Pesan Rahbar

Home » » Bantahan Atas albayyinat.net Tentang Kemesraan Syiah dan Sunni

Bantahan Atas albayyinat.net Tentang Kemesraan Syiah dan Sunni

Written By Unknown on Sunday, 26 April 2015 | 23:39:00






Saya ingin membantah Blog: albayyinat (.net) yang menyatakan : “”syi’ah membuat keresahan dan perpecahan didalam masyarakat, sehingga mengganggu stabilitas keamanan yang telah diciptakan oleh pemerintah Melihat situasi yang tidak menguntungkan dan membahayakan bagi agama,bangsa dan negara, Albayyinat selalu menghimbau pada masyarakat, agar membantu pemerintah dalam mewaspadai gerakan Syi’ah di Indonesia””

*****

Blog: albayyinat (.net) menulis fitnah sbb :


APA DAN SIAPA ALBAYYINAT?
Dengan berkembangnya aliran Syi’ah di Indonesia dimana ajaran-ajarannya telah menyimpang dari ajaran Rosululloh Saw bahkan mereka berani mencaci maki dan menghina serta memfitnah pemimpin pemimpin islam yang telah berjasa membantu Rosululloh saw, maka akibatnya telah membuat keresahan dan perpecahan didalam masyarakat, sehingga mengganggu stabilitas keamanan yang telah diciptakan oleh pemerintahMelihat situasi yang tidak menguntungkan dan membahayakan bagi agama,bangsa dan negara,maka bangkitlah orang-orang yang merasa terpanggil untuk melawan aliran tesebut. Berbagai usaha mereka lakukan dalam rangka membendung berkembangnya aliran yang menyesatkan tersebut.Selanjutnya setelah mendapat pengarahan dari beberapa pihak, baik dari Syibanul Alawiyyin (Sesepuh Habaib) serta tokoh-tokoh islam lainnya, maka orang-orang yang terpanggil melawan Syi’ah tersebut, membentuk satu Yayasan yang bernama ALBAYYINAT . Yang bergerak dalam bidang da’wah islamiyah berdasarkan agidah Ahlussunnah Waljamaah serta bekerja sama dengan pemerintah dalam mewaspadai gerakan Syi’ah di Indonesia.Disamping itu, Albayyinat merupakan wadah bagi orang-orang Sunni yang mempunyai kepedulian membela agidah Ahlussunnah Waljamaah, serta tidak senang melihat gerakan Syi’ah di Indonesia.Dengan demikian semua orang islam yang bergerak melawan Syi’ah, adalah otomatis orang Albayyinat. Di tiap kota di Indonesia bila disitu ada orang Syi’ah, pasti ada orang Albayyinat yang siap mengkonter propaganda Syi’ah. Bahkan di Singgapur, Malaysia, Hadramaut dan Saudi Arabia juga ada orang-orang Albayyinat.Albayyinat selalu menghimbau pada masyarakat, agar membantu pemerintah dalam mewaspadai gerakan Syi’ah di Indonesia. Karena Albayyinat tidak menghendaki apa yang diperbuat oleh orang-orang Syi’ah, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, terulang lagi di bumi pertiwi ini.

*****

Jawaban ustad syi’ah ali terhadap fitnah Blog: albayyinat (.net):

Bukti Kemesraan Para Tokoh Ahlusunnah Wal Jama’ah Dengan Para Ulama’ Syi’ah!

Seorang Syiah menjadi makmum dalam salat yang imami suni di Tehran

Ulama suni menjadi imam salat dan dimakmumi oleh ulama Syiah

Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (Kwitang), Habib Ali bin Husein Alattas (Bungur), dan Habib Salim bin Jindan menerima kunjungan seorang ulama Syiah Irak.

Ramadhan Abdullah (Jihad Palestina), Mahmud Ahmadinejad (Iran), dan Khaled Meshaal (Hamas)

Ismail Haniyah (Hamas) selepas berziarah dari makam Imam Khomeini

Sayid Hasan Nasrallah (Hizbullah), Sayid Mohtashemi (Iran), dan Khaled Meshaal (Hamas)

Ismail Haniyah, pemimpin Hamas, bersama Presiden Republik Islam Iran, Mahmud Ahmadinejad

Ayatullah Khamenei, Khaled Meshaal (Hamas) dan Ramadhan Abdullah (Jihad Palestina) di Iran

Suni dan Syiah salat bersama

Ayatullah Khamenei menjadi imam salat dan dimakmumi oleh ulama suni

Khaled Meshaal (Hamas) dan Ayatullah Khamenei (Iran)

Ramadhan Abdullah (Jihad Palestina) salat bersama Presiden Iran, Ahmadinejad

Syekh Ahmad Yassin, Khaled Meshaal (Hamas) – Sayid Hasan Nasrallah (Hizbullah)

