Organisasi Anjoman Hojjatieh memperluas
gerakannya dengan memanfaatkan kecenderungan umum masyarakat pada
pemikiran Islam karena berkah kebangkitan 15 Khordad, khususnya para
pemuda. Cara menarik anggota dan pertemuan sembunyi-sembunyi organisasi
ini memiliki daya tarik tersendiri supaya tenaga-tenaga beragama
bergabung bersamanya. Aktivitas organisasi ini -mau tidak mau- sesuai
dengan keinginan SAVAK. Energi aktif para pemuda dan orang-orang
terpelajar yang mampu menanggung beban perjuangan dipakai untuk
mempelajari titik kelemahan ajaran bahaiyat dan cara-cara dakwah untuk
melawan ajaran ini. Para pemuka organisasi ini sama sekali tidak
melihat dan tidak menerima bahwa gerakan mereka adalah berjuang melawan
obyek yang pada hakikatnya adalah menyimpang dari garis perjuangan.
Karena aliran Baha'i merupakan alat mutlak politik di bawah kekuasaan
rezim Shah Pahlevi dan merupakan obyek politik Amerika, bukan gerakan
akidah dan pemikiran.
Bahaya Baha'i dikarenakan anasir gerakan
ini berperan sebagai pelaksana program internasional yang dikoordinasi
oleh Israel dan sebagai mata-mata dan penjaga kepentingan Israel dan
Amerika untuk memata-matai Shah Pahlevi di sumber-sumber sensitif
negara. Berjuang melawan mereka secara nyata adalah berjuang melawan
faktor-faktornya. Ini adalah satu poin yang tidak pernah ada dalam
program organisasi Anjoman Hojjatieh. Itulah mengapa organisasi
Hojjatieh sejak pertama didirikannya sampai kemenangan Revolusi Islam
Iran selalu aman dari serangan SAVAK.
Pada pasal 9 Anggaran Dasar Anjoman
Hojjatiyeh disebutkan, "Organisasi tidak akan pernah mencampuri urusan
politik." Oleh karena itu, salah satu syarat untuk menjadi anggota
adalah menyerahkan perjanjian tertulis bahwa tidak ada campur tangan
urusan politik.
Dalam dokumen SAVAK yang ditandatangani
oleh kepala kantor ketiga disebutkan, "Pengurus organisasi Dakwah Islam
(bagian dari organisasi Anjoman Hojjatieh) di pusat, dalam rangka
melakukan perjuangan ilmiah meminta kepada SAVAK untuk memberikan
bantuan yang diperlukan di bidang ini..."
Di dalam dokumen lainnya dengan tanda
tangan kepala unit intelijen komite bersama anti huru hara tertulis,
"Berdasarkan informasi, Haj Syeikh Mahmoud Zakerzadeh (Tavallai)
terkenal dengan sebutan Halabi, sebagai penyelenggara pertemuan ini
(organisasi Hojjatieh) ada kerjasama dengan bagian 21 badan intelijen
dan keamanan Tehran. Sebaiknya meminta penjelasan kepadanya akan segala
informasi terkait pertemuan yang diselenggarakan sebelum memanggil yang
lainnya."
Pada tahun 1357 Hs ketika Imam Khomeini
memboikot pesta hari ketiga dan nisfu Sya'ban karena melakukan protes
dan unjuk rasa terhadap kekejaman rezim Shah Pahlevi, organisasi Anjoman
Hojjatieh turun ke lapangan dengan penuh semangat untuk membubarkan
unjuk rasa. Penyimpangan pemikiran dan penafsiran yang tidak pada
tempatnya dan negatif terkait kemunculan Imam Mahdi af dan syarat-syarat
kemunculan beliau dalam logika mereka sedemikian parahnya sehingga
segala bentuk perjuangan politik dan upaya menyiapkan kekuasaan
orang-orang saleh atas negara merupakan hal yang dikecam. Karena akan
menyebabkan terlambatnya kemunculan Imam Mahdi af. Jelas bahwa dengan
logika semacam ini maka menerima kezaliman, kebangkitan 15 Khordad dan
teriakan Imam Khomeini melawan ketidakadilan dikecam oleh mereka.
Front lain di hauzah yang muncul dan
mendapat dukungan SAVAK di hadapan kebangkitan Imam Khomeini adalah
sikap dan langkah-langkah Agha Sayid Mohammad Kazem Shariatmadari dan
gerakan yang dikelolanya. Ulama besar sudah mengetahui esensinya sejak 6
Khordad 1326 Hs dimana ia seorang diri pergi menyambut Shah Pahlevi,
memuji dan menyanjung taghut di depan Shah Pahlevi, padahal para ulama
Tabriz melakukan pemboikotan.
Bagaimanapun juga, setelah wafatnya
Ayatullah Boroujerdi, dengan memanfaatkan kondisi hauzah, masyarakat dan
secara lahiriah membarengi kebangkitan tahun 1340 dan 1341 Hs ia
mengumumkan dirinya sejajar dengan marjaiyat. Padahal ketika pasca
pengasingan Imam Khomeini, masyarakat siap melakukan kebangkitan, tapi
badan kepengurusan dengan bantuan anasir seperti dia mampu mengontrol
keadaan. Laporan tertanggal 17/3/1342 Hs kepala SAVAK Qom terkait telpon
dan surat jawaban Agha Shariatmadari adalah satu contoh dari
langkah-langkah dia di hari-hari itu.
Setelah Zuhur hari yang lalu, nama
tersebut di atas, kepala SAVAK berbicara melalui telepon ke Tabriz.
Shariatmadari mengatakan, "Saya ingin mengusulkan dua poin kepada Anda:
1. Himbau masyarakat agar tenang dan
jangan sampai melakukan demonstrasi. Di Qom masyarakat melakukan
demonstrasi tapi mereka berhadap-hadapan dengan polisi. Peluru tidak
sesuai dengan jiwa. Untuk itu, cegahlah perkumpulan dan demonstrasi.
2. Usahakan jangan sampai melakukan
penghinaan terhadap yang mulia Shah Pahlevi. Saya benar-benar marah
terhadap Khomeini. Saya sudah katakan kepada Khomeini jangan berbuat
demikian terhadap Shah Pahlevi dan jangan berbicara bertentangan dengan
pemerintah dan politik. Namun ia tidak mau mendengarkan sehingga terjadi
seperti hari ini. Selain itu, siapkan juga pamflet penuh tanda tangan
dukungan untuk saya." (IRIB Indonesia / Emi Nur Hayati)
Dikutip dari penuturan almarhum Hujjatul Islam Sayid Ahmad Khomeini, anak Imam Khomeini ra.
Sumber: Pa be Pa-ye Aftab; Gofteh-ha va Nagofteh-ha az Zendegi Imam Khomeini ra, 1387, cetakan 6, Moasseseh Nashr-e Panjereh.