Perwakilan PBB dalam urusan Yaman mengultimatum kepada dua pihak yang terlibat dialog untuk segera menandatangani agenda negosiasi Kuwait.
Dilansir dari media Al-Jazera, perundingan perdamaian Yaman di Kuwait yang sudah berlangsung selama 4 hari, akan tetapi kesepakatan untuk menghentikan perang antara pasukan pemerintah dan delegasi Ansharullah masih jauh dari harapan.
Para delegasi perundingan pada hari yang lalu masih melanjutkan negosiasinya, namun sejam setelahnya Utusan Khusus PBB untuk urusan Yaman Isma’il Awlad Syeikh mengatakan bahwa negosiasi ini belum sampai kepada kesepakatan apapun.
Seorang jurnalis Al-Jazera di Kuwait melaporkan bahwa tidak ada kemajuan dalam dialog tersebut sehingga Utusan PBB terpaksa menunda pertemuan tersebut.
Perwakilan Gerakan Ansharullah mengenai kelanjutan perundingan di Kuwait tersebut mengatakan akan berkonsultasi dengan para pemimpinnya.
Kelompok Houthi mengatakan bahwa tujuan perundingan ini untuk mendapatkan solusi, namun mereka lebih mengetahui keputusan yang terbaik dalam masalah Yaman.
Pemerintahan Yaman saat ini mengklaim bahwa pasukan Ansharullah merebut paksa kota-kota di Yaman, oleh karenanya mereka harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi di Yaman.
Kelompok Houthi harus menyerahkan seluruh senjatanya, dan harus angkat kaki dari kota-kota yang dikuasainya dan setelah semua itu dilakukan perundingan damai bisa segera dimulai, ujar laporan Al-Jazera.
Di sisi lain, jika syarat itu mau dilakukan, Ansharullah menuntut Koalisi Arab untuk segera menghentikan serangan udaranya ke Yaman.
Di samping itu, Utusan Khusus PBB untuk urusan Yaman telah memberikan ultimatumnya kepada kedua belah pihak untuk segera menandatangani kesepakatan perundingan supaya negosiasi ini mencapai hasil.
(Al-Jazera/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email