Pesan Rahbar

Home » , » Mengenal Sosok Nitri, Ajudan Bung Karno Dari Bali

Mengenal Sosok Nitri, Ajudan Bung Karno Dari Bali

Written By Unknown on Friday, 11 March 2016 | 01:59:00

Secuil Kisah Nitri, Mantan Ajudan Presiden Soekarno. (Foto: beritabali.com)

Barangkali masyarakat luas tak cukup mengenal Ni Luh Putu Sugianitri (67). Ia adalah satu-satunya perempuan asal Denpasar Bali yang pernah menjadi ajudan Presiden Republik Indonesia, Ir Soekarno. Nitri, sapaan akrabnya, ia terlahir sebagai anak tunggal dan tinggal bersama sang nenek setelah orang tuanya memutuskan berpisah. Setamat pendidikannya di SMPN 1 Denpasar, ia kebingungan akibat harus membantu kehidupan neneknya yang mulai berusia senja. Kemudian Nitri termotivasi untuk menjadi polisi wanita (Polwan). Karena ia beranggapan bahwa jika masuk sekolah polisi, semua biaya akan ditanggung oleh negara.

Rasanya memang ajaib! kesempatan itu pun datang setelah ada informasi dari sebuah surat kabar bahwa dicari para perempuan muda untuk menjadi Polwan. Ia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan langsung nekat mendaftar sekalipun tahu bahwa banyak saingan. Ada 55 orang yang ikut tes seleksi itu, yang lolos dikirim ke Sekolah Kepolisian Sukabumi di Jawa Barat. Kemudian lima orang lolos seleksi dan diterbangkan langsung termasuk di antaranya adalah Nitri yang mendapat nilai teringgi. Ia pun masuk dan mengikuti pendidikan polisi selama satu tahun dan mendapat pangkat Brigadir Polisi. Sebenarnya Nitri satu-satunya anak yang bukan berasal dari keluarga yang berpindidikan kepolisian.

Sebagai perempuan Bali, ia pandai menari tarian Bali karena sejak kecil terbiasa melihat orang menari. Dengan darah seni yang Nitri warisi dari kedua orangtuanya dan belajar otodidak dari bibinya, segala tarian Bali ia kuasai dan sangat pandai bahkan dalam beberapa kesempatan ia sering ditampilkan di hadapan pejabat dan para menteri.

Baginya, penampilan pentas tari yang paling berkesan adalah ketika malam ramah tamah menjelang kelulusan dan pembagian ijazah. Malam itu segala kesenian Indonesia ditampilkan, pesertanya merupakan siswa dari Sekolah Kepolisian. Namun sayang, saat Nitri sudah siap dengan pakaian dan riasan tari dan hendak menari, tiba-tiba lampu mati dan acara itu dibatalkan. Belakangan diketahuinya beberapa Menteri menghilang – peristiwa itu lantas dikenal sebagai G-30-S/PKI.

Setelah lulus dari Sekolah Kepolisian dan ijazah sudah di tangannya, beberapa di antara temannya sudah dikembalikan ke daerah asalnya. Hanya Nitri seorang yang diminta bertahan dan membantu di almamaternya sebab ia pandai menari Bali. Namun, tidak lama, sebab keputusan pindah diajukannya. Beruntung, Nitri langsung mendapatkan tempat mengabdi, akhirnya ia turut dilibatkan langsung dalam pengawalan Presiden Soekarno menjelang akhir peralihan kekuasaan.

Semula, Nitri menjadi pengawal putra-putri Bung Karno, menemani mereka ke mana pun pergi. Kemudian ia resmi sebagai ajudan Bung Karno. Tugas utamanya adalah menyiapkan segala keperluan Bung Karno seperti menyiapkan sarapan, memilihkan penganan (makanan kecil) dan mengantarkan obat. Menurutnya, Bung Karno tidak menyukai makanan luar negeri. Pada prinsipnya, Bung Karno menyukai makanan asli Indonesia. Biasanya, Bung Karno sarapan 3 sendok nasi dan 2 butir telur kampung dengan kecap yang berasal dari Blitar. Sesekali Nitri juga menemani Bung Karno pergi ke Istana Bogor menikmati sajian musik keroncong yang menjadi hobi khusus bagi Bung Karno setiap sekali sepekan.

Sejak penyerahan kepemimpinan ke Presiden Soeharto hingga Bung Karno diasingkan, berakhir pula tugas Nitri sebagai ajudan. Sempat ditawari menjadi ajudan Soeharto akan tetapi ia menolak. Nitri mengaku tidak ingin jabatan apapun, sudah cukup dirasanya pengalaman selama mendampingi Bung Karno. Nitri lebih memilih tinggal berpindah-pindah bersama putra-putri Bung Karno. Bersama pendamping putri-putri Bung Karno, Nitri pun memulai kehidupan yang baru dengan bergabung di Yayasan Werdha Sejahtera (YWS) binaan Prof. Suryani, serta membudidayakan jeruk Bali di Kebun miliknya di pulau dewata Bali.

(Empat-Pilar-MPR/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: