Pesan Rahbar

Home » » Bau Kejahatan Tercium dalam Peristiwa Mina (2)

Bau Kejahatan Tercium dalam Peristiwa Mina (2)

Written By Unknown on Monday 28 September 2015 | 03:18:00


Lalu, mengapa Arab Saudi bertindak demikian? Banyak analisa yang dikemukakan oleh banyak pihak.

Sebagian pihak mengatakan bahwa penutupan jalur jamaah haji tersebut dilakukan lantaran rombongan putra mahkota Arab Saudi hendak lewat.

Akan tetapi, isu ini hingga kini belum dikonfirmasikan atau ditolak kebenarannya oleh pihak yang berwenang.

Analisa yang sekarang sedang serius dilontarkan berhubungan dengan transisi kekuasaan di Arab Saudi setelah Raja Abdullah meninggal dunia.

Ketika Raja Abdullah sakit, perang kekuasaan meletus di kalangan para pengeran Saudi untuk memulai sebuah periode baru. Setelah ia meninggal dunia, Raja Salman memegang tampuk kekuasaan dan menyingkirkan banyak wajah yang memiliki pengaruh di lapisan-lapisan politik dan keamanan Arab Saudi. Sebaga ganti mereka, ia menunjuk orang-orang dekatnya untuk memegan tampuk penting kerajaan.

Perombakan ini menyulut ketakpuasan di kalangan pioneer kekuasaan Arab Saudi. Untuk itu, mereka yang hingga kini masih tetap memiliki pengaruh besar dalam tubuh kerajaan Saudi ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa para penguasa kali ini tidak memiliki kredibilitas yang cukup untuk menjalankan roda pemerintahan.

Menurut analisa yang sekarang sedang dikoarkan oleh para analis internal Arab Saudi, para jamaah haji korban Mina ini hanyalah korban dari sebuah perang kekuasaan dalam tubuh Arab Saudi.

Ibadah haji adalah ritual paling monumental yang digelar setiap tahun di tanah Arab Saudi. Raja Salman dan tim keamanannya yang baru pertama kali memanajemen ritual ini. Ini adalah kesempatan terbaik untuk membuktikan kelemahan tim baru keamanan haji Arab Saudi.

Keruntuhan crane Masjidul Haram juga demikian. Masih banyak keraguan yang perlu dituntaskan. Pada saat kejadian, fasilitas yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan crane sudah terbuka, atau crane jatuh ke arah yang tidak searah dengan tiupan angin.

Dalam peristiwa crane, memang tak seorang pun melihat ada orang yang meruntuhkannya. Akan tetapi, dalam peristiwa berdarah Mina, pihak keamanan Arab Saudilah yang telah menutup jalur dalam jam-jam tertentu yang telah dipastikan sehingga para jamaah haji terjepit. Jelas, para personel keamanan ini tidak menutup jalur tersebut dengan kemauan sendiri. Ada komando dari atas yang telah memerintahkan mereka supaya menutup jalur.

Ada kejanggalan lain dalam peristiwa ini. Pertolongan yang diberikan kepada para korban yang masih hidup sangat terlambat tiba. Menurut para saksi mata yang ada di Jalur 204, peristiwa berdarah tersebut terjadi pada pukul 8:30. Sementara itu, personel pertolongan baru tiba pada pukul 16:00, dan itu pun baru ingin memeriksa nadi para korban apakah masih hidup ataukah sudah mati.

Untuk itu, peristiwa berdarah Mina ini, lebih dari ketakbecusan para petinggi Saudi, lebih santer tercium bau “kejahatan”.

(Shabestan/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: