Pesan Rahbar

Home » » Situs Sejarah Dihancurkan; Siapa yang Bertanggung Jawab ? Saudi Arabia atau ISIS ?

Situs Sejarah Dihancurkan; Siapa yang Bertanggung Jawab ? Saudi Arabia atau ISIS ?

Written By Unknown on Sunday 7 June 2015 | 05:21:00

ISIS Hancurkan Artefak Kuno Abad 7 di Irak

Oleh : Abu Murtadha

Dunia internasional dikagetkan dengan tindakan ISIS yang meluluh lantahkan situs-situs sejarah yang bernilai sejarah tinggi; peninggalan kerajaan al ASyuriyyin yang berumur lebih dari 3000 tahun lalu di Mousil, Irak. ISIS menganggap bahwa patung-patung dan bangunan lainnya dianggap sebagai simbul kemusyrikan. Karena itu, harus dihancurkan.

Boleh jadi, dengan cara itu, ISIS ingin mengikuti Nabi Muhammad saw. yang menghancurkan berhala-berhala yang ada di dalam Ka’bah dan sekitarnya. Saya tidak bermaksud membenarkan tindakan mereka sama sekali karena jelas situasi yang dihadapi oleh Nabi saw. waktu itu tidak sama dengan situasi masyarakat Mousil dewasa ini. Beliau menghancurkan berhala-berhala tersebut karena ia berada di kiblat kaum Muslimin, dan penduduk Mekah belum semua masuk Islam sehingga sangat dimungkinkan mereka masih menyimpan rasa hormat pada berhala-berhala itu. Sementara situs-situs peninggalan di Mousil tidak lagi sebagai sesembahan penduduk Mousil, tetapi sudah menjadi kenangan sejarah masa lalu sehingga tidak sedikitpun mereka menaruh rasa hormat padanya, apalagi menyembahnya.

Kemudian, sekali lagi tidak untuk membenarkan tindakan ISIS, mereka menghancurkan situs-situs yang tidak berkaitan dengan sejarah Islam sedikitpun. Karena itu, kaum Muslimin tidak perlu gundah dan marah secara berlebihan dengan tindakan mereka yang barbari itu. Yang perlu disikapi oleh kaum Muslimin adalah tindakan rezim Saudi Arabi-Wahhabi yang jauh sebelum ISIS muncul dan berulah, telah menghancurkan situs-situs sejarah Islam yang amat berharga. Situs-situs yang berkaitan dengan Rasulullah saw., Ahlul Bait dan para sahabat. Simaklah apa yang dirilis oleh NU Online ini;

“ Para pecinta warisan sejarah Islam dan sebagian warga lokal Saudi Arabia terkejut dengan banyaknya warisan sejarah di Makkah dan Madinah yang telah dibuldoser,diantaranya untuk membuat pusat perbelanjaan yang megah, hotel mewah dan gedung pencakar langit. Berdasarkan estimasi Gulf Institute 95 persen bangunan yang berumur 1,000 tahun telah dihancurkan dalam 20 tahun terakhir.

Di Masjidil Haram Makkah, tempat paling suci bagi umat Islam dimana seluruh umat Islam diperlakukan sederajat, sekarang dibayangi oleh Jabal Omar, sebuah komplek pengembangan apartemen pencakar langit, hotel dan sebuah menara jam yang sangat besar.

Untuk membangunnya, pemerintah Saudi menghancurkan benteng Ajyad yang ada sejak era Ottonom dan bukit yang ada di sekitarnya. Bangunan bersejarah lain yang hilang meliputi tempat kelahiran Rasulullah, yang sekarang menjadi perpustakaan, dan rumah Khadijah, istri pertama Nabi, yang sekarang menjadi toilet publik sebagaimana dilaporkan oleh The Independent.

Sampai saat ini, pembangunan di Madinah masih sedikit lebih terkendali dibandingkan di Makkah, meskipun sejumlah situs awal Islam telah hilang. Dari tujuh masjid yang dibangun untuk memperingati perang Khondaq atau perang parit, satu peristiwa yang cukup menentukan dalam sejarah perkembangan Islam, saat ini hanya tersisa dua.

Sepuluh tahun lalu, sebuah masjid cucu Rasulullah dihancurkan dengan dinamit. Gambar penghancuran masjid yang diambl secara rahasia menunjukkan para polisi agama merayakan keruntuhan tempat bersejarah tersebut.

Pengabaian sejarah awal Islam ini merupakan adopsi dari Wahabisme yang menginterpretasikan ajaran Islam secara kaku.

Di sebagian besar negara Muslim, banyak tempat suci dibangun dan kunjungan ke makam merupakan hal yang biasa, tetapi bagi kelompok Wahabi, praktek seperti ini dianggap sesat. Polisi agama di Saudi Arabi melarang peziarah untuk berdoa atau mengunjungi tempat-tempat yang terkait dengan kehidupan Rasulullah dan berusaha menghancurkan situs-situs sejarah tersebut.

Dr Irfan al-Alawi dari Islamic Heritage Research Foundation mengkhawatirkan pembangunan kembali Masjid Nabawi merupakan upaya lebih luas untuk merubah fokus dari tempat Nabi Muhammad dikuburkan. Tempat pemakaman Rasulullah ditutupi dengan kubah hijau yang terkenal dan menjadi pusat dari masjid Nabawi saat ini, tetapi dengan rencana pengembangan baru, lokasi tersebut akan menjadi sisi timur dari bangunan yang akan diperluas delapan kali lipat dengan sebuah mimbar baru bagi imam. Juga terdapat rencana untuk membongkar Raudhah yang bisa diartikan sebagai taman surga, sebuah lokasi sempit di tengah-tengah masjid, yang oleh nabi sendiri dikatakan memiliki keistemewaan untuk berdoa.

“Mereka beralasan untuk membuat ruangan yang lebih besar dan menciptakan 20 ruangan yang akan menampung 1.6 juta jamaah,” kata Alawi. “Hal ini adalah nonsense, apa yang sebenarnya mereka inginkan adalah mengganti fokus dari tempat dimana Rasulullah dikuburkan,” katanya.

Sebuah pamflet yang dipublikasikan pada tahun 2007 oleh kementerian Hubungan Keislaman dan didukung oleh Grand Mufti Saudi Arabia, Abdulaziz al Sheikh, meminta kubah nabi diruntuhkan dan makam Nabi Muhammad, Abu Bakar dan Umar diratakan dengan tanah. Sheikh Ibn al-Uthaymeen, satu dari ulama terkenal Wahabi juga meminta hal yang sama.

Alawi mengkritisi kediaman umat Islam atas penghancuran Mekkah dan Madinah. Umat Islam dinilainya lebih peka terhadap film yang yang menghina nabi Muhammad, tetapi penghancuran tempat kelahiran nabi Muhammad, tempat dimana dia berdoa dan mengembangkan Islam dibiarkan berlanjut tanpa halangan.

Kerajaan Saudi merasa hanya mereka sendiri yang memiliki otoritas atas apa yang terjadi pada peninggalan awal sejarah Islam. Meskipun mereka telah mengeluarkan milyaran dolar untuk memperluas Mekkah dan Madinah, tetapi dua kota suci ini juga memberi keuntungan pada negara yang sangat tergantung pada hasil minyak bumi ini.

Baik Kedutaan Saudi di London atau Kementerian Luar Negeri Saudi merespon permintaan komentar ketika The Independent mengontak mereka terkait rencana perluasan masjid Nabawi yang didalamnya akan menggusur tiga masjid bersejarah, yaitu masjid untuk mengenang Abu Bakar, Umar dan masjid Ghamama.

(ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: