Hal itu dilakukannya dengan baik selama di Mekah di Syi'b Abi Thalib atau saat ibunya wafat meninggalkan ayahnya seorang diri. Sayyidah Fathimah az-Zahra senantiasa berada di sisi ayahnya.
Pada saat peristiwa Syi’ib Abi Thalib terdapat perbedaan pendapat mengenai berapa usia Sayyidah Fathimah Az-Zahra as saat itu, ada yang mengatakan 6 tahun dan ada juga yang berpendapat 7 tahun, karena sebagaimana diketahui riwayat tentang kelahirannya juga berbeda-beda.
Di masa itu, ketika Rasulullah saww tengah berusaha meninggikan bendera Islam agar kekal selama-lamanya dengan berdakwah secara terang-terangan banyak dari masyarakat Mekkah, terutama kalangan pemuda dan budak-budak zaman itu yang tertarik dengan Rasulullah saww.
Melihat hal ini, para pembesar thagut seperti Abu Lahab, Abu Jahal dan yang lainnya tidak tinggal diam dan tidak ada pilihan lain selain mengeluarkan Rasul saww dan para pengikutnya dari kota Madinah.
Pada akhirnya, nabi Muhammad saww bersama para pengikutnya serta Abi Thalib keluar dari Mekkah dan menempati tanah milik Abu Thalib yang bernama Syi’ib Abi Thalib, tempat berada di tengah-tengah gunung dan bisa dibayangkan di sana siang harinya sangat panas dan malam harinya sangat dingin. Mereka semua bertahan selama 3 tahun di sana.
Sudah pada tempatnya bila kepada Sayyidah Fathimah az-Zahra disebut Ummu Abiha. Rasulullah saw memberikan panggilan seperti itu kepada beliau disebabkan pengabdian, kerja keras dan perjuangannya. Hal itu dilakukannya dengan baik selama di Mekah di Syi'b Abi Thalib atau saat ibunya wafat meninggalkan ayahnya seorang diri. Sayyidah Fathimah az-Zahra senantiasa berada di sisi ayahnya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email