Pesan Rahbar

Home » » Nilai-nilai Yang Diperjuangkan Kartini atau Kebaya Kartini?

Nilai-nilai Yang Diperjuangkan Kartini atau Kebaya Kartini?

Written By Unknown on Monday, 27 April 2015 | 18:15:00


Oleh: Banin Mohsen

Segala puji bagi Allah yang telah merahmati bangsa kita Indonesia sebagai bangsa yang memiliki banyak perbedaan namun sejatinya adalah satu, “Bhineka Tunggal Ika”.

Kita perlu bangga menjadi bangsa Indonesia. Bangsa yang kaya akan sumber daya alam, serta kaya akan kebudayaan. Kita bisa melihat dari sabang sampai merauke, baju-baju batik kita, alat-alat musik kita, lagu-lagu daerah kita, dan bahasa-bahasa setiap daerah. Namun demikian, kita mempunyai banyak persatuan. Kita menjadi satu sebagai bangsa Indonesia dengan bahasa yang satu, bahasa Indonesia, ideologi yang satu- ideologi Pancasila. Di Indonesia inilah lahir para pejuang bangsa baik laki-laki maupun perempuan.

Hari ini, kurang lebih 136 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 21 April 1879 di Jepara lahirlah putri bangsa dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan jawa yang bernama RA Kartini. Beliau dikenal sebagai seorang tokoh suku Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Beliau merupakan sosok pelopor kebangkitan perempuan pribumi.

Apa yang diperjuangkan kartini?
Pada zaman kartini, rakyat Indonesia tidak diperbolehkan untuk bersekolah. Pengetahuan mereka hanya berkisar seputar kehidupan petani dan bekerja hanya pada hal yang berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga. Hanya golongan atau keturunan bangsawan sajalah yang bisa bersekolah. Itu pun tidak sampai pada jenjang yang tinggi.

Kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi sangat memprihatinkan. Sebagian besar budaya di Jawa dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan.
Penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, tidak bisa bermain, harus belajar menjahit, mencuci, memasak dan belajar pekerjaan rumah tangga lainnya.

Melihat keadaan yang seperti itu, timbul keinginan Kartini dari hati terdalamnya untuk membuat masyarakat Indonesia mempunyai persamaan hak terutama dalam hal pendidikan. Tidak terkungkung oleh aturan adat dan bisa memperoleh pendidikan yang bagus, hingga pada akhirnya mereka bisa menjadi masyarakat yang tangguh dan bisa mempersembahkan yang terbaik untuk bangsa Indonesia tercinta.

Oleh karena itu, Kartini ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar. Kartini menulis ide dan cita-citanya atas dasar yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan) ditambah dengan peri kemanusiaan cinta tanah air.

Awalnya, Kartini dilarang ayahnya untuk sekolah, sebagaimana adat Jawa pada waktu itu yang masih membedakan antara kaum perempuan dengan kaum laki-laki. Tetapi tekad Kartini untuk memajukan orang Indonesia sangat kuat . Karena tekadnya yang sudah bulat untuk memajukan bangsa Indonesia, Kartini pun memutuskan untuk mengajar orang-orang desa tersebut.

Pada akhirnya perjuangan Kartini berhasil. Semua rakyat menjadi bersuka cita karena terlepas dari kebodohan. Mereka bisa menuntut ilmu atau belajar sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini bisa dilihat pada kehidupan masyarakat Indonesia pada saat ini yang sudah semakin maju dari tahun ke tahun.

Dengan pendidikan yang baik ini, hampir dijumpai di setiap bidang kehidupan tidak terlepas dari berbagai profesi pendidikan yang membuat bangsa ini semakin maju dari waktu ke waktu. Selain itu, perempuan juga dapat belajar seperti halnya laki-laki.

Apa yang harus kita teladani?
Atas jasa yang diberikan kartini kepada bangsa Indonesia inilah yang menjadikan seluruh bangsa Indonesia mengenang dan memperingati kelahiran kartini dengan tujuan meneladani jasa kartini tersebut.

Namun demikian, banyak sekali yang merayakan hari kartini dengan perayaan busana kartini, model kebaya kartini lengkap dengan sanggul khas jawanya tanpa menghadirkan jiwa kartini dan nilai-nilai yang diperjuangkan kartini. Sehingga, yang terpatri pada anak-anak bangsa kita ini hanyalah sosok tokoh kartini berkebaya dan bersanggul. Begitu murahkah perjuangan kartini sehingga dapat ditukar dengan kebaya dan sanggul yang dikenakan saat itu? kemanakah nilai-nilai perjuangannya?. Beginilah jikalau hanya menteladani sosok kartini sebagai tokoh saja, bukan kartini sebagai sosok wanita yang memperjuangkan kartini. jikalau hanya tokohnya saja yang ditampilkan, maka yang terjadi nilai perjuangan tak tersampaikan. Namun, jika nilai-nilai perjuangan kartini yang ditampilkan maka perjuangan kartinipun memancar.

Maka, teladani perjuangan kartini. Hiduplah sebagai kartini pembawa kebangkitan kaum perempuan. Berjuanglah untuk bangsa. Bersatulah antar bangsa Indonesia. Musuh terbesar kita adalah kebodohan dan kemiskinan, maka lawanlah atas nama bangsa, Bangsa yang bertanah air satu, TANAH AIR INDONESIA.

(Satu-Islam/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: