Iran mengatakan jika Arab Saudi mengeksekusi
terhadap ulama Syiah terkemuka Nimr al-Nimr Baqr, dilakukan, akan
menjadi “beban berat” bagi kerajaan.
Pada hari Minggu (25/10/15), saudara Nimr, Mohammad, menegaskan bahwa Mahkamah Agung Saudi dan Pengadilan Banding Khusus telah mengesahkan hukuman mati yang dikeluarkan tahun lalu terhadapnya dengan tuduhan menghasut perselisihan dan tidak mematuhi Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud. Namun Ulama tersebut membantah tuduhannya.
Kemudian pada hari itu, Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Arab dan Afrika Hossein Amir-Abdollahian mengingatkan pemerintah Saudi tentang masalah ini, mengatakan, “Eksekusi terhadap Sheikh Nimr akan menjadi beban berat Arab Saudi.”
Pengacara Nimr ini, Sadeq al-Jubran, juga mengatakan bahwa Nimr bisa dieksekusi segera setelah Raja Saudi menyetujui hukumannya.
Kelompok hak asasi yang berbasis di Inggris, Amnesty International, menyerukan vonis hukuman mati Nimr ini “sangat cacat” dan “mengerikan,” mengatakan putusan harus dibatalkan.
Amir-Abdollahian mengatakan, “Negara ini belum memberikan respon yang meyakinkan akibat masalah ibadah haji, yang menyebabkan kematian ribuan Syiah dan Muslim Sunni.” []
(Mahdi-News/ABNS)
Pada hari Minggu (25/10/15), saudara Nimr, Mohammad, menegaskan bahwa Mahkamah Agung Saudi dan Pengadilan Banding Khusus telah mengesahkan hukuman mati yang dikeluarkan tahun lalu terhadapnya dengan tuduhan menghasut perselisihan dan tidak mematuhi Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud. Namun Ulama tersebut membantah tuduhannya.
Kemudian pada hari itu, Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Arab dan Afrika Hossein Amir-Abdollahian mengingatkan pemerintah Saudi tentang masalah ini, mengatakan, “Eksekusi terhadap Sheikh Nimr akan menjadi beban berat Arab Saudi.”
Pengacara Nimr ini, Sadeq al-Jubran, juga mengatakan bahwa Nimr bisa dieksekusi segera setelah Raja Saudi menyetujui hukumannya.
Kelompok hak asasi yang berbasis di Inggris, Amnesty International, menyerukan vonis hukuman mati Nimr ini “sangat cacat” dan “mengerikan,” mengatakan putusan harus dibatalkan.
Amir-Abdollahian mengatakan, “Negara ini belum memberikan respon yang meyakinkan akibat masalah ibadah haji, yang menyebabkan kematian ribuan Syiah dan Muslim Sunni.” []
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email