Saat itu masjid penuh dengan para jamaah. Seorang alim sedang berceramah mengenai keagungan dan kedudukan Imam Ali as. Ia menukilkan sebuah riwayat yang berbunyi:
Pada suatu hari, Rasulullah saw meminta air. Saat itu Imam Ali as, Fatimah as, Hasan as, dan Husain as bersama beliau. Tak lama kemudian air dibawakan untuk beliau. Pada mulanya, Rasulullah saw memberikan kepada Hasan as, lalu Husain as, kemudian putrinya, Fatimah Zahra as. Saat mereka bertiga meminum air, beliau berkata, "Bersyukur dan nikmatilah air segar ini." Setelah itu, beliau memberikan air kepada Imam Ali as. Beliau berkata, "Bersyukur dan nikmatilah air segar ini, wahai wali-ku, hujjah-ku atas umatku." Lalu Rasulullah saw bersujud dan bersyukur. Fatimah Zahra as bertanya kepada ayahnya, "Apa rahasia sujudmu ini?" Rasulullah saw menjawab, "Saat aku memberikan air kepada kalian bertiga, aku mendengar para malaikat mengatakan apa yang aku katakan pada kalian saat itu. Namun, saat aku memberikan air kepada Ali, aku mendengar Tuhan sendiri yang mengatakan apa yang kukatakan kepadanya waktu itu. Oleh karena itu, aku bersyukur pada-Nya atas segala nikmat.[1]
Saat itu seseorang berdiri dan bertanya, "Memangnya Tuhan punya suara sehingga Rasulullah saw sampai bisa mendengar-Nya?"
Alim menjawab, "Tuhan dapat menciptakan suara di dalam ruang dan tempat, lalu nabi-Nya dapat mendengarnya. Penjelasannya begini. Komunikasi antara Tuhan dengan para nabi-Nya terjadi dengan tiga cara:
1. Menyampaikan pemahaman ke dalam hati. Kebanyakan para nabi berhubungan dengan Allah dengan cara ini.
2. Melalui perantara Jibril, sebagaimana yang dijelaskan dalam surah Al Baqarah, ayat 97.
3. Dari balik tirai, dengan cara mewujudkan suara. Sebagaimana Allah swt berbicara dengan Nabi Musa as di bukit Thur, dengan mewujudkan suara yang dapat didengar olehnya.” [2]
"Aku minta maaf, aku kira hanya ada satu macam wahyu saja." Kata penanya. Lalu ia bertanya lagi, "Namun, masih ada pertanyaan lain. Apakah selain ayat-ayat Al-Quran, ada lagi yang diwahyukan kepada nabi?"
Sang Alim menjawab, "Ya, selain Al-Quran ada yang lainnya. Misalnya, mengenai hukum-hukum syariat, semuanya berdasarkan wahyu. Dalam Islam, Rasulullah tidak pernah mengucapkan apapun selain wahyu. Sebagaimana yang disebutkan dalam surah An Najm ayat 2, "Dan ia tidak berbicara kecuali itu adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya."
Referensi:
1. Bihar Al-Anwar, jld. 76, hlm. 57.
2. QS. Al-Nisa' : 164; Thaha : 11 dan 12; Al-Syura : 51.
(Sadeqin/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email