Para ulama negara-negara Islam dalam pertemuan umum “Stabilitas Palestina” yang diselenggarakan di Beirut menyatakan ketidak absahan Rezim Zionisme dan pembangunan-pembangunan pemukiman yang sedang berlangsung. Mereka menuntut dikembalikannya warga Palestina yang terungsikan.
Menurut laporan Lembaga Pendekatan Mazhab-Mazhab Islam, Doktor Syaikh Shadiq Nabilsi dari Lebanon dalam pertemuan yang dipimpin oleh Muhammad Syarif Shawaf dari Syria tersebut menyampaikan materinya yang berjudul “Persatuan Tanah Air dan Bangsa” dan mengatakan, “Kita harus selalu menekankan kepada semua media bahwa Rezim Zionisme dan pembangunan pemukiman-pemukiman ilegal tidak bisa dibenarkan. Begitu juga hak-hak Palestina adalah hal yang tidak bisa ditawar lagi.”
Kemudian Syaikh Nafi’ullah ‘Asyiruf seorang Mufti dari Rusia juga menyampaikan pidatonya dengan tema “Pentingnya Persatuan Umat Islam”. Dalam pidato tersebut beliau menyatakan, “Meskipun media-media Barat dan Israel sedang gencar-gencarnya meluncurkan aksi propaganda terhadap Islam, umat Islam harus tetap memperhatikan satu hal yang lebih penting dari segalanya, yaitu persatuan umat.”
Lalu beliau melanjutkan, “Perlu disyukuri bahwa kini wujud solidaritas umat Islam lebih terasa dibanding masa-masa sebelumnya.”
Syaikh Ahmad Awang wakil dari Persatuan Ulama Malaysia yang juga hadir dalam pertemuan tersebut di sela-sela orasinya yang berjudul “Kembalinya Hak Baitul Muqaddas” mengatakan, “Sudah merupakan hak setiap warga Palestina untuk bisa kembali ke tanah air mereka.”
Beliau lalu menambahkan, “Dikembalikannya para pengungsi Palestina ke kampung halaman adalah hak insani dan Islami. Merenggut hak tersebut artinya berhadapan dengan masalah yang sangat besar.”
Begitu pula Doktor ‘Aqil Mahmud Kadhimi dari Iraq menyampaikan pidatonya yang berjudul “Muqawamah adalah Satu-Satunya Jalan” menyatakan, “Zionisme adalah satu bahaya yang sangat besar bagi umat Islam.”
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email