Foto ini menunjukkan pejuang Gerakan Perlawanan Hizbullah Lebanon selama parade di Beirut, Lebanon.
Gerakan Perlawanan Hizbullah Lebanon mengecam kembali atas serangan udara Saudi terhadap Yaman, mengatakan gerakan perlawanan tidak akan tinggal diam atas agresi itu.
Media Hizbullah mengeluarkan pernyataan pada Rabu (14/5/15), mengatakan Arab Saudi berusaha untuk menciptakan perpecahan di wilayah tersebut dan menghancurkan negara-negara regional, TV al-Manar Lebanon melaporkan.
Pernyataan itu lebih lanjut mencatat bahwa Arab Saudi membunuhan orang-orang tak bersalah tidak memiliki hati nurani, mendatangkan pasukan militer, dan menabur perselisihan.
Operasi pemusnahan serta pembunuhan massal terhadap warga sipil yang tidak bersalah di Yaman, sedang dilakukan Saudi, kata pernyataan itu.
Pernyataan ini juga menjelaskan Arab Saudi sebagai rezim bodoh dan pembunuh di Semenanjung Arab yang mengekspor terorisme, ekstrimis dan ideologi subversif.
Hizbullah juga mengatakan pernyataan Gerakan Masa Depan Lebanon yang mendukung agresi Saudi tidak berdampak pada sikap gerakan perlawanan dalam menghadapi kejahatan Saudi di Yaman.
Dua faksi Lebanon utama saat ini mengadakan pembicaraan untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas di negara itu.
Selama wawancara yang luas dengan Associated Press, Senin, wakil sekertaris Hizbullah Sheikh Naim Qassem mengecam pemboman sembarangan Arab Saudi di Yaman sebagai genosida.
“Arab Saudi telah memasuki situasi sulit dan akan mendapat kerugian yang sangat serius yang sudah terlihat dan ini akan semakin mencerminkan status, situasi internal dan perannya di kawasan itu,” Qassem menekankan. “Apa yang terjadi di Yaman adalah kejahatan yang tidak dapat diabaikan … Arab Saudi melakukan genosida di Yaman, kita tidak bisa diam setelah itu.”
Perkembangan ini terjadi setelah agresi militer Saudi terhadap tetangga Arabnya mendatangkan kecaman luas regional dan internasional.
Kampanye udara Arab Saudi terhadap Yaman mulai pada tanggal 26 Maret, tanpa mandat PBB, dalam upaya untuk memulihkan kekuatan untuk Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi, sekutu dekat Riyadh.
Sekitar 2.600 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas selama agresi Saudi.
Juru bicara angkatan bersenjata Yaman dan komite populer, Kolonel Sharaf Luqman, mengkritik Arab Saudi untuk meratakan infrastruktur Yaman ke tanah.
Dia mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Sana’a pada hari Senin bahwa warga sipil dan infrastruktur Yaman telah menjadi sasaran agresi Saudi terhadap Yaman. “Arab Saudi adalah pendukung internasional terorisme,” kata pejabat militer.
Sejumlah besar gedung-gedung pemerintah, sekolah, toko-toko, pompa bensin, pasar, stadion dan masjid hancur akibat serangan Saudi, juru bicara itu menambahkan, menggambarkan kebrutalan Saudi di Yaman sebagai “kejahatan perang.”
Berbicara dari Beirut, koresponden Press TV Ali Rizk mengatakan pada hari Kamis bahwa Gerakan Masa Depan Lebanon yang didukung Saudi Lebanon telah meluncurkan serangan habis-habisan terhadap sikap Hizbullah terkait Yaman.
Namun Ia mengatakan Hizbullah, menekankan bahwa mereka tidak akan diam terkait perkembangan di negara miskin itu dan menentang agresi Saudi.
Hizbullah ingin mengirim pesan ke kelompok saingannya bahwa gerakannya akan terus bersikap terhadap Yaman dengan atau tanpa pembicaraan politik nasional di Lebanon, kata Rizk.
Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan dalam pidatonya hanya beberapa hari setelah invasi Saudi dimulai, gerakannya tidak akan mundur dari posisinya menentang Arab Saudi.
Rizk menambahkan bahwa retorika berapi-api Hizbullah selama khutbah Jum’at tentang Yaman dapat diharapkan.
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email