Berjumpa dengan orang yang sudah meninggal dunia di alam mimpi sudah
banyak kita dengar. Jika orang yang telah meninggal dunia itu adalah
seorang yang gugur syahid di medan perang, maka tentu ini akan bermakna
lain.
Adalah seorang bernama Muhammad Reza Sanggari. Ia adalah penulis buku Lahzeh-haye Asemani. Pada sebuah halaman di buku ini, ia berkisah berikut ini:
Pada suatu hari di bulan Muharam, saya berziarah kepada makam syuhada di pekuburan Behesht Ali. Salah satu syahid yang saya ziarahi adalah Syahid Hamid Mahmudnejad komandan Brigade Bilal bin Rabah. Saya duduk beberapa menit sembari mengomat-kamitkan mulut membacakan surah al-Fatihah.
Pada malam itu, saya bermimpin berjumpa dengan Syahid Mahmudnejad tersebut. Ia berkata, “Hai Polan! Saya minta kamu mengerjakan tiga hal.” “Silakan,” jawabku ringkas.
Pertama, katakan kepada teman-teman di daerah kita (daerah Ali Malik di kawasan Dizful) supaya tahun ini digelar peringatan duka (aza) Imam Husain as.
Kedua, sampaikanlah salamku kepada seseorang yang sekarang sedang bekerja di kantor walikota.
Ketiga, sampaikanlah pesanku ini kepadanya bahwa tidak lama lagi ia akan diserahi sebuah posisi penting. Ia harus tegar menerimanya.
Setelah bangun tidur di pagi hari, saya berangkat untuk melaksanakan permintaan syahid itu. Berkenaan dengan permintaan pertama, seluruh penghuni daerah merasa heran karena mereka memang sedang membahas untuk menggelar aza Imam Husain as.
Permintaan kedua dan ketiga pun saya sampaikan kepada orang yang sedang bekerja di kantor walikota itu. Setelah beberapa hari, ia memang diserahi posisi penting itu.
Sumber: Shabestan
Adalah seorang bernama Muhammad Reza Sanggari. Ia adalah penulis buku Lahzeh-haye Asemani. Pada sebuah halaman di buku ini, ia berkisah berikut ini:
Pada suatu hari di bulan Muharam, saya berziarah kepada makam syuhada di pekuburan Behesht Ali. Salah satu syahid yang saya ziarahi adalah Syahid Hamid Mahmudnejad komandan Brigade Bilal bin Rabah. Saya duduk beberapa menit sembari mengomat-kamitkan mulut membacakan surah al-Fatihah.
Pada malam itu, saya bermimpin berjumpa dengan Syahid Mahmudnejad tersebut. Ia berkata, “Hai Polan! Saya minta kamu mengerjakan tiga hal.” “Silakan,” jawabku ringkas.
Pertama, katakan kepada teman-teman di daerah kita (daerah Ali Malik di kawasan Dizful) supaya tahun ini digelar peringatan duka (aza) Imam Husain as.
Kedua, sampaikanlah salamku kepada seseorang yang sekarang sedang bekerja di kantor walikota.
Ketiga, sampaikanlah pesanku ini kepadanya bahwa tidak lama lagi ia akan diserahi sebuah posisi penting. Ia harus tegar menerimanya.
Setelah bangun tidur di pagi hari, saya berangkat untuk melaksanakan permintaan syahid itu. Berkenaan dengan permintaan pertama, seluruh penghuni daerah merasa heran karena mereka memang sedang membahas untuk menggelar aza Imam Husain as.
Permintaan kedua dan ketiga pun saya sampaikan kepada orang yang sedang bekerja di kantor walikota itu. Setelah beberapa hari, ia memang diserahi posisi penting itu.
Sumber: Shabestan