Pesan Rahbar

Home » » Indonesia Belajar Dari Sukses Saudi Aramco

Indonesia Belajar Dari Sukses Saudi Aramco

Written By Unknown on Friday, 14 April 2017 | 16:36:00


Aspek ekonomi menjadi salah satu hal yang menonjol dalam kunjungan Raja Salman ke Indonesia. Hal yang wajar melihat kekuatan ekonomi Arab Saudi. Salah satu kekuatannya terlihat dari kemampuan negeri itu dalam menyediakan kesempatan kerja bagi warga Indonesia. Kemakmuran juga terlihat dari kelengkapan yang dibawa dalam rombongan Raja Salman kali ini. Beberapa pesawat dikerahkan untuk mengangkut mereka.

Kekuatan ekonomi negeri itu membuat kunjungan para petingginya menarik perhatian media. Kekayaan minyaknya menjadi penopang utama perekonomian dan anggaran pemerintah negeri itu. Minyak mereka dikelola Saudi Aramco, BUMN mereka. Perusahaan tersebut telah berkembang luar biasa sehingga asetnya demikian besar. Dari semula perusahaan patungan dengan investor dari Amerika Serikat, kini telah menjadi BUMN murni. Pergeseran kepemilikan itu agaknya perlu dipelajari Indonesia.

Terlebih saat ini Pemerintah Indonesia sedang bernegosiasi dengan Freeport menyangkut divestasi saham. Saudi Aramco diperkirakan bernilai sekitar 2,5 triliun dolar AS atau Rp 32.500 triliun. Dalam waktu dekat, lima persen sahamnya akan dilepas di pasar modal. Bila ekuivalen dengan nilai perusahaan, maka Pemerintah Arab Saudi bisa memperoleh dana Rp 1.625 triliun lewat penjualan lima persen saham Saudi Aramco.

Dana itu direncanakan untuk mereformasi perekonomian agar tidak lagi tergantung minyak bumi. Sebagian dana bakal diinvestasikan ke berbagai negara dan ragam investasi. Penurunan harga minyak tentu memusingkan negeri itu. Energi alternatif makin banyak. Harga minyak mudah tertekan, seiring dengan penambahan produk substitusi. Salah satunya adalah shale gas yang banyak dihasilkan Amerika Serikat. Pemanfaatan shale gas ikut menekan harga minyak bumi. Meskipun pengurangan produksi telah dilakukan mulai awal tahun ini, kenaikannya belum seperti yang diharapkan.

Arab Saudi berharap penurunan itu bisa membawa harga minyak mencapai 60 dolar AS per barel. Harga minyak memang sudah naik belasan persen dari posisi pada November tahun lalu, tetapi baru mencapai kisaran 55 dolar AS per barel. Sebuah gambaran betapa negara yang menggantungkan harapan pada minyak perlu diversifikasi pendapatan.

Itulah peluang yang bisa didapatkan Indonesia. Terlebih investasi langsung Arab Saudi di Indonesia relatif tidak banyak. Dibanding beberapa negara tetangganya di Timur Tengah, mereka masih kalah. Kunjungan Raja Salman bisa mengubah konstelasi itu. Tahun lalu investasi langsung Arab Saudi ke Indonesia hanya 900 ribu dolar AS (Rp 11,9 miliar). Dengan perubahan dalam strategi perekonomian negeri itu, maka gambaran dana yang diinvestasi di Indonesia bakal meningkat signifikan pun muncul. Sebenarnya tak hanya dana yang dibutuhkan negeri ini dari Arab Saudi. Keberhasilan Saudi Aramco menjadi besar dan berkembang sebagai BUMN andalan perlu untuk ditiru. Terlebih Indonesia sedang berupaya membentuk beberapa holding company BUMN.

(Merdeka/Portal-CBN/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: