Pesan Rahbar

Home » » Renungan Pidato Nabi Saw. Tentang Keutamaan Bulan Ramadhan!

Renungan Pidato Nabi Saw. Tentang Keutamaan Bulan Ramadhan!

Written By Unknown on Friday 24 April 2015 | 01:53:00


Bulan Ramadhan Bulan Keberkahan Ilahi

Bulan Ramadhan adalah bulan mulia dan agung. Bulan penuh keberkahan, rahmat dan ampunan. Bulan yang semua amalan akan dilibat-gandakan pahalanya.

Beberapa hari tekakhir bulan Sya’ban sebelum Ramadhan, Nabi saw. berpidato di hadapan para sahabat mengungkap keutamaan dan keistimewaan bulan Allah, bulan tebar rahmat, tebar ampunan dan keberkahan!

Imam Ali Ridha as meriwayatkan dari ayah-ayah suci beliau dari Imam Ali as. dari Nabi saw., bahwa beliau berpidato di hari Jum’at terakhir bulan Sya’ban:
“Wahai sekaian manusia! Sesungguhnya telah menghadap kepada kalian Bulan Allah –Ta’ala- dengan membawa keberkahan, rahmat dan ampunan. Sebuah bulan, di sisi Allah lebih utama dari bulan-bulan lain, hari-harinya paling utamanya hari, malam-malanya paling utamanya malam, dan saat-saatnya paling utamanya saat. Dia adalah bulan di dalamnya kalian diundang menuju jamuan Allah dan kalian di dalamnya dijadikan penerima kemuliaan Allah. Napas-napas kalian dihitung sebagai tasbîh. Tidur kalian ibadah. Amal kalian diterima dan doa kalian diijabahkan. Maka mintalah dari Allah Tuhan kalian dengan niat yang jujur dan hati yang suci agar Allah memberi kalian taufiq untuk berpuasa dan membaca Al Qur’an. Karena sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang tercegah dari ampunan Allah dalam bulan agung ini… “

Demikian diriwayat Al Hurr al ‘Âmili dalam wasâil asy Syî’ah,7/227.

Renungan!


Ramadhan adalah Bulan Keberkahan

Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan. Berkah seperti didefenisikan adalah kebaikan dan manfaat yang berlimpah. Makna tersebut dapat dilihat pada firman Allah: “dan Allah menjadikanku diberkahi di manapaun aku berada.” Yang dimaksud dengan “diberkahi” yang banyak memberi manfaat.

Al Qur’an juga disifati dengan yang diberkati, karena membacanya akan mendatangkan keberkahan dan kebaikan dunia akhirat. Sebagaimana mengamalkannya juga akan membawa kebahagiaan dunia akhirat!

Bulan Ramadhan adalah bulan berkah karena keberkahan turun dari langit untuk penghuni bumi sejak awal bulan hingga akhir. Manfaatnya meliputi segala sesuatu. Kaum fakir miskin mendapat banyak santunan. Kerabat bertemu di bawah naungan kemurahan. Kaum dewasa menghormati kaula muda. Para pelaksana puasa berada di dalam kedamaian.

Keberkahan itu adalah kebaikan iilahi. Keberkahan bulan Ramadhan terasa di sepanjang saatnya.. malam-malam dsan siang-siangnya.


Turunnya Al Qur’an Adalah Bagian Inti keberkahan Bulan Ramadhan

Dan di antara keberkahan tak terhingga bulan Ramadhan adalah diturunkannya kitab suci terkahri dan sekaligus kitab ilahi teragung… pedoman hidup yang akan menghantarkan kepada kedamaian, kebahagian dan kemajuan umat manusia.


Ramadhan adalah Bulan Rahmat Ilahi

Sifat kedua yang disebut Nabi saw. untuk bulan ini adalah: Bulan Penuh Rahmat.

Allah adalah sumber rahmat. Akan tetapi Allah kemudian melimpahkannya pada sebagian ciptaan-Nya atau sebagian masa. Di antaranya adalh bulan Ramdhan.

Rahmat Allah SWT pengaruhnya sangat besar terhadap makhluk-Nya. Perhatikan firman Allah:

فَانْظُرْ إِلى‏ آثارِ رَحْمَتِ اللَّهِ كَيْفَ يُحْيِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِها إِنَّ ذلِكَ لَمُحْيِ الْمَوْتى‏ وَ هُوَ عَلى‏ كُلِّ شَيْ‏ءٍ قَديرٌ

“Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ar Rûm [30];50)

Dan Allah telah menetapkan atas Diri-Nya untuk setantiasa melimpahkan rahmat-Nya:

وَ إِذا جاءَكَ الَّذينَ يُؤْمِنُونَ بِآياتِنا فَقُلْ سَلامٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلى‏ نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ أَنَّهُ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوءاً بِجَهالَةٍ ثُمَّ تابَ مِنْ بَعْدِهِ وَ أَصْلَحَ فَأَنَّهُ غَفُورٌ رَحيمٌ

“Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: “Salaamun- alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertobat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al An’âm [6];54).

قُلْ لِمَنْ ما فِي السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ قُلْ لِلَّهِ كَتَبَ عَلى‏ نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلى‏ يَوْمِ الْقِيامَةِ لا رَيْبَ فيهِ الَّذينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لا يُؤْمِنُونَ

“Katakanlah: ”Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi” Katakanlah:” Kepunyaan Allah.” Dia telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh-sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan terhadapnya. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman. (QS al An’âm [6];12).

Dan dari perwujudan rahmat Allah adalah dijadikanya bulan Ramadhan sebagi Bulan Rahmat Ilahi!

Rahmat Allah Meliputi Segala Sesuatu!

Maha Suci Engkau Ya Allah. Maha luas rahmat-Mu sehingga meliputi segala sesuatu dan sehingga ia mengalahkan murka-Mu.

Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah menciptakan seratus bagian rahmat ketika menciptakan langit dan bumi. Setiap bagian dari rahmat itu memenuhi (seluas) langit dan bumi. Satu bagian dari rahmat itu Allah turunkan ke bumi, maka dengan satu bagian itu seluruh makhluk ciptaan saling mengasihi. Dengannya seorang ibu mengasihi putranya. Dengannya burung-burung dan binatang-binatang buas menikmati air. Dan dengannya makhluk ciptaan Allah hidup.” (Al Muhâdharât ar Ramadhâniyah; Ayatullah Syeikh Baqir al Muhsini: 14).

Dan dengan rahmat Allah pula-lah manusia diperkenankan memasuki surga bukan karena amal shalehnya!

Nabi saw. bersabda: “Tiada akan masuk surga seorang pun melainkan dengan rahmat Allah. Para sahabat berkata: “Termasuk juga anda wahai Rasulullah?” Ya. Jawab Nabi saw., kecuali Allah meliputiku dengan rahmat-Nya.” (Al Muhâdharât ar Ramadhâniyah; Ayatullah Syeikh Baqir al Muhsini:14)

Ketahuilah wahai hamba Allah, bahwa apabila rahmat Allah terputus dari seorang hamba maka tidak ada apapun yang berguna baginya.


Cenel Rahmat Allah Swt

Karenanya kita harus menyiapkan diri untuk menerima limpaha rahmat Allah Swt. Dan tentunya rahmat Allah akan turun dan dilimpahkan kepada hamba ketika sang hamba melakukan perkara-perkara yang diridhai Allah Swt.

Imam Baqir as. bersabda: “Persiapkan diri kalian untuk menerima rahmat Allah dan ampunan-Nya dengan baiknya sikap terus berujuk kepada Allah dan mohonlah bantuan demi kesuksesan berujuk kalian kepada Allah dengan berdoa dan bermunajat di kegelapan malam.” (Tuhaful ‘Uqûl:284).

Dalam doa Iftitâh yang diajarkan Ahlulbait as. dan dinjurkan untuk dibaca pada setiap malam selama bulan Ramadhan disebutkan: “Dan aku yakin bahwa sesungguhnya Engkau Dzat yang Arharur Râhimîn/Yang Paling Rahmat pada tempat ampunan dan rahmat.

Nabi saw. bersabda: “Persiapkan diri kalian untuk menerima rahmat dengan melaksanakan apa yang diwajibkan atas kalian.” (Mizân al Hikmah; Ray Syahri:2/1051)

Dan di antara yang Allah wajibkan atas hamba adalah berpuasa d bulan Ramadhan yang penuh berkah dan limpatah rahmat ilahi ini.

Berpegang teguh dengan agama Allah juga yang akan menyebabkan seorang hamba diliputi dengan rahmat Allah. Sedangkan mereka yang menentang dan membangkan, maka akan mendapat siksa dan murka Allah Swt.. Allah berfirman:

فَأَمَّا الَّذينَ آمَنُوا وَ عَمِلُوا الصَّالِحاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَ يَزيدُهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَ أَمَّا الَّذينَ اسْتَنْكَفُوا وَ اسْتَكْبَرُوا فَيُعَذِّبُهُمْ عَذاباً أَليماً وَ لا يَجِدُونَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَ لا نَصيراً

“Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain daripada Allah.” (QS. An Nisâ’[4];173).

Imam Zainal Abidin as.: “Tiada akan binasa seorang Mukmin di antara tiga perkara; bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah tiada sekutu bagi-Nya, syafa’at Rasulullah dan dan keluasan rahmat Allah –Azza wa jalla-.” (Kasyful Ghummah; al Arbili,2/320).

Semoga kita semua hidup di bawah naungan Lâ ilâha illahhâh dan mati atasnya… mendapat syafa’at Rasulullah Saw dan terliputi oleh rahmat Allah Swt. Amîn Yâ Rabbal ‘Âlamîn.

(Jakfari/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: