Perwalian Haram Suci Razavi menilai kebangkitan Asyura sebagai reformasi umat manusia dan persiapan kemunculan Sang Juru Selamat dunia.
Astan News melaporkan, Hujatulislam Sayid Ebrahim Raisi, Perwalian Haram Suci Razavi dalam acara pemberian hadiah bendera penuh berkah Makam Suci Imam Ridha as kepada kelompok-kelompok keagamaan yang dilaksanakan hari Minggu (17/9) dan dihadiri oleh perwakilan lebih dari 500 kelompok keagamaan dari seluruh Iran di serambi besar Imam Khomeini, Haram Suci Razavi, menyebut kelompok-kelompok keagamaan sebagai lembaga kemasyarakatan yang memainkan peran tak tergantikan dalam memperdalam spiritualitas dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Raisi menuturkan, peran kelompok-kelompok keagamaan dalam menyebarluaskan budaya agama, Wilayah dan nilai-nilai Ilahi di tengah masyarakat, sangat urgen.
Anggota Dewan Penentu Kebijakan Negara Iran itu menjelaskan, kelompok-kelompok azadari adalah madrasah besar pembangun manusia yang mengenalkan masyarakat dengan budaya dan teladan hidup Maksumin as dan karena hubungan mereka dengan Ahlul Bait as, memiliki kedudukan penyadaran dan peningkatan makrifat.
Raisi menekankan bahwa kelompok-kelompok azadari Imam Hussein as harus sepenuhnya menampilkan budaya, pemikiran dan teladan Imam Hussein as.
Ia mengatakan, Imam Hussein as adalah teladan terbaik dalam ikhlas, penghambaan kepada Tuhan, pengelolaan masyarakat, perhatian kepada kaum fakir miskin, pengenalan atas musuh, perlawanan atas musuh, perjuangan menggapai cita-cita, mengenal diri dan Tuhan.
Anggota Staf Ketua, Dewan Ahli Kepemimpinan Iran juga menyinggung kedudukan tinggi para sahabat Imam Hussein as dan menerangkan, di langit Asyura terdapat bintang-bintang tak ada duanya tentang makrifat, ketakwaan dan perlawananan, akan tetapi matahari wujud Imam Hussein as begitu bersinar terang sehingga bintang-bintang yang lain tampak pudar dan tak terlihat.
Asyura, Manifestasi Seluruh Nilai-nilai Kemanusiaan
Hujatulislam Raisi menyebut Asyura sebagai manifestasi seluruh nilai-nilai agung kemanusiaan dan menuturkan, dalam Asyura, tampak dengan jelas perwujudan kesetiaan, keadilan, keberanian, hidup bebas, pengorbanan, anti-penindasan dan seluruh nilai agung kemanusiaan.
Raisi mengutip kata-kata Imam Hussein as,
«اِنَّما خَرَجتُ لِطَلَبِ الإصلاحِ فِي امّة جدّي»
dan menjelaskan, Asyura bukan hanya soal peristiwa yang terjadi pada tahun 61 Hijriyah saja, tapi kebangkitan Asyura telah mereformasi seluruh urusan umat manusia di semua lapisan, dan merupakan persiapan untuk kemunculan Sang Juru Selamat dunia.
Perwalian Haram Suci Razavi mengatakan bahwa kebangkitan Asyura adalah sumber perubahan dan reformasi masyarakat di sepanjang sejara umat manusia.
“Seruan Imam Hussein as tidak mengenal waktu dan tempat, dan sepanjang waktu dan tempat, hari ini setiap orang di muka bumi yang bergerak di jalan Imam Hussein as pasti menyambut seruan beliau,” ujarnya.
Menurut Raisi, kebangkitan Asyura adalah pelajaran untuk mengenalkan masa, mengenalkan agama dan mengenalkan hujjat kepada umat manusia. Karakteristik sahabat Imam Hussein as, katanya, yang membedakan dengan para pendukung Yazid adalah kesadaran. Pada diri setiap pendukung kebangkitan Asyura, terdapat kesadaran, sementara para pendukung Yazid meski dalam lahir adalah Muslim, namun karena tidak mempunyai kesadaran, mereka tidak melihat matahari Wilayah dan Al Quran yang hidup. Kesadaran adalah penuntun jalan yang menunjukkan mana musuh dan mana sahabat kepada setiap manusia.
Anggota Dewan Penentu Kebijakan Negara Iran menganggap kebangkitan Islam sebagai berkah kebangkitan Karbala dan darah para syuhada, dan menuturkan, hari ini berkat Asyura Imam Hussein as kebodohan berhasil disingkirkan dari masyarakat kita dan berkat darah syuhada, masyarakat kita mengenal dengan baik mana musuh, mana sahabat.
Revolusi Islam adalah Kelanjutan Kebangkitan Asyura
Anggota Staf Ketua, Dewan Ahli Kepemimpinan Iran menilai Revolusi Islam Iran sebagai kelanjutan kebangkitan Asyura dan menjelaskan, kepanjangan tangan strategis dari Asyura adalah pemerintahan Republik Islam Iran dan setiap orang bangkit melawan penindasan dengan mengibarkan bendera Aba Abdillah Al Hussein as, sementara strategi para pendukung Yazid terwujud dalam kubu imperialis dunia pimpinan Amerika Serikat.
Ia melanjutkan, para pendukung Yazid ingin menjadikan Asyura sebagai akhir perjalanan, namun ia justru menjadi awal perjalanan. Asyura adalah rahasia keabadian dan kelanjutan seluruh kebaikan di muka bumi, dan dalam kebangkitan ini, terwujud seluruh manifestasi luhur kemanusiaan dan Islam.
Hujatulislam Raisi menyebut Imam Hussein as sebagai teladan tak ada duanya bagi umat manusia dan mengatakan bahwa kesiapan hati untuk menerima perkataan dan ajaran-ajaran kebenaran di majelis-majelis azadari Imam Hussein as, begitu tinggi.
“Dalam kelompok-kelompok keagamaan harus dibacakan syair-syair dan pujian atas Ahlul Bait as yang dapat meningkatkan makrifat dan kesadaran di tengah masyarakat. Para mubaligh dan pelantun syair Ahlul Bait as memainkan peran penting dalam memperdalam nilai-nilai Ilahi dan menjelaskan aturan agama,” ungkapnya.
Di akhir acara, bendera penuh berkah Imam Ali bin Musa Al Ridha as diserahkan kepada para pewakilan kelompok-kelompok keagamaan dari seluruh penjuru Iran ole Perwalian Haram Suci Razavi.
(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email