“Prediksi apokaliptik dalam perspektif agama-agama Ibrahimi adalah barometer utama seminar Doktrin Mahdiisme ke-12 tahun ini.”
Begitu ditegaskan oleh Hujjatul Islam Mas’ud Pursayyidaqaei dalam acara penutupan seminar internasional Doktrin Mahdiisme ke-12 hari ini, Senin (1/6).
Dalam pernyataan tertulis sebagai hasil seminar yang dibacakan pada acara ini, Hujjatul Islam Pursayyidaqaei menekankan, keyakinan yang dimiliki oleh para pemikir muslim dan dibenarkan oleh para sosiolog adalah komitmen untuk kembali kepada peradaban Islami di tanah air Islam.
Perkembangan politik dan gerakan-gerakan Islami nasional yang dikenal dengan sebutan “Arab Spring”, menurut pengakuan banyak pemikir, adalah gerakan untuk kembali kepada budaya, peradaban, jati diri Islami, dan kepercayaan diri Muslimin. Seandainya aksi-aksi buas yang dilakukan oleh Al-Qaidah dan ISIL akhir-akhir ini tidak pernah terjadi, kita bisa mengklaim bahwa Muslimin sedang kembali budaya Islami dan membentuk umat yang satu dengan laju yang sangat cepat.
Pursayyidaqaei menekankan, seluruh Muslimin dari utara Afrika hingga Timur Jauh dan Benua India, terjauhkan dari kekerasan dan pertumpahan darah, berkeyakinan bahwa apabila seluruh manusia mendengar keutamaan al-Quran dan para pemimpin agama, niscaya mereka pasti meyakininya. Tapi sangat disayangkan, tindakan kelompok takfiri telah melukiskan wajah Islam yang bengis di benak masyarakat nonmuslim. Tentu ini adalah tugas Syiah dan Ahli Sunnah untuk membersihkannya dari benak mereka.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email