Pesan Rahbar

Home » » Arsip Nasional Belanda Menyerahkan Duplikasi Arsip Multatuli Kepada Bupati Lebak

Arsip Nasional Belanda Menyerahkan Duplikasi Arsip Multatuli Kepada Bupati Lebak

Written By Unknown on Wednesday, 27 April 2016 | 04:21:00

Johan van Langen (berdasi biru) dari Arsip Nasional Belanda menunjukkan arsip surat Multatuli untuk Raja Willem III kepada bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya. Pada kesempatan yang sama turut hadir Direktur Arsip Nasional Belanda Marens Engelhard dan juga Pemimpin Redaksi Majalah Historia Bonnie Triyana.

Dua abad setelah Multatuli pergi dari Lebak, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya berkunjung ke Belanda untuk menerima sejumlah dokumen sejarah Multatuli.

Di pelataran kantor Arsip Nasional Belanda di Den Haag, Bupati Lebak, Banten Iti Octavia Jayabaya mengayunkan langkah cepatnya ke dalam gedung untuk menghindari terpaan angin dingin di musim semi. Dia tak sendiri. Ada tiga pejabat kabupaten Lebak lain turut mendampinginya.

Memasuki lobi kantor Arsip Nasional, seorang pejabat Arsip Nasional Belanda telah menunggu, mempersilakan masuk ke ruangan pertemuan yang terletak di lantai dua. “Kami sudah menyiapkan beberapa arsip tentang Multatuli juga ada peta Lebak,” kata Johan van Langen dari Arsip Nasional Belanda.

Pertemuan tersebut diselenggarakan Jumat, 22 April kemarin adalah bagian dari kegiatan Pemda Lebak mencari dokumentasi sejarah untuk museum Multatuli yang kini sedang dibangun di Rangkasbitung. Dalam sambutannya, Iti Octavia mengatakan museum Multatuli diharapkan akan menjadi pusat pembelajaran dan juga objek kunjungan wisata sejarah bagi warga Lebak maupun wisatawan lokal dan internasional.

“Maksud kunjungan kami ke Arsip Nasional Belanda ini untuk mencari dokumentasi Multatuli dan sejarah Lebak yang ingin kami tunjukan kepada warga,” kata Iti Octavia.

Direktur Arsip Nasional Marens Engelhard menyambut positif kegiatan tersebut. Dia mengatakan Multatuli adalah simbol perlawanan terhadap kolonialisme. “Nama Lebak sangat terkenal dan Multatuli adalah orang pertama yang mengungkapkan tentang buruknya kolonialisme di Hindia Belanda. Dia adalah orang yang ingin mengakhiri penjajahan,” kata Marens.

Dalam kesempatan itu Marens memperlihatkan arsip surat Multatuli kepada Raja Willem III. Dalam surat itu, Multatuli menulis tentang keadaan rakyat di Hindia Belanda dan rencananya untuk menerbitkan sebuah buku tentang itu. “Ini semacam ancaman kepada raja,” kata Marens.

Pertemuan dengan Arsip Nasional itu juga dihadiri oleh pemimpin redaksi majalah Historia Bonnie Triyana. Bonnie juga menjadi mediator antara pihak pemerintah Lebak dengan Arsip Nasional Belanda.

“Saya berharap pertemuan ini bisa mempererat hubungan pemerintah Lebak yang sedang membangun museum dengan Arsip Nasional Belanda. Mungkin nanti akan diikuti program kerjasama lainnya, seperti pelatihan arsiparis dan juga penelusuran arsip,” kata Bonnie di sela-sela pertemuan.

Selain surat Multatuli kepada Raja Willem III, direktur Arsip Nasional juga menyerahkan arsip portofolio Multatuli kepada bupati Lebak. Sebuah peta lama Lebak juga telah diduplikasi dan diserahkan bersama dengan duplikasi arsip-arsip penting lainnya.

Dalam kunjungan ini, bupati Lebak juga akan menghadiri pertemuan puncak dengan Multatuli Genootschap (Perhimpunan Multatuli) yang didirikan pada 1910 untuk meneruskan pekerjaan dan cita-cita Multatuli. Dalam pertemuan yang bakal dihelat pada 26 April itu Multatuli Genootschap akan menyerahkan secara simbolis beberapa koleksi Multatuli kepada bupati Lebak. Pertemuan juga bakal dihadiri para pengurus Multatuli Genootschap seperti Winnie Sorgdrager, mantan menteri kehakiman Belanda dan Prof Dik van der Meulen, sejarawan dan penulis biografi Multatuli. Sejumlah wartawan Belanda pun bakal meliput acara ini.

(Historia/Berbagai-Sumber-Sejarah/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: