Diundang oleh ormas yang mengatasnamakan Forum Umat Islam (FUI) dalam acara bertajuk ‘Ganyang Komunisme Ganyang Syiah’, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Cilacap justru memilih absen. Agenda yang digelar oleh FUI yang bekerjasama dengan Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI/Polri (FKPPI) itu, bagi NU, tidak lah adil.
“Ini tidak adil lah. Artinya banyak kelompok yang merongrong NKRI dan anti-pancasila. Entah itu wahabi, salafi. Tetapi kenapa oleh teman-teman (FUI dan FKPPI-red) hanya komunis dan syiah,” kata Sekretaris PCNU Cilacap Khazam Bisri, (8/2).
Fenomena kebencian pada Syiah di Indonesia, bagi Bisri tak terlepas dari dampak pertarungan politik di Timur Tengah, khususnya Saudi dan Iran.
“Teman-teman itu secara tidak sadar terlah masuk dalam pertarungan politik ini. NU tidak mau terlibat ini, dan NU tidak akan masuk konflik wahabi dan syiah,” katanya.
Bisri mengakui jika sebagian dari prinsip teologis dalam Syiah berbeda dengan umat Islam umumnya, namun lanjut pengurus PCNU ini, Syiah di Indonesia tak tergolong membahayakan NKRI. Adapun Komunisme, berdasarkan pengalaman dalam sejarah Indonesia, dalam konteks ideologi memang tergolong bahaya.
Meski demikian, isu neo-komunisme menurut dia hanya dihembuskan tanpa data yang akurat. Dan intesitasnya menurut dia tak sebesar kelompk salafi atau wahabi yang berniat mengganti sistem kenegaraan menjadi ke-khilafah-an.
“Yang lain itu lebih membahayakan. HTI sudah secara vulgar menyatakan khilafah, kenapa (tidak ditolak juga), kaya gitu. Prinsip NU jelas, yang membahayakan NKRI harus dilawan. Tapi juga harus adil,” tambahnya.
kelompok lain yang lebih berbahaya menurut dia juga tumbuh berkembang di Indonesia. Antara lain, Hisbut Tahrir Indonesia (HTI) dan aliran wahabi, yang berniat mengganti Pancasila dengan Syariat Islam.
“Bagi kita neo-komunisme itu tidak ada, ya mungkin ada sih, tapi tidak segencar apa yang dilakukan oleh HTI, wahabi dan salafi merongrong NKRI,” katanya.
Bisri mengemukakan, bagaimanapun Syiah di Indonesia menerima keberagaman. Untuk itu, Syiah menurut dia tak perlu dimusuhi. Justru lantaran minoritas, NU Cilacap menganggap syiah perlu dilindungi asal tidak merongrong NKRI.
“Prinsip NU juga jelas, minoritas, asal tidak membahayakan NKRI harus dilindungi. Tak boleh diganggu. Karena prinsip negara kita adalah keberagaman,” katanya.
Sebelumnya, dalam konferensi pers pernyataan bersama FUI dan FKPPI Cilacap, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Front Pembela Islam (FPI) Cilacap, Kholidin mengatakan sudah mengundang sejumlah Ormas Islam, termasuk PCNU Cilacap. Namun, perwakilan NU tak hadir.
Kholidin mengaku sempat melakukan pertemuan dengan Pengurus NU Cilacap, untuk bertabayyun dan mengajak NU untuk turut dalam pernyataan bersama. Kholidin menjelaskan bahwa PCNU Cilacap menganggap penggagas acara harus memasukkan kelompok lain yang juga membahayakan NKRI.
Dalam konfernesi pers tersebut, hadir perwakilan FPI Cilacap, FUI Cilacap, FKPPI Cilacap, dan Muhammadiyah Cilacap. Sedangkan Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Cilacap dan PCNU Cilacap tak hadir dalam pernyataan bersama tersebut.[]
(Gatra-News/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email