عبد العزيز الّذي‌ أطبق‌ الائمّة‌ على شكره‌ وعلى مدحه‌، وعدوّه‌ من‌ الخلفاء الرّاشدين‌، وأجمع‌ الناس‌ قاطبة‌ على‌ عدله‌. ابن‌ كثير، «البداية‌ والنّهاية‌» 6: 249 ـ 250
Barang siapa mengikuti Bayhaqi dan setuju dengan pernyataannya bahwa kata ‘Jama’ah’ berarti Khalifah-khalifah yang datang secara tidak berurutan hingga masa Walid bin Yazid bin Abdul Malik yang jahat dan sesat itu, maka berarti ia (orang itu) setuju dengan hadis yang kami kritik dan mengecualikan tokoh-tokoh tadi.
Dan jika kita menerima Kekhalifahan Ibnu Zubair sebelum Abdul Malik, jumlahnya menjadi enam belas. Padahal jumlah seluruhnya seharusnya dua belas sebelum Umar bin Abdul Aziz. Dalam perhitungan ini, Yazid bin Muawiyah termasuk di dalamnya sementara Umar bin Abdul Aziz tidak dimasukkan.  Meski demikian, sudah menjadi pendapat umum bahwa para ulama menerima Umar bin Abdul Aziz sebagai seorang Khalifah yang jujur dan adil. [Ibn Katsir, Ta’rikh, 6:249-250]
MEREKA BINGUNG ?
Kita perlu pendapat seorang ulama Sunni lain yang dapat mengklarifikasi siapa Dua Belas Penerus, Khalifah, para Amir atau Imam-imam sebenarnya.
Al-Dzahabi mengatakan dalam Tadzkirat al-Huffaz , jilid 4, halaman 298, dan Ibn Hajar al-’Asqalani menyatakan dalam al-Durar al Kaminah, jilid 1, hal. 67, bahwa Shadrudin Ibrahim bin Muhammad bin al-Hamawayh al-Juwaini al-Syafi’i  adalah seorang ahli Hadis yang mumpuni.
Lebih lengkap tentang Al-Juwaini, silahkan rujuk catatan Al-Muhadits Al-Juwaini Asy-Syafi’i (ra) dan Hadis Tentang Sayyidah Fathimah sa

BAGIAN III
Al-Juwayni Asy-Syafi’i : 

عن‌ عبد الله بن‌عبّاس‌ رضي‌ الله عنه‌، عن‌ النّبي‌ّ  صلّي‌ الله عليه‌ [وآله‌] وسلّم‌ أنّه‌ قال‌: أنا سيّد المُرسَلين‌، وعلي‌ّ بن‌ أبي‌ طالب‌ سيّدالوصيّين‌، وأن‌ّ أوصيائي‌ بعدي‌ اثنا عشر، أوّلهم‌ علي‌ّ بن‌ أبي‌ طالب‌، وآخرهم‌ القائم‌.
 dari Abdullah bin Abbas (ra) bahwa Nabi (sawa) mengatakan,”Saya adalah penghulu para Nabi dan Ali bin Abi Thalib adalah pemimpin para penerus, dan sesudah saya akan ada dua belas penerus. Yang pertama  adalah Ali bin Abi Thalib dan yang terakhir adalah al-Qaim.
عن‌ ابن‌ عبّاس‌ رضي‌ الله عنه‌، عن‌ النبي‌ّ صلّي‌ الله عليه‌ [وآله‌] وسلّم‌ أنّه‌ قال‌: أن‌ّ خلفائي‌ وأوصيائي‌وححج‌ الله على‌ الخلق‌ بعدي‌ لاثنا عشر، أوّلهم‌ أخي‌، وآخرهم‌ وَلَدي‌. قيل‌: يا رسول‌ الله، ومن‌ أخوك‌؟ قال‌: علي‌ّ بن‌ أبي‌طالب‌. قيل‌: فمن‌ وَلَدُك‌َ؟ قال‌: المهدي‌ّ الّذي‌ يملاها قسطًا وعدلاً كما مُلئت‌ جورًا وظلمًا. والّذي‌ بعثني‌ بالحق‌ّ بشيرًا لو لم‌ يبق‌ من‌ الدّنيا الاّ يوم‌ واحد لطَوَّل‌ الله ذلك‌ اليوم‌ حتّي‌ يخرج‌ فيه‌ ولدي‌ المهدي‌، فينزل‌روح‌ الله عيسى بن‌ مريم‌ فيُصلّي‌ خلفَه‌ُ، وتُشرق‌ الارض‌ بنور ربّها، ويبلغ‌ سلطانه‌ المشرق‌ والمغرب‌.
Dari Ibnu Abbas (r) bahwa Rasulullah (sawa) berkata: ”Sudah pasti bahwa washi-washiku dan Bukti (hujjah) Allah bagi makhluk sesudahku ada dua belas. Yang pertama di antara mereka adalah saudaraku dan yang terakhir adalah anak (cucu) ku.”  Orang bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah saudaramu itu?”. Beliau menjawab: “Ali bin Abi Thalib.” Lalu beliau ditanyai lagi: “ Dan siapakan anak (cucu) mu itu?” Nabi yang suci (sawa) menjawab: ”Al-Mahdi. Dia akan mengisi bumi dengan keadilan dan persamaan ketika ia (bumi) dipenuhi ketidakadilan dan tirani. Dan demi Yang Mengangatku sebagai pemberi peringatan dan memberiku  kabar gembira, meski seandainya masa berputarnya dunia ini tinggal sehari saja, Allah SWT akan memperpanjang hari itu sampai diutusnya (anakku) Mahdi, kemudian ia akan disusul Ruhullah Isa bin Maryam (as) yang turun ke bumi dan berdoa di belakangnya (Mahdi). Dunia akan diterangi oleh sinarnya, dan kekuatannya akan mencapai hingga ke timur dan ke barat.”
رسول‌ الله صلّي‌ الله عليه‌ [وآله‌] وسلّم‌ أنّه‌ قال‌: أنا، وعلي‌ّ، والحسن‌، والحسين‌، وتسعة‌ من‌ ولد الحسين‌ مطهّرون‌ معصومون‌. الجويني‌ّ، «فرائد السمطين‌» مؤسّسة‌ المحمودي‌ّ للطّباعة‌ والنشر، بيروت‌، 1978، ص
 Rasulullah (sawa) mengatakan: ”Aku dan Ali dan Hasan dan Husain dan sembilan anak cucu Husain adalah yang disucikan (dari dosa) dan dalam kebenaran.”  [Al-Juwaini, Fara’id al-Simthain, Mu’assassat al-Mahmudi li-Taba’ah, Beirut 1978, h. 160.]
Di antara semua mazhab Islam, hanya Syiah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah yang percaya pada individu-individu sebagai Dua Belas orang dari Ahlul Bait Raulullah saww yang berhak sebagai Penerus Rasulullah saww.
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: