Dari sejak beberapa hari lalu, rezim Al Khalifah melakukan serangan-serangan sengit guna membungkam dan membubarkan Partai Al-Wifaq yang merupakan partai utama penentang rezim kerajaan di Bahrain.
Menurut pengakuan kantor berita mainstream yang berada dalam genggaman penguasa Bahrin, partai yang dibentuk pada tahun 2001 tersebut memiliki semangat terorisme, radikalisme, dan aksi-aksi kekerasan serta bisa membuat pihak asing memiliki campur tangan dalam urusan dalam negeri negara.
Menurut Bryan Whitayer yang masih anggota Lembaga HAM PBB, keputusan rezim Al Khalifah ini adalah sebuah “kesalahan berbaya”, karena tidak menyisakan jalan untuk menjamin tuntutan rakyat secara damai.
Reuters juga berpandangan, dari sejak kini, rezim penguasa Bahrain telah merampas hak-hak rakyat dan tidak akan pernah mengizinkan mereka melakukan aksi protes apapun.
Pembubaran Partai Al-Wifaq ini membangkitkan pertanyaan-pertanyaan lebih tentang hubungan Inggris dan penguasa Bahrain. Inggris menilai bahwa Bahrain adalah “pasar prioritas” bagi seluruh aktifitasnya. Tahun lalu, London telah mengalokasikan dana besar untuk “merenovasi” sistam kerajaan Bahrain.
Sekalipun demikian, Inggris menilai, pembubaran Partai Al-Wifaq adalah sebuah tindakan yang tidak diperlukan.
Untuk itu, Kementerian Luar Negeri Inggris untuk pertama kali mengeluarkan sebuah pernyataan resmi yang sama sekali tidak memuji tindakan penguasa rezim Bahrain tersebut.
Menurut pernyataan Kemenlu Inggris tersebu, keputusan Pengadilan Tinggi Bahrain untuk membubarkan Partai Al-Wifaq bisa menyebabkan sebuah masalah besar.
(Mainstream/Reuters/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email