Hari Jumat terakhir di bulan Ramadhan dicanangkan sebagai Hari Al-Quds atau Yaumul Quds, yaitu hari solidaritas dunia untuk pembebasan bangsa Palestina yang terjajah. Hari Al-Quds pertama kali dicetuskan oleh mendiang Imam Khomeini (Pemimpin Revolusi Islam Iran) pada tahun 1979.
Peringatan Al Quds dilakukan di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, hingga hari ini. Spirit Hari Al Quds adalah spirit perjuangan universal melawan ketertindasan di muka bumi. Di hari ini, rakyat yang tertindas di seluruh dunia seharusnya bersatu menyatakan perlawanan kepada para penindas. Hari Quds Internasional juga disebut dengan Hari Wahdat, Hari Persatuan, bukan hanya persatuan kaum muslimin, namun persatuan semua manusia yang menginginkan kebebasan, kehormatan dan lepas dari penindasan kaum kolonialis dan imperialis.
“Saya menyeru seluruh kaum muslimin di dunia untuk menjadikan Jum’at
terakhir di bulan suci Ramadhan sebagai Hari al-Quds; dan melalui
demonstrasi solidaritas kaum muslimin sedunia, mengumandangkan dukungan
mereka atas hak-hak rakyat muslim,” ujar Imam Khomeini ketika
mengumumkan Hari Al-Quds, 7 Agustus 1979.
“Hari al-Quds adalah hari di mana seluruh bangsa-bangsa Islam mesti
bersama-sama mengarahkan perhatian mereka kepadanya dan
mempertahankannya. Jika keriuhan dibangkitkan oleh seluruh bangsa-bangsa
muslim pada Jum’at terakhir di bulan Ramadhan, yaitu pada Hari al-Quds;
jika seluruh rakyat bangkit; jika mereka melakukan demonstrasi dan
berbaris sebagaimana yang sedang dilakukan sekarang; maka ini akan
menjadi awal kita InsyaAllah untuk menghentikan elemen-elemen jahat itu
dan mengusir mereka dari tanah-tanah Islam,” ucap Imam Khomeini, 6
Agustus 1979.
Namun sayangnya, sejak 3 tahun terakhir, spirit perjuangan membela
Palestina semakin kendor. Perhatian umat sangat teralihkan akibat
merebaknya gerakan jihad yang mengatasnamakan Islam. Dimulai dengan
menghancurleburkan Libya, Suriah, Irak, Yaman, hingga negara-negara
Afrika, gerakan jihad telah membuat front perjuangan melawan Israel
menjadi porak-poranda. Persatuan kaum muslimin dipecah belah karena
gerakan jihad menggunakan kekuatan propaganda yang sangat masif: mereka
menjadi kaum Syiah sebagai musuh. Namun, realitasnya, yang dijadikan
musuh oleh para jihadis (ISIS, Al Nusra, Al Qaida, dan berbagai nama
lainnya) adalah semua orang yang mereka anggap ‘berbeda’. Bahkan kamp
pengungsi Palestina di Suriah diserang dan para pejuang HAMAS dibunuhi
oleh ISIS. ISIS juga sudah mengancam akan menjadikan Gaza sebagai lautan
darah.
Hari Al Quds atau Yaumul Quds adalah upaya menggalang front perlawanan
terhadap Israel. Ketika umat sedemikian terpecah-belah, agaknya ini
adalah front terakhir. Semoga umat ini segera menyadari, siapa musuh
mereka sebenarnya.
(Liputan Islam/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email