Yukiya Amano, Direktur Umum Badan Energi Atom Internasional, pada hari Rabu sekali lagi berkata bahwa para inspektur harus memiliki akses ke semua situs nuklir dan lembaga militer Iran.
KBS melaporkan, Yukiya Amano, Direktur Umum Badan Energi Atom
Internasional, untuk bertemu dengan para para pejabat Perancis melakukan
perjalanan ke Paris, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan kantor
berita Perancis bahwa Jika Iran dan P5 + 1 mencapai kesepakatan nuklir,
berdasarkan protokol tambahan, harus dapat memeriksa situs-situs yang
mencurigakan. Ia dalam sebagian wawancara yang sama dengan surat kabar
Le Monde, tentang sikap pemerintah Iran yang menentang pemeriksaan
fasilitas militer, mengatakan, "Saya tidak ingin berspekulasi tentang
sikap ini atau menginterpretasinya. IAEA adalah instansi teknis dan
berfokus pada fakta-fakta."
Ia menambahkan, “Di negara-negara yang protokol tambahan dilaksanakan, Badan Energi Atom Internasional memiliki hak untuk menuntut akses ke semua situs, termasuk militer.”
“Sampai saat ini, Iran belum mengimplementasikan protokol itu, tetapi pada saat yang tepat, IAEA akan melaksanakannya juga di Iran sebagaimana yang diterapkan di negara-negara lain,” lanjutnya.
Amano mengatakan bahwa para inspektur di lapangan akan memeriksa ‘persoalan sensitif’ yang berhubungan dengan beberapa situs-situs dan juga mengisyaratkan tentang masalah yang disebut sebagai ‘dimensi-dimensi militer yang mungkin’ serta berkata, “Berkenaan dengan dimensi-dimensi militer yang mungkin, itu akan memakan waktu beberapa bulan dan sangat bergantung sepenuhnya pada kerjasama Iran. Tapi ini merupakan proses tanpa akhir. Hal ini dapat berakhir dalam waktu yang logis.”
“Untuk sampai kepada kepastian dan keyakinan bahwa program nuklir Iran adalah murni tujuan damai, akan memakan waktu yang bertahun-tahun,” tegasnya.
Ia juga mengumumkan bahwa jika kesepakatan nuklir ditandatangani dan IAEA yang bertanggung jawab untuk memantau penerapannya secara baik, itu akan menjadi tugas lembaga yang paling penting. Dan Badan ini niscaya memerlukan tambahan sumber daya keuangan dan manusia. Untuk memantau perjanjian sementara antara Iran dan enam negara, dibutuhkan biaya bulanan satu juta euro untuk pengeluaran Badan ini.
Analisis:
Pertama kita harus mengajukan pertanyaan, mengapa Amerika memaksa untuk mengakses situs-situs militer Iran?
Menurut laporan badan-badan intelijen Amerika dan realitas-realitas lapangan, menegaskan bahwa Iran sama sekali tidak pernah berpikir membangun senjata nuklir. Persoalan nuklir Iran bagi Amerika Serikat sudah selesai, karena pejabat negara ini mengetahui secara baik bahwa Iran tidak akan membuat senjata nuklir. Kekhawatiran Amerika bukan terletak pada meluasnya persaingan nuklir di Timur Tengah, karena negara-negara pesaing Iran tidak mampu secara teknis membuat senjata nuklir. Kekhawatiran utama Amerika adalah kemampuan militer Iran. Dengan ungkapan lain penting, persoalan utama bagi musuh adalah kemampuan rudal dan standar militer Iran. Dengan alasan ini mereka menargetkan kemampuan rudal. Tujuan Badan meminta akses di atas protokol dengan alasan dokumen PMD, secara tepatnya adalah akses ke orang, peralatan, lokasi, dan program militer standar Iran. Badan ini tidak memiliki niat baik. Setelah Badan ini mendapatkan izin untuk mengakses protokol tambahan dari Iran, akan fokus pada sektor pertahanan dan militer Iran yang secara mendasar tidak berurusan dengan program nuklir Iran.
Penulis: Behnom Khosravi
(Shabestan)
Ia menambahkan, “Di negara-negara yang protokol tambahan dilaksanakan, Badan Energi Atom Internasional memiliki hak untuk menuntut akses ke semua situs, termasuk militer.”
“Sampai saat ini, Iran belum mengimplementasikan protokol itu, tetapi pada saat yang tepat, IAEA akan melaksanakannya juga di Iran sebagaimana yang diterapkan di negara-negara lain,” lanjutnya.
Amano mengatakan bahwa para inspektur di lapangan akan memeriksa ‘persoalan sensitif’ yang berhubungan dengan beberapa situs-situs dan juga mengisyaratkan tentang masalah yang disebut sebagai ‘dimensi-dimensi militer yang mungkin’ serta berkata, “Berkenaan dengan dimensi-dimensi militer yang mungkin, itu akan memakan waktu beberapa bulan dan sangat bergantung sepenuhnya pada kerjasama Iran. Tapi ini merupakan proses tanpa akhir. Hal ini dapat berakhir dalam waktu yang logis.”
“Untuk sampai kepada kepastian dan keyakinan bahwa program nuklir Iran adalah murni tujuan damai, akan memakan waktu yang bertahun-tahun,” tegasnya.
Ia juga mengumumkan bahwa jika kesepakatan nuklir ditandatangani dan IAEA yang bertanggung jawab untuk memantau penerapannya secara baik, itu akan menjadi tugas lembaga yang paling penting. Dan Badan ini niscaya memerlukan tambahan sumber daya keuangan dan manusia. Untuk memantau perjanjian sementara antara Iran dan enam negara, dibutuhkan biaya bulanan satu juta euro untuk pengeluaran Badan ini.
Analisis:
Pertama kita harus mengajukan pertanyaan, mengapa Amerika memaksa untuk mengakses situs-situs militer Iran?
Menurut laporan badan-badan intelijen Amerika dan realitas-realitas lapangan, menegaskan bahwa Iran sama sekali tidak pernah berpikir membangun senjata nuklir. Persoalan nuklir Iran bagi Amerika Serikat sudah selesai, karena pejabat negara ini mengetahui secara baik bahwa Iran tidak akan membuat senjata nuklir. Kekhawatiran Amerika bukan terletak pada meluasnya persaingan nuklir di Timur Tengah, karena negara-negara pesaing Iran tidak mampu secara teknis membuat senjata nuklir. Kekhawatiran utama Amerika adalah kemampuan militer Iran. Dengan ungkapan lain penting, persoalan utama bagi musuh adalah kemampuan rudal dan standar militer Iran. Dengan alasan ini mereka menargetkan kemampuan rudal. Tujuan Badan meminta akses di atas protokol dengan alasan dokumen PMD, secara tepatnya adalah akses ke orang, peralatan, lokasi, dan program militer standar Iran. Badan ini tidak memiliki niat baik. Setelah Badan ini mendapatkan izin untuk mengakses protokol tambahan dari Iran, akan fokus pada sektor pertahanan dan militer Iran yang secara mendasar tidak berurusan dengan program nuklir Iran.
Penulis: Behnom Khosravi
(Shabestan)