Terkait perkembangan Syiah,
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin terkesan ogah menanggapinya. Lukman
mengaku tidak tahu mengenai hal itu ketika ditanya sejumlah awak media
usai meresmikan kampus Pesantren Modern Assalam Putri di Desa Sukaharja,
Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi Jumat 30 Oktober 2015.
“Tidak tahu soal itu,” cetusnya.
Termasuk menanggapi persoalan Wali Kota Bogor Bima Arya mengeluarkan edaran larangan memperingati hari raya Syiah Asyura. Lagi-lagi, Lukman mengaku tidak tahu.
“Memang di Bogor ada apa, saya belum tahu tuh,” singkatnya.
Lukman justru menanggapi seputar keberagaman atau perbedaan. Menurut dia, agama Islam menebarkan kedamaian dan menjadi rahmatan lil alamin. Karenanya kekerasan dengan alasan apapun sebenarnya harus dihindari sedapat mungkin.
“Agama Islam berupaya memanusiakan manusia, menjunjung tinggi dan menghormati harkat dan martabat manusia bukan sebaliknya saling menumpahkan darah antar manusia. Keragaman atau perbedaan jangan dimaknai untuk saling menapikan dan menegasikan. Keragaman ini harus dilihat dari sudut positif,” ujarnya.
(Pos-Kota/Satu-islam/ABNS)
“Tidak tahu soal itu,” cetusnya.
Termasuk menanggapi persoalan Wali Kota Bogor Bima Arya mengeluarkan edaran larangan memperingati hari raya Syiah Asyura. Lagi-lagi, Lukman mengaku tidak tahu.
“Memang di Bogor ada apa, saya belum tahu tuh,” singkatnya.
Lukman justru menanggapi seputar keberagaman atau perbedaan. Menurut dia, agama Islam menebarkan kedamaian dan menjadi rahmatan lil alamin. Karenanya kekerasan dengan alasan apapun sebenarnya harus dihindari sedapat mungkin.
“Agama Islam berupaya memanusiakan manusia, menjunjung tinggi dan menghormati harkat dan martabat manusia bukan sebaliknya saling menumpahkan darah antar manusia. Keragaman atau perbedaan jangan dimaknai untuk saling menapikan dan menegasikan. Keragaman ini harus dilihat dari sudut positif,” ujarnya.
(Pos-Kota/Satu-islam/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email