Pesan Rahbar

Home » » Hillary Clinton: Iran Pendukung Utama Terorisme

Hillary Clinton: Iran Pendukung Utama Terorisme

Written By Unknown on Saturday, 11 July 2015 | 04:21:00


Hillary Clinton kandidat utama kubu Demokrat Amerika untuk pilpres mendatang tetap menjadikan pernyataan anti Iran sebagai senjata utama untuk meraup dukungan Israel. Menurut istri Bill Clinton ini, Iran masih tetap menjadi pendukung utama terorisme dan ancaman bagi eksistensi Israel.

Ketika menanggapi kemungkinan kesepakatan nuklir Iran dengan kelompk P5+1, Hillary menekankan, agresi-agresi Iran tidak akan pernah berakhir. Di hadapan para pendukungnya, ia juga menekankan, Iran masih menciptakan instabilitasi di negara-negara kawasan Timur Tengah.

Pernyataan dan klaim kandidat kubu Demokrat ini menunjukkan bahwa sekalipun kesepakatan nuklir berhasil ditandatangani, Amerika Serikat tetap masih akan melakukan politik tekanan atas Iran dan mereka tidak akan pernah menghapus opsi ini dalam menghadapi Iran.

Beberapa hari sebelum ini, Rahbar Revolusi Islam Iran juga pernah menekankan, selain isu nuklir, serial lain tekanan Amerika seperti isu HAM, rudal, dan dukungan terhadap kelompok-kelompok muqawamah masih menanti Tehran.

Penegasan Rahbar dan klaim Clinton di atas membuktikan bahwa Amerika tidak akan pernah mengakui Iran sebagai kekuatan besar di Timur Tengah.

Pertarungan antaran Islam murni Muhammadi di bawah panji Republik Islam Iran dan imperialisme dunia di bawah komando Amerika, sekarang di milenium ketiga ini, telah memasuki ranah praktis dan operasional setelah melalui ranah pemikiran sebelum ini.

Dalam pertarungan ini, Iran telah menampilkan sebuah definis baru dari medan perang dan lebih mengentalkan peran supra natural.

Arti muqawamah dalam persektif Iran termanifestasi tegas dalam membela seluruh bangsa tertindas dunia, terutama Palestina, dan melawan Israel. Memperkenalkan Israel sebagai kanker yang sedang merenggut dunia adalah diksursus penting Iran dalam kebijakan politik luar negeri mereka. Klaim “agresi Iran tidak akan pernah berakhir” menghikayatkan ketakutan Amerika terhadap kekuatan Iran dalam ranah strategi dan diskursus.

(Shabestan/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: