Para pecinta Imam Zaman as adalah orang-orang yang senantiasa meleburkan jiwa dan raga mereka di jalan pencarian kesempurnan. Mereka dengan tulus menapakkan kaki di jalan kesempurnaan, dan karena itulah mereka selalu merasa bahagia. Rasa bahagia itu selau dirasakan dan tak dapat dipisahkan dari para penanti Imam Zaman as.
Makna penantian Imam Zaman as jika dikaji ulang akan difahami bahwa penanti Imam Zaman as adalah penanti terbukanya jendela kesempurnaan Insani. Setiap langkah dan detik-detik kehidupannya terasa lebih berarti dengan adanya harapan suatu saat nanti jendela itu akan terbuka dan memberikan pancaran kesempurnaan untuknya.
Penantian ini pada dasarnya merupakan hal yang fitri. Yang artinya selaras dengan batin suci manusia yang setulusnya. Jika manusia selalu kembali kepada fitrahnya masing-masing, sudah barang tentu kebahagiaan selalu dirasakannya.
Seorang penanti Imam Zaman as adalah hamba Allah swt yang sebaik-baiknya, dengan kriteria-kriteria luhur yang tak dapat ditemukan pada sembarang orang.
Iman dan amal saleh adalah kriteria itu. Artinya seorang mukmin dengan iman dan amal salehnya selalu merasakan nasib terbaik yang dianugerahkan Allah swt kepadanya. Itulah arti kebahagiaan yang sejati.
Pancaran kebahagiaan mukmin sejati dan penanti Imam Zaman as dapat dilihat dari dalam (batin) dan luar (dhahir). Dari dalam, penanti sejati Imam Zaman as adalah mukmin yang selalu menjaga imannya, bertakwa, saling mencintai dan memiliki perangai-perangai luhur Islami. Sedangkan dari luar, terlihat indahnya amal perbuatannya, cara berpenampilannya dan bagaimana berperilaku kepada sesamanya.
Iman seorang penanti Imam Zaman as adalah kunci kebahagiaannya di kehidupan duniawi ini dan jembatan yang akan menyampaikannya pada kesempurnaan ukhrawi.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email