Pesan Rahbar

Home » » Trump: Milyarder Saudi Ingin Kuasai Politikus AS Dengan Uang Ayahnya

Trump: Milyarder Saudi Ingin Kuasai Politikus AS Dengan Uang Ayahnya

Written By Unknown on Saturday, 12 November 2016 | 01:03:00


Kemenangan Donald Trump atas Hillary Clinton di Pilpres AS 2016 dinilai sebagai ancaman bagi sebagian orang menyusul ketika kampanye, capres Partai Republik ini sempat menyerukan larangan muslim masuk Amerika Serikat. Trump bersikukuh mempertahankan pendapatnya itu dan menegaskan bahwa ini tidak berlaku bagi yang sudah jadi warga negara Amerika Serikat.

“Itu tak ada kaitannya dengan agama, tapi soal keamanan,” kata Trump

“Jika seorang warga negara yang beragama Islam pergi ke luar negeri dan kembali, itu dibolehkan. Mereka adalah warga negara. Beda,” kata Trump.

Sikapnya yang dinilai diskriminatif itu pun banjir tanggapan. Tak ketinggalan, milyarder Saudi Pangeran Alwaleed bin Talal turut menyebut Donald Trump sebagai aib bagi Amerika Serikat.

“Kamu adalah aib bukan hanya bagi GOP (Grand Old Party) tapi bagi seluruh Amerika,” kata kemenakan Raja Salman itu di twitternya kepada Trump yang juga menyinggung Partai Republik.

Pemilik sejumlah perusahaan internasional ini pun sempat meminta Trump agar mundur dari kompetisi pilpres karena dinilai tidak akan keluar sebagai pemenang. Tak lama kemudian, Trump pun merespon via twitternya.

“Pangeran tolol @Alwaleed_Talal ingin kuasai para politikus AS kita dengan uang ayahnya,” katanya. Trump melanjutkan, “Jika saya terpilih, ini tidak akan terjadi.”

Dan akhirnya Trump keluar sebagai presiden terpilih menggantikan Obama. Tidak sedikit yang tercengang dengan hasil pilpres ini, apalagi dari segi kekuatan dana dan media sebenarnya Clinton lebih unggul dibanding Trump. Pundi-pundi petrodolar dilaporkan turut mengalir deras untuk istri mantan presiden ke-42 AS, Bill Clinton itu. Bahkan, Wikileaks mengungkap bahwa sumber pendanaan Yayasan Clinton dan ISIS dari sumber yang sama.

“ISIS dan Clinton memiliki bankir yang sama: Arab Saudi & Qatar,” kata akun twitter Wikileaks, 4/11.

Terbongkarnya email-email Clinton yang dibocorkan oleh Wikileaks ini juga menunjukkan preferensi politik Saudi terhadap Clinton. Karena itu, kemenangan Trump dikhawatirkan bakal mengeruhkan atau setidaknya melonggarkan hubungan Arab Saudi dan sejumlah negara Arab di Teluk lainnya dengan pemerintah AS yang akan datang.[]

(Wikileaks/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: