Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, blak-blakan menuding Iran sebagai negara sponsor teroris. Menurutnya, negara-negara Teluk sudah khawatir dengan sepak terjang Iran.
Komentar Obama itu disampaikan dalam sebuah wawancara dengan koran Arab, al-Syarq al-Awsath, Rabu (13/5/2015) menjelang pertemuannya dengan putra mahkota Arab Saudi dan pemimpin-pemimpin negara Teluk.
”Iran jelas terlibat dalam perilaku berbahaya dan mengganggu stabilitas di negara yang berbeda di seluruh wilayah. Iran adalah negara sponsor terorisme,” kata Obama.
“(Negara) ini membantu menopang rezim Asad di Suriah. Mendukung Hizbullah di Libanon dan Hamas di Jalur Gaza. Negara ini membantu para pemberontak Hautsi di Yaman. Jadi negara di kawasan itu benar-benar menjadi sangat prihatin tentang sepak terjang Iran, terutama dukungan untuk kekerasan proxy di perbatasan negara-negara lain,” lanjut Obama.
Presiden Obama dijadwalkan melakukan pembicaraan di Camp David pada Kamis besok bersama para pemimpin Teluk. Rencana pertemuan di Camp David itu sempat heboh, setelah Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz menolak undangan Obama untuk hadir. Raja Salman lantas mengutus putra mahkota Saudi untuk mewakilinya.
Obama mengungkap prioritas utama KTT Camp David. ”(Yaitu) untuk memperkuat kemitraan dekat kami, termasuk kerja sama keamanan kita, dan untuk mendiskusikan bagaimana kami dapat memenuhi tantangan bersama-sama. Itu termasuk bekerja guna menyelesaikan konflik di Timur Tengah yang telah mengambil begitu banyak nyawa tak berdosa dan menyebabkan begitu banyak penderitaan bagi orang-orang di wilayah itu,” ujar Obama.
“Seharusnya tidak ada keraguan tentang komitmen Amerika Serikat untuk keamanan kawasan dan untuk mitra Teluk kami,” imbuh Obama
Alasan kekhawatiran tentang sepak terjang Iran itulah yang membuat AS ingin mengekang program nuklir Iran dengan mengangkat sanksi atau embargo.
”Ketika datang ke masa depan Iran, saya tidak bisa memprediksi dinamika internal Iran. Di Iran, ada pemimpin dan kelompok yang selama puluhan tahun telah ditetapkan bertentangan dengan Amerika Serikat dan mitra regional kami,” kata Obama.
(Sindo-News/Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email