Padahal Israel selama ini selalu mengandalkan Yordania saban kali konflik Al-Aqsa meletup. Sebab Yordania melalui lembaga Waqf berwenang mengelola kompleks Al-Aqsa.
Ribuan warga muslim Palestina kemarin kembali salat di dalam kompleks masjid Al-Aqsa di yerusalem Timur, Palestina, setelah Israel membongkar detektor logam, kamera pengawas, dan jeruji keamanan dipasang di pintu masuk Al-Aqsa.
Mereka bergembira setelah kemarin pagi aparat keamanan negara Zionis itu selesai membongkar semua peralatan keamanan dipasang setelah terjadi pembunuhan dua polisi Israel di Al-Aqsa Jumat dua pekan lalu.
Mufti Yerusalem Syekh Muhammad Husain pun menyerukan kepada seluruh warga muslim Palestina untuk kembali salat di masjid tersuci ketiga bagi kaum muslim - setelah masjid Al-Haram di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah - itu. Seruan serupa juga disampaikan Presiden Palestina Mahmud Abbas dan pimpinan Waqf, lembaga bentukan Yordania bertugas mengelola kompleks Al-Aqsa.
Setelah boikot itu selesai, Arab Saudi kemarin tiba-tiba mengklaim berjasa meredam krisis Al-Aqsa. Melalui keterangan tertulis dilansir kantor berita Saudi Press Agency, disebutkan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz sudah membahas konflik Al-Aqsa dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump melalui telepon.
Raja Salman mendesak, tengah berlibur di Maroko, mengaku mendesak Trump untuk memastikan warga muslim bisa salat di Al-Aqsa tanpa pembatasan.
Padahal selama ini saban kali terjadi krisis di Al-Aqsa, Israel amat mengandalkan Yordania, memang berwenang mengelola Al-Aqsa. Krisis kali ini pun bisa diselesaikan setelah Waqf dua kali berunding dengan Kepolisian Yerusalem. Krisis memicu bentrokan sengit Jumat pekan lalu itu disebabkan warga Palestina menolak detektor logam dan kamera dipasang di pintu masuk Al-Aqsa. Mereka juga mendesak lima gerbang Al-Aqsa lainnya dibuka lagi.
Dalam dua pekan, konflik Al-Aqsa ini telah menewaskan lima warga palestina dan tiga orang Israel, serta melukai hampir seriu warga Palestina.
(SPA/Arab-News/Times-of-Israel/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Mufti Yerusalem Syekh Muhammad Husain. (Foto: Channel 2)
Ribuan warga muslim Palestina kemarin kembali salat di dalam kompleks masjid Al-Aqsa di yerusalem Timur, Palestina, setelah Israel membongkar detektor logam, kamera pengawas, dan jeruji keamanan dipasang di pintu masuk Al-Aqsa.
Mereka bergembira setelah kemarin pagi aparat keamanan negara Zionis itu selesai membongkar semua peralatan keamanan dipasang setelah terjadi pembunuhan dua polisi Israel di Al-Aqsa Jumat dua pekan lalu.
Mufti Yerusalem Syekh Muhammad Husain pun menyerukan kepada seluruh warga muslim Palestina untuk kembali salat di masjid tersuci ketiga bagi kaum muslim - setelah masjid Al-Haram di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah - itu. Seruan serupa juga disampaikan Presiden Palestina Mahmud Abbas dan pimpinan Waqf, lembaga bentukan Yordania bertugas mengelola kompleks Al-Aqsa.
Setelah boikot itu selesai, Arab Saudi kemarin tiba-tiba mengklaim berjasa meredam krisis Al-Aqsa. Melalui keterangan tertulis dilansir kantor berita Saudi Press Agency, disebutkan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz sudah membahas konflik Al-Aqsa dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump melalui telepon.
Raja Salman mendesak, tengah berlibur di Maroko, mengaku mendesak Trump untuk memastikan warga muslim bisa salat di Al-Aqsa tanpa pembatasan.
Padahal selama ini saban kali terjadi krisis di Al-Aqsa, Israel amat mengandalkan Yordania, memang berwenang mengelola Al-Aqsa. Krisis kali ini pun bisa diselesaikan setelah Waqf dua kali berunding dengan Kepolisian Yerusalem. Krisis memicu bentrokan sengit Jumat pekan lalu itu disebabkan warga Palestina menolak detektor logam dan kamera dipasang di pintu masuk Al-Aqsa. Mereka juga mendesak lima gerbang Al-Aqsa lainnya dibuka lagi.
Dalam dua pekan, konflik Al-Aqsa ini telah menewaskan lima warga palestina dan tiga orang Israel, serta melukai hampir seriu warga Palestina.
(SPA/Arab-News/Times-of-Israel/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email