Keterbukaan dan toleransi terhadap berbagai pemikiran-pemikiran adalah contoh ideologi Razavi untuk masyarakat kita.
Keadaan para ulama-ulama Islam pada zaman hidup Imam Ali Ridha as ialah pada zaman tersebut bagian-bagian di antara daerah “Marw dan Mesopotamia” menjadi rumah bagi para ulama-ulama besar yang tinggal di sana.
Dengan adanya ulama-ulama yang melimpah di sana, banyak di antara permasalahan yang para ulama pemerintahan Abbasi tidak bisa menjawabnya. Selain itu Ma’mun juga memiliki tujuan politik kepada Imam Ali Ridha as yakni ingin menjadikan Imam as sebagai Wali Ahd, dan setelah Ma’mun juga menggelar berbagai pertemuan yang dihadiri oleh pemuka-pemuka agama yang bertujuan untuk mengalahkan Imam Ali Ridha as dengan dialog-dialog. Padahal orang-orang mengenal Ahlul Bayt as dan mereka juga tahu bahwa Imam Ali Ridha as dari segi keilmuan memiliki maqam yang sangat tinggi.
Dalam sebuah pertemuan diskusi, setiap yang hadir melontarkan pertanyaannya kepada Imam as, yang menarik dari diskusi ini ialah setiap Imam Ali Ridha as menjawab, seluruh dalil-dalilnya menggunakan kitab-kitab ajaran orang tersebut, misalnya ketika Imam as berdiskusi dengan orang Nashrani maka dalil yang dibawakan dari kitab Injil, dan jika dengan orang Yahudi maka dalil yang dibawakan dari kitab Taurat.
Dalam setiap diskusinya, Imam Ridha as selalu menggunakan dalil-dalil, manthiq dan kalam, sehingga dengan begitu semua pemuka agama yang hadir di pertemuan diskusi merasa puas, dan banyak di antara mereka yang memeluk Islam.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email