Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan bahwa risalah dan diutusnya Rasulullah adalah sebagai rahmat bagi semua makhluk hidup. Hal itu disampaikan Menag saat memberi sambutan pada peringatan malam Nuzulul Qur’an di Istana Negara, Jakarta.
“Sesungguhnya aku diutus bukan sebagai penghujat/pelaknat, tapi aku diutus untuk menebar rahmat bagi sesama,” kata Menag Lukman mengutip sebuah hadis, Senin (12/6/2017). Diriwayatkan bahwa pesan Rasul ini dilatarbelakangi kemarahan para sahabatnya kepada kaum musyrikin sehingga mereka meminta Rasulullah berdoa agar mereka binasa (mendapatkan hal buruk).
Menag berharap, pesan keteladanan Rasulullah ini bisa menjadi pelajaran bersama sehingga Islam sebagai rahmat terwujud dan hadir di tengah-tengah kehidupan bangsa. “Kita dituntut untuk meledani itu semaksimal mungkin,” ujarnya.
Disampaikan Menag, peringatan Nuzulul Qur’an merupakan tradisi yang sudah berlangsung ribuan tahun. Tradisi baik bukan hanya harus dijaga, tapi juga dikembangkan hingga menjadi lebih baik.
Berbeda dengan sebelumnya, rangkaian peringatan Nuzulul Qur’an di Istana Negara berlangsung sejak pagi. Rangkaian itu dibuka dengan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) bagi anak yatim piatu se-Jakarta dan Tangerang, dilanjutkan khataman Al Qur’an oleh sejumlah qari’ dan qari’ah. Acara kemudian dilanjutkan pertemuan dengan ulama dan para qari’, baik nasional dan internasional, lalu buka bersama dan tarawih berjamaah di Masjid Baiturrahim Istana Negara.
“Ini pertama kali MTQ khusus anak yatim di Istana Negara. Ini prakarasa dan ide Bapak Presiden kita,” ucap Menag Lukman.
Malam peringatan Nuzulul Qur’an diisi dengan taushiyah yang disampaikan oleh Ketua Umum Jam’iyyah Ahl Thariqah al-Mu’tabarah Nahdlatul Ulama (JATMAN) Habib M Luthfi bin Yahya. Dalam kesempatan itu, Habib Lutfi mengupas pesan tentang “Hikmah Turunnya Al Quran”. Menurutnya, hakikat Nuzulul Qur’an adalah berkah dan rahmat bagi umat manusia.
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email