Tentara Turki membantu pengungsi Suriah yang menyeberang ke negara Turki di perbatasan Turki-Suriah, dekat kota Akcakale, provinsi Sanliurfa, Turki. (Foto: REUTERS/Kadir Celikcan)
Krisis pengungsi akibat perang saudara di Suriah membuat jumlah pencari suaka seluruh dunia mencapai angka tertinggi pada masa pascaperang, yang berpengaruh pada kenaikan arus seluruh migrasi, kata Badan Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) seperti dikutip Reuters, Senin (19/6/16)
Dalam laporan Migrasi Internasional tahunan, OECD yang beranggotakan 35 negara menyatakan, jumlah pencari suaka berlipat ganda mencapai 1,65 juta pada 2015.
“Kami menyaksikan jumlah pencari suaka meningkat walaupun aliran migrasinya cukup rendah pada 2016,” kata Jean-Christophe Dumont, kepala divisi migrasi internasional OECD.
Paling tidak, satu dari empat pencari suaka datang dari Suriah, diikuti Afghanistan 16 persen tahun lalu.
Tiga perempat jumlah pengungsi mencari suaka di Uni Eropa, terutama Jerman sebagai negara penampung terbanyak, kata OECD mengutip data badan urusan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR).
Krisis pengungsi membuat imigrasi menjadi isu politik utama di banyak negara Eropa, khususnya Jerman di mana partai konservatif pendukung Kanselir Angela Merkel CDU kalah karena pemilih menolak kebijakan buka pintu untuk pengungsi.
Kenaikan angka pengungsi ikut meningkatkan jumlah aliran migrasi internasional ke negara anggota OECD, mencapai 4,8 juta pada 2015. Artinya, ada peningkatanempat persen dari 2014 yang bahkan menembus rekor tertinggi sejak 2007 sebelum krisis keuangan dunia terjadi.
(Reuters/Antara-News/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email