Jika kita ingin memperbaiki masyarakat maka yang pertama kita lakukan ialah kita harus memperbaiki diri kita sendiri.
Salah seorang peneliti hauzah dan universitas, Hujjatul Islam Qasem Khanjani menjelaskan bahwa sebagaimana yang terdapat dalam konsep Intizhar bahwa terdapat syarat-syarat ideal untuk mencapai masyarakat yang menanti Imam Zaman afs, namun menanti harus dimaknai secara hakikat, yakni berbeda dari sebagian pandangan yang beredar.
Di antaranya ialah “penantian yang pasif” yakni ini adalah sebuah penantian yang keliru, dimana menurut penantian ini yang kita lakukan hanyalah hidup dan beribadah saja, dan kita tidak ada urusan dengan siapapun, dan biarkan saja apa yang diinginkan masyarakat. Penantian seperti ini bukanlah penantian yang diajarkan oleh Islam dan Ahlul Bayt as.
Jelas bahwa, penantian seperti ini tidak ada keefisiensian sama sekali dengan makna intizhar, baik secara bahasa maupun pemahamannya. Makna intizhar yang sebenarnya ialah sebuah penantian yang menggerakan manusia, menyemangati dan memotivasinya, dan bukan malah menjadikan manusia untuk diam tanpa berbuat apa-apa, jelas Hujjatul Islam Qasim khanjani.
Lebih lanjut peneliti di hauzah ini menuturkan, Jika kita memiliki pandangan intizhar seperti ini maka kita akan menemukan konsep intizhar yang sebenarnya. Intizhar yang sebenarnya ialah yakni dalam segala urusan kehidupannya dan jalan untuk sampai kepada apa yang diinginkan Ahlul Bayt as.
Dan jika kita ingin memperbaiki masyarakat maka yang pertama kita juga harus memperbaiki diri kita sendiri, dengan kata lain seluruh individu dan masyarakat harus membawa kedamaian, pungkas Hujjatul Islam Qasim Khanjani.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email