Peringatan 10 Muharram
(kalender Islam) atau yang lebih akrab disebut Hari Asyura bagi warga
Kampung Air Putih (Kelurahan Air Putih) Samarinda merupakan tradisi yang
sudah berjalan secara turun temurun.
Untuk melestrarikan tradisi itu, mereka bersma-sama membuat bubur Asyura yang terbuat dari campuran sayur-sayuran. Bukan sekadar bubur untuk dimakan dan mengenyangkan, namun bubur ini dibuat dengan tujuan untuk menjadi pemersatu warga.
Dikutip dari Samarinda Pos, warga di lingkungan Gang 1 Jalan Pangeran Suryanata ramai-ramai berkumpul di tepi jalan. Sesekali terdengar canda dan tawa diantara mereka. “Tambah air, terus jangan lupa sayurnya juga dimasukkan,” celetuk seorang wanita memberi komando Kamis 22 Oktober 2015.
Untuk peringatan Asyura ini warga memang berkumpul untuk hajatan membuat bubur Asyura. Mereka berbagi tugas, ada yang memasak, memotong sayur sampai menyiapkan tempat untuk makan.
Warga meluangkan waktu untuk bersilaturahmi, di sela kesibukan harian mereka. Setelah bubur masak, setelah Salat Zuhur warga pun menikmati hidangan bersama-sama.
Sebelum menyantap hidangan, warga memanjatkan doa bersama. Sambil makan bubur yang dibuat ramai-ramai itu warga sesekali bercanda sehingga suasana keakraban antar warga sangat jelas terlihat.
“Kegiatan seperti ini rutin kami buat setiap tahun untuk memeringati Hari Asyura,” ujar seorang warga.
Bubur yang tersisa dari makan bersama akan dibagikan sebagai “oleh-oleh” bagi warga lain yang tak sempat hadir.
“Tiap tahun warga di sini (Air Putih, Red), hampir merata di semua lingkungan membuat bubur Asyura.
Setelah jadi disantap bersama, sebagai bentuk mempererat tali silaturahmi. Biar lebih kental rasa persaudarannya, bahan membuat bubur biasanya didapatkan secara swadaya,” pungkas Lurah Air Putih Nur Aida yang ikut menghadiri acara pembuatan bubur Asyura di lingkungan kerjanya.
(Samarinda-Pos/Satu-Islam/ABNS)
Untuk melestrarikan tradisi itu, mereka bersma-sama membuat bubur Asyura yang terbuat dari campuran sayur-sayuran. Bukan sekadar bubur untuk dimakan dan mengenyangkan, namun bubur ini dibuat dengan tujuan untuk menjadi pemersatu warga.
Dikutip dari Samarinda Pos, warga di lingkungan Gang 1 Jalan Pangeran Suryanata ramai-ramai berkumpul di tepi jalan. Sesekali terdengar canda dan tawa diantara mereka. “Tambah air, terus jangan lupa sayurnya juga dimasukkan,” celetuk seorang wanita memberi komando Kamis 22 Oktober 2015.
Untuk peringatan Asyura ini warga memang berkumpul untuk hajatan membuat bubur Asyura. Mereka berbagi tugas, ada yang memasak, memotong sayur sampai menyiapkan tempat untuk makan.
Warga meluangkan waktu untuk bersilaturahmi, di sela kesibukan harian mereka. Setelah bubur masak, setelah Salat Zuhur warga pun menikmati hidangan bersama-sama.
Sebelum menyantap hidangan, warga memanjatkan doa bersama. Sambil makan bubur yang dibuat ramai-ramai itu warga sesekali bercanda sehingga suasana keakraban antar warga sangat jelas terlihat.
“Kegiatan seperti ini rutin kami buat setiap tahun untuk memeringati Hari Asyura,” ujar seorang warga.
Bubur yang tersisa dari makan bersama akan dibagikan sebagai “oleh-oleh” bagi warga lain yang tak sempat hadir.
“Tiap tahun warga di sini (Air Putih, Red), hampir merata di semua lingkungan membuat bubur Asyura.
Setelah jadi disantap bersama, sebagai bentuk mempererat tali silaturahmi. Biar lebih kental rasa persaudarannya, bahan membuat bubur biasanya didapatkan secara swadaya,” pungkas Lurah Air Putih Nur Aida yang ikut menghadiri acara pembuatan bubur Asyura di lingkungan kerjanya.
(Samarinda-Pos/Satu-Islam/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email