Syekh Ahmad Yassin, pendiri gerakan Hamas, bertemu Ayatullah Khamenei di Iran

Sayid Ibrahim Al-Amin (Hizbullah), Khaled Meshaal (Hamas), dan Ramadhan Abdullah (Jihad Palestina)

Khaled Meshaal (Hamas) dan Mahmud Ahmadinejad (Iran)

Khaled Meshaal (Hamas) dan Mahmud Ahmadinejad (Iran)


Berbagai usaha dilakukan musuh-musuh Islam untuk memecah belah kesatuan barisan dan menghancurkan keharmonisan yang semestinya terjalin di antara umat Islam bari mazhab manapun mereka berasal! Namun kesadaraan dan komitmen para ulama (pawaris para nabi as.) serta kedewasaan berpikir para santri dan umat Islam akar rumput akan dapat menghalang terwujudnya cita-cita jahat musuh-musuh Islam tersebut!

Hanya kaum munafik dan/atau kaum jahil serta mereka yang tertipu dengan propaganda musuh-musuh Islah lah yang berjebaak dalam jarinbg pemecah-belahan umat Islam,

Apa yang dicontohkan oleh seorang pawaris Nabi saw., ulama karismatik asal kota suci Mekkah, guru besar para Kyai Ahlusunnah di tanah air tercinta; Sayyid al Muhaddis Muhammad Alawi al Maliki al Hasani (RH) adalah sebuah bentuk keharmonisan yang seharusnya terjalin di antara umat Islam, khususnya di kalangan para ulama!

Perhatikan foto di bawah ini! Ia adalah sebuah bukti yang harus selalu dicontoh!

Sayyid Muhamad al Maliki bersama para ulama dan cendikian Muslim Syi’ah dan Sunni asal Arab Saudi.

Dari kiri Ali Baqir al Musawi, Doktor Muhammad Sa’id Thayyib, Sayyid Hasyim as Salmân, al marhûm Sayyid Muhammad Alawi al- Maliki, Doktor Sâmi dan Amin al Aththâs.

Fohto ini diambil di sela-sela Dioalaq Nasional yang diselenggarakan Kerajaan Arab Saudi yang dihadiri oleh para ulama dan pemikir Saudi dari berbagai mazhab Islam.

Ustad syi’ah ali Dan AHLUL BAIT NABI SAW:


Semoga keharmonisan dapat selalu tercipta di antara umat Islam, agar segala usaha pemecah-belaan umat Islam oleh tangan-tangan musuh-musuh Islam dapat segera dipotong!

Tumbuh suburkan kesadarana dan kedewasaan di tengah-tengah masyarakat Muslim! Pasti ageb-agen Zionis akan menelan pil pahit kegagalan!

Jangan biarkan pengecer virus-virus fitnah dan menjaja dusta berkeliaran menjajakan racum perpecahan di atas mimbar-mimbar kaum Muslimin!

Di kerajaan Arab Saudi memang kaum Wahhabi bermarkas! Tidak sedikit pula di sana para ulama kaku yang hanya pandai memecah belah umat dengan berbagai tuduhan palsu!

Ahlusunnah menjadi bulan-bulanan fatwa pengafiran para paramu fatwa sektarian! dengan alasan menyembah kuburan dan menyembah para wali, kaum Sunni dikafirkan dan divonis musyrik!


Fotho Syeikh Allamah Hasan ash Shaffar dan Syeikh ad Da’i Ied al Qarni.

Fotho Syeikh Allamah Hasan ash Shaffar bersama Syeikh Salafi

Kaum Syi’ah menjadi santapan empuk keganasan fatwa pengafiran! Seribu satu alasan mereka carikan untuk menghalalkan darah-darah mereka. Mulai dari tuduhan palsu menyembah para imam dan menuhankan Imam Ali as. hingga tuduhan syirik dengan alasan bertawassul, beristighatsah dan meminta syafa’at kepada Nabi dan para imam suci dari Ahlulbait as.

Agen-agen mereka juga bergentayangan di berbagai dunia Islam, tidak terkecuali negeri tercinta kita Indonesia! seluruh kekuatan mereka kerahkan untuk memprovokasi masyarakat akar rumput untuk mengafirkan Syi’ah dan menghalalkan darah-darah suci mereka! tidak sedikti uang real yang mereka taburkan di negeri ini. Dan tidak sedekit pula yang tergiur oleh tawaran murahan mereka itu!

Tetapi demikian, hal yang menggembirakan adalah munculnya sikap arif dari para pemikir tulus untuk hidup berdampingan dan bergandeng tangan di antara seluruh masyarakat Muslim dari mazhab manapun mereka berasal! Sebab Islam di atas segalanya! Konsep La ilaha Illahhah, Muhammad Rasulullah di atas berpedaan mazhabiyah!

Di Arab Saudi sana mulai tercipta kondisi yang kondusif di antara elemen masyarakat Muslim dari berbagai mazhab; Sunni, Syi’ah dan Wahhabi sendiri, sebagai pemilik berbagai fasilitas kerajaan!

kondisi ini sepertinya tidak membuat sebagian ektrimis Wahhabi (bukan selurh Wahhabi) kebakaran jenggot! Mereka tidak menginginkan terciptanya keharmonisan di antara umat Islam! Mereka alebih memilih jalan yang membahagiakan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya!

Tokoh karismatik Syi’ah; Syeikh Hasan ash Shaffar (wakil komunitas Syi’ah di Arab Saudi) dan Syeikh da’i kondang dan penulis terkenal bermazhab Wahhabi moderat; Syeikh Ied al Qarni (selaku cendikiawan dan pemikir Muslim) berusaha merumuskan piagam kesepakatan bersama antara berbagai aliran Islam di Arab Saudi.

Semoga usaha terpuji mereka segera ditiru oleh kaum Muslim di negeri kita, khususnya mereka yang masih tertipu oleh propaganda musuh-musuh Allah dengan bersemangat menyulut api permusuhan di antara Sunnah dan Syi’ah!

Para ulama dari berbagai penjuru dunia Islam menyambut Deklarasi?Piagam yang digagas para ulama M.ushlihun tersebut!


Ketua Majma’ Alami Li Ahlilbait as.; Syeikh Hasan Akhtari menaruh harapan besar bagi persatuan umat Islam yang berangkat dari negeri Islam paling bersejarah; Hijaz. Beliau menegaskan bahwa hal itu merupakan:
“نبأ سارا لجميع المسلمين ولاقى ترحيبا بين أتباع النبي الأعظم الصادقين”.

“Berita gembira bagi seluruh umat Islam; pengikut setia Nabiagung Muhammad saw.”

Beliau juga menyebutnya sebagai:
خطوة حكيمة نابعة من إدراك عميق وفهم دقيق لعلماء واعين بالأوضاع الراهنة للعالم الإسلامي

“Langkah bijak yang lahir dari kasadaran yang dalam dan pemahaman yang jeli dari para ulama yang menyadari kondisi dunia Islam dewasa ini.”

Dalam suratnya yang dikirim untuk Syeikh Hasan dan al Qarni, Syeikh Akhtari mengatakan:
“في مطلع الألفية الجديد واجه العالم الإسلامي أمواجا متلاطمة التي تروج لها الصهيونية العالمية. وهذا يستدعي أن يتصدى أبناء مدرسة النبوة والرسالة بحكمة وبصيرة لهذه الفتنة العمياء، وأن يجتنبوا القيام بأية خطوة تؤدي إلى التفرقة، ولقد جسّدتم ذلك بأروع صورة من خلال الخطوة الواعية التي أقدمتم عليها”.

“Di awal adab ini, Dunia Islam sedang menghadapi badai yang menghempas yang dipropagandakan oleh Zionisme Internasional yang menunut para pengikut ‘Madrasah Kenabian dan Karasulan’ bangkit dsengan bijak dan kejelian pandangan untuk mengahadapi fitnah yang membutakan itu. Hendaknya mereka menjauhkan diri dari melakukan tindakan yang mengarah kepada perpecahan. Kalian telah mewujudkannya dengan bentuk paling memukau melalui langkah-langkah sadar yang kalian lakukan.”

Al Akhtari juga menjanjikan dukungan penuh terhadap segala usaha ke arah terciptanya persatuan dan keharmonisan di tengah-tengah masyarakat Muslim Dunia.

Majma’ Alami mengajak seluruh ulama dan pemuikir Islam untuk mendukung dan bergabung ke dalam Kafilah Pemersatu Umat Islam ini. Semoga cita-cita para pawaris nabi ini terwujud!

Lihatlah kkehronisan yang terjalin antara penganut mazhab-mazhab Islam di Arab Saudi sana!

Duduk berdampingan mendiskusikan masalah-masalah yang sedang dihapapi umat Islam dan mencarikan solusi terindah demi merajut benang persatuan di antara umat Islam!

Saling berkunjung dan menziarai adalah sangat dianjurkan oleh Islam… Rasa kasih sayang pasti akan tercipta… dan Kesalah fahaman akan terhindarkan!

Betapa mesra buhungan pewaris para nabi ini…. Andai kaum Salafi menapak tilasi langkah bijak ulama Salafi Saudi!

*****

Simak :

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan Raja Arab Saudi Abdullah Bin Abdul Aziz pada Ahad september 2007 mendiskusikan konsolidasi persatuan dunia Islam.
Khamenei Serukan Sunni-Syiah Bersatu Hadapi Musuh-Musuh Islam
Jumat, 05/03/2010 14:07 WIB

Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatullah Syed Ali Khamenei menegaskan bahwa Palestina adalah isu penting bagi dunia Islam dan menyerukan agar Muslim Sunni-Syiah bersatu dan bersama-sama melawan rezim Zionis Israel.

Khamenei mengungkapkan hal tersebut dalam pidatonya di kota Tehran dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw. Pada kesempatan itu, ia menyebut rezim Zionis Israel sebagai pemerintahan palsu dan merupakan “kanker tumor yang berbahaya.”

Satu-satunya cara bagi umat Islam untuk mempertahankan diri dari “kanker berbahaya” dan para pendukungnya itu, kata Khamenei, adalah kembali ke Islam dan umat Islam bersatu dalam menjalankan ajaran-ajaran luhur Rasululullah Muhammad Saw.

Menurutnya, kelemahan dunia Islam yang menjadi persoalan sekarang ini adalah mereka masih mudah terpengaruh dengan bujukan-bujukan Barat yang menjadi musuh-musuh Islam. “AS dan Inggris tidak pernah lelah melakukan upaya untuk memecah belah dan mengadu domba Muslim Sunni dan Syiah,” kata Khamenei.

“Kekuatan-kekuatan yang gemar menekan dan menggertak pihak yang lemah menyadari bahwa persatuan dan pertikaian antara sesama Muslim bisa mengalihkan perhatian umat Islam terhadap isu Palestina, yang menjadi isu penting bagi umat Islam,” tukasnya.

“Penjajahan di tanah Palestina dan kebrutalan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina merupakan luka yang menganga di tubuh dunia Islam,” sambung Khamenei.

Oleh sebab itu ia menyerukan pemerintahan-pemerintahan Islam bersama dengan rakyat mereka masing-masing menggalang persatuan sesama Muslim dan bersama-sama memperjuangkan hak-hak umat Islam, seperti yang dicontohkan Rasulullah Muhammad Saw terutama dalam menghadapi kekuatan-kekuatan yang menindas umat Islam seperti Israel dan sekutu-sektunya.

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan Raja Arab Saudi Abdullah Bin Abdul Aziz pada Ahad september 2007 mendiskusikan konsolidasi persatuan dunia Islam.

Dalam pembicaraan telepon, Presiden Ahmadinejad menyampaikan selamat menjalankan ibadah puasa kepada pemerintah dan rakyat Arab Saudi dan mendoakan semoga umat Islam diberkati kesehatan, kesejahteraan dan senantiasa dalam kedamaian, kata kantor berita Iran, IRNA.

“Bila kita tidak saling memperdulikan, maka musuh Islam berupaya memecah-belah negara-negara Muslim, khususnya Iran dan Arab Saudi,” kata Presiden Ahmadinejad.

Menggarisbawahi pentingnya mempererat persatuan dunia Muslim, Presiden Iran memperingatkan bahwa musuh-musuh Islam mencoba memecah-belah mereka dengan fitnah-fitnah.

Menyampaikan terima kasih atas upaya Rajan Abdullah untuk melakukan pelayanan terbaik bagi jamaah haji, Ahamadinejat mengatakan, Iran menaruh kepercayaan penuh kepada aktivitas dan upaya-upaya Arab Saudi, khususnya Raja Abdullah, untuk mempererat persatuan antar umat Muslim.

Sementara itu, Raja Abdullah juga menyampaikan selamat berpuasa Ramadhan kepada pemerintah dan rakyat Iran, dan mengatakan, upaya-upaya harus dilakukan untuk membendung persekongkolan pecah-belah oleh musuh Islam.

Raja Abdullah menyebut Ahmadinejad sebagai seorang “teman karib dunia Islam dan Muslim,” demikian IINA melaporkan

*****

SUNNi SYi’AH BOLEH BERDEBAT !!! TAPi TETAP BERSATU !!!


“Kalian tidak tahu hari ini dengan siapa kalian berperang. Kalian telah memasuki medan perang dengan keturunan Muhammad Saw, Ali, Hasan, Husein, dengan Ahli Bait Rasulullah saw dan para sahabatnya.” (Pesan Sayyid Hasan Nasrullah pasca serangan Israel ke Lebanon)

*****
Ulama-Umara Sedunia Tanda Tangani Persatuan Sunni-Syiah

Pada tanggal 9 November 2004, Raja Abdullah II bin Al-Husein dari Yordania menyerukan sikap toleransi dan persatuan di dunia Islam. Seruan ini kemudian dikenal dengan sebutan The Amman Message (رسالة عمان). Meski ditandatangani dan disahkan lebih dari 500 ulama-umara seluruh dunia dari 84 negara, poin-poin tersebut jarang diungkap dan diperkenalkan kepada masyarakat; yang terjadi adalah media bayaran terus mengungkap permusuhan, kebencian dan saling fitnah mazhab.

Di antara penandatangan dan pengesah Risalah Amman ini adalah:

Afghanistan: Hamid Karzai (Presiden).

Amerika Serikat: Prof. Hossein Nasr, Syekh Hamza Yusuf (Institut Zaytuna), Ingrid Mattson (ISNA)

Arab Saudi: Raja Abdullah As-Saud, Dr. Abdul Aziz bin Utsman At-Touaijiri, Syekh Abdullah Sulaiman bin Mani’ (Dewan Ulama Senior).

Bahrain: Raja Hamad bin Isa Al-Khalifah, Dr. Farid bin Ya’qub Al-Miftah (Wakil Menteri Urusan Islam)

Bosnia Herzegovina: Prof. Dr. Syekh Mustafa Ceric (Ketua Ulama dan Mufti Agung), Prof. Enes Karic (Profesor Fakultas Studi Islam)

Mesir: Muhammad Sayid Thantawi (Mantan Syekh Al-Azhar), Prof. Dr. Ali Jum’ah (Mufti Agung), Ahmad Al-Tayyib (Syekh Al-Azhar)

India: Maulana Mahmood (Sekjen Jamiat Ulema-i-Hindi)

Indonesia: Maftuh Basyuni (Mantan Menag), Din Syamsuddin (Muhammadiyah), Hasyim Muzadi (NU).

Inggris: Dr. Hassan Shamsi Basha (Ahli Akademi Fikih Islam Internasional), Yusuf Islam, Sami Yusuf (Musisi).

Iran: Ayatullah Ali Khamenei (Wali Amr Muslimin), Ahmadinejad (Presiden), Ayatullah Ali Taskhiri (Sekjen Pendekatan Mazhab Dunia), Ayatullah Fadhil Lankarani.

Irak: Jalal Talabani (Presiden), Ayatullah Ali As-Sistani, Dr. Ahmad As-Samarai (Kepala Dewan Wakaf Suni).

Kuwait: Syekh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber As-Sabah.

Lebanon: Ayatullah Husain Fadhlullah, Syekh Muhammad Rasyid Qabbani (Mufti Agung Suni).

Oman: Syekh Ahmad bin Hamad Al-Khalili (Mufti Agung Kesultanan Oman)

Pakistan: Pervez Musharraf (Presiden), Syekh Muhammad Tahir-ul-Qadri (Dirjen Pusat Penelitian Islam), Muhammad Taqi Usmani.

Palestina: Syekh Dr. Ikramah Sabri (Mufti Agung dan Imam Al-Aqsha).

Qatar: Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, Dr. Ali Ahmad As-Salus (Profesor Syariah Universitas Qatar).

Sudan: Omar Hassan Al-Bashir (Presiden).

Suriah: Syekh Ahmad Badr Hasoun (Mufti Agung), Syekh Wahbah Az-Zuhaili (Kepala Departemen Fikih), Salahuddin Ahmad Kuftaro.

Yaman: Habib Umar bin Hafiz (Darul Mustafa), Habib Ali Al-Jufri.

Yordania: Raja Abdullah II, Pangeran Ghazi bin Muhammad (Dewan Pengawas Institut Aal Al-Bayt), Syekh Izzuddin Al-Khatib At-Tamimi (Hakim Agung), Syekh Salim Falahat (Ikhwanul Muslimin Yordania).


Beberapa tokoh di atas menandatangani dan mengesahkan poin-poin di bawah ini:

Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang

Shalawat dan salam kehadirat Nabi Muhammad dan keluarganya yang baik dan suci.

Siapapun pengikut salah satu dari empat mazhab hukum Islam Suni (Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali), dua mazhab hukum Islam Syiah (Ja’fari dan Zaidi), mazhab hukum Islam Ibadhi serta mazhab hukum Islam Zahiri adalah seorang Muslim. Menyatakan pengikut (mazhab) tersebut sebagai kafir adalah hal yang mustahil dan dilarang. Sudah pasti bahwa darah, kehormatan dan hartanya adalah terjaga. Selain itu, berdasarkan fatwa Syekh Al-Azhar, adalah tidak mungkin dan tidak diperbolehkan untuk menyatakan kafir kepada penganut keyakinan Asyari atau yang mempraktikkan tasawuf dengan benar (sufi). Demikian juga, tidak mungkin dan tidak diperbolehkan untuk menyatakan kafir kepada pengikut pemikiran Salafi yang sesungguhnya. Hal yang sama juga tidak mungkin dan tidak dibenarkan untuk mengkafirkan kepada kelompok Muslim manapun yang meyakini Tuhan subhânahu wa ta’âlâ dan utusan-Nya shallallâhu ‘alaihi wa (âlihi wa) salâm, rukun iman, dan rukun Islam, dan yang tidak mengingkari segala prinsip utama agama.

Terdapat lebih banyak persamaan di antara berbagai macam mazhab hukum Islam tersebut dari pada perbedaan di antara mereka. Para pengikut delapan mazhab hukum Islam sepakat dalam prinsip dasar Islam. Seluruhnya percaya kepada Allah (Tuhan) Swt. yang Mahaesa; bahwa Alquran adalah kalam Allah dan terpelihara serta terjaga oleh Allah dari segala perubahan dan penyimpangan; dan bahwa pemimpin kita Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa (âlihi wa) salâm adalah Nabi dan Rasul bagi seluruh makhluk. Semuanya sepakat dalam hal lima rukun Islam: dua kesaksian keyakinan (syahadatain); salat; zakat; berpuasa di bulan Ramadan, dan haji ke rumah suci Allah (di Mekkah).

Semuanya juga sepakat dalam rukun iman: iman kepada Allah (Tuhan), malaikat-Nya, kitab-Nya, utusan-Nya, dan Hari Akhir, dalam Pemeliharaan Tuhan baik dan buruk (qadha dan qadr). Perbedaan pendapat di antara ulama dari delapan mazhab hukum Islam hanya dalam bidang tambahan dan cabang agama (furuk) dan beberapa hal pokok (usul) [dari agama Islam]. Perbedaan pendapat dengan penghormatan dalam hal cabang agama (furuk) adalah rahmat. Dahulu pernah dikatakan bahwa perbedaan pendapat di antara ulama “adalah sebuah rahmat”.

Pengakuan mazhab-mazhab hukum dalam Islam berarti merujuk pada metodologi dasar dalam mengeluarkan fatwa: tidak ada yang dapat mengeluarkan sebuah fatwa tanpa syarat kualifikasi keilmuan. Tidak ada yang dapat mengeluarkan fatwa tanpa merujuk kepada metodologi mazhab hukum Islam. Tidak ada yang dapat mengklaim melakukan ijtihad tidak terbatas dan menciptakan pendapat baru atau mengeluarkan fatwa pertentangan yang dapat mengeluarkan Muslim dari prinsip dan ketentuan syariah dan apa yang telah dibangun dalam kehormatan dari mazhab tersebut.

*****
Rekomendasi Konferensi Internasional Persatuan Islam

Segala puji bagi Allah Swt, Pengatur alam semesta dan shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw dan keluarga sucinya serta para sahabatnya yang mulia.

Dengan inayah dan bantuan Allah Swt dan bertepatan dengan peringatan Pekan Persatuan di hari kelahiran Rasul yang mulia saw, Muhammad bin Abdillah dan Imam Ja’far ash Shadiq, Forum Internasional Pendekatan Mazhab Islam (FIPMI) berhasil mengadakan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-23 pada tanggal 15-17 Rabiul Awal 1431 H/2-4 Maret 2010 M yang dihadiri 650 kaum cendekiawan Muslim dari Republik Islam Iran dan pelbagai negara Islam, termasuk Indonesia yang mengirim tiga orang utusannya. Konferensi ini membahas dengan serius tema yang diusungnya, yaitu: Islamic Ummah from Religious Pluralism to Sectarianism. Konferensi ini dibuka oleh orasi ilmiah dan komprehensif Ayatullah Hasyimi Rafsanjani, ketua Dewan Pakar dan sekaligus ketua Dewan Penentuan Kebijakan Republik Islam Iran. Para peserta konferensi kali ini juga bertemu dan beramah tamah dengan Pemimpin Revolusi Islam Iran, Imam Khamene’i dan mereka mengambil manfaat dari ceramah dan petuah yang penuh makna dan solusi dari beliau.

Konferensi ini berlangsung selama tiga hari dan menyoroti beberapa tema penting, dan di akhir pertemuan, konferensi ini melahirkan pelbagai keputusan dan pernyataan serta rokomendasi sebagai berikut:

1. Para peserta konferensi menegaskan bahwa Al-Qur’an al Karim dan sunah Rasul yang mulia saw telah menyiapkan aspek yang dibutuhkan oleh manusia dan peradaban agung bagi umat Islam dan mendorong mereka untuk memberdayakan rasionalitas dan membangun dialog yang efektif dan kebebasan berijtihad dalam ruang lingkup ketentuan syariat. Mereka sepakat untuk menjaga semangat persaudaraan dan persatuan yang begitu jelas menjadi karakter ajaran Islam bagi seluruh dunia, dan akhirnya mereka pun menilai bahwa pluralisme mazhab sebagai hal yang alami yang membawa dampak positif pada adanya beragam solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan pelbagai problema di bawah naungan ajaran syariat Islam dan prinsip-prinsipnya.

2. Konferensi menghimbau untuk diadakannya usaha di bidang penguatan prinsip-prinsip ini dan membikin sebuah pedoman guna menjamin beragam teori dan pelbagai solusi serta mengaktifkan ijtihad untuk memahami Islam dan Al-Qur’an yang mulia serta menjaga kejayaan dan gerakan peradaban Islam dan melindunginya dari pelbagai syubhah dan penyimpangan pemikiran.

3. Para peserta konferensi menegaskan bahwa umat Islam sampai sekarang masih menghadapi pelbagai problema besar. Problema ini membidik tokoh masyarakat, budaya dan unsur-unsur kekuatan yang ada serta peranan peradaban yang diharapkannya dimana semua itu rentan terhadap pelbagai konspirasi yang mengarah pada desintegrasi geografi, nasional, mazhab dan bahkan sejarah. Para musuh berusaha untuk tetap mempertahankan umat Islam dalam kemunduran sains, ekonomi, militer dll. Demikian juga musuh berupaya untuk menjauhkan umat Islam dari agama mereka dengan menumbuhkan keraguan dan ketergantungan serta kekaguman yang berlebihan terhadap Barat. Di samping itu, mereka pun menunjukkan kelemahan ajaran dan system pendidikan Islam dalam kaitannya dengan kemajuan manusia dan mereka melemahkan dakwah Islam dan pengaruhnya dengan cara menanamkan ketidakmampuan dan pengakuan terhadapnya, sehingga dengan begitu peran efektif Islam dapat mereka cegah.

4. Para peserta konferensi yakin bahwa hawa nafsu dan pelbagai motif politik dan psikologis serta menebarkan fanatisme sempit dan kejahilan sebagian pengikut mazhab berkaitan dengan hakikat mazhab lainnya adalah hal yang keluar dari ruang lingkup alaminya dan justru menjurus ke arah perpecahan yang pada akhirnya menyebabkan percekcokan dan kerengangan serta pergulatan pemikiran yang berdampak pada tindakan yang tidak diinginkan. Hal ini akan membawa dampak negative yang cukup besar terhadap kekuatan umat dan solidaritas mereka dan justru akan membuka peluang masuknya musuh untuk melakukan serangan terhadap akidah dan system teoritis dan praktisnya.

5. Para peserta konferensi meyakini—sebagaimana ditegaskan oleh Al-Qur’an dan sunah Rasul saw—bahwa Islam-lah yang mengumpulkan kaum Muslimin yang memiliki kiblat yang sama dan yang mengucapkan dua kalimat syahadat. Dua hal ini merupakan jaminan keselamatan jiwa, harta dan kehormatan kaum Muslimin. Mereka juga percaya bahwa pendekatan antara mazhab-mazhab Islam merupakan langkah penting dalam merealisasikan persatuan dalam pelbagai bidang. Mazhab-mazhab Islam sama-sama meyakini prinsip-prinsip keimanan dan tidak mengingkari masalah yang cukup gamblang dalam Islam. Para pengikut pelbagai mazhab merupakan satu umat Islam. Satu sama lain harus saling membantu dan masing-masing harus memikirkan keselamatan jiwa saudaranya. Sesuatu yang paling minimal untuk mereka upayakan adalah berusaha mencari kerelaan di antara mereka. Dan untuk mewujudkan tujuan agung Islam, mereka harus bekerja sama secara efektif. Tentu saja pelbagai perbedaan visi politik kiranya tidak mengiring mereka pada perselisihan akidah, sejarah atau fikih di antara mereka. Dan gerakan apapun yang menjurus pada perpecahan dan penyulutan api fitnah serta tindakan yang berbau sektarian cuma akan mendatangkan manfaat bagi musuh dan membantu lancarnya proposal perpecahan dan tipu daya mereka terhadap umat Islam serta mengukuhkan pendudukan mereka. Maka, umat Islam dengan cara apapun harus melawan rencana jahat musuh ini.

6. Untuk mewujudkan persatuan antara umat Islam dan usaha mendekatkan pelbagai pengikut mazhab Islam, para peserta konferensi menegaskan pentingnya para pengikut mazhab untuk menghormati para pengikut mazhab lainnya, dan hendaklah mereka menyerahkan masalah-masalah yang masih diperselisihkan di tangan para ulama dan para pakar, sehingga masalah-masalah ini kiranya dapat diselesaikan secara ilmiah, tanpa ketegangan dan permusuhan. Para peserta konferensi juga menghimbau supaya masing-masing pengikut mazhab tidak berburuk sangka terhadap sesama saudaranya dan tidak menciptakan opini buruk di antara mereka. Di samping itu, para peserta konferensi juga menegaskan pentingnya para pengikut mazhab untuk tidak menghina dan menyudutkan hal-hal yang dihormati/disucikan di mazhab lainnya, khususnya tidak dibenarkannya menghina kesucian ahlul bait atau menyatakan permusuhan atau menyepelekan kedudukan mereka dengan cara apapun yang dinisbatkan kepada mereka. Peserta konferensi juga menyatakan penentangan terhadap pelbagai bentuk tindakan asusila, baik secara lisan maupun praktis dan tidak diperkenankannya menggunakan secara negative tempat-tempat suci, seperti masjid, husainiyah, makam, musala dll.

7. Mengingat pelbagai kebutuhan yang telah dipaparkan di atas, para peserta konferensi menegaskan pentingnya menyiapkan sebuah rancangan/pedoman yang terperinci guna merealisasikan hal-hal di bawah ini:

a. Meningkatkan tingkat pengetahuan kaum Muslimin di pelbagai bidang, khususnya di bidang pemahaman terhadap Islam dan ajarannya serta tujuannya dan memahami realita yang ada di pelbagai aspek dan kondisi yang terkait dengannya.

b. Menghimbau negara-negara Islam untuk melaksanakan syariat Islam dalam seluruh bagian kehidupan, seperti dalam memahami Islam dan ajarannya serta tujuan-tujuannya dan mencermati realita yang ada di pelbagai aspek dan kondisi yang terkait dengannya.

c. Mengaktifkan pelbagai gerakan pendidikan yang menyeluruh di pelbagai bagian umat yang berdasarkan ajaran Islam.

d. Berupaya mewujudkan satu sikap praktis umat Islam dalam pelbagai masalah dan merealisasikan solidaritas dan persaudaraan di tengah umat Islam dalam pelbagai bidang.

e. Memperkuat lembaga-lembaga yang memiliki kegiatan keislamanan bersama, seperti OKI (Organisasi Konferensi Islam) dan pelbagai lembaga dakwah yang tidak resmi dan sosial serta pendidikan dan media massa.

f. Memanfaatkan secara baik pelbagai potensi politik, ekonomi, geografi dan kapasitas keilmuan umat Islam guna merealisasikan tujuan-tujuan besar dan berjuang menghadapi pelbagai problema.

g. Membantu minoritas umat Islam yang terdapat di pelbagai penjuru dunia.

h. Melakukan usaha serius guna menerapkan proposal dunia Islam di bidang HAM (hak asasi manusia) yang dikeluarkan oleh OKI dalam rangka menjaga identitasnya dan melaksanakan ritual mazhab mereka.

i. Menegaskan peran umat Islam dalam membangun masa depannya dan pertisipasi aktif mereka dalam pembangunan diri dan system kehidupan internalnya serta laju peradaban manusia.

j. Mendidik generasi Islam dalam budaya, perjuangan dan kemuliaan.

8. Para peserta konferensi mengecam segala bentuk agresi rezim Zionis terhadap bangsa Palestina yang sabar dan yang rela berkorban, utamanya tindakan buas dan membabi buta mereka terhadap rakyat Gaza yang tangguh dan pejuang, seperti pembunuhan massal dan pengusiran ribuan orang yang tak bertempat tinggal, begitu juga perusakan terhadap Baitul Maqdis dan tindakan mereka akhir-akhir ini yang berusaha memasukkan Haram Ibrahim dan Masjiid Bilal dalam warisan budaya Yahudi. Para peserta konferensi menuntut supaya tindakan Zionis ini dijegah. Mereka memuji dan mendoakan kesuksesan perlawanan bangsa Palestina. Mereka mendukung perdamaian dan persatuan di antara pelbagai kelompok Palestina dan menegaskan kembali hak bangsa Palestina untuk mendapatkan hak sah mereka dimana yang paling penting adalah hak mereka dalam menentukan nasib mereka sendiri, seperti hak mereka dalam membangun negara independen di tanah airnya dengan ibu kota Baitul Maqdis dan mereka juga berhak untuk kembali ke rumah dan tanah mereka. Para peserta konferensi menuntut PBB supaya memperhatikan laporan Goldstone yang sampai di tengan mereka berkaitan dengan kejahatan perang kaum Zionis dan supaya para pelakunya diseret ke meja hijau dan mereka harus diadili karena kejahatan perang dan tindakan tak manusiawi.

9. Para peserta konferensi mendukung supaya segala potensi yang ada di Somalia digunakan di bidang dialog dan kerja sama guna membangun Somalia baru dan masa depannya tanpa ada kekerasan dan pembunuhan, dan mereka juga mendukung segala bentuk usaha positif di bidang ini.

10. Para peserta konferensi mendoakan kesuksesan negara Republik Islam Iran dan para pejabatnya yang telah berusaha sungguh-sungguh dalam menjalankan syariat Islam dalam pelbagai bidang kehidupan dan mereka mengecam segala usaha yang mencoba mengganggu dan melemahkan Iran. Mereka mendukung sepenuhnya program nuklir damai Iran dan mengecam segala usaha yang mengahalangi Iran untuk memiliki hak sahnya secara undang-undang internasional dan mereka meminta dunia Islam supaya belajar dari pengalaman Iran di bidang ini.

11. Para peserta konferensi mengucapkan terima kasih kepada Republik Islam Iran dan pimpinan mereka, Imam Khamene’i, begitu juga mereka berterima kasih terhadap FIPMI (Forum Internasional Pendekatan Mahab Islam) atas usahanya menyelenggarakan konferensi ini yang penuh dengan berkah dan mereka yakin bahwa diadakannya konferensi seperti ini akan membawa kebaikan dan keberkahan bagi umat Islam.

(Syiahali/Eja-Jufri/JakfariABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